• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Nilai Karakter pada Mata Pelajaran Kewirausahaan

BAB II KAJIAN TEORI

C. Pengembangan Nilai Karakter pada Mata Pelajaran Kewirausahaan

3. Pembelajaran Nilai Karakter pada Mata Pelajaran Kewirausahaan

terdapat dalam mata pelajaran yang ada di sekolah. Namun, dalam aplikasinya terintegrasi secara komprehensif ke dalam setiap mata pelajaran yang ada di sekolah.42 Pengintegrasian ini tentu saja tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu adanya pembiasaan, keteladanan, serta perhatian serius dari stakeholder yang ada di sekolah tersebut.

Pembelajaran nilai karakter pada mata pelajaran Kewirausahaan merupakan ba ian dari penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran sehingga hasilnya diperoleh kesadaran akan pentingnya nilai-nilai kewirausahaan, dan pembiasaan terhadap nilai-nilai-nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku seharian siswa melalui proses pembelajaran.

Dalam aktifitas pembelajaran terdapat mekanisme tertentu yang diatur guna memfokuskan pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Wina Sanjaya,

“pembelajaran adalah proses yang bertujuan, proses kerja sama, proses yang kompleks, dan proses memanfaatkan berbagai sumber belajar”.43

Proses-proses tersebut apabila dirumuskan melalui langkah-langkah yang sistematis, dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran sehingga tujuan-tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai.

Menurut Abdul Majid, langkah-langkah pembelajaran pada umumnya meliputi tiga kegiatan, yaitu: “(1) kegiatan pendahuluan, (2) kegiatan inti, dan (3) kegiatan penutup”.44

Dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 juga disebutkan bahwa “pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,

42

Agus Wibowo. Pendidikan Karakter; Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009) hlm 71.

43

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: PT Kencana Prenada Media Group, 2008) cet ke-1, hlm 31-32.

44

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) Cet ke-8, hal 104-105.

kegiatan inti, dan kegiatan penutup”.45

Ketiga kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi acuan dalam pengintegrasian nilai-nilai karakter.

a. Kegiatan Pendahuluan

Pendahuluan merupakan langkah awal yang harus dilakukan guru untuk memulai sebuah pembelajaran. Keberasilan dalam membuka sebua pembelajaran yan baik, akan berdampak pada keiatan pembelajaran yan dilaksanakan di menit-menit selanjutnya.

Menurut Uzer Usman, dalam bukunya Menjadi Guru Profesional menyebutkan bawa membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prakondisi bagi murid agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.46

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini dimaksudkan sebagai menumbuhkan motivasi kepada siswa, memfokuskan perhatian siswa, dan menciptakan kesiapan mentalitas siswa terhadap apa yang akan dipelajarinya. Ada beberapa hal yang dilakukan pada saat pendahuluan:

1. Mengkondisikan peserta didik

Berbagai cara dilakukan agar siswa dalam kondisi siap belajar, memiliki perhatian, baik secara psikis maupun fisik. Proses ini dapat dilakukan dengan berdoa, membersikan sampah yang mungkin masih berserakan disekitar bangku, mengabsen siswa, membuat games kecil, dll.

2. Membuat scene setting

45

Permendiknas No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses.

46

Muh.Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Ciputat: PT. Remaja Rosda Karya), 2003, cet. ke-15, h.91

Menyampaikan cakupan materi dalam bentuk atau setting yang mudah diingat oleh siswa dalam waktu yang cukup panjang. Cara ini biasanya khusus dilakukan untuk memulai materi baru. Salah satu

scene setting yang sering digunakan adalah membuat mind mapping

(memetakan) cakupan materi tersebut. 3. Apersepsi

Membuat pertanyaan terkait dengan pelajaran, menanyakan materi yang sudah dipelajari, dan saat akan memasuki pelajaran.47 Hal ini dilakukan sebagai upaya memperkuat pengalaman belajar siswa, dan memperhatikan kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran dan untuk menindari penulanan materi pelajaran yan sama ole uru kepada siswa.

Dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007, tugas guru dalam kegiatan pendahuluan meliputi :

1. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;

2. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;

3. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;

4. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.48

Dalam kegiatan pendahuluan ini, tahapan-tahapannya mengarahkan guru kepada pembentukan nilai karakter siswa. Misalnya berdoa sebelum memulai pembelajaran (menanamkan nilai religius), mengabsen kehadiran siswa (menanamkan nilai disiplin, saling menghargai), menanyakan kabar siswa (menanamkan nilai empati,

47

Najib Sulhan, Panduan Praktis Pengembangan Karakter dan Budaya Bangsa Sinergi Sekolah dengan Rumah, (Surabaya:Jaring Pena, 2011) cet ke-1, hal 92.

48

Permendiknas No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses

peduli), appersepsi (menanamkan nilai bertanggungjawab, rasa ingin tahu), dll.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses penting yang mampu mengembangkan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang berkaitan dengan bahan kajian yang bersangkutan. Wina Sanjaya mengartikan kegiatan inti sebagai kegiatan memberikan pengalaman belajar kepada siswa.49

Kegiatan ini setidaknya mencakup: “1) penyampaian tujuan

pembelajaran; 2) penyampaian materi/bahan ajar dengan menggunakan: pendekatan dan metode, sarana, dan alat/media yang sesuai dll; 3) pemberian bimbingan bagi pemahaman siswa; 4) melakukan/pengecekan terhadap pemahaman siswa”. 50

Dalam Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi: “ (1) eksplorasi, (2) elaborasi dan (3) konfirmasi”.51

1. Eksplorasi

Pada tahapan ini, guru dituntut mendorong peserta didik untuk menggali seluruh kemampuan dan potensinya dari informasi dan pengalaman belajar serta melibatkannya secara aktif dalam proses pembelajaran tersebut.

Tahap eksplorasi merupakan “kegiatan pembelajaran untuk mengenalkan bahan dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang

49

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), cet. Ke-1, al. 176

50

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar KompetensiGuru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) ke-8, hal 104.

51

telah dimiliki peserta didik”.52 Tahapan ini sangat penting dilakukan guru sehingga nantinya akan memunculkan ketertarikan peserta didik dalam pembelajaran yang dilakukan di kelas.

Dalam kegiatan eksplorasi, guru berperan untuk:

a. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber.

b. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain.

c. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.

d. Melibatkan peserata didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

e. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran dan memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.53

Dalam kegiatan ini diharapkan peserta didik dibiasakan untuk mampu menumbuhkan sifat-sifat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari mereka. Karena sebagai suatu proses pembelajaran, fase ini banyak mengarahkan peserta didik untuk melibatkan diri secara aktif dalam pelaksanaan proses tersebut.

2. Elaborasi

Proses pembelajaran merupakan usaha saling kerjasama antara guru dan siswa. Dalam fase ini, siswa lebih diberikan kesempatan memadupadaankan apa yang telah diperolehnya pada tahap eksplorasi melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru sebagai sebuah hasil dalam pemahaman suatu pembelajaran.

52

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 (Panduan Pembelajaran KBK), (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006), cet ke-4, hal 119.

53

Permendiknas No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses

Dalam kegiatan elaborasi, guru berperan untuk:

a. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.

b. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.

c. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut.

d. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif.

e. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar.

f. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok.

g. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok.

h. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan.

i. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.54

3. Konfirmasi

Sebagai bagian terakhir dalam kegiatan inti, konfirmasi berupaya mereview hasil yang telah dibuat siswa. Dalam hal ini juga perlu diadakan evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan siswa berkaitan dengan kegiatan eksplorasi dan elaborasi, sehingga siswa perlu tahu apa yang menjadi kekurangannya dalam pembelajaran tersebut.

Dalam kegiatan konfirmasi, guru berperan untuk:

a. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik. b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi

peserta didik melalui berbagai sumber.

c. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan.

d. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.55

54

Secara garis besar pada kegiatan inti, terdapat kegiatan-kegiatan yang dapat mengarahkan kepada pembentukan nilai-nilai karakter diantaranya: mengeksplorasi pengetahuan siswa/ dengan sumber belajar yang bervariasi (menanamkan nilai kreatif, mandiri, bertanggungjawab, disiplin), memadupadankan pengalaman belajar siswa dengan materi yang telah diajarkan (menanamkan nilai toleransi, mandiri, rasa ingin tahu,) mereview kegiatan belajar antar siswa (menanamkan nilai toleransi, saling menghargai)

c. Kegiatan Penutup

Kegiatan terakhir dalam proses pembelajaran adalah menutup pelajaran. Kegiatan penutup ini adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti.56 Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan atau bersama-sama dengan siswa.

Kegiatan yang harus dilaksanakan guru dalam kegiatan akhir sebagai upaya tindak lanjut sebuah proses pembelajaran adalah:

1. Melaksanakan penilaian akhir dan mengkaji hasil penilaian.

2. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut dengan alternatif kegiatan diantaranya: a) Memberi tugas atau latihan-latihan; b) Menugaskan mempelajari materi pelajaran tertentu; c) Memberikan motivasi/bimbingan belajar.

3. Mengakhiri proses pembelajaran dengan menjelaskan atau memberi tahu materi pokok yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya. 57

Sebagai kegiatan terakhirpun kegiatan penutup tetap memiliki kegiatan-kegiatan yang dapat memunculkan nilai-nilai karakter diantaranya: menyimpulkan hasil pembelajaran (menanamkan nilai

55

Permendiknas No 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses

56

Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar KompetensiGuru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009) ke-8, hal 105.

57

Ibid, hal 105.

kreatif, mandiri), memberi tahu materi selanjutnya (menanamkan rasa ingin tahu).

Pada hakekatnya proses pembelajaran, bukan hanya menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, namun juga didesain untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai kewirausahaan ke dalam kehidupan sehariannya.

Pembelajaran merupakan sebuah proses yang unik karena dalam pelaksanaannya membutuhkan kreatifitas untuk membangun sebuah pola pikir yang mampu diterima oleh semua siswa dengan berbagai macam karakter dan metode gaya belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, guru sebagai pembimbing siswa dalam belajar dituntut untuk mengetahui situasi-situasi yang berkembang sehingga apa yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh siswa.

Pembelajaran merupakan bentuk konkret dalam realisasi kurikulum sebagai dokumen tertulis di sekolah atau kelas, maka aktivitas pembelajaran yang relevan dilaksanakan guru untuk pembentukan karakter tidak dapat dilepaskan dari karakteristik kurikulum yang berlaku di sekolah. Apapun aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru, harusnya aktivitas tersebut mampu memfasilitasi siswa untuk mengarahkan pada pembentukan karakter.

Dokumen terkait