A. Kajian Teori
2. Pengembangan Modul
Modul adalah termasuk media cetak sebagai materi pelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut. Dapat dijabarkan juga bahwa modul adalah sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis yang disusun secara sistematis, memuat materi pembelajaran, metode, tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar atau indikator pencapaian kompetensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri (self instructional), dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguji diri sendiri melalui latihan yang disajikan dalam modul tersebut (Hamdani, 2011).
Dalam buku Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar (2004) yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, modul diartikan sebagai sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Modul menurut Wijaya (1992), dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia juga ditemukan yang hampir serupa bahwa modul adalah kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari oleh siswa dengan bantuan yang minimal dari guru atau dosen pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan dan alat untuk penilai, serta pengukuran keberhasilan siswa dalam penyelesaian pelajaran.
Hal senada dikemukakan oleh Badan Pengembangan Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Prastowo, 2013), bahwa yang dimaksud modul adalah satu unit program kegiatan belajar mengajar terkecil yang secara terperinci menggariskan hal-hal sebagai berikut:
a) tujuan-tujuan instruksional umum yang akan ditunjang pencapaiannya; b) topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar;
d) pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan;
e) kedudukan dan fungsi satuan (modul) dalam kesatuan yang lebih luas; f) peranan guru di dalam proses belajar mengajar;
g) alat-alat dan sumber yang akan dipakai;
h) kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan;
i) lembaran-lembaran kerja yang harus diisi murid; dan
j) program evaluasi yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses belajar ini.
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sis- tematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai berikut.
1)Self Instructional; yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka dalam modul harus;
a) berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas;
b) berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil/ spesifik sehingga memudahkan belajar secara tuntas;
c) menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pema- paran materi pembelajaran;
d) menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memung- kinkan pengguna memberikan respon dan mengukur tingkat penguasa- annya;
e) kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan penggunanya;
f) menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif; g) terdapat rangkuman materi pembelajaran;
h) terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan penggunaan diklat melakukan ‘self assessment’;
i) terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau mengevaluasi tingkat penguasaan materi;commit to user
j) terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya menge- tahui tingkat penguasaan materi; dan
k) tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendu- kung materi pembelajaran dimaksud.
2) Self Contained; yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.
3) Stand Alone (berdiri sendiri); yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul, pebelajar tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk mempe- lajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika masih menggunakan dan bergantung pada media lain selain modul yang digunakan, maka media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.
4) Adaptive; modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan percepatan perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan modul multimedia hendaknya tetap “up to date”. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.
5) User Friendly; modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.
Modul berbeda dengan bahan ajar cetak yang lainnya seperti handout, diktat ataupun LKS. Handout merupakan bahan pembelajaran yang sangat ringkas bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik agar memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran. Diktat adalah bahan pembelajaran yang disusun berdasarkan kurikulun dan silabus, terdiri dari bab-bab, memuat detail penjelasan, referensi yang digunakan, memiliki standar jumlah halaman tertentu dan biasanya dipersiapkan atau dikembangkan sebagai buku. LKS atau biasa disebut sebagai Lembar Kegiatan Siswa merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran berisi tugas yang didalamnya berisi petunjuk, langkah-langkah untuk penyelesaian tugas (Prastowo, 2013).
Pembelajaran dengan modul memungkinkan siswa yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan siswa lainnya. Oleh karena itu modul harus menggambarkan kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa, serta disajikan dengan bahasa yang baik, menarik dan dilengkapi dengan ilustrasi.
Salah satu tujuan penyusunan modul adalah menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik materi ajar dan karakteristik siswa, serta setting atau latar belakang lingkungan sosialnya.
Sebagaimana bahan ajar lain, penyusunan modul hendaknya memerhatikan berbagai prinsip yang membuat modul tersebut dapat memenuhi tujuan penyusunannya. Prinsip yang harus dikembangkan, antara lain:
a) disusun dari materi yang mudah untuk memahami yang lebih sulit, dan dari yang konkret untuk memahami yang semikonkret dan abstrak;
b) menekankan pengulangan untuk memperkuat pemahaman;
c) umpan balik yang positif akan memberikan penguatan terhadap siswa;
d) memotivasi adalah salah satu upaya yang dapat menentukan keberhasilan belajar;
e) latihan dan tugas untuk menguji diri sendiri.
Sebelum menyusun modul, guru harus melakukan identifikasi terhadap kompetensi dasar yang dibelajarkan. Selain itu, guru juga melakukan identifikasi
terhadap indikator-indikator pencapaian kompetensi yang terdapat dalam silabus yang telah disusun.
Setelah draf modul yang tersusun, kegiatan berikutnya adalah melakukan validasi dan finalisasi terhadap draf modul tersebut. Kegiatan ini sangat penting agar modul yang disajikan kepada siswa benar-benar valid dari segi isi dan efektivitas modul dalam mencapai kompetensi yang ditetapkan.
b. Komponen-komponen Modul
Komponen-komponen yang terdapat dalam modul adalah sebagai berikut (Daryanto, 2014):
1) Pedoman guru
Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat diselenggarakan secara efisien, juga memberi penjelasan tentang hal-hal yang harus dilakukan guru, waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul, alat-alat pelajaran yang harus digunakan dan petunjuk-petunjuk evaluasi.
2) Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegiatan ini, memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa dan pelajaran juga disusun secara teratur langkah demi langkah sehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa. Dalam lembar kegiatan, tercantum pula kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya mengadakan percobaan, membaca kamus dan sebagainya.
3) Lembar kerja
Lembaran ini menyertai lembar kegiatan siswa, digunakan untuk menjawab atau mengerjakan soal-soal tugas atau masalah yang harus dipecahkan.
4) Kunci lembar kerja
Maksud adanya kunci lembar kerja adalah agar siswa mengevaluasi (mengoreksi) sendiri hasil pekerjaannya, apabila siswa membuat kesalahan dalam pekerjaannya maka dapat meninjau kembali pekerjaannya.
5) Lembaran tes
Tiap modul disertai lembaran tes, yakni alat evaluasi yang digunakan sebagai alat pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang telah dirumuskan dalam modul itu. Jadi, lembaran tes berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut.commit to user
6) Kunci lembaran tes
Kunci lembaran tes sebagai alat koreksi sendiri terhadap penilaian yang dilaksanakan. c. Struktur Modul
Penyajian materi dalam modul disajikan secara naratif, deskriptif, argumentatif, dan ilustratif. Struktur modul sebagai berikut (Rohman dan Amri, 2013):
i. Pendahuluan
Pendahuluan setidaknya memuat lima elemen, yaitu: (1) Tujuan
(2) Pengenalan terhadap topik yang akan dipelajari (3) Informasi tentang pelajaran
(4) Hasil belajar (5) Orientasi ii. Kegiatan Belajar
Struktur kegiatan meliputi: Kegiatan Belajar I: Judul
(1) Tujuan (2) Materi pokok
(3) Uraian materi berisi penjelasan, contoh, ilustrasi, aktivitas, tugas/latihan, rangkuman.
(4) Tes mandiri 1
Kegiatan Belajar 2: Judul, struktur seperti Kegiatan Belajar 1 Bentuk aktivitas belajar antara lain:
(1) Aktivitas mental/pikiran (aktivitas yang bersifat memotivasi untuk berfikir)
(2) Aktivitas membaca/menulis (aktivitas yang bersifat memotivasi untuk membaca dan menjawab pertanyaan secara tertulis)
(3) Aktivitas melakukan tindakan lain (aktivitas yang bersifat memotivasi untuk melakukan kegiatan, penelitian, praktikum, observasi, demonstrasi, tugas pekerjaan rumah dan sebagainya)
iii. Penutup
(1) Salam, rangkuman, aplikasi, tindak lanjut, kaitan dengan modul
(2) Daftar kata penting (3) Daftar pustaka (4) Kunci tes mandiri
d. Tujuan Modul dalam Kegiatan Belajar
Tujuan digunakannya modul di dalam proses belajar mengajar menurut Suryosubroto (1983) adalah agar:
1) Tujuan pembelajarn dapat dicapai secara efisien dan efektif.
2) Siswa dapat mengikuti program pembelajaran sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya sendiri.
3) Siswa dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiatan belajar sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan guru.
4) Siswa dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara berkelanjutan. 5) Siswa benar-benar menjadi titik pusat kegiatan belajar mengajar.
6) Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir.
7) Modul disusun berdasarkan konsep yang menekankan siswa harus secara optimal menguasai bahan pelajaran yang disajikan dalam modul itu. Prinsip ini mengandung konsekuensi bahwa siswa tidak diperbolehkan mengikuti program berikutnya sebelum ia menguasai paling sedikit 75% dari bahan tersebut.
Prastowo (2012) tujuan penyusunan modul diantaranya: (1) Agar siswa dapat belajar secara mandiri, (2) Guru tidak terlalu dominan dalam kegiatan pembelajaran , (3) Agar siswa dapat menelusur sendiri tingkat penguasaan materi yang telah dipelajari. Widodo dan Jasmadi (2008) menyebutkan beberapa tujuan modul yaitu: pertama,memperjelas dan mempermudah penyampaian pesan atau informasi terkait, kedua mengatasi keterbatasan waktu baik dari siswa maupun guru, ketiga dapat digunakan secara tepat dan bervariasi sehingga pembelajaran tidak monoton, keempat memungkinkan siswa untuk mengevaluasi hasil belajarnya sendiri. Sehingga dapat diambil garis besar bahwa tujuan penyusunan modul diantaranya: sebagai bahan ajar yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar secara mandiri sehingga pembelajaran di dalam kelas tidak didominasi oleh guru, mempermudah penyampaian materi dari guru ke siswa agar tidak terlalu bersifat verbal, meningkatkan semangat siswa dalam belajar
karena bentuknya yang bervariasi, agar siswa dapat mengukur atau mengevaluasi diri sendiri hasil belajarnya.
3. Pembelajaran Problem Solving