• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

F. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Penelitian tindakan kelas ini menitik beratkan pada penerapan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan tipe STAD. Alasan dipilih pembelajaran kooperatif tipe STAD karena pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif paling sederhana. Selain itu, dapat digunakan untuk memberikan pemahaman konsep materi yang sulit kepada siswa dimana materi tersebut telah dipersiapkan oleh guru melalui lembar kerja atau perangkat pembelajaran yang lain.

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievment Divisions) dikembangkan oleh Slavin dkk. Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Tipe pembelajaran inilah yang

akan diterapkan dalam pembelajaran fisika. (www.docstoc.com diakses: tanggal 8-2-2010)

2. Tahap-tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD

Sutrisni Andayani dalam www.docstoc.com diakses tanggal 8-2-2010 menguraikan tahap – tahap pelaksanaan pembelajaran model STAD sebagai berikut:

a. Persiapan materi dalam penerapan siswa dalam kelompok

Sebelum menyajikan materi guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajari siswa dalam kelompok – kelompok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah 4-6 orang, aturan heterogenitas dalam kelompok dapat berdasarkan kepada :

1) Kemampuan akademik (pandai, sedang, dan rendah) yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan tingkat prestasi yang seimbang.

2) Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam, aktif) dll.

b. Penyajian materi pelajaran ditekankan pada hal – hal berikut : 1) Pendahuluan

Pada tahap pendahuluan perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk

memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep – konsep yang akan mereka pelajari

2) Pengembangan

Pada tahap pengembangan dilakukan pengembangan materi yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan-pertanyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami konsep maka dapat beralih ke konsep lain

3) Praktek terkendali

Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap. c. Kegiatan kelompok

Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan. d. Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari siswa selama bekerja dalam kelompok. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.

e. Penghargaan kelompok

Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat dan super.

3. Langkah – langkah Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD : a. Guru menyampaikan materi pembelajaran atau permasalahan kepada

siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.

b. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individual sehingga akan diperoleh skor awal.

c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda – beda ( tinggi, sedang dan rendah (Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serat kesetaraan jender).

d. Bahan materi yang telah dipersiapkan didiskusikan dalam kelompok untuk mencapai kompetensi dasar. Pembelajaran kooperatif tipe STAD, biasanya digunakan untuk penguatan pemahaman materi (Slavin, 1995). e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan

memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. f. Guru memberikan tes /kuis kepada setiap siswa secara individual.

g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

4. Langkah – langkah Memberi Penghargaan Kelompok

Menurut Slavin (1995) guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar dari nilai dasar (awal) ke nilai kuis/tes setelah siswa bekerja dalam kelompok.

Langkah-langkah memberi penghargaan kelompok:

a. Menentukan nilai dasar (awal) masing – masing siswa. Nilai dasar (awal) dapat berupa nilai tes/kuis awal atau nilai ulangan sebelumnya.

b. Menentukan nilai tes/kuis yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam kelompok, misal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan II kepada setiap siswa, yang kita sebut dengan nilai kuis terkini. c. Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan

berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing-masing siswa dengan menggunakan kriteria berikut ini.

Tabel. 2.2

Kriteria nilai peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran kooperatif

Kriteria Nilai Peningkatan Nilai kuis turun lebih dari 10 poin di bawah nilai awal 5

Nilai kuis turun 1 sampai dengan 10 poin di bawah nilai

awal 10

Nilai kuis sama dengan nilai awal sampai dengan 10 di

atas nilai awal 20

Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok dengan memberikan predikat cukup, baik, sangat baik dan sempurna.

Kriteria untuk status kelompok (Muslimin dkk, 2000):

a. Cukup, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok kurang dari 15. b. Baik, bila rata- rata peningkatan kelompok antara 15 sampai 20.

c. Sangat baik, bila rata- rata nilai peningkatan kelompok antara 20 dan 25. d. Sempurna , bila rata- rata nilai peningaktan kelompok lebih atau sama

dengan 25.

5. Kunci keberhasilan di dalam penggunaan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah persiapan guru dalam:

a. Memilih materi yang ada pada Standar Isi dengan melihat pengetahuan prasyarat siswa.

b. Memilih materi yang ada pada Standar Isi dengan melihat minat siswa. c. Memilih materi yang ada pada Standar Isi yang memungkinkan untuk

dilakukannya kuis yang dapat diujikan dan di-skor dengan cepat.

d. Menyusun tugas untuk anggota masing-masing kelompok sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugas masing-masing dengan bertanggung jawab untuk kelompok masing-masing. Selain itu juga, para anggota masing-masing kelompok harus saling mendengarkan dan mengungkapkan pendapat masing-masing kelompok secara ikhlas. e. Membimbing agar siswa dapat berkomunikasi dengan kelompok lain

dapat dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa dapat saling berbagi kemampuan, belajar berpikir kritis, menyampaikan pendapat, memberi kesempatan, menyalurkan kemampuan, membantu belajar, serta menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain anggota kelompok.

6. Materi-materi dalam Pembelajaran Kooperatif

Materi dalam Standar Isi yang diharapkan akan berhasil secara optimal dalam kegiatan pembelajaran jika digunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah:

a. Materi-materi untuk memahami konsep-konsep fisika yang sulit serta membutuhkan kemampuan bekerjasama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial siswa.

b. Materi-materi yang berkaitan dengan pemecahan masalah (problem solving).

Dokumen terkait