BAB IV: DATA DAN TEMUAN LAPANGAN
SIKLUS BANK SAMPAH FLAMBOYAN INDAH RW 05 Bagan 3.2 Siklus Bank Sampah
B. Pemberdayaan perempuan
Dalam proses pemberdayaan perempuan di bank sampah flamboyan, kader PKK berperan aktif untuk mengajak ibu-ibu rumah tangga yang ada di sekitar untuk ikut kedalam program bank sampah ini. Para ibu-ibu rumah tangga yang di akomodir oleh kader PKK juga bisa mendapatkan hasil dari limbah yang mereka kelola, hasil yang mereka dapat dari pengolahan limbah sampah ini dibagikan secara rata dan menyeluruh untuk ibu-ibu yang terlibat langsung dari kegiatan ini. Selain mengakomodir para ibu rumah tangga untu terlibat aktif, tugas para kader PKK juga
51
mengayomi dan berusaha menjadi fasilitator antara masyarakat dan pemerintah.
Hal ini juga dijelaskan langsung oleh ketua bank flamboyan dan kader PKK dalam wawancara sebagai berikut:
“Tugas dan fungsi dari kader PKK adalah mengakomodir warga terkhususnya perempuan atau ibu-ibu rumah tangga untuk terlibat aktif dalam program pengolahan limbah non-organik di lingkungan kami. Menciptakan peluang bisnis untuk membantu perekonomian dalam rumah tangga, mewadahi ibu rumah tangga alam mengupgrade skill mereka. Dengan begini para ibu rumah tangga mempunyai pemasukan lebih dan skill yang baru untuk mereka sendiri.” (Sumiati, 2021)
Gambar 4.4 Foto dokumentasi wawancara dengan Kader PKK
Dalam hal menjadi fasilitator antara masyarakat kepada pemerintah juga disampaikan langsung oleh para kader PKK yang
52
disampaikan langsung dalam mengajak masyarakat, dan hal ini terekam jelas dalam benak orang-orang dan diingat oleh masyarakat itu sendiri. Perkataan ini menjadi penguat bagi masyarakat untuk ikut dalam program ini. Ketua bank sampah juga meyakini dalam wawancara kepada penulis terkait hal itu, yang di ucapkan kepada penulis senagai berikut:
“Yang terlibat dalam program ini adalah masyarakat sekitar, yang notaben nya adalah ibu rumah tangga, kader-non kader PKK dan pemerintah setempat. Ibu-ibu PKK bias mengakomodir ibu rumah tangga setempat yang bukan kader dari PKK, dan ibu-ibu PKK ini bias menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah.”(H. Purnomo, 2021)
Hal yang dilakukan kader PKK dan pemerintah lakukan pertama kali untuk mengambil hati para simpatisan untuk bergabung adalah melakukan sosialisai terkait buruk nya sampah yang tidak dikelola dengan baik untuk lingkungan tempat kita tinggal. Pemerintah juga menyampaikan ada hal baik yang dari ada nya bank sampah di wilayah mereka, dengan penyampaian yang baik, benar dan mudah dimengerti oleh masyarakat, masyarakat nanti dengan sendiri nya akan berpartisipasi dengan tidak ada nya paksaan.
Proses ini juga diungkapkan langsung oleh narasumber yang kami temui dilapangan, yaitu dari anggota kader PKK itu sendiri, berikut penyampaian terkait bagai mana mengajak masyarakat untuk bergabung dalam program:
53
“yang kami lakukan adalah sosialisasi kepada seluruh ibu rumah tangga akan bahaya nya limbah sampah sekali pakai, memberitahukan bagaimana cara mengolah sampah dalam rumah agar bias terpakai lagi dan berguna untuk mereka nanti, dengan sosialisasi yang dan penyampaian yang tepat, kami mengajak ibu rumah tangga yang lebih sering berkegiatan dalam rumah, dengan cara ini para ibu rumah tangga akan ikut bergabung dalam program ini.”(Sumiati, 2021)
Masyarakat yang tergabung sebagian besar adalah para ibu rumah tangga yang cukup besar berperan aktif dalam program ini, memberikan dampak yang positif bagi para warga dan pemerintah setempat. Masyarakat yang merasakan hasil positif ini, selain mempunyai kegiatan lebih dan mendapatkan hasil dari adanya bank sampah ini, merespon dengan baik dan menerima program ini untuk mereka sendiri, keluarga dan lingkungan yang mereka tinggali.
Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari seorang ibu rumah tangga yang telah ikut berporses dari sejak awal berdiri nya bank sampah ini, brikut hasil wawancara penulis dengan ibu non-kader PKK:
“Masyarakat yang terutama untuk saya sendiri menerima dengan baik ada nya program ini, selain membantu kami dalam urusan rumah tangga, kami jadi punya sesuatu yang bias kami bagikan ke orang lain dan keluarga.” (Nur, 2021)
54
“Berkurangnya sampah sekali pakai yang ada di rumah masing-masing, dan tentu juga sampah yang ada di rumah kami jadi lebih bermanfaat, tidak menumpuk dan berserakan di sekitar rumah, lingkungan rumah kami jadi lebih terasa nyaman dan bersih, dan tentunya kami bisa mengisi waktu luang sambil menunggu suami dan anak kami pulang dari kerja dan sekolah.” (Nur, 2021)
Gambar 4.5 Foto dokumentasi bersama ibu rumah tangga non-kader PKK
Dengan ada nya program pemberdayaan perempuan melalui bank sampah flamboyan, dimana program pemberdayaan ini juga bertujuan menciptakan masyarakat kota yang mandiri. Dengan adanya program pemberdayaan melalui bank sampah ini, masyarakat dan pemerintah berharap wilayah mereka menjadi tempat yang nyaman dan bersih, serta bisa menjadi contoh untuk orang banyak yang mengalami hal yang sama terkait pengolahan sampah di wilayah masing-masing. Dengan tujuan yang sama antara pemerintah dan masyarakat, akan menciptakan masyarakat mandiri dan kuat nantinya.
55
Hal ini di perkuat juga dari hasil wawancara berikut:
“Tujuan kami dalam program ini adalah agar lingkungan kami bersih dari limbah sampah yang dapat memicu penyebaran penyakit, dan kami juga berharap program ini menjadi contoh untuk wilayah lain akan pentingnya kesadaran kebersihan di lingkungan masing-masing.”(Sumiati, 2021)
Dan harapan ini juga disampaikan oleh para ibu rumah tangga yang ikut dalam program bank sampah ini:
“Harapan kami, lingkungan kami menjadi lebih bersih dan tidak banjir lagi, dan lingkungan kami bersih dari berbagai macam penyakit.”(Nur dan Ibu Rumah Tangga, 2021)
56 BAB V ANALISIS DATA
A. Proses Pengolahan Bank Sampah Flamboyan 1. Bank Sampah Flamboyan
Berdasarkan SK SNI Tahun 1990, sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organic yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investigasi pembangunan menurut scribd, dalam istilah umum menurut hadiwiyanto sampah adalah limbah padat. Sampah adalah sisa-sisa bahan yang mengalami perlakuan-perlakuan, baik karena telah sudah diambil bagian utamanya, atau karena pengolahan, atau karena sudah tidak ada manfaatnya yang ditinjau dari segi social ekonimis tidak ada harganya dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan terhadap lingkungan hidup.
Menurut Colink dalam kamus istilah lingkungan hidup, sampah mempunyai definisi sebagai bahan yang tidak mempunyai nilai, bahan yang tidak berharga untuk maksud biasa, pemakaian bahan rusak, barang yang cacat dalam pembikinan manufaktur, materi berkelebihan, atau bahan yang ditolak. Sampah adalah limbah yang berbentuk padat dan juga setengah padat, dari bahan organik atau anorganik, baik benda logam maupun benda bukan logam, yang dapat terbakar dan yang tidak dapat terbakar (Tertulis dalam BAB II).
57
Program penanggulangan sampah yang yang dijalankan oleh kader PKK dan warga Kelurahan Rawa Badak, Kecamatan Koja, Jakarta Utara yang terfokus pada pengolahan sampah limbah non-organik melalui wadah Bank sampah flamboyan menjadi limbah yang bisa bermanfaat bagi masyarakat dan mengurasi kerusakan lingkungan. Dan pemberdayaan perempuan melalui program bank sampah flamboyan dapat terlihat pelaksanaan kegiatannya di pusat bank sampah flamboyan, Jakarta utara.
2. Mekanisme dan Alur Bank Sampah Flamboyan
Mekanisme bank sampah flamboyan memberikan banyak manfaat bagi keuntungn masyarakat. Keuntungan berupa kebersihan lingkungan, kesehatan, hingga ekonomi. Melalui serangkaian pemilahan sampah yang dilakukan bank sampah flamboyan dapat mempermudah pengolahan sampah kedepannya, menurut unilever pada saat bank sampah teelah berjalan dalam waktu yang signifikan, potensi ekonomis yang dimiliki bank sampah akan besar, di masa depan, bank sampah akan memiliki potensi lebih untuk masyarakat itu sendiri. Berikut mekanisme dan alur bank sampah flamboyan:
a. Masyarakat memilah sampah organik dan non-organik ke bank sampah flamboyan, dengan begini masyarakat akan tahu sampah yang berguna untuk pupuk tanaman dan sampah yang bernilai ekonomis.
b. Petugas sampah memilah sampah dan menimbang sampah, dengan begini masyarakat tau akan menerima hasil dari berat sampah yang mereka bawa.
58
c. Petugas akan menghitung dan menilai dari sampah tersebut, dan masyarakat bisa mengambil upah tersebut atau menabung di bank sampah dan di tulis dalam buku catatan bank sampah.
d. Pemanfaatn bank sampah bisa di alokasikan untuk membantu masyarakat lain yang lebih membutuhkan, dengan hal ini tidak ada masyarakat yang kekurangan materil
e. Petugas membawa sampah non-organik ke pengepul lain, agar tidak mengganggu lingkungan mereka.
B. Pemberdayaan Perempuan
Pemberdayaan perempuan merupakan suatu proses kesadaran dan pembentukan kapasitas (Capacity Building) terhadap partisipasi yang lebih besar, kekuasaan dan pengawasan pembuatan keputusan yang lebih besar dan tindakan transformasi agar menghasilkan persamaan derajat yang lebih besar antara perempuan dan laki-laki menurut Prijono dan Pranaka.
Pemberdayaan perempuan menjadi strategi penting meningkatkan peran perempuan dalam meningkatkan potensi diri agar lebih mampu mandiri dan berkarya. Kesadaran mengenai peran perempuan mulai berkembang yang diwujudkan dalam pendekatan program perempuan dalam pembangunan. Hal ini di dasarkan pada satu pemikiran mengenai perlunya kemandirian bagi kaum perempuan, supaya pembangunan dapat dirasakan oleh semua pihak. Karena perempuan merupakan sumber daya manusia
59
yang sangat berharga sehingga posisinya di ikut sertakan dalam pembangunan.
Tahap-tahap yang harus dilalui dalam proses belajar dalam rangka pemberdayaan masyarakat menurut Ambar T. Sulistyani meliputi.
1. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri. Tahap ini merupakan tahap persiapan dalam proses pemberdayaan.
Pada tahap ini pihak pemberdaya/aktor/pelaku pemberdayaan berusaha menciptakan prakondisi, supaya dapat memfasilitasi berlangsungnya proses pemberdayaan yang efektif. Sentuhan penyadaran akan lebih membuka keinginan dan kesadaran masyarakat tentang kondisinya saat itu, dengan demikian akan dapat merangsang kesadaran mereka tentang perlunya memperbaiki kondisi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.
2. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan. Proses transformasi pengetahuan dan kecakapan keterampilan dapat berlangsung dengan baik, penuh semangat, dan berjalan efektif jika tahap pertama telah terkondisi. Masyarakat akan menjalani proses belajar tentang
60
pengetahuan dan kecakapan keterampilan yang relevan dengan tuntutan kebutuhan.
Pada tahap ini masyarakat dapat memberikan peran partisipasi pada tingkat yang rendah yaitu sekedar menjadi pengikut atau objek pembangunan saja, belum mampu menjadi subyek dalam pembangunan.
3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian. Tahap ini merupakan tahap pengayaan atau peningkatan kemampuan intelektual dan kecakapan keterampilan yang diperlukan supaya mereka dapat membentuk kemampuan kemandirian.
Kemandirian tersebut akan ditandai oleh kemampuan masyarakat dalam membentuk inisiatif, melahirkan kreasikreasi dan melakukan inovasi- inovasi dalam lingkungannya. Apabila masyarakat dapat melakukan tahap ini, maka masyarakat dapat secara mandiri melakukan pembangunan.
Di dalam lapangan yang dilakukan oleh para kader PKK kepada masyarakat terkhusus ibu-ibu rumah tangga melalui sosialisasi yang baik dengan penyampaian yang baik, mampu membuat bank sampah flamboyan terbentuk dan mempunyai anggota aktif yang mempunyai potensi yang cukup untuk menjadi masyarakat mandiri.
61 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan Bank Sampah Flamboyan Indah di RW 05 Rawa Badak Jakrta Utara bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kritis masyarakat, setelah masyarakat memiliki kesadaran kritis diharapkan masyarakat mampu membuat keputusan, selain itu pemberdayaan juga bertujuan untuk pembangunan sosial dan budaya masyarakat.
Tahap penyadaran yang dilakukan oleh pengurus dan pengelola Bank Sampah Flamboyan Indah yaitu berupa penyadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga dan dampak yang ditimbulkan jika sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh warga tidak dikelola dengan baik.
Tahap penyadaran warga RW 05 dilakukan melalui kegiatan rutin kerja bakti yang dilakukan di setiap minggu pagi. Lalu melakukan penyuluhan untuk memilah sampah rumah tangga organik dan non organik. Setelah kesadaran kritis masyarakat muncul, diharapkan masyarakat mampu membuat keputusan untuk dapat ikut serta dan berperan
62
aktif dalam pemberdayaan yang dilakukan oleh bank sampah Flamboyan RW 05 melalui berbagai macam program kerjanya.
Pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah melalui kegiatan penabungan sampah di Bank Sampah Flamboyan RW 05 merupakan suatu proses yang panjang dan berkelanjutan. Bentuk pemandirian atau pendampingan yang dilakukan pengurus Bank Sampah Flamboyan RW 05 kepada masyarakat dan nasabah berupa pendampingan mengelola sampah serta pememilahan sampah yang bisa di diaur ulang serta membuat kompos dengan komposter serta selalu mengajak masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan agar tetap asri.
2. Dampak Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan Bank Sampah Flamboyan Indah di RW 05 Rawabadak Selatan, dapat dilihat dari aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial dan kultural. Dari aspek pendidikan upaya edukasi warga untuk memilah sampah dan menjadi lebih peduli terhadap lingkungan serta menjadi tahu dan mengerti bagaimana caranya mengelola sampah dengan baik dan benar. Dari aspek kesehatan kegiatan penabungan sampah di Bank Sampah Flamboyan Indah dapat menciptakan lingkungan di sekitar rumah warga menjadi lebih bersih, sehat, dan bebas dari sampah. Sedangkan dari aspek ekonomi, kegiatan penabungan sampah di Bank Sampah Flamboyan Indah memberikan manfaat berupa tambahan penghasilan bagi
63
keluarga khusunya ibu-ibu. Dalam aspek sosial kegiatan penabungan sampah di Bank Sampah Flamboyan Indah memberikan manfaat pengurus atau pengelola Bank Sampah Flamboyan Indah sering melakukam kegiatan berkumpul dengan warga dan sering berinteraksi, sehingga terjalin silaturahmi yang dengan masyarakat. Dalam aspek kultural, dengan adanya program kerja bank sampah Flamboyan Indah warga menjadi paham akan pentingnya pengelolaan sampah dan telah mampu mengubah pandangan dan kebiasaan masyarakat yang menganggap sampah sebagai sesuatu yang tidak berharga dan tidak lagi membuang sampah secara sembarangan.
3. Hasil dari kegiatan pemberdayaan perempuan melalui program Bank Sampah adalah perempuan yang khususnya ibu rumah tangga yang tidak bekerja (menganggur) di Rawabadak Selatan menjadi lebih mandiri, lingkungan menjadi lebih bersih, perempuan dapat menghasilkan pupuk kompos sendiri dan dari tabungan sampah tersebut menjadi menambah pendapatan keluarga. Perempuan menjadi lebih mandiri dan mendapatkan kegiatan positif untuk mengisi kekosongan waktu.
64 B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi pihak pengelola bank sampah Flamboyan Indah, dalam pelaksanaan pemberdayaan ibu PKK di RW 05 Rawabadak Selatan disarankan untuk terus melakukan sosialisasi dan pemberian motivasi kepada ibu PKK dan masyarakat agar jumlah nasabah meningkat dan masyarakat menjadi tahu mengenai cara pengelolaan sampah yang benar.
2. Bagi masyarakat hendaknya turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan- kegiatan yang diselenggarakan bank sampah Flamboyan Indah, guna memajukan bank sampah Flamboyan Indah secara kualitas maupun secara kuantitas. 3. Bagi peneliti selanjutnya, alangkah lebih baik jika dapat melakukan penelitian dengan instrumen yang berbeda seperti dengan menggunakan angket untuk mengetahui kecenderungan partisipasi masyarakat dalam program bank sampah. Selain itu dapat juga dengan melakukan penelitian yang bertujuan membandingkan masyarakat dalam suatu daerah yang mempunyai program bank sampah dengan daerah yang tidak memiliki program bank sampah, dilihat dari aspek kebersihan, ekonomi, pendidikan dan sosial.