• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan Masyarakat Setempat a) Umum

Dalam dokumen Index of /ProdukHukum/kehutanan (Halaman 89-94)

PP No 6 Tahun 2007 1) PEMANFAATAN HUTAN

11) Pemberdayaan Masyarakat Setempat a) Umum

(1) Periksa apakah Untuk mendapatkan manfaat sumber daya hutan secara optimal dan adil, dilakukan pemberdayaan masyarakat setempat, melalui pengembangan kapasitas dan pemberian akses dalam rangka peningkatan kesejahteraannya.

(2) Periksa apakah Pemberdayaan masyarakat setempat sebagaimana dimaksud pada poin 1 merupakan kewajiban Pemerintah, propinsi, kabupaten/kota yang pelaksanaannya menjadi tanggung jawab kepala KPH.

(3) Periksa apakah Pemberdayaan masyarakat setempat sebagaimana dimaksud dalam poin 1 dapat dilakukan melalui :

a. hutan desa;

b. hutan kemasyarakatan; atau c. kemitraan.

b) Hutan Desa

(1) Periksa apakah Hutan desa sebagaimana dimaksud dalam bagian 11) a) poin 3 huruf a dapat diberikan pada hutan lindung dan hutan produksi.

(2) Periksa apakah Menteri menetapkan areal kerja hutan desa berdasarkan usulan bupati/walikota sesuai kriteria yang ditentukan dan rencana pengelolaan yang disusun oleh kepala KPH atau pejabat yang ditunjuk.

(3) Periksa apakah Pemberdayaan masyarakat setempat melalui hutan desa dilakukan dengan memberikan hak pengelolaan kepada lembaga desa.

(4) Periksa apakah Hak pengelolaan hutan desa sebagairnana dimaksud pada poin 3 meliputi kegiatan tata areal, penyusunan rencana pengelolaan areal, serta pemanfaatan hutan serta rehabilitasi dan perlindungan hutan.

(5) Periksa apakah Pemanfaatan hutan desa sebagaimana dimaksud pada poin 4 yang berada pada :

a. hutan lindung, meliputi kegiatan pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemungutan hasil hutan bukan kayu.

b. hutan produksi, meliputi kegiatan pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu.

(6) Periksa apakah Ketentuan lebih lanjut mengenai hak pengelolaan hutan desa, sebagairnana dimaksud pada poin 3 dan poin 4 diatur dengan peraturan Menteri.

(7) Periksa apakah Dalam memberikan hak pengelolaan hutan desa sebagaimana dimaksud dalam Poin 3, Pemerintah, pemerintah provinsi, atau pemerintah kabupaten/kota sesuai kewenangannya memberikan fasilitasi yang meliputi pengembangan kelembagaan, pengembangan usaha, bimbingan teknologi, pendidikan dan latihan, serta akses terhadap pasar.

(8) Periksa apakah Berdasarkan penetapan areal kerja hutan desa sebagaimana dimaksud dalam poin 2 dan fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam poin 7:

a. Menteri, memberikan IUPHHK dalam hutan desa dengan tembusan kepada gubernur, bupati/walikota dan kepala KPH.

b. Gubernur, selain memberikan fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam poin 7, memberikan hak pengelolaan hutan desa.

(9) Periksa apakah Dalam keadaan tertentu, pemberian IUPHHK sebagaimana dimaksud pada poin 8 huruf a dapat dilimpahkan oleh Menteri kepada gubernur.

(10) Periksa apakah Lembaga desa sebagai pemegang hak pengelolaan hutan desa, telah melaksanakan pengelolaan hutan sesuai dengan kaedah-kaedah pengelolaan hutan lestari yang dituangkan dalam peraturan desa.

(11) Periksa apakah Lembaga desa menyusun rencana pengelolaan hutan desa bersama kepala KPH atau pejabat yang ditunjuk sebagai bagian dari rencana pengelolaan hutan. (12) Periksa apakah Hak pengelolaan hutan desa bukan merupakan hak kepemilikan atas

kawasan hutan dan dilarang memindahtangankan atau mengagunkan, serta mengubah status dan fungsi kawasan hutan.

(13) Periksa apakah Kawasan hutan yang ditetapkan sebagai hutan desa dilarang digunakan untuk kepentingan lain di luar rencana pengelolaan hutan dan harus dikelola berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari.

(14) Periksa apakah Setiap pemanfaatan hasil hutan pada hak pengelolaan hutan desa dikenakan PSDH dan/atau DR.

(15) Periksa apakah Lembaga desa sebagai pemegang hak pengelolaan hutan desa telah : a. menyusun rencana kerja hak pengelolaan hutan desa selama jangka waktu berlakunya

hak pengelolaan hutan desa;

b. melaksanakan penataan batas hak pengelolaan hutan desa; c. melakukan perlindungan hutan; atau

d. melaksanakan penatausahaan hasil hutan.

c) Hutan Kemasyarakatan

(1) Periksa apakah hutan kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam bagian 11) a) poin 3 huruf b diberikan pada :

a. hutan konservasi, kecuali cagar alam, dan zona inti taman nasional; b. hutan lindung; atau

c. hutan produksi.

(2) Periksa apakah hutan kemasyarakatan pada hutan konservasi sebagaimana dimaksud poin 1 huruf a diatur dalam peraturan pemerintah tersendiri.

(3) Periksa apakah Menteri menetapkan areal kerja hutan kemasyarakatan sebagaimana dimaksuddalarr. Poin 1 atas usulan bupati/walikota berdasarkan permohonan masyarakat setempat sesuai rencana pengelolaan rang disusun oleh kcpala KPH atau pejabat yang ditunjuk.

(4) Periksa apakah Pemberdayaan masyarakat setempat melalui hutan kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam bagian 11) b) poin 6 dilakukan melalui pemberian izin usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan.

(5) Periksa apakah Izin usaha pemanfaatan hutan kemasyarakacan sebagaimana dimaksud pada poin 5 yang berada pada :

a. hutan lindung, meliputi kegiatan pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemungutan hasil hutan bukan kayu.

b. hutan produksi, meliputi kegiatan pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu, pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu.

(6) Periksa apakah Dalam memberikan izin pemanfaatan hutan kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam poin 4, Pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/ kota sesuai kewenangannya memberikan fasilitasi yang meliputi pengembangan kelembagaan, pengembangan usaha, bimbingan teknologi, pendidikan dan latihan, akses terhadap pasar serta pembinaan dan pengendalian.

(7) Periksa apakah Berdasarkan penetapan areal kerja sebagaimana dimaksud dalam poin 2 dan fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam poin 6:

a. Menteri, memberikan IUPHHK dalam hutan kemasyarakatan pada areal kerja hutan kemasyarakatan, dengan tembusan kepada gubernur, bupati/walikota, dan Kepala KPH;

b. Gubernur, pada areal kerja hutan kemasyarakatan lintas kabupaten/kota yang ada dalam wilayah kewenangannya dan bupati/walikota, pada areal kerja hutan kemasyarakatan yang ada dalam wilayah kewenangannya memberikan izin usaha pemanfaatan hutan. kemasyarakatan, yang meliputi kegiatan usaha pemanfaatan kawasan, penanaman tanaman hutan berkayu, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, dan pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu;

c. Izin yang diberikan oleh gubernur ditembuskan kepada Menteri, bupati/ walikota, dan kepala KPH, dan izin yang diberikan oleh bupati/walikota ditembuskan kepada Menteri, gubernur, dan kepala KPH.

(8) Periksa apakah apabila pada keadaan tertentu pemberian IUPHHK dalam hutan kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada poin 7 huruf a dapat dilimpahkan oleh Menteri kepada gubernur.

(9) Periksa apakah IUPHHK dalam hutan kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada poin 7 huruf a, diberikan kepada kelompok masyarakat yang berbentuk koperasi.

(10) Periksa apakah Izin usaha pemanfaatan .hutan kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada poin 7 huruf b, diberikan kepada kelompok masyarakat setempat.

(11) Periksa apakah Pemegang izin usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan selain melaksanakan kegiatan pemanfaatan hutan, telah melaksanakan pengelolaan hutan sesuai dengan kaedah-kaedah pengelolaan hutan lestari.

(12) Periksa apakah Izin usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada poin 7 diberikan untuk jangka waktu 35 (tiga puluh lima) tahun dan dapat diperpanjang.

(13) Periksa apakah Pemberian izin usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan dilakukan berdasarkan pedoman, kriteria dan standar.

(14) Periksa apakah Izin usaha pemanfaatan hutan kemasyarakatan bukan merupakan hak kepemilikan atas kawasan hutan dan dilarang memindahtangankan atau mengagunkan serta mengubah status dan fungsi kawasan hutan.

(15) Periksa apakah Kawasan hutan yang ditetapkan untuk hutan kemasyarakatan, dilarang digunakan untuk kepentingan lain di luar rencana pengelolaan dan harus dikelola berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari.

(16) Periksa apakah Setiap pemegang IUPHHK dalam hutan kemasyarakatan dikenakan PSDH dan/atau DR.

(17) Periksa apakah Setiap pemegang IUPHHK dalam hutan kemasyarakatan, telah :

a. menyusun rencana kerja IUPHHK dalam hutan kemasyarakatan selama berlakunya izin;

b. melaksanakan penataan batas IUPHHK HKm; c. melakukan perlindungan hutan; atau

d. melaksanakan penatausahaan hasil hutan.

d) Kemitraan

(1) Periksa apakah Pemberdayaan masyarakat setempat dapat dilaksanakan melalui kemitraan sebagaimana dimaksud dalam bagian 11) a) poin 3 huruf c, dalam hal :

a. kawasan hutan yang bersangkutan telah diberikan izin pemanfaatan hutan; atau b. kawasan hutan yang bersangkutan telah diberikan hak pengelolaan hutan kepada

badan usaha milik negara (BUMN) bidang kehutanan.

(2) Periksa apakah Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai kewenangannya, telah memfasilitasi terbentuknya kemitraan antara masyarakat setempat dengan pemegang izin usaha pemanfaatan hutan atau pemegang hak pengelolaan hutan.

(3) Periksa apakah Kemitraan sebagaimana dimaksud pada poin 1 dilakukan berdasarkan kesepakatan antara pemegang izin pemanfaatan hutan atau pemegang hak pengelolaan dengan masyarakat setempat.

(4) Periksa apakah Pemberdayaan masyarakat setempat melalui kemitraan tidak mengubah kewenangan dari pemegang izin pemanfaatan hutan atau pemegang hak pengelolaan kepada masyarakat setempat.

Lampiran

: III Peraturan Menteri Kehutanan

Dalam dokumen Index of /ProdukHukum/kehutanan (Halaman 89-94)