• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Teoritik

5. Pembelajaran Terpadu

Indrawati (2009: 17) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik termasuk ke dalam pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu diibaratkan sebagai bentuk kegiatan pembelajaran yang secara terstruktur dengan program satuan pembelajaran untuk satu pokok bahasan. Indrawati (2009: 18) juga mengatakan bahwa pembelajaran terpadu mempunyai fungsi sebagai tempat penyatuan beberapa pokok bahasan dan beberapa mata pelajaran yang mempunyai

keterpaduan pemahaman. Karli dan Margartha (dalam Indrawati 2009: 23) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu memiliki 3 ciri, diantaranya adalah: 1) holistik, kejadian yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu dikaji dari beberapa mata pelajaran untuk memahami suatu fenomena dari segala hal; 2) bermakna, saling berkaitan dengan konsep-konsep lain yang akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari dan diharapkan siswa mampu menerapkan segala sesuatu yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah-masalah nyata di kehidupannya; 3) aktif, pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan inkuiri. Siswa akan dilibatkan secara aktif dalam setiap proses pembelajaran yang secara tidak langsung untuk memotivasi siswa dalam belajar.

Fogarty (dalam Prastowo, 2013: 109) menyebutkan bahwa ada sepuluh model pembelajaran terpadu. Sepuluh model tersebut adalah fragmented, connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded, integrated, immersed, dan networked. Model pembelajaran terpadu yang pertama adalah model Fragmented atau penggalan. Prastowo (2013: 109) mengemukakan bahwa penggalan ditandai dari adanya pemaduan yang terbatas yaitu hanya pada satu mata pelajaran saja. Indrawati (2009: 109) mengatakan bahwa model terpisah merupakan suatu model pembelajaran yang menyampaikan mata pelajaran satu dengan mata pelajaran lainnya secara terpisah. Model pembelajaran fragmented atau terpisah atau penggalan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tersebut adalah adanya kejelasan dan pandangan yang terpsah dalam satu mata pelajaran. Kekurangan dari model pembelajaran ini adalah keterkaitan tidak jelas

dan transfer ilmu lebih sedikit (Indrawati, 2009: 19). Model pembelajaran yang kedua adalah connected atau keterhubungan. Prastowo (2013: 110) berpendapat bahwa model keterhubungan berlandaskan pada pokok-pokok pembelajaran yang dijadikan satu dengan induk mata pelajaran tertentu. Indrawati (2009: 19) menjelaskan bahwa model pembelajaran keterhubungan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari model pembelajaran keterkaitan adalah konsep-konsep utama pada suatu mata pelajaran saling terhubung, mengarah pada pengulangan atau review, rekonseptualisasi, dan asimilasi ide-ide dalam disiplin ilmu. Kekurangan dari model pembelajaran keterhubungan adalah disiplin ilmu tidak saling berkaitan, konten tetap terfokus pada satu disiplin ilmu. mengatakan bahwa pembelajaran terpadu mempunyai beberapa model.

Model pembelajaran yang ketiga adalah model sarang (nested). Model pembelajaran sarang (nested) adalah pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui proses pembelajaran. Indrawati (2009: 19) menjelaskan bahwa model pembelajaran sarang merupakan keterampilan-keterampilan sosial, berpikir, dan konten dicapai di dalam satu mata pelajaran. Indrawati (2009: 19) menjelaskan bahwa model sarang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari model sarang adalah memberikan perhatian pada berbagai mata pelajaran yang berbeda dalam waktu yang bersama dan dapat memperluas pembelajaran.

Model pembelajaran terpadu yang keempat adalah model urutan (sequenced). Prastowo (2013: 111-112) menjelaskan bahwa model urutan merupakan pemaduan topik-topik berbagai mata pelajaran yang berbeda secara

paralel. Indrawati (2009: 20) menyatakan bahwa model urutan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari model urutan dalah memberikan fasilitas untuk mentransfer pembelajaran melalui beberapa mata pelajaran. Kekurangan dari model urutan adalah membutuhkan kerjasama yang terus menerus, karena guru-guru memiliki lebih sedikit otonomi untuk merancang pembelajaran.

Model pembelajaran terpadu yang kelima adalah model bagian (shared). Prastowo (2013: 112) menjelaskan bahwa model bagian merupakan pemaduan mata pelajaran akibat adanya tumpang tindih ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Model bagian mempunyai kelebihan dan kekurangan (Indrawati, 2009: 20). Kelebihan model bagian yaitu terdapat pengalaman instruksional bersama dengan dua guru di dalam satu tim. Kekurangan dari model bagian yaitu membutuhkan waktu yang lama, kelenturan, komitmen dan kerjasama.

Model pembelajaran terpadu yang keenam adalah model jaring laba-laba (webbed). Prastowo (2013: 113) menjelaskan bahwa model jaring laba-laba merupakan pemaduan mata pelajaran yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan tematik dilaksanakan dengan menggunakan tema untuk mengikat setiap kegiatan pembelajaran. Indrawati (2009: 20) berpendapat bahwa model jaring laba-laba mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari model jaring laba-laba adalah dapat memberikan motivasi kepada siswa dan dapat membantu siswa untuk melihat keterkaitan antar ide.

Model pembelajaran terpadu yang ketujuh adalah model galur (threaded). Prastowo (2013: 114) mengutarakan bahwa model galur merupakan model pemaduan beberapa keterampilan. Keterampilan-keterampilan tersebut adalah keterampilan sosial, berpikir berbagai jenis kecerdasan melalui disiplin ilmu. Model galur mempunyai kelebihan dan kekurangan (Indrawati: 2009: 21). Kelebihan model galur adalah dapat membantu siswa dalam mempelajarai cara belajar dan memberikan fasilitas dalam mentransfer pembelajaran selanjutnya. Kekurangan model galur adalah disiplin-disiplin ilmu yang bersangkutan tetap terpisah.

Model pembelajaran terpadu yang kedelapan adalah model keterpaduan (integrated). Prastowo (2013: 114-115) menjelaskan bahwa model keterkaitan merupakan pemaduan sejumlah topik dari berbagai mata pelajaran yang berbeda tetapi memiliki kesamaan konsep dan sikap. Indrawati (2009: 21) menguraikan bahwa model keterpaduan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model keterpaduan adalah dapat mendorong siswa untuk melihat keterkaitan antar disiplin ilmu dan siswa menjadi termotivasi dengan melihat berbagai keterkaitan tersebut.

Model pembelajaran terpadu yang kesembilan adalah celupan (immersed). Prastowo (2013: 115-116) menguraikan bahwa model celupan dibuat untuk membantu siswa untuk menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang selanjutnya dihubungkan dengan penerapannya. Model celupan mempunyai kelebihan dan kekurangan (Indrawati, 2009: 21). Kelebihan

model celupan adalah keterpaduan berlangsung di dalam siswa. Kekurangan model celupan adalah dapat mempersempit fokus belajar siswa.

Model pembelajaran terpadu yang kesepuluh adalah model jaringan (networked). Prastowo (2013: 116-117) menjelaskan bahwa model jarigan merupakan pemaduan topik yang akan dipelajari melalui pemilihan jejaringan pakar dan sumber daya. Indrawati (2009: 22) mengemukakan bahwa model jaringan mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan model jaringan adalah bersifat proaktif, siswa menjadi terstimulasi oleh informasi, keterampilan atau konsep-konsep baru. Kekurangan dari model jaringan adalah dapat memecah perhatian siswa dan usaha-usaha siswa dalam belajar menjadi tidak efektif.

Kesepuluh model pembelajaran terpadu mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam setiap model pembelajaran terpadu dapat dijadikan sebagai acuhan untuk memilih model pembelajaran yang diterapkan di sekolah dasar. Salah satu model pembelajaran terpadu yang dapat diterapkan di sekolah dasar adalah model jaring laba-laba. Model jaring laba-laba menggunakan tema-tema yang dapat membantu guru dalam menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Dokumen terkait