• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Pembiayaan Murabahah

Akad murabahah adalah transasksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, di-mana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pem-beli.

Dalam penyaluran pembiayaan berdasarkan akad murabahah, undang-undang perbankan syariah memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. UU perbankan syariah memberikan definisi akad murabahah dari pengertian poduk pembiayaan sebagai salah satu bentuk kegiatan usaha bank syariah.

a. Fitur dan Mekanisme Pembiayaan Berdasarkan Akad Murabahah

Dalam pembiayaan berdasarkan akad murabahah, bank bertindak sebagai pihak penyedia dana dalam kegiatan transaksi murabahah dengan nasa-bah.Bank dapat membiayai sebagaian atau seluruh harga pembelian barang

29

yang telah disepakati kualifikasinya. Apabila telah ada kesepakatan antara bank dengan nasabahnya, dan akad pembiayaan murabahah telah ditanda-tangani oleh bank dan nasabah, maka bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan barang yang dipesan nasabah.

Dalam pembiayaan murabahah, bank dapat memberikan potongan ataudiskon ( muqasah) dengan besar yang wajar tanpa diperjanjikan dimuka.

Dalam praktiknya, potongan tersebut diberikan oleh bank apabila nasabah me-lunasi utang murabahah lebih awal dari pada jangka waktu akad pembiayaan.

Dalam fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah antara lain ditegaskan bahwa jaminan dalam murabahah diperbolehkan, agar nasabah serius dengan pesanannya. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang. Karna barang yang yang dijual oleh bank kepa-da nasabah sejak akad sukepa-dah menjadi milik nasabah kepa-dan kepa-dapat dialik nama atas nasabah yang bersangkutan, maka barang yang dibiayai dengan fasilitas pembiayaan berdasarkan akad pembiayaan murabahah tersebut merupakan agunan pokok yang dapat diikat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, misal-nya hak tanggunangan , jaminan fidusia, atau gadai.

Dalam praktiknya, fasilitas pembiayaan berdasarkan akad murabahah diberikan dalam bentuk penyediaan dana direkening pembiayaan atas nama nasabah penerima fasilitas oleh bank syariah. Pada saat pencairan untuk belian barang dari produsen/supplier, bank syariah mendebit rekening

pem-30

biayaan atas nama nasabah dan mengkredit rekening giro atau rekening ta-bungan atas nama nasabah.

Bank syariah melakukan pembayaran kepada produsen/ supplier sejumlah harga barang lazimnya dengan mendebit rekening giro atau rekening tabungan atas nama nasabah dan mengkredit rekening produsen/supplie. Selanjutnya produsen/supplier menyerahkan barang yang dibiayai, langsung kepada nasa-bah.

Apabila nasabah tidak diwajibkan membuka rekening giro atau rekening tabungan untuk menampung pencairan dana pembiayaan, ,maka pada saat pencairan, bank syariah akan mendebit rekening pembiayaan atas nama nasa-bah dan mengkredit tekening produsen/ supplier.

Saldo debit rekening pembiayaan merupakan salah satu bukti adanya hutang murabahah nasabah kepada bank syariah yang wajib dilunasi setelah jangka waktu tertentu atau pada saat jatuh tempo pembiayaan sesuai yang telah disepakati dalam akad pembiayaan.17

Dalam transaksi pembiayaan berdasarkan akad murabahah, proses penga-daan barang ( aktiva) murabahah harus dilakukan oleh bank sebagai penjual.

Karna bank bertindak sebagai penjual, berarti kepemilikan atas barang ada pada bank.Permasalah yang timbul adalah apakah kepemilikan bajk atas

ba-17A. Wangsawidjaja Z , Pembiayaan Bank Syariah, ( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012), hal 200-204

31

rang tersebut dilakukan secara riil atau berlaku sebagai prinsip saja. Apabila kepemilikan barang dilakuka secara riil atas nama bank dan harus sah, maka akan timbul konsekuensi pajak dan balik nama sesuai dengan ketentuan hukum positif yang ada sebagaimana diruaikan diatas.

Jika kepemilikan atas barang tersebut dilakukan secara prinsip sja maka pertimbangan sebagaimana dikemukakan diatas, maka bank tidak perlu melakukan balik nama atas barang sehingga tidak ada konsekuensi tersebut.

b. Tujuan / manfaat pembiayaan berdasarkan akad murabahah 1) Bagi bank

Manfaat pembiayaan murabahah bagi bank adalah sebagai salah satu bentuk penyaluran dana untuk memperoleh pendapatan dalam bentuk mar-gin.

2) Bagi nasabah

Sedangkan manfaat bagi nasabah penerima fasilitas adalah merupakan salah satu cara untuk memperoleh barang tertentu melalui pembiayaan dari bank. Nasabah dapat mengangsur pembayaran dengan jumlah angsuran yang tidak akan berubah selama masa perjanjian.

c. Analisis dan identifikasi risiko

32

1) Resiko pembiayaan ( financing risk) yang disebabkan oleh nasabah wanprestasi atau default. 18

2) Resiko pasar disebabkan oleh pergerakan nilai tukar bila pembiayaan atas dasar akad murabahah diberikan dalam valuta asing.

2. Dasar hukum

Dasar hukum pengembangan transaksi berprinsip bai’al -Murabahah, meliputi:

1) Al-Qur’an

Ayat- ayat al-Qur’an yang dapat dijadikan rujukan dasar akad transaksi bai,al-Murabahah dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 275 :



Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah

18 Muhammad, “Manajemen Dana Bank Syariah”, (jakarta : PT. Raja Grafindo Per-sada,2014) hal 47

33

disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sam dengan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya lrangan dari tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),, maka baginya aa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan ursannya (terserah) kepada allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka dan mereka kekal didalamnya”.

2) Sunnah

Hadits- hadits rasul yang dapat dijadikan rujukan dasar akad murabahah adalah

ر و ربم حيب لك و ه ديب لج رلا لمع بسكلا لضفا Artinya :“ kerja yang paling utaa adalah uha seseorang dengan tangannya

sendiri dan setiap jual beli yang mambur”

C. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)

Dokumen terkait