• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kajian Teori

3. Pembelajaran Problem Solving

Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994). Teori belajar problem solvingmuncul dilatarbelakangi oleh teori konstruktivisme yang berprinsip bahwa siswa harus membangun pengetahuannya sendiri, agar pembelajaran yang dialaminya menjadi bermakna.

Polya (1973) membagi tahapan problem solvingmenjadi 4 fase yaitu: 1) Memahami masalah

Pada tahap ini dimulai dari mengidentifikasi masalah yang dihadapi, melihat kondisi dan datanya, kemudian memilah kondisi-kondisi tersebut. Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, siswa tidak mampu menyelesaikan masalah sampai akhir dengan benar.

2) Menyusun rencana

Menemukan hubungan antara data dengan hal-hal yang belum diketahui. Melihat ada tidaknya kemiripan antara masalah yang dihadapi saat ini dengan masalah yang pernah dialami sebelumnya. Setelah siswa dapat memahami masalahnya dengan benar, selanjutnya harus mampu menyusun rencana penyelesaian masalah. Kemampuan melakukan fase kedua ini sangat tergantung pada pengalaman menyelesaikan masalah. Umumnya, semakin banyak pengalaman siswa, ada kecenderungan siswa memiliki kemampuan yang lebih dalam menyusun rencana kreatif penyelesaian masalah.

3) Melaksanakan rencana

Menjalankan rencana guna menemukan solusi, memeriksa setiap langkah dengan seksama untuk membuktikan bahwa cara itu benar. Jika rencana penyelesaian masalah telah dibuat, baik secara tertulis atau tidak, selanjutnya dilakukan penyelesaian masalah sesuai rencana yang dianggap paling tepat.

4) Melakukan pengecekan

Melakukan penilaian terhadap solusi yang didapat. Melakukan pengecekan atas langkah yang telah dilakukan mulai dari fase pertama sampai penyelesaian fase ketiga. commit to user

Dengan cara ini siswa akan memperoleh jawaban yang benar dari masalah yang diberikan.

Menurut Karen (2004), model problem solvingadalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada ketrampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan kreatifitas. Ketika dihadapkan dengan situasi pertanyaan, siswa dapat melakukan ketrampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, ketrampilan memecahkan masalah

memperluas proses berpikir. Model problem solving merupakan salah satu model

alternatif yang dapat digunakan sehingga keaktifan siswa akan menjadi lebih baik. Berdasarkan dari beberapa definisi problem solving yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa problem solving merupakan suatu keterampilan yang

meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisis situasi dan

mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif sehingga dapat mengambil suatu tindakan keputusan untuk mencapai sasaran.

Menurut Asrori (2007), setidaknya ada tiga strategi penyelesaian masalah yang biasa digunakan:

(1) Algoritma adalah prosedur langkah demi langkah yang bersifat sistematik dan konsisten serta menghasilkan penyelesaian yang sama setiap kali digunakan.

(2) Heuristik adalah jalan pintas yang memiliki kemungkinan tinggi untuk membawa kepada penyelesaian yang tepat.

(3) Merumuskan sub-tujuan yaitu stategi memperinci suatu masalah yang kompleks ke dalam beberapa sub tujuan sehingga memudahkan dalam penyelesaiannya.

Ada beberapa hal yang biasa menjadi kendala dalam penyelesaian masalah diantaranya pola pikir (mind set) dan ketetapan fungsional. Pola pikir seseorang dalam menyelesaikan masalah hanya dengan cara tertentu saja sehingga seringkali menjadi penghalang atau mengalami kesulitan ketika harus menyelesaikan masalah yang baru atau berbeda. Ketetapan fungsional merupakan cara pandang seseorang bahwa suatu obyek hanya dapat digunakan berdasarkan pengalaman lampau saja sehingga menyulitkan individu yang bersangkutan dalam menyelesaikan masalah yang baru.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Problem Solving

Model pembelajaran problem solving sangat potensial untuk melatih siswa berpikir kreatif dalam menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi maupun commit to user

kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Siswa belajar sendiri

untuk memecahkan masalahnya. Tugas guru dalam model pembelajaran problem

solvingadalah memberikan masalah kepada siswa untuk dipecahkan (Sani, 2013).

Langkah-langkah pembelajaran problem solving untuk siswa yang belum

mampu berpikir tingkat tinggi dapat dirancang sebagai berikut: (1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

(2) Guru memberikan permasalahan yang perlu dicari solusinya. (3) Guru menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang benar.

(4) Siswa mencari literature yang mendukung untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.

(5) Siswa menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan permasalahan.

(6) Siswa melaporkan tugas yang diberikan guru.

Pembelajaran penyelesaian masalah (problem solving) untuk siswa di tingkat SMP, SMA atau perguruan tinggi sebaiknya tidak diberikan bimbingan yang rinci oleh guru. Guru menghadapkan siswa pada persoalan yang harus diselesaikan baik secara individu maupun kelompok.

Sesuai dengan masih dibutuhkannya peran guru dalam proses pembelajaran tersebut, dalam penelitian dirumuskan sintaks pembelajaran dengan implementasi model pembelajaran problem solvingseperti Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Problem Solving

Tahapan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Menyajikan masalah

Menyajikan masalah dan

memusatkan perhatian siswa

pada permasalahan dengan

memberi kesan umum dan

pemahaman global tentang

batas-batas ruang lingkup

masalah yang akan dibahas

lebih lanjut ke dalam

submasalah sebagai satu

kesatuan

Memberikan perhatian

pada permasalahan dan

memberikan kesiapan

belajar untuk menemukan persoalan

Identifikasi masalah

Memberikan kesempatan pada

siswa untuk memberikan

Merumuskan masalah commit to user

respons sebagai tolok ukur

kemampuan awal dalam

mengidentifikasi masalah Mencari alternatif

pemecahan masalah

Menyiapkan bahan dan alat sebagai sumber belajar yang dapat berupa buku, grafik,

lingkungan, bagan dan

sebagainya

Melakukan percobaan atau

mengemukakan berbagai

macam argument dalam proses pembelajaran secara mandiri

Menilai setiap

alternatif pemecahan masalah

Melakukan evaluasi terhadap

teknik pemecahan yang

dilakukan

Mengumpulkan dan

mengolah data

penyelidikan terhadap

setiap alternatif pemecahan masalah dan menyajikan data/informasi berdasarkan

penyelidikan, kemudian

dianalisis untuk dijadikan

sebagai bahan

pertimbangan alternatif

pemecahan mana yang

paling tepat di antara

alternatif pemecahan

masalah yang ada Menarik

kesimpulan

Membuat kesimpulan

berdasarkan hasil analisis

tentang jawaban pemecahan masalah

Membuat kesimpulan

berdasarkan hasil analisis

tentang jawaban

pemecahan masalah

Dokumen terkait