• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Pembelajaran

Pengertian Pembelajaran diantaranya menurut :

1. Trianto (2011:17)

Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Sudjana (dalam M. Hosnan, 2013:18)

Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan belajar.

3. Gagne (dalam Eveline Siregar dan Hartini Nara, 2011:12)

Pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar.

B. S. Bloom dan kawan-kawan, menyumbangkan suatu klasifikasi tujuan instruksional (pengajaran). Adapun taksonomi atau klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut (Winkel, 2009) :

1. Ranah kognitif (cognitive domain) menurut Bloom dan kawan-kawan :

a. Pengetahuan (C1)

Mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Hal-hal tersebut dapat berupa fakta maupun metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali (recignition).

b. Pemahaman (C2)

Mencakup kemampuan untuk mengungkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi daripada kemampuan (C1).

c. Penerapan (C3)

Mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau masalah yang konkret dan baru. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapi pada pemecahan masalah baru. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi dari kemampuan (C2), karena memahami suatu kaidah belum tentu membawa kemampuan utntuk menerapkannya dalam masalah baru. d. Analisis (C4)

Mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian, sehingga secara keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar, bersama dengan hubungan atara semua bagian tersebut. Kemampuan ini setingkat dengan kemampuan sebelumnya, karena pada kemampuan ini harus sekaligus dapat menangkap adanya kesamaan dan perbedaan antara beberapa hal.

e. Sintesis (C5)

Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Bagian-bagian saling dihubungkan sehingga tercipta suatu bentuk baru. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam membuat suatu rencana. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi dari kemampuan (C4), karena pada tingkat ini dituntut untuk menemukan pola dan struktur organisasi.

f. Evaluasi (C6)

Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, disertai dengan pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu. Kemampuan tersebut dinyatakan dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu. Kemampuan ini merupakan tingkatan paling tinggi, karena mencakup keseluruhan kemampuan dari (C1) sampai (C5).

2. Ranah afektif (affective domain) menurut taksonomi Kratwohl, Bloom, dan kawan-kawan :

a. Penerimaan

Mencakup kepekaan adanya suatu perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan rangsangan tersebut. Kesediaan itu dinyatakan dalam memperhatikan sesuatu. Namun perhatian tersebut masih pasif.

b. Partisipasi

Mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Kesediaan tersebut dinyatakan dalam memberikan rangsangan yang disajikan.

c. Penilai/penentuan sikap

Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian tersebut. Mulai terbentuknya suatu sikap, yaitu : menerima, menolak atau mengabaikan. Kemampuan itu dinyatakan dalam suatu perkataan atau tindakan. Perkataan atau tindakan tersebut dilakukan secara berulang jika terdapat kesempatan untuk melakukannya lagi, sehingga nampak adanya suatu sikap tertentu.

d. Organisasi

Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui dan diterima ditempatkan pada suatu skala nilai : mana yang pokok dan harus selalu diperjuangkan, mana yang tidak begitu penting. Kemampuan itu dinyatakan dalam mengembangkan suatu perangkat nilai, seperti menyusun rencana masa depan atas dasar kemampuan belajar, minat, dan cita-cita hidup.

e. Pembentukan pola hidup

Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan dengan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik

pribadi, dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri. Kemampuan tingkat ini dinyatakan dalam pengaturan hidup diberbagai bidang.

3. Ranah psikomotorik (psychomotoric domain) menurut klasifikasi Simpson :

a. Persepsi

Mencakup kemampuan utnuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan perbedaan antara seluruh rangsangan yang ada.

b. Kesiapan

Mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam memulai suatu rangakaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental.

c. Gerakan terbimbing

Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakkan anggota tubuh menurut contoh yang diperlihatkan.

d. Gerakan yang terbiasa

Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih, tanpa

memperhatikan lagi contoh yang sudah diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam proses menggerakkan anggota tubuh sesuai dengan prosedur/contoh yang tepat.

e. Gerakan kompleks

Mencakup kemampuan untuk melaksankan suatu keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat, dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dengan suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa sub keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur.

f. Penyesuaian pola gerakan

Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan mondisi setempat, atau dengan menunjukkan keterampilan yang sudah mencapai pada taraf kemahiran.

g. Kreativitas

Mencakup kemampuan untuk menciptakan aneka pola gerak- gerik baru, seluruhnya atas dasar inisiatif sendiri.

Berdasarkan uraian diatas, maka pembelajaran merupakan proses interaksi yang terjalin antara guru dengan siswa dalam peristiwa belajar yang terarah pada suatu tujuan pembelajaran, yaitu penguasaan kemampuan siswa pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.

Dokumen terkait