• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN

A. Deskripsi Teoritik

2. Pembelajaran Matematika

Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Menurut Hilgard, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan didalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku.

24

Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat kita saksikan. Kita hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala – gejala perubahan perilaku yang tampak.25

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan.26

Belajar menurut Morgan (1978) adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.27

Menurut Gage (1984) belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Sedangkan Henry E. Garnet berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu rangsangan tertentu.28 Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya dalam berineraksi dengan lingkungan. Belajar bukan hanya sekedar menghapal, melainkan suatu proses mental yang terjadi dalam diri seseorang.29

Belajar menurut pandangan Skinner adalah seuatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.30

25

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

(Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006),h.112

26

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2001),h.27

27

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta. 2011),h.13

28

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta. 2011),h.13

29

Rusman, Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010),h.134

30

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.31

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.

Perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar meliputi: a. Perubahan terjadi secara sadar

Bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang – kurangnya ia merasakan telah terjdi adanya suatu perubahan dalam dirinya.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Perubahan – perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang labih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak usaha belajar iru dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.

d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis dan sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi karena prose belajar bersifat menetap

31

Slameto, Belajar dan Faktor – Faktor yang Memperngaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),h.2

atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjdi setelah belajar akan bersifat menetap.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Ini berarti perubahan tingka laku iti terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubaahn belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar – benar disadari.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.32

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut: 1. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor

individual.

2. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor sosial.

Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya. Alat – alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.33

Dengan mempelajari uraian – uraian yang terdahulu, maka calon guru/pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip – prinsip belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual.

Prinsip – prinsip belajar itu sebagai beriku:

a. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

32

Slameto, Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),h.3-5

33

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),h.102

1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan pertisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.

2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

3. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.

4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. b. Sesuai hakikat belajar

1. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya

2. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery. 3. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang

satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pngertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan menimbulkan response yang diharapkan.

c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari

1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.

2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya.

d. Syarat keberhasilan belajar

1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.

2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali – kali agar pengertian/keterampilan/sikap iti mendalam pada siswa.34

34

Slameto, Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka Cipta, 2010),h.27-28

b. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.35

Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Pembelajaran juga merupakan proses komunikasi fungsional antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa yang bersangkutan. Guru berperan sebagai komunikator, siswa sebagai komunikasikan, dan materi yang dikomunikasikan berisi pesan berupa ilmu pengatahuan.36

Pembelajaran adalah membelajarakan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oelh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belaja dilakukan oleh peserta didik atau murid. Konsep pembelajaran menurut Corey (1986:195) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaa dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi – kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.37 Menurut Knirk dan Gutafson (1986:15) pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis melalui tahap rancangan, melaksanakan dan evaluasi.38

Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:297) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan penyediaan sumber belajar. UUSPN No.20 Tahun 2003

35

Rusman, Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010),h.134

36

Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: UPI, 2001),h.8-9

37

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta. 2011),h.61

38

menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu: pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa dalam proses berpikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus – menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa.39

Pembelajaran memiliki beberapa prinsip yaitu sebagai berikut: a. Pembelajaran secara individual

Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitik beratkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing – masing individu.

b. Pembelajaran secara kelompok

Dalam kegiatan belajar mengajardikelas adakalanya guru membentuk kelompok kecil. Kelompok tersebut umumnya terdiri dari 3 – 8 siswa. Dalam pembelajaran kelompok kecil, guru memberikan bantuan atau bimbingan kepada tiap anggota kelompok lebih intensif.

c. Pembelajaran secara klasikal

Pembelajaran klasikal merupakan kemampuan guru yang utama. Hal itu disebabkan oleh pengajaran klasikal merupakan kegiatan mengajar yang tergolong efisien.40

c. Pengertian matematika

Berbagai pendapat muncul tentang pengertian matematika, ada yang mengatakan bahwa matematika itu bahasa simbol, matematika adalah bahasa numerik dn lain sebagainya.

Berdasarkan etimologis (Elea Tinggih, 1972:5), perkataan matematika berarti ilmu ppengetahuan yang diperoleh dengan bernalar. Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logic, matematika itu adalah bahasa yang

39

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta. 2011),h.62-63

40

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),h.161-169

menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.

Reys, dkk (1984) dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat.

Kemudian Kline (1973) dalam bukunya menyatakan pula, bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan yang menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu tertama untuk membantu manusia dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam.41

Matematika berasal dari bahasa Yunani: mathematikos yaitu ilmu pasti, dari kata mathema atau matheis yang berarti ajaran, pengetahuan, atau ilmu pengetahuan. Istilah Matematika menurut bahasa Latin (manthenein atau

mathema) yang berarti belajar atau hal yang dipelajari, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran.42

Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi (2000),yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir deduktif. Matematika, menurut Ruseffendi (1991), adalah bahasa simbol; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, keaksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.43

James dan james (1976) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tenatng logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep – konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu: aljabar, analisis, dan geometri. Johnson dan Rising

(1972) berpendapat bahwa matematika adalah pola berpikir, pola

mengorganisasikan, pembuktian yang logic, matematika itu adalah bahasa yang

41

Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: UPI, 2001),h.18-19

42

http://lenterakecil.com/pengertian-matematika/ 12 januari 2013 pukul 13.20 WIB

43

Heruman, Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),h.1

menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi.44

Matematika merupakan pelajaran utama disekolah. Mata pelajaran matematika adalah pelajaran yang selalu diikutsertakan dalam ujian nasional ditiap jenjang sekolah yaitu sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Matematikapun menjadi pelajaran yang penting dan akan selalu digunakan dalam kehidupan sehari – hari sehingga pelajaran ini seharusnya dapat tuntas dipelajari disekolah.

Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif, karena proses mencari kebenaran (generalisasi) dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan yang lain.45

Anak usia SD adalah anak yang berada pada usia sekitar 7 – 12 tahun. Menurut Piaget anak usia sekitar itu masih berpikir pada tahap usia konkrit artinya siswa – siswa SD masih belum berpikir formal. Ciri – ciri anak pada tahap ini dapat memahami operasi logis dengan bantuan benda – benda konkrit, belum dapat berpikir deduktif, berpikir secara transitif.46

Dalam pembelajaran matematika ditingkat SD, diharapkan terjadi reinvention

(penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran dikelas. Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang yang telah mengetahui sebelumnya, tetapi bagi siswa SD penemuan tersebut merupakan sesuatu yang baru. Bruner (Ruseffendi, 1991) dalam metode penemuannya mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran matematika siswa harus menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang diperlukannya.47

44

http//masih-berbagi.blogspot.com/2012/08/pengertian-matematika-menurut-beberapa.html tgl 12 Januari 2013 pukul 13.19 WIB

45

Erma Suwangsih, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI PRESS, 2006),h.5

46

Erma Suwangsih, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI PRESS, 2006),h.15

47

Heruman, Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),h4

Konsep – konsep pada kurikulum matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu penanaman konsep dasar (penanaman konsep), pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan. Berikut ini adalah pemaparan pembelajaran yang ditekankan pada konsep – konsep matematika.

a. Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep), yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mengenal mempelajari konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari isi kurikulum yang dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkrit dengan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar ini, media atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu kemampuan pola pikir siswa.

b. Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.

Pertama, merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu pertemuan. Kedua, pembelajaran pemahaman konsep dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari penanaman konsep.

c. Pembinaan Keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika.48

d. Pengertian Pembelajaran Matematika

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung sepeti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran.49

48

Heruman, Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),h.2-3

49

Rusman, Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.50

Pembelajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Pembejalaran lebih menekankan pada bagaimana cara agar tujaun dapat tercapai. Dalam kaitan ini hal – hal yang tidak bisa dilupakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah tentang bagaimana cara mengorganisasikan pembelajaran, bagaimana menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi anatara sumber- sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.51

Bruner (dalam Mustangin, 2002) berpendapat bahwa belajar matematika adalah belajar tentang konsep – konsep dan struktur – struktur abstrak yang terdapat didalam matematika serta mencari hubungan – hubungan antara konsep – konsep dan struktur – struktur matematika. Mustangin (2002) mengungkapkan bahwa belajar matematika merupakan kegaitan mental yang sangat tinggi.52

Dari beberapa definisi diatas maka dapat dikatakan bahwa matematika sebagai proses kegiatan belajar mengajar yang mengaitkan simbol – simbol, ide, struktur dan hubungan lainnya yang diatur secara logis dalam nalar yang terarah dan terencana untuk dapat memecahkan masalah atau persoalan. Pembelajaran matematika juga merupakan suatu kegiatan atau upaya untuk memfasilitasi siswa

50

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran diakses pada tanggal 12 Januari 2013 pukul 13.27 WIB

51

Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),h.134-135

52

Esti Yuli Widayanti, dkk. Pembelajaran Matematika MI, (Surabaya: LAPIS PGMI, 2009),h.9

dalam mempelajari matematika. Kegiatan tersebut merupakan upaya disengaja artinya menuntut persiapan pembelajaran matematika yang sangat detai, inovatif dan kreatif yang mampu menyesuaikan tingkat perkembangan peserta didik, dari tujuan pembelajaran dalam standar kompetensi – kompetensi dasar dan kekhasan kontekstual kehidupan sehari – hari peserta didiknya.

e. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Matematika

Pembelajaran matematika berfungsi mengembangkan kemampuan

menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari – hari melalui pengukuran dan geometri, aljabar, peluang, dan statistik, kalkulus dan trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa kalimat matematika dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel.

Tujuan umum pendidikan matematika ditekankan kepada siswa untuk memiliki:

a. Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah matematika, pelajaran lain ataupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata.

b. Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi.

c. Kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar yang dapat dialih gunakan pada setiap keadaan, seperti berpikir kritis, berpikir logis, berpikir sistematis, bersifat objektif, bersifat jujur, bersifat disiplin dalam memandang dan mennyelesaikan suatu masalah.53

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika ialah pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk menghitung, mengukur, menurunkan dengan menggunakan rumus matematika yang bertujuan untuk memecahkan masalah secara kritis, logis dan kreatif.

53

3. Model Pembelajaran Inkuiri a. Pengertian Inkuiri

Menemukan merupakan kegiatan inti dari CTL, melalui uapaya menemukan akan memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan – kemampuan lain yang diperlukan bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta – fakta, tetapi merupakan hasil menemukan sendiri.

Dilihat dari segi kepuasan secara emosional, sesuatu hasil menemukan sendiri nilai kepuasan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pemberian. Beranjak dari logika yang cukup sederhana itu tampaknya akan memiliki hubungan yang erat bila dikaitkan dengan pembelajaran. Dimana hasil pembelajaran merupakan hasil dan kreativitas siswa sendiri, akan bersifat lebih tahan lama diingat oleh siswa bila dibandingkan dengan sepenuhnya merupakan pemberian dari guru. Untuk menumbuhkan kebiasaan siswa secara kreatif agar biasa menemukan pengalaman belajarnya sendiri, berimplikasi pada strategi yang dikembangkan oleh guru.54

Inkuiri sebenarnya berasal dari kata to inquiry yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan – pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Inkuiri juga dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya.

Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan mneggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.

Pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan – kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses – proses berpikir reflektif.

Inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatan – kegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumber – sumber informasi lain secara kritis, merencanakan pendidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau

54

Rusman, Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya.55

Inkuiri berasal dari bahasa inggris “inquiry”, yang secara harfiah berarti penyelidikan. Carin dan Sund (1975) mengemukakan bahwa inkuiri adalah the

process of investigating a problem. Adapun Piaget mengemukakan bahwa metode

inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatau, mengajukan pertanyaan – pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkanapa yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain.56

Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah, pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah.57 Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok inkuiri kedalam suatu isu atau mencari jawaban – jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural kelompok (Kourilsky, 1987).58

Dokumen terkait