• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Dilihat dari kesimpulan yang telah penulis jelaskan, maka untuk kemajuan dunia pendidikan dimasa yang akan datang, penulis menyarankan baik kepada guru, pihak sekolah maupun kepada orang tua siswa. Yakni: 1. Untuk para guru diharapkan agar menggunakan potensi kreatif yang

dimilikinya, Karena kreativitas itu penting untuk kelangsungan dan kemajuan belajar siswa yang nantinya bisa berdampak demi kemajuan pendidikan.

2. Bagi pihak sekolah penulis menyarankan agar kemampuan kreatif dari tenaga pengajar perlu di tingkatkan, seperti dengan mengadakan study banding, kegiatan lokakarya antar guru, pelatihan-pelatihan motivator pembangkit kreativitas.

3. Kepada orang tua diharapkan untuk mengawasi anak dalam menggunakan waktu luangnya sebagai ajang berkreasi.

72

Arifin, M,. Filsafat Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1993 ., Ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1993

Arifin Muzyyin, Pendidikan Islam Dalam Arus Dinamika Masyarakat (suatu pendekatan filosofis, pedagogis dan cultural)

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002

Az-za’ Balawi M Sayyid Muhammad, Pendidikan Remaja Antara Islam dan Ilmu Jiwa, Jakarta: Gema Insani Press, 2007

Darajat Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2006 , Kepribadian Guru, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2005

, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995 Degun, M. Save, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: LPKN, 2000

Echols John, dan Hasan Sadilly, Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, Jakarta: Gramedia, 2000

L. Zulkifli, Psikologi Perkembangan , Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005 Langgulung Hasan, Atas-atas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1987 Majid Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,

Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004

Makmun Abin Syamsudin, Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005

Mulyasa E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008

MP. Samuel, Mari Mempertinggi Kreativitas, Jakarta: PT. Gunung Agung, 1987 Munanadar Utami, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, …

, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas dan PT. Rineka Cipta, 2004

Narbuko Cholid dan Abu Ahmadi, Metodologi penelitian, Jakarta: Bumi Aksaa, 2004

Nizar Samsul, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Media Pratama, 2001

Noor Syam, Pengantar Dasar-Dasar Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1981 Nurudin Syafrudin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta:

Quantum Teaching, 2005

Olson, W Robert, Seni Berfikir Kretif, Sebuah Pedoman Praktis, Jakarta: Erlangga, 1992

S. Sudjana, Manajemen Program Pendidikan Untuk Pendidikan Luar Sekolah dan Pengembangan SDM, Bandung: Falah Production, 2000

Said Muh dan Junimar Affan, Psikologi Dari Zaman ke Zaman, Bandung: Jemmars, 1990

Santrock, W.John, Adolescence Perkembangan Remaja, Jakarta: Erlangga, 2005 Semiawan Conny, dkk, Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah

Menengah, Jakarta: Gramedia, 1990

Sudarsono, Kamus Filsafat dan Psikologi, Jakarta: Rineka Cipta, 1993

Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002

UURI, No. 2 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara, 2003

Yamin Martimis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2004

PEDOMAN WAWANCARA

Pertanyaan

1. Dalam pengajaran PAI bapak/ibu menggunakan sistem belajar seperti apa? Apakah efektif?

2. Agar siswa betah belajar di dalam kelas, situasi belajar seperti apa yang biasanya bapak/ibu ciptakan?

3. Menurut pendapat bapak/ibu apakah berfikir kreatif itu penting bagi siswa?

4. Apakah dalam kegiatan belajar mengajar PAI siswa sering diajak berdiskusi ?

5. Selain sebagai seorang guru, apakah bapak/ibu juga sering dijadikan tem[at curhat bagi para siswa?

6. Apakah bapak/ibu sering melakukan tanya jawab ketika selesai menerangkan materi PAI?

7. Menurut bapak/ibu bagaimana antusias siswa dalam mengikuti pelajaran PAI?

8. Apakah siswa banyak yang mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah? 9. Apa dan bagaimana cara bapak/ibu dalam meningkatkan pengetahuan

siswa terhadap PAI?

10.Apakah ada penghargaan dan hukuman apabila siswa dengan baik mengerjakan tugas-tugasnya ataupun melakukan kesalahan? Seperti apa? 11.Bagaimana caranya bapak/ibu menjelaskan materi PAI agar siswa mudah

memahaminya?

12.Sebagai guru, bagaimana caranya bapak/ibu menumbuhkan rasa berani dan percaya diri siswa agar mau mengungkapkan gagasan-gagasan mereka terhadap materi PAI yang telah dijelaskan?

13.Apakah sekolah menyediakan sarana prasarana untuk meningkatkan kreativitas siswa?

14.Apakah bapak/ibu memberi kesempatan siswa untuk bertanya di luar jam pelajaran?

15.Dengan menggunakan metode ceramah, apakah cukup untuk menyampaikan materi PAI?

16.Waktu jam pelajaran di sekolah apakah bapak/ibu rasakan itu sudah cukup?

1. Dalam pengajaran PAI bapak/ibu menggunakan system belajar seperti apa? Apakah efektif?

Jawab: untuk saya pribadi setiap mengajar PAI karma memang yang sekarang khusus menggunakan system belajar KTSP, maka saya pun menggunakan system belajar KTSP. Keefektifan itu sendiri sangat efektif karena dalam KTSP itu anak-anak sendiri yang lebih digiatkan yang sifatnya itu mereka mencari tahu sendiri, bagaimana mereka mengolah apa yang telah mereka temukan jawaban dari permasalahan dan kita sebagai pengajar tinggal menambahkan penjelasan tersebut. Seperti itu.

2. Agar siswa betah belajar di dalam kelas, situasi belajar seperti apa yang biasanya bapak/ibu ciptakan?

Jawab: kalau untuk situasi kelas, kita boleh tegang atau lebih tepatnya “sersan” serius tapi santai. Kadang-kadang kita boleh serius, terkadang kita juga bias santai, karena kalau kita terlalu serius anak-anak pun akan merasa tegang bias jadi tidak konsentrasi. Jadi bias kita ciptakan humor sedikit, ya disesuaikan dengan keadaan. 3. Menurut bapak/ibu apakah berfikir kreatif itu penting bagi siswa?

Jawab: harus, jangan sampai anak-anak itu mempunyai sifat yang hanya menerima apa yang diberikan oleh guru tanpa tahu proses dan pemahamannya. Jadi biarkan pikiran anak berkembang, tapi dengan tuntunan dan bimbingan.

4. Apakah dalam kegiatan belajar mengajar PAI siswa sering diajak berdiskusi?

Jawab: Harus, setiap ada pertanyaan di diskusikan bareng, pertama biarkan mereka menjawab dengan pemahaman mereka masing-masing, nanti kemudian baru jawaban-jawaban dari mereka kita simpulkan 5. Selain sebagai seorang guru, apakah bapak/ibu juga sering dijadikan

tempat curhat bagi para siswa?

Jawab: Sering, mereka sering menjadikan saya tempat curhat, saya mempersilahkan mereka yang mau bercerita, baik itu masalah pribadi atau pelajaran. Pasti kita Bantu.

6. Apakah bapak/ibu sering melakukan Tanya jawab ketika selesai menerangkan materi PAI?

Jawab:

7. Menurut bapak/ibu bagaimana antusias siswa dalam mengikuti pelajaran PAI?

Jawab: Kesemangatan itu ada, ya tapi 1 atau 2 orang ada juga anak-anak yang males, acuh tak acuh, namun itu semua tergantung pembawaan kita juga di dalam kelas.

8. Apakah siswa banyak yang mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah? Jawab: Banyak, kegiatan keagamaan itu sendiri diantaranya adalah

pengajian, kesenian islam seperti marawis, itu tergabung di dalam kegiatan yang dinamakan rohis.

9. Apa dan bagaimana cara bapak/ibu dalam meningkatkan pengetahuan siswa terhadap PAI?

Jawab: Kalau untuk meningkatkan pengetahuan keagamaan, saya pribadi harus lebih banyak membaca buku, sering mengikuti pengajian. Dan untuk siswa kita bias menjelaskan lebih jelas agar mereka paham dan pengetahuan mereka tentang PAI dapat meningkat. 10.Apakah ada penghargaan dan hukuman apabila siswa dengan baik

mengerjakan tugas-tugasnya ataupun melakukan kesalahan? Seperti Apa ? Jawab: Pastinya ada, bagi anak yang mengerjakan tugasnya dengan baik,

maka sudah tentu ia akan mendapat nilai tambah. Sedangkan yang melakukan kesalahan, pastinya ada hukuman. Namun hukuman itu kita sesuaikan dengan kesalahan yang dilakukan, seperti merangkum atau yang lainnya. Tapi tidak dengan kekerasan. 11.Bagaimana caranya bapak/ibu menjelaskan materi PAI agar siswa mudah

memahaminya?

Jawab: pertama dengan ceramah, setelah selesai dijelaskan maka siswa diberi kesempatan untuk bertanya. Atau kita menjelaskannya dengan bercerita.

12.Sebagai guru, bagaimana caranya bapak/ibu menumbuhkan rasa berani dan percaya diri siswa agar mau mengungkapkan gagasan-gagasan mereka terhadap materi PAI yang telah dijelaskan?

Jawab: kita harus menekankan bahwa otak manusia itu sangat istimewa, ketika mereka menjawab tidak harus disalahkan atau dibenarkan, namun kita tampung jawaban-jawaban mereka terlebih dahulu. Karena dengan begitu mereka berani mengungkapkan gagasan-gagasan mereka. Karena kalau disalahkan mereka nantinya akan merasa takut dan akhirnya tidak mau mengungkapkan gagasan-gagasan yang mereka ingin ungkapkan.

13.Apakah sekolah menyediakan sarana prasarana untuk meningkatkan kreativitas siswa?

Jawab: Alhamdulillah pihak sekolah sangat peduli, sangat mendukung dan menyediakan sarana prasarana. Selain itu sekolah juga memberikan dukungan berupa dukungan financial untuk kegiatan keagamaan di sekolah (rohis).

14.Apakah bapak/ibu memberikan kesempatan siswa untuk bertanya diluar jam pelajaran?

Jawab: sangat. Tidak masalah bagi kita mau di luar jam pelajaran atau mungkin di luar sekolah. Karena kalau ada yang bertanya kenapa kita tidak menjawab.

15.Dengan menggunakan metode ceramah, apakah cukup untuk menyampaikan materi PAI?

Jawab: Kurang, cara atau metode pelajaran yang baik ialah ceramah sedikit dan diskusi yang banyak. Karena apabila dengan ceramah mereka akan mengantuk dan merasa bosan.

16.Waktu jam pelajaran di sekolah apakah bapak.ibu rasakan itu sudah cukup?

Jawab: Kalau dibilang cukup, saya rasa kurang. Karena hanya 3 jam saja, padahal minimal waktu untuk pelajaran PAI 5 jam.

Dokumen terkait