• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II ACUAN TEORITIK

B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

a. Pendidikan Islam

Oemar Muhammad al-Toumy al-Syaebani dalam Arifin (1987:13) menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah usaha mengubah tingkah laku individu dilandasi oleh nilai-nilai islami dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses kependidikan.

Mohammad Fadil al-Djamaly, juga dalam Arifin (1987:16) menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan mengangkat derajat kemanusiannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar). Imam Bawani (1987:122) menyatakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.18

b. Pendidikan Agama Islam

Menurut Zakiah Darajat bahwa pendidikan Agama Islam adalah “pendidikan melalui ajaran-ajaran Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh serta menjadikan Agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat.19

18

Tohirin, Ms, M.Pd., Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h.9-10

19

Sedangkan menurut Samsul Nizar bahwa pendidikan mempunyai 3 makna, yaknial-ta’lim, al-tarbiyah dan al-ta’dib. Al-ta’lim berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan dan keterampilan. Selanjutnya kata al-tarbiyah berarti mengasuh, mendidik, memelihara, bertanggungjawab, memberi makna, mengembangkan, membesarkan, menumbuhkan dan memproduksi serta menjinakkannya, baik yang menyangkut aspek jasmani maupun rohani.

Dari pandangan di atas, memberikan pengertian bahwa term al-tarbiyah mencakup semua aspek pendidikan yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Baik mencakup aspek jasmaniah maupun rohaniah, secara harmonis dan integral. Sedangkan kata al-ta’dib berarti kepada proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti peserta didik. Orientasi al-ta’dib lebih berfokus pada upaya pembentukan pribadi muslim yang berakhlak mulia.20

Pendapat diatas jelas bahwa definisi pendidikan Agama Islam dilihat dari tiga kata tersebut yakni al-tarbiyah, al-ta’lim dan al-ta’dib, ketiganya sama-sama ingin memberikan pengetahuan pada anak didik agar mereka dapat menjadi manusia yang sempurna dan dapat hidup kreatif dan mandiri.

Dari pengertian-pengertian yang telah diungkapkan oleh para ahli, dapat penulis simpulkan pengertian pendidikan agama Islam, yaitu proses bimbingan jasmani dan rohani agar dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam untuk mengarahkan kepada pembentukan manusia yang berakhlak mulia.

20

Samsul Nizar, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Media Pratama, 2001), Cet.1, h. 85-91

2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Agama Islam

Dalam Undang-Undang Sisdiknas yang tertuang dalam Bab II pasal 3, ditegaskan bahwa pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.21

Tujuan pendidikan itu biasanya dikaitkan dengan pandangan hidup yang diyakini kebenarannya oleh penyusun tujuan tersebut. Pandangan hidup ini berupa agama ataupun aliran filsafat tertentu, pendidikan hanyalah suatu alat yang digunakan untuk memperpanjang hidupnya atau baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat, oleh karenanya tujuan pendidikan haruslah berpangkal pada filsafat dan pandangan hidup yang berdasarkan agama.22

Menurut Prof. H. M Arifin, menyatakan bahwa tujuan utama Pendidikan Agama Islam adalah membina dan mendasari kehidupan anak didik dengan nilai-nilai agama dan sekaligus mengajarkan ilmu Agama Islam, sehingga ia mampu mengamalkan syariat Islam secara benar sesuai pengetahuan agama.23 Zakiah Darajat membagi tujuan pendidikan Agama Islam ini kedalam empat bagian, yaitu tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara dan tujuan operasional. Sebagai tujuan umum pendidikan Islam meliputi sikap, tingkah laku, penampilan kebiasaan dan pandangan.

Tujuan sementara dari pendidikan Islam menurut beliau proses pendidikan itu sendiri yang dianggap sebagai tujuan akhirnya adalah insan kamil yang akan mati dan menghadap Tuhannya. Sedangkan yang menjadi tujuan sementara yang dimaksud oleh Zakiah Darajat ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang

21

UU Republik Indonesia, No.20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.7

22

Hasan Langgulung, Azas-Azas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1987), h. 305

23

Muzyyin Arifin, Pendidikan Islam Dalam Arus Dinamika Masyarakat (suatu pendekatan filosofis, pedagogis dan cultural), h.9

direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.24

Setelah kita ketahui tujuan-tujuan pendidikan agama Islam yang disebutkan di atas, maka kesannya mempunyai satu tujuan yakni menjadi seorang manusia yang beriman yang nantinya akan kembali kepada sang pencipta Ilahi Rabbi. Selain itu tujuan pendidikan agama Islam juga mendasari kehidupan anak agar sesuai dengan ajaran Islam yang bermanfaat bagi dirinya, lingkungan dan masyarakat.

Selain tujuan terdapat pula fungsi dari pendidikan agama Islam itu sendiri, diantaranya yakni:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan kaetakwaan peserta didik kepada Allah swt yang lebih ditanamkan terlebih dahulu dilingkunagn keluarga

b. Penanaman nilai agama Islam, sebagai pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat

c. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari d. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya

baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan agama Islam

e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya

f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan agama Islam secara umum, system dan fungsionalnya

g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di bidang pendidikan agama Islam agar bakat tersebut dapat

24

dikuasai secara optimal, sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan orang lain.25

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

H. M Arifin menyatakan bahwa ruang lingkup pendidikan Agama Islam mencangkup kegiatan-kegiatan kependidikan yang dilakuakn secara konsisten dan berkesinambungan dalam bidang atau lapangan hidup manusia yang meliputi :

a. Lapangan hidup keagamaan, agar perkembangan pribadi manusia sesuai dengan norma-norma ajaran Islam.

b. Lapangan hidup berkeluarga, agar berkembang menjadi keluarga yang sejahtera.

c. Lapangan hidup ekonomi, agar dapat berkembang menjadi sistem kehidupan yang bebas dari penghisapan manusia oleh manusia.

d. Lapangan hidup kemasyarakatan, agar terbina masyarakat yang adil dan makmur di bawah ridho dan ampunan Allah SWT.

e. Lapangan hidup politik, agar supaya tercipta sistem demokrasi yang sehat dan dinamis sesuai ajaran Islam.

f. Lapangan hidup seni budaya, agar menjadikan kehidupan manusia penuh keindahan dan kegairahan yang tidak gersang dari nilai-nilai moral agama. g. Lapangan hidup pengetahuan, agar berkembang menjadi alat untuk

mencapai kesejahteraan hidup umat manusia yang dikendalikan oleh iman.26

Dari uraian diatas, dapat dilihat dengan jelas bahwa kependidikan agama Islam mencakup semua lingkup kehidupan manusia, yang kesemuanya itu di dasari oleh dasar keimanan. Artinya, setiap lapangan hidup manusia tak lepas dari nilai-nilai ajaran Islam dimana nantinya kehidupan akan berjalan selaras antara kebahagiaan dunia dan akhirat.

25

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet.1 h.72-73

26

4. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk SMP

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keharusan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

Pembelajaran pendidikan agama Islam untuk siswa SMP disini lebih menekankan kepada nilai-nilai moralitas atau keagamaan, dimana pada siswa SMP itu sendiri berada pada tahap fase remaja. Pada tahap inilah siswa memerlukan sosok pengajar yang mampu membimbing, mengayomi dalam memenuhi pengetahuannya tentang keagamaan.

Secara rinci dapat dijelaskan tujuan pendidikan agama Islam di SMP / MTs yaitu untuk:

a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah swt.

b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berkhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan ecara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.

Dalam kaitannya untuk pemenuhan pengetahuan tentang keagamaan serta tujuan dari pendidikan agama Islam di SMP maka tidak hanya guru sebagai pendidik yang berperan, tetapi semua unsur juga sangat diperlukan peranannya. Karena itu tidak hanya unsure sekolah saja, melainkan orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan agama Islam.

Pembelajaran pendidikan agama Islam untuk SMP meliputi beberapa aspek, yaitu :

a. Alquran Hadist : hukum bacaan alif lam syamsiah dan qomariah, bacaan nun dan mim mati, bacaan qolqolah dan ra, bacaan mad dan waqaf, memahami ajaran beberapa surat Alquran (surah At-tin dan surah Jngan Al-Insyirah).

b. Aqidah : iman kepada Allah, sifat-sifat-Nya, asmaul husna, serta rukun iman yang lainnya seperti iman kepada Malaikat, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul, iman kepada hari akhir, iman kepada qada dan qadhar.

c. Akhlak : perilaku terpuji, menghindari perilaku tercela, hukum Islam tentang hewan sebagai sumber makanan.

d. Fiqh : Thaharah, shalat munfarid dan jamaah, shalat jum’at, shalat jama dan qashar, shalat sunnah, macam-macam sujud, puasa, zakat, hukum Islam tentang penyembelihan hewan.

e. Sejarah Kebudayaan Islam: sejarah nabi Muhammad saw, sejarah dakwah Islam, sejarah perkembangan Islam di Nusantara, sejarah tradisi Islam Nusantara.

Dokumen terkait