• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Pembelajaran Sejarah

Istilah History (sejarah) diambil dari kata historia dalam bahasa Yunani yang berarti “informasi” atau “penelitian yang ditujukan untuk memperoleh kebenaran”. Sejarah pada masa itu hanya berisi tentang “manusia-kisahnya” kisah tentang usaha-usahanya dalam memenuhi kebutuhannya untuk menciptakan kehidupan yang tertib dan teratur, kecintaannya akan kemerdekaan, serta kehausannya akan keindahan dan

pengetahuan (Kochhar, 2008: 1).Pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang di dalamnya mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat hubungannya dengan masa kini (Widja, 1989: 23).

Pendidikan sejarah bertujuan untuk menyadarkan siswa akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu dan untuk membangun perspektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan, memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa di masa lalu, masa kini dan masa depan di tengah-tengah perubahan dunia (Depdiknas, 2003).

Dalam setiap pembelajaran yang diajarkan kepada siswa pasti mempunyai tujuan. Menurut Permendikbud No. 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan yang menjelaskan tentang kualifikasi kemampuan lulusan, meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

a. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

b. Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

c. Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Fokus utama mata pelajaran sejarah ditingkat ini adalah tahap- tahap kelahiran peradaban manusia, evolusi sistem sosial, dan perkembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Kasmadi (1996: 82) menjelaskan bahwa mengajarkan sejarah pada anak-anak SMA merupakan suatu proses “of grappling with subject matter”. Keterampilan-keterampilan ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1). Kemampuan memperoleh informasi kesejarahan. 2) Kemampuan menilai informasi kesejarahan, dan 3) kemampuan menggunakan pengetahuan sejarah.Lebih lanjut Kochhar (2008) menjelaskan sasaran utama pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah :

1. Meningkatkan pemahaman terhadap proses perubahan dan perkembangan yang dilalui umat manusia hingga mampu mencapai tahap perkembangan yang sekarang ini. Peradaban modern yang dicapai saat ini merupakan hasil proses perkembangan yang panjang. Sejarah merupakan satu-satunya mata pelajaran yang mampu menguraikan proses tersebut,

2. Meningkatkan pemahaman terhadap akar peradaban manusia dan penghargaan terhadap kesatuan dasar manusia. Semua peradaban besar dunia memiliki akar yang sama; disamping berbagai karakteristik lokal, kebanyakan adalah unsur-unsur yang

menunjukan kesatuan dasar umat manusia. Salah satu sasaran utama sejarah pada sisi ini adalah menekankan kesatuan dasar tersebut,

3. Menghargai berbagai sumbangan yang diberikan oleh semua kebudayaan pada peradaban manusia secara keseluruhan. Kebudayaan setiap bangsa telah menyumbangkan dengan berbagai macam cara terhadap peradaban manusia saecara keseluruhan. Sumbangan tersebut sudah seharusnya dipahami dan dihargai. Mata pelajaran sejarah membawa pengetahuan ini kepada para siswa,

4. Memperkokoh pemahaman bahwa interaksi saling menguntungkan antar-berbagai kebudayaan merupakan faktor yang penting dalam kemajuan kehidupan manusia, dan

5. Memberikan kemudahan kepada siswa yang berminat mempelajari sejarah suatu negara dalam kaitannya dengan sejarah umat manusia secara keseluruhan (Kochhar, 2008 : 50).

Tujuan intruksional pembelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas (SMA) :

1. Pengetahuan: siswa harus mendapatkan pengetahuan tentang istilah, konsep, fakta, peristiwa, simbol, gagasan, perjanjian, problem, tren, kepribadian, kronologi, generalisasi, dan lain-lain yang berkaitan dengan pendidikan sejarah,

2. Pemahaman: siswa harus mengembangkan pemahaman tentang istilah, fakta, peristiwa penting, tren, dan lain-lain yang berkaitan dengan pendidikan sejarah,

3. Pemikiran kritis: pelajaran sejarah harus membuat siswa mampu mengembangkan keterampilan praktis dalam studinya dan memahami fakta sejarah,

4. Keterampilan praktis: pelajaran sejarah harus membuat siswa mampu mengembangkan keterampilan praktis dalam studinya dan memahami fakta sejarah,

5. Minat: pelajaran sejarah harus membuat siswa mampu mengembangkan minatnya dalam studi tentang sejarah, dan 6. Perilaku: pelajaran sejarah harus membuat siswa mampu

mengembangkan perilaku sosial yang sehat (Kochhar, 2008: 51- 54).

Menurut Permendikbud No. 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah menerangkan Kompetensi Inti mata pelajaran sejarah adalah sebagai berikut :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Sebagai sebuah disiplin ilmu, sejarah yang pada dirinya bertahta nilai-nilai kemanusiaan seharusnya dikemas dengan baik sehingga selalu aktual. Karena itu, pengkajian sejarah dan kebudayaan daerah sangat penting. Pengungkapan aspek-aspek positif dapat membangkitkan kesadaran bagi pembelajar. Demikian pula terhadap dimensi-dimensi negatif menjadi sumber renungan bagi generasi sekarang agar hal serupa tidak terulang.Singkatnya, sejarah merupakan sumber inspirasi atau guru kehidupan (Historia Magistra Vitae) bagi yang mempelajarinya (Hamid, 2014: 148).

D. Akulturasi Kebudayaan Nusantara dengan Kebudayaan Hindu

Dokumen terkait