• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : Penutup, memuat tentang kesimpulan dan saran

TINJAUAN TEORITIS TENTANG STRATEGI DAN KOPERASI SYARIAH

B. Koperasi Syariah

1) Pembiayaan Murabahah (Deferred Payment Sale)

Murabahah adalah jasa pembiayaan dengan mengambil bentuk transaksi jual beli dengan cicilan. Pada perjanjian murabahah, koperasi syariah membiayai pembelian barang atau asset yang dibutuhkan oleh anggotanya dengan membeli barang tersebut dari pemasok barang dan kemudian menjualnya kepada anggota tersebut dengan menambahkan margin (keuntungan). Dengan kata lain, penjualan barang oleh koperasi syariah kepada anggota dilakukan atas dasar biaya tambahan keutungan.

27

Adapun landasan syariahnya yaitu: (a). Al-Qur’an

Artinya

: “

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya” (QS. Al-Baqarah (2) : 275).

28 (b). Al-Hadits

Dari Suhaib ar-Rumi r.a bahwa Rasullah SAW, pernah bersabda: Tiga hal yang di dalamnya ada keberkahan: Jual beli secarah tangguh,muqaradhah (mudharabah),dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual” (HR. Ibnu Majah)23

2). Bai’ Salam (In-Front Payment Sale)

Bai’ Salam adalah suatu jasa pre-paid purchase good. Melalui cara ini harga barang dibayar dimuka pada waktu kontrak dibuat. Cara ini memungkinkan pula seorang pengusaha untuk menjual barangnya kepada koperasi syariah dengan harga yang telah ditentukan di muka. Bai’ Salam adalah akad jual-beli suatu barang yang harganya dibayar dengan segera (secara tunai) sedangkan barangnya akan diserahkan kemudian dalam jangka waktu yang disepakati.

23 M. Syafe’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, (Depok :PT. Gema Insani ,2001) Cet. I

29 Adapun landasan syariahnya yaitu:

(a). Al-Qur’an

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu`amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah

30

penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki diantaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislah mu`amalahmu itu), kecuali jika mu`amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika)

31

kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-Baqarah (2): 282)

(b). Al-Hadits

Ibnu Abbas r.a meriwayatkan bahwa Rasulallah SAWdatang ke Madinah dimana penduduknya melakukan akad salaf (salam) dalam buah-buahan (untuk jangka) satu, dua dan tiga tahun. Beliau berkata:

Artinya : “Barang siapa yang melakukan akad jual beli salaf (salam), hendaklah ia melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang jelas pula untuk jangka waktu yang diketahui”. 3). Bai’ Istishna

Produk istishana menyerupai produk salam, namun dalam istishna pembayarannya dapat dilakukan oleh koperasi syariah dalam beberapa kali termin pembayaran. Skim istishna dalam

32

koperasi syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan kontruksi Adapun ketentuan umum dalam istishna ini yaitu spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti jenis, macam ukuran, mutu dan jumlah, sedangkan harga jual yang telah disepakati diawal tidak boleh berubah.

b. Prinsip Sewa

Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Ijarah adalah suatu lease contract di bawah mana suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan peralatan (equipment), sebuah bangunan atau barang seperti mesin-mesin, pesawat terbang, dan lain-lain, kepada salah satu nasabahnya berdasarkan pembebanan biaya yang sudah ditentukan secara pasti sebelumnya (fixed charge).

Adapun landasan syariahnya yaitu: (a). Al-Qur’an

33

Artinya: “ Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah (2):233)

(b). Al-Hadits

Dari Ibnu Umar bahwa Rasulallah SAW bersabda, ”berikanlah upah pekerja sebelum kering keringatnya” (HR. Ibnu Majah).

34 c. Prinsip Bagi Hasil

1). Musyarakah

Musyarakah merupakan akad kerja sama usaha patungan antara 2 pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu

jenis usaha yang halal dan produktif. Pendapatan dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang telah disepakati bersama pada saat membuat akadnya. Koperasi syariah di sini melakukan usaha pembiayaan dengan cara penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima pembiayaannya. Koperasi syariah bersama mitra usaha mengadakan kesepakatan tentang pembagian keuntungan tersebut tidak harus sebanding dengan pangsa pembiayaan masing-masing, tetapi atas dasar perjanjian kedua belah pihak. Apabila terjadi, maka kerugian tersebut akan ditanggung bersama sesuai dengan pangsa pembiayaan masing-masing. Dalam hal ini koperasi syariah dapat ikut serta mengelola usaha tersebut.

35

Adapun landasan syariahnya yaitu: (a). Al-Qur’an

Artinya: “Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau

36

(dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris) [274]. (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun” (QS.An-Nisa (4) :12)

(b). Al-Hadits

Dari Abu Hurairah,Rasulallah SAW bersabda: Sesunguhnnya Allah S.W.T berfirman: Aku pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satunya tidak mengkhianati lainnya (HR. Abu Dawud)

37 2). Mudharabah

Mudharabah adalah suatu transaksi pembiayaan berdasarkan syariah,yang juga digunakan sebagai transaksi pembiayaan perbanakan syariah,yang dilakukan oleh para pihak berdasarkan kepercayaan. Mudharabah merupakan suatu transaksi pembiayaan yang melibatkan sekurang-kurangnya 2 (dua) pihak , yaitu:

 Pihak yang memiliki dan menyediakan modal guna membiayai proyek atau usaha yang memerlukan pembiayaan; pihak tersebut disebut shahibu mal.

 Pihak pengusaha yang memerlukan modal dan menjalankan proyek atau usaha yang dibiayai dengan modal dari shahibul maal dalam hal ini yang bertindak yaitu bank syariah, pihak tersebut disebut dengan mudharib.

d. Akad Pelengkap 1). Qard

Perjanjian qardh adalah perjanjian pinjaman. Dalam perjanjian qardh, pemberi pinjaman (kreditor) memberikan pinjaman akan mengembalikan pinjaman tersebut pada waktu yang telah

38

diperjanjikan dengan jumlah yang sama ketika pinjaman itu diberikan. Qardh ul-hasan merupakan perjanjian qardh untuk tujuan sosial, adalah tidak mustahil bagi suatu koperasi syariah yang terpanggil memberikan pinjaman-pinjaman kepada mereka yang tergolong lemah ekonominya untuk memberikan qardh ul-hasan.

Adapun landasan syariahnya yaitu: (a). Al-Qur’an

Artinya: “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah S.W.T pinjaman yang baik,maka Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu utuknya,dan dia akan memperoleh pahala yang banyak” (QS. Al-Hadid (57 ): 11)

(b). Al-Hadits

Artinya: Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa : Nabi Muhammad

SAW berkata: Bukan seorang muslim yang meminjamkan dua kali kecuali yang satunya adalah (senilai) shadaqah ( HR.Ibnu Majah)

39

5. Landasan Kerja Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa

Dokumen terkait