• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik sebenarnya bagian dari pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik menurut Depdiknas dalam buku Trianto (2009:79) yang berjudul Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, merupakan model pembelajaran disusun menggunakan tema untuk mengkaitkan mata pelajaran yang ada disekolah yang diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa. Menurut Trianto dalam bukunya yang berjudul Mendesain model Pembelajaran Inovatif Progresif (2009:84) pembelajaran tematik merupakan model

pembelajaran yang menggabungkan berbagai mata pelajaran dan memadukan berbagai materi dari standar kompetensi dan kompetensi dasar dari masing-masing mata pelajaran. Sedangkan dalam buku Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI, Trianto (2010: 147) mengatakan pembelajaran tamatik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu.

Dari ketiga pengertian diatas maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran yang menggabung materi-materi dari berbagai mata pelajaran dengan menggunakan tema-tema tertentu sehingga membuat pembelajaran menjadi bermakna. Pembelajaran tematik ini akan mambuat siswa menjadi aktif dalam membangun sendiri pengetahuannya. Pengetahuan yang dibangun sendiri oleh siswa tentunya akan bertahan lama didalam diri seorang anak tersebut.

2. Landasan Pembalajaran Tematik

Trianto (2009: 101-106) dalam buku Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik manyatakan bahwa pembelajaran tematik mempunyai 3 landasan yaitu:

a. Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pembelajan tematik dipenaruhi 3 aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme. Aliran progresivisme menekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah, dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme menekankan pada pengalaman langsung yang dilakukan oleh siswa karena pengetahuan menurut aliran ini bukan sesuatu yang sudah jadi melainkan dibangun melalui proses yang dilakukan oleh siswa. Aliran yang terakhir adalah humanisme. Humanisme memandang seorang anak dari keunikannya, potensi yang dimilikinya, serta motivaasi yang dimiliki.

b. Landasan Psikologis

Landasan ini berkaitan dengan psikologis perkembangan dan psikologi belajar seorang anak. Psikologi perkembangan dimaksudkan agar isi atau materi pembelajaran tematik yang diberikan sesuai dengan tingkat perkembangan anak pada saat itu. Sedangkan psikologi belajar menekankan pada bagaimana pembalejaran tematik diberikan pada siswa dan bagaimana siswa mempelajarinya.

c. Landasan Yuridis

Dalam implementasinya pembelajaran tematik diperlukan peyung hukum sebagai landasan yuridisnya. Landasan yuridis itu sendiri merupakan landasan hukum dalam pembelajaran tematik. Landasan yuridis tersebut adalah: UUD 1945, UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; dan UU Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dengan memperhatikan ketiga landasan tersebut maka potensi dan motivasi seorang anak dapat dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik, keunikan dan kekhasannya.

3. Langkah-langkah pembelajaran tematik

Dalam Agustina Johan Irsanti (2011: 17-18) Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional menuliskan bahwa untuk melaksanakan pembelajaran tematik langkah-langkah yang harus dilalui adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Tahap ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu: pemetaan kompetensi dasar, menetapkan jaringan tema, pengembangan silabus, dan penyusunan perencanaan pembelajaran. Kegiatan yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran diharapkan setiap pergantian dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lain itu mulus atau tidak terasa jika itu sudah ganti mata pelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini ada tiga hal yang harus dilakukan yaitu: kegiatan awal/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan akhir atau penutup. Dalam pelaksanaannya guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya.

c. Tahap Penilaian

Tahap ini merupakan sustu usaha mendapatkan informasi mengenai proses dan hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar. Alat penilaian dalam pembelajaran tematik dapat berupa tes dan non tes.

4. Karakteristik Pembalajaran Tematik

Menurut Depdiknas dalam Trianto (2010: 162-167) sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran tematik mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut:

a. Berpusat pada siswa

Dalam pembelajaran tematik siswa ditempatkan sebagai subjek belajar dan guru hanya sebagai falilitator untuk memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa dalam aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung

Dalam pembelajaran tematik siswa dihadapkan pada sustu kenyataan yang nantinya digunakan sebagai dasar untuk memehami hal yang abstrak.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak terlalu jelas

Fokus yang dilakukan dalam pembelajaran tematik ditujukan pada tema-tema yang dekat dengan keseharian seorang siswa.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Dalam pembelajaran tematik ini menyajikan berbagai konsep mata pelajaran untuk membantu siswa menyalesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. e. Bersifat fleksibel

Dalam pembelajaran tematik guru dapat mengkaitkan berbagai mata pelajaran bahkan mengkaitkan dengan kehidupan sehari-hari dan keadaan sekolah.

f. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Dalam pembalajaran tematik mengadopsi prinsip belajar PAIKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa pembelajaran tematik akan membantu siswa untuk memberikan motivasi belajar dengan memberikan pengalaman langsung. Diharapkan siswa akan menjadi anak yang aktif, kreatif dalam pembelajaran pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sesuai prinsip belajar PAIKEM yang diadopsi oleh pembelajaran tematik.

5. Kekuatan Pembelajaran Tematik

Menurut Trianto (2009;88-89) pembalajaran tematik mempunyai beberapa kekuatan ataupun kelebihan, yaitu:

a. Banyak waktu yang tersedia atau dapat dianjutkan sepanjang hari karena mencakup berbagai mata pelajaran sehingga materi tidak dibatasi oleh jam pelajaran.

b. Hubungan mata pelajaran dan topik diajarkan secara logis dan alami. c. Mengajarkan siswa untuk belajar berbagai aspek kehidupan.

d. Guru dapat membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topic dari berbagai sudut pandang.

e. Memfokuskan proses belajar daripada hasil belajar. f. Berpusat pada siswa/student centered

g. Membantu siswa membangun hubungan antara konsep dan ide, sehingga meningkatkan pemahaman.

Dari kelebihan diatas dapat disimpulkan ketika kita menerapkan pembelajaran tematik ini akan mengembangkan keterampilan proses seorang siswa dalam pembelajaran.

6. Kelemahan Pembelajaran Tematik

Selain memiliki kelebihan pembelajaran tematik juga mempunyai kelemahan seperti dalam Trianto (2009:90-91) seperti berikut:

a. Aspek pendidik

Dalam melaksanakan pembelajaran tematik seorang guru harus mempunyai wawasan yang luas dan mempunyai berbagai informasi dari berbagai pengetahuan. Jika guru tidak memiliki hal demikian maka pembelajaran sulit terwujud.

b. Aspek peserta didik

Siswa harus memiliki kemampuan akademik dan kreatifitas yang baik agar mampu menganalisis, menemukan, dan menghubungkan kosep. Jika kondisi tersebut tidak ada maka pembelajaran tematik sulit terwujud.

c. Aspek sarana dan sumber pelajaran

Pembelajaran tematik akan terhambat jika tidak ada sarana dan sumber pembelajaran yang bervariatif ataupun tidak ada akses internet.

d. Aspek kurikulum

Kurikulum harus luwes, dan harus focus dalam pencapaian pemahaman siswa bukan pada target pencapaian materi. Guru harus diberikan kewenangan untuk

e. Aspek penilaian

Guru dalam embelajaran tematik harus melakukan penilaian secara menyeluruh dan berkoordinasi dengan guru lain jika ada meteri yang berasal dari guru yang berbeda. f. Aspek suasana pembelajaran

Pembalajaran tematik cenderung mengutamakan salah satu bidang, sehingga terjadi ketimpangan dalam bidang lain.

Dokumen terkait