• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V : Penutup, memuat tentang kesimpulan dan saran

TINJAUAN TEORITIS TENTANG STRATEGI DAN KOPERASI SYARIAH

B. Koperasi Syariah

1. Pengertian Koperasi Syariah

Dilihat dari segi bahasa (etimologi), koperasi berasal dari kata latin yaitu Cum yang berarti “dengan” dan Apareri yang berarti “bekerja”. Dalam literatur bahasa inggris dikenal dengan istilah Co dan Operation, sedangkan yang dalam bahasa belanda dikenal dengan istilah Cooperation Veregening

21

yang berarti bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu.17

Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan kata koperasi adalah badan hukum yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan landasan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan18.

Koperasi dalam literatur kajian fiqh klasik, dikenal dengan istilah syirkah ta’awuniyah yaitu perserikatan atau perkongsian dalam berekonomi yang berlandasakan kepada asas kebersamaan. Sedangkan kalau dilihat dari segi istilah, koperasi adalah akad antara orang-orang untuk berserikat modal untuk memperoleh keuntungan.

Adapun pengertian koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil syariah. Sedangkan unit jasa keuangan syariah (UJKS) adalah unit koperasi yang bergerak dibidang usaha, pembiayaan, investasi dan simpanan dengan poal bagi hasil syariah sebagai bagian kegiatan koperasi yang bersangkutan.19

17 Hadi Kusma, Hukum Koperasi Indonesia, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002) h.1 Cet.II 18UU Perkoperasian No25 tahun 1992 Pasal 1 (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2007) h,.2 19 Junaedi. B.SM,Islam dan Interpreneurlisme:Suatu Studi Fiqh Ekonomi Bisnis Modern,(Jakarta: Kalam Mulia,1992).,h.147

22 2. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah

Dalam sistem koperasi konvensional, mencari keuntungan untuk kesejahteraan anggota lebih diutamakan, baik dengan cara tunai atau membungakan uang yang ada pada anggota. Ironisnya sebagai anggota yang meminjam biasanya anggota yang mengalami defisit keuangan sehari-hari dan pihak koperasi memberlakukannya sama dengan pinjaman lainya dengan mematok bunga sebagai jasa koperasi yang sama besar.

Pada koperasi syariah hal ini tidak dibenarkan, akan tetapi menentukan imbalan seperti: fee/ujrah (untuk pelayanan jasa-jasa, margin/ribhun (untuk jual beli) dan bagi hasil (untuk kerja sama usaha) itu diperbolehkan oleh Syar’i. Adapun peran dan fungsi koperasi syariah antara lain sebagai berikut:

a. Sebagai manajer investasi

Koperasi syariah merupakan manajer investasi dari pemilik dana yang dihimpunnnya. Besar kecilnya hasil usaha koperasi tergantung dari keahlian, kehati-hatian, profesionalisme koperasi. Penyaluran dana yang dilakukan koperasi syariah memiliki implikasi langsung kepada berkembang sebuah koperasi syariah.

Koperasi syariah melakukan fungsi ini sebagai lembaga yang menginvestasikan dana-dana anggotanya pada usaha-usaha yang menguntungkan. Jika terjadi kerugian diluar kesengajaan dan kelalaian pihak mudharib, maka koperasi syariah tidak boleh

23

meminta ganti rugi sedikit pun karena kerugian dibebankan pada pemilik dana.

b. Sebagai investor

Koperasi syariah menginvestasikan dana yang dihimpun dari anggota maupun pihak lain dengan pola investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang sesuai meliputi akad beli secara tunai, tidak tunai ataupun sewa-menyewa. keuntungan yng diperoleh dibagi secara proporsional (sesuai kesepakan nisbah) pada pihak yang memberikan dana seperti tabungan sukarela atau investasi pihak lain sisanya dimasukkan pada pendapatan operasional koperasi syariah.

c. Fungsi sosial

Konsep koperasi syariah mengharuskan memberikan pelayanan sosial baik kepada anggota yang membutuhkan maupun kepada masyarakat dhu’afa. Kepada anggota yang membutuhkan pinjaman darurat dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan pengembalian pokok (al-Qard) yang sumber dananya berasal dari modal maupun laba yang dihimpun. Dimana anggota tidak dibebankan bunga dan sebagainya seperti yang berlaku pada koperasi konvensional. Sementara bagi anggota masyarakat dhu’afa dapat diberilan pinjaman kebajikan

24

dengan atau tanpa pengembalian pokok (Qard ak-hasan) yang sumber dananya dari dana zakat, infaq dan shadaqoh (ZIS).20 3 . Karakteristik Koperasi Syariah

Adapun falsafah yang mendasari gagasan koperasi sesungguhnya adalah kerjasama, gotong royong dan demokrasi ekonomi, menuju kesejahteraan umum.

Melihat dari segi falsafah yang mendasari gerakan koperasi, kita temukan banyak segi yang mendukung persamaan dan diberi rujukan dari segi ajaran Islam, antara lain penekanan akan pentingnya kerjasama dan tolong menolong (ta’awun), persaudaraan (ukhuwah) dan pandangan hidup demokrasi

(musyawarah). Lahirnya lembaga keuangan mikro syariah termasuk koperasi syariah sesungguhnya dilatarbelakangi oleh pelarangan riba secara tegas dalam Al-Qur’an. Islam mengangap riba sebagai satu unsur buruk yang merusak masyarakat secara ekonomi, sosial maupun moral. Oleh karena itu, Al-Qur’an melarang umat Islam memberi atau memakan riba21.

Koperasi syariah sebagai koperasi yang beroperasi berdasarkan

prinsip-prinsip syariah menurut ketentuan al-Qur’an dan al-Hadis, memiliki karakteristik yang berbeda dengan koperasi konvensional, diantaranya:

20“BMT Syariah” artikel diakses pada 25 April 2011 dari http://www. bmt-syariah.blogspot.com/.../12/peran-dan-fungsi-koperasi-syariah.html.

21 Ilmi Makhalul, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, (Jakarta: UI Press, 2002), hal. 1

25

a. Koperasi syariah tidak melakukan jual beli uang (money changer/sharf).

b. Adanya Dewan Pengawas Syariah untuk mengawasi segala bentuk produk-produk yang ditawarkan kepada masyarakat umum dan khususnya untuk anggota dan juga segi sistem operasioanal yang diterapkan oleh koperasi syariah. Adapun tugas Dewan Pengawas Syariah secara detail sebagai berikut:

1) Menumbuh kembangan penerapan nilai-nilai syariah dalam kegiatan perekonomian pada umumnya dan keuangan pada khususnya.

2) Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan. 3) Mengeluarean fatwa atas produk dan jasa keuangan

syariah.

4) Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan. c. Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang

halal, baik, thayyib dan tidak ada unsur riba, masyir dan gharar serta menguntungkan dengan sistem bagi hasil (profit loss sharing dan revenue profit dan loss sharing) dan juga tidak melanggar peraturan undang – undang yang berlaku di Negara Indonesia.22

22

26

d. Koperasi syariah menjalankan usaha sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi.

e. Mengakui hak milik anggota terhadap modal usaha.

f. Hubungan dengan para anggota dalam bentuk hubungan kemitraan dan kekeluargaan.

Dokumen terkait