• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH MEMILIH PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT AL HIJRAH SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH MEMILIH PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT AL HIJRAH SKRIPSI"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH MEMILIH PEMBIAYAAN MURABAHAH

DI BMT AL HIJRAH

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar S1 Pada Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

Oleh:

RAHAYU DEWI PUTRI 3317.105

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

2021 M/ 1442 H

(2)

2 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dari pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. Kemudian shalawat beriringan salam senantiasa kita mohonkan kepada-Nya agar selalu tercurah kepada junjungan kita, yakni Nabi Muhammad SAW yang telah munyampaikan risalah-Nya kepada kita sehingga menjadikan kita manusia beradab dan berilmu pengetahuan.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Jurusan S1Perbankan Syariah untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi.

Adapun judul skripsi ini adalah “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT AL-HIJRAH”

Dalam penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama keluarga yang mendukung penulis baik secara moril maupun materil, teristimewa kepada Ayahanda penulis Amrizal, Ibunda penulis Marsina, Kakak penulis Ners Asni S.Kep dan Abang penulis Mardianto dan Rudi tercinta yang telah mendidik, membesarkan, memotivasi serta mendo’akan penulis dengan penuh kesabaran dan pengorabanan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi serta perkuliahan ini. Berkenan dengan ini, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

(3)

3

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Bukittinggi

2. Bapak Dr. Iiz Izmudin, M.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi

3. Ibu Sandra Dewi, S.E, M.M selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah IAIN Bukittinggi sekaligus selaku Dosen Pembimbing dalam menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Atas bimbingan, arahan, saran, motivasi dan kesabarannya penulis sampaikan Jazakumullah Ahsanal Jaza’.

Semoga amal kebaikan beliau dilipat gandakan oleh Allah SWT.

4. Ibu Lely Lismay, M.PD selaku Dosen Penasihat Akademik ( PA ) yang telah membimbing dan berbagi ilmu kepada penulis. Semoga Allah melipat gandakan semua amal kebaikan mereka.

5. Kepada Seluruh Dosen dan Staff IAIN Bukittinggi, yang telah mendidik, membimbing dan berbagi ilmu kepada penulis. Semoga Allah melipat gandakan semua amal kebaikan mereka.

6. Kepada Pimpinan dan Karyawan/ti BMT Al-Hijrah Bukittinggi yang telah memberi support dan informasi terkait penulis.

Selanjutnya penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat dan teman teman seperjuangan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis berdoa dan berharap kepada Allah SWT semoga amal dan kebaikan kita semua di Ridhai oleh Allah SWT dan bernilai di hadapan Allah SWT.

(4)

4

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa didalamnya masih belum terlepas dari segi penulisan maupun penyampaiannya. Untuk itu, penulis sangat menghargai kritik dan saran yang konstuktif dari segenap pembaca untuk lebih sempurnanya skripsi ini. Atas kritik dan saran yang disampaikan, penulis ucapkan terima kasih.

Bukittinggi, 29 Juni 2021 Penulis

RAHAYU DEWI PUTRI 3317105

(5)

5 DAFTAR ISI PERSETUJUAN PEMBIMBING

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Penjelasan Judul ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Keputusan Nasabah ... 9

B. Pembiayaan Murabahah... 17

C. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) ... 22

D. Kajian Terdahulu ... 32

E. Kerangka Pemikiran ... 34

F. Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 38

(6)

6

B. Lokasi Penelitian ... 38

C. Jenis dan Sumber Data ... 39

D. Populasi dan Sampel ... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ... 42

F. Skala Pengukuran ... 44

G. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Monografi BMT Al-Hijrah ... 52

B. Gambaran Umum ... 63

C. Analisa Data ... 69

D. Analisa Penulis ... 97

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(7)

7 Daftar Tabel

Tabel 3.1 Jumlah nasabah pembiayaan murabahah BMT Al-Hijrah ... 40 Tabel 3.2 Skala likert ... 44 Tabel 4.1 Distribusi jawaban responden berdasarkan nasabah BMT Al-

Hijrah ... 63 Tabel 4.2 Distribusi jawaban responden berdasarkan jenis kelamin ... 64 Tabel 4.3 Distribusi jawaban responden berdasarkan pekerjaan nasabah

BMT Al-Hijrah ... 64 Tabel 4.4 Distribusi jawaban responden berdasarkan penghasilan nasabah BMT Al-Hijrah ... 65 Tabel 4.5 Distribusi jawaban responden berdasarkan berapa lama menjadi nasabah BMT Al-Hijrah ... 66 Tabel 4.6 Distribusi jawaban responden berdasarkan berapa banyak

menggunakan produk pembiayaan murabahah ... 67 Tabel 4.7 Distribusi jawaban responden berdasarkan sumber informasi

tentang produk pembiayaan murabahah ... 68 Tabel 4.8 Keputusan nasabah menggunakan pembiayaan murabahah di

BMT Al-Hijrah karena adanya persepsi atas iklan produk layanan

pembiayaan pada brosur ... 69 Tabel 4.9 Menggunakan produk pembiayaan sangat bermanfaat dan lebih menguntungkan dibandingkan produk pembiayaan lainnya ... 70

(8)

8

Tabel 4.10 Kepuasan nasabah menggunakan jasa pembiayaan murabahah pada BMT Al-Hijrah ... 71 Tabel 4.11 Kemudahan nasabah dalam mengajukan pembiayaan pada

BMT Al-Hijrah ... 72 Tabel 4.12 Menggunakan produk pembiayaan murabahah karena

dorongan kebutuhan modal untuk menjalankan usaha ... 72 Tabel 4.13 Mengajukan pembiayaan murabahah pada BMT Al-Hijrah

karena sesuai dengan pekerjaan saya ... 73 Tabel 4.14 Pengajuan pembiayaan murabahah di BMT Al-Hijrah

Bukittinggi sesuai dengan keadaan ekonomi ... 74 Tabel 4.15 Kondisi ekonomi yang kurang baik menjadi alasan untuk

mengajukan pembiayaan murabahah di BMT Al-Hijrah ... 75 Tabel 4.16 Pengajuan pembiayaan murabahah di BMT Al-Hijrah karena

beban angsuran sesuai dengan pendapatan nasabah ... 76 Tabel 4.17 Pengaruh minat masyarakat sekitar terhadap pembiayaan

murabahah pada BMT Al-Hijrah ... 76 Tabel 4.18 Pengajuan pembiayaan murabahah pada BMT Al-Hijrah

karena sesuai dengan usia dan tahap siklus hidup ... 77 Tabel 4.19 Mengajukan pembiayaan murabahah di BMT Al-Hijrah

Bukittinggi karena untuk memenuhi kebutuhan ... 78 Tabel 4.20 Pengajuan pembiayaan murabahah di BMT Al-Hijrah karena

dipengaruhi rekan kerja ... 79

(9)

9

Tabel 4.21 Pengajuan pembiayaan murabahah di BMT Al-Hijrah

berdasarkan pengaruh keluarga ... 79

Tabel 4.22 Saya tertarik saat pertama kali melihat dan mendengar produk pembiayaan murabahah pada BMT Al-Hijrah ... 80

Tabel 4.23 Saya tertarik untuk mencari informasi lebih jauh tentang keunggulan BMT Al-Hijrah Bukittinggi dibandingkan BMT lainnya ... 81

Tabel 4.24 Saya ingin menggunakan jasa pembiayaan murabahah pada BMT Al-Hijrah Bukittinggi ... 82

Tabel 4.25 Menggunakan jasa pembiayaan murabahah di BMT Al-Hijrah Bukittinggi karena menggunakan prinsip bagi hasil dan sesuai dengan prinsip syariah ... 83

Tabel 4.26 Saya menjadi nasabah tetap jasa pembiayaan murabahah pada BMT Al-Hijrah Bukittinggi ... 84

Tabel 4.27 Hasil uji validitas variabel X1 ( Faktor internal ) ... 85

Tabel 4.28 Hasil uji validitas variabel X2 ( Faktor eksternal ) ... 85

Tabel 4.29 Hasil uji validitas variabel Y ( Produk pembiayaan murabahah) ... 86

Tabel 4.30 Hasil uji reabilitas instrumen ... 87

Tabel 4.31 Hasil uji normalitas ( uji kolmogrov-smirnov ) ... 88

Tabel 4.32 Hasil uji multikolinieritas ( uji tolerance dan VIF ) ... 89

Tabel 4.33 Hasil uji heterokedastisitas ( uji glejser ) ... 90

Tabel 4.34 Hasil uji regresi berganda coefficentsa ... 91

(10)

10

Tabel 4.35 Hasil uji t analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan nasabah dalam memilih produk pembiayaan murabahah ... 93 Tabel 4.36 Hasil uji t analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan nasabah dalam memilih produk pembiayaan murabahah ... 94 Tabel 4.37 Hasil uji f anova ... 95 Tabel 4.38 Hasil uji koefisien determinasi (R2) model summary ... 97

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir ... 35

(11)

11 ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Memilih Pembiayaan Murabahah di BMT Al-Hijrah” yang disusun oleh Rahayu Dewi Putri NIM 3317105 Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi atas bimbingan dari ibu Sandra Dewi,SE.MM.

Penelitian ini dilatar belakangi banyak nya nasabah yang membutuhkan modal kerja dan biaya sekolah tetapi nasabah tidak ingin berhubungan dengan para rentenir dikarenakan tingkat bunga yang tinggi dan sikap yang kasar sedangkan pada BMT Al-Hijrah tata cara pemberian pembiayaan tidak berbelit-belit serta para pengelola dan pimpinan bersifat jujur. Bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis seberapa pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap keputusan nasabah dalam memilih pembiayaan murabahah di BMT Al-Hijrah. Penelitian ini merupakan penilitian kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner, observasi dan wawancara. Sampel yang digunakan sebanyak 97 orang. Analisis data dengan metode analisis regresi berganda.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel faktor internal dan faktor eksternal secara simultan berpengaruh terhadap keputusan nasabah memilih pembiayaan murabahah. Hal ini dapat dibuktikan bahwa nilai Fhitung > Ftabel atau 21,608 > 3,09. Sedangkan pada uji t faktor internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah memilih pembiayaan murabahah hal ini terbukti dari t

hitung > ttabel atau 6,510 > 1,985 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Sedangkan variabel faktor eksternal berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keputusan nasabah memilih pembiayaan murabahah, hal ini dibuktikan bahwa nilai thitung > ttabel

atau dengan nilai signifikan 2,099 > 0,05. Hasil pengujian ini menghasilkan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,300 hal tersebut berarti 30% variabel keputusan nasabah memilih pembiayaan murabahah dipengaruhi variabel faktor internal dan faktor eksternal sedangkan sisanya 70% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(12)

12 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi dan lembaga keuangan islam di Indonesia tampak menunjukan kemajuan yang berarti. Terbukti pada tahun-tahun terakhit ini banyak sekali bermunculan lembaga keuangan yang berprinsip syariah. Di indonesia telah berkembang sangat pesat seperti lembaga keuangan syariah yang berbentuk Baitul Maal Wa Tamwil (BMT).1

BMT adalah lembaga yang bergerak dibidang sosial, sekaligus bisnis yang mencari keuntungan. BMT pada dasarnya bukan lembaga perbankan murni, melainkan lembaga keuangan mikro syariah yang menjalankan sebagian besar sistem operasional perbankan syariah. Sebagai lembaga keuangan, ia bertugas menghimpun dana dari masyarakat (anggota BMT) dan menyalurkannya kepada masyarakat (anggota BMT).2

Tujuan dikembangkannya produk tabungann di BMT adalah untuk mem- berikan pelayanan dalam pengumpulan dana dari masyarakat atau pihak ketika guna meningkatkan kinerja perekonomian di wilayah operasionalnya. Fungsi BMT tidak hanya sekedar pengumpulan dana atau menerima simpanan masyarakat dalam berbentuk giro, deposito, dan juga menyalurkan dalam bentuk produk

1 Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah : Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama (Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2012), hal 353

2 Nurul Huda,Purnama Putra,dkk, Baitul Maal wattamwil (Jakarta : Amzah, 2016), hal .35

(13)

13

pembiayaan untuk usaha mikro kecil menengah tanpa melanggar syarat dan ke- tentuan yang dikeluarkan oleh Fatwa DSN3.

Sangat banyak produk yang ditawarkan oleh BMT Al-Hijrah untuk nasa- bahnya. namun masyarakat lebih condong memilih pembiayaan murabahah. Mu- rabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan ke- untungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Sedangkan dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional yang dimaksud dengan murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pem- beli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.4

Prinsip murabahah banyak diterapkan dalam pembiayaan pengadaan ba- rang konsumtif dan investasi. Skema ini paling banyak digunakan karena seder- hana. Skema pembiayaan murabahah sangat berguna bagi seseorang yang membu- tuhkan barang secara mendesak tetapi kekurangan dana. Pembelian barang terse- but dapat dibayar secara tunai, cicilan atau tangguhan sesuai kemampuan keu- angan pembeli. Namun, pada umumnya nasabah memilih pembayaran secara ci- cilan karena kekurangan dana.5 Landasan hukum akad murabahah yakni firman Allah dalam QS Al-Baqarah : 275

3 Ismail, Manajemen Perbankan, (Jakarta : Kencana, 2016), hal. 75.

4 Sofyan S. Harahap, Wiroso, M.Yusuf, Akutansi Perbankan Syariah, (Jakarta: LPFE Usakti,2010), hal.111

5 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005), hal.423

(14)

14

◆



⧫

⧫▪◆

❑⧫

 Artinya :

“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”

Beberapa strategi perlu dilakukan oleh BMT Al-Hijrah dalam upaya men- jaga pertumbuhan produk pembiayaan murabahah. Salah satunya dengan men- erapkan strategi pemasaran yang efektif dan efisien. Konsep pemasaran mempu- nyai seperangkat alat pemasaran yang sifatnyadapat dikendalikan yaitu dengan marketing mix ( bauran pemasaran). Dengan penerapan strategi pemasaran yang tepat dan efektif dapat mendorong minat nasabah dalam menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan oleh BMT Al-Hijrah.

Dalam upaya memperkenalkan produk pembiayaan murabahah dan menarik minat masyarakat, strategi promosi merupakan faktor yang perlu diper- hatikan. Promosi yang menarik dan efektif akan mampu menarik minat nasabah menggunakan produk dan jasa yang ditawarkan. Tanpa promosi nasabah tidak akan mengenal dan mengetahui BMT Al-Hijrah maupun produk-produk yang di- milikinya. Oleh karena itu, promosi merupakan sarana yang paling utama untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Kualitas pelayanan kepada nasabah juga sangat penting karena dengan pelayanan petugas yang baik dan memuaskan nasabah maka akan menumbuhkan rasa kepercayaan nasabah terhadap BMT Al- Hijrah.

Banyak faktor yang memutuskan nasabah memilih pembiayan murabahah baik dari sisi internal maupun eksternal bank. Adapun faktor internalnya yaitu per-

(15)

15

sepsi, motivasi, sikap, dan kepribadian. Sedangkan faktor eksternal dalam penelitian ini adalah demografi, budaya dan sosial.

Dari hasil penelitian pada pihak BMT Al-Hijrah mengemukakan bahwa nasabah banyak memilih pembiayaan murabahah di BMT Al-Hijrah untuk modal kerja, investasi dan biaya sekolah dengan beberapa alasan yaitu nasabah tidak ingin berhubungan dengan para rentenir dikarenakan tingkat bunga yang tinggi dan sikap yang kasar. Sedangkan pada BMT Al-Hijrah pembayaran atau angsuran terlambat tidak pernah dikenakan denda tetapi hanya diberikan nasehat, tata cara pemberian pembiayaan tidak berbelit-belit sehingga menyenangkan hati nasabah, para pengelola dan pimpinan bersifat jujur dan berjanji margin yang akan diberi- kan boleh tawar-menawar.

Adapun keunggulan dari pembiayaan murabahah sendiri yaitu pertama, pembeli mengetahui semua biaya (cost) yang semestinya serta mengetahui harga pokok barang dan keuntungan. Kedua, murabahah relative lebih mudah dan lebih tidak beresiko dibanding dengan pembiayaan mudharabah dan musyarakah.

Dari pemaparan diatas, maka dalam kesempatan ini, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan na- sabah untuk memilih pembiayaan murabahah pada BMT Al-Hijrah. Sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Memilih Pembiayaan Murabahah di BMT Al- Hijrah”.

(16)

16 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah terkait penelitian ini, yaitu :

1. Adanya keperluan mendesak yang tidak bisa di penuhi dengan gaji yang ada.

2. Keluhan masyarakat karena tingkat margin yang tinggi.

3. Adanya keinginan untuk membeli barang untuk keperluan berusaha tetapi mem- iliki keterbatasan modal.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini mempunyai arahan yang jelas serta tidak keluar jauh dari pokok permasalahan, maka diperlukan pembatasan masalah yang diteliti. Ba- tasan ini memberikan gambaran kemana arah penelitian dan memudahkan peneliti dalam menganalisis permasalahan yang sedang diteliti. Penelitian ini hanya mem- bahas mengenai “ Faktor Internal dan Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Memilih Pembiayaan Murahabahah Di BMT Al-Hijrah”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada batasan masalah diatas, maka dapat dibuat dirumusan masalah yaitu :

1. Bagaimana pengaruh faktor internal terhadap keputusan nasabah memilih pem- biayaan murabahah di BMT Al-Hijrah?

2. Bagaimana pengaruh faktor eksternal terhadap keputusan nasabah memilih pembiayaan murabahah di BMT Al-Hijrah?

(17)

17

3. Bagaimana pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap keputusan nasabah memilih pembiayaan murabahah di BMT Al-Hijrah?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk :

1. Untuk mengetahui pengaruh faktor internal terhadap keputusan nasabah memilih pembiayaan murabahah di BMT Al-Hijrah.

2. Untuk mengetahui pengaruh faktor eksternal terhadap keputusan nasabah memilih pembiayaan murabahah di BMT Al-Hijrah.

3. Untuk mengetahui pengaruh faktor internal dan eksternal secara bersama-sama terhadap keputusan nasabah memilih pembiayaan murabahah di BMT Al- Hijrah.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dan tujuan peneliti, maka hasil penelitian ini diaharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Bagi Akademik

Untuk menambah ilmu pengetahuan dibidang pemasaran, khususnya tentang faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah memilih pembiayaan murahabahah suatu bank syariah atau lembaga keuangan.

2. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan literatur keilmuan tentang perbankan syariah dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Memilih Pembiayaan Murabahah di BMT

(18)

18

Al-Hijrah”. Sekaligus untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan informasi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian tersebut.

4. Bagi BMT Al-Hijrah

Untuk mengambil kebijakan selanjutnya yang berkaitan dengan keputusan nasabah dalam memilih pembiayaan murabahah pada BMT Al- Hijrah.

G. Penjelasan Judul

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul proposal ini, penulis perlu menguraikan secara singkat mengenai maksud dari istilah-istilah yang ada pada judul tersebut:

Analisis : Proses untuk mengetahui dan memahami fenomena suatu objek dengan memanfaatkan berbagai informa- si yang tersedia.6

Faktor – Faktor : Hal yang ikut menyebabkan ( mempengaruhi ) ter- jadinya sesuatu.

6 Darminta Poerwa, Kamus Umun Bahasa Indonesia (Jakata : PN. Balai Pustaka, 1997), Hal.

39

(19)

19 Pengambilan Kepu-

tusan

: Proses interaksi antara sikap efektif, sikap kognitif dan sikap behavioral dan faktor lingkungan dengan mana manusia melakukan pertukaran dalam semua aspek kehidupannya.7

Nasabah : Pihak yang menggunakan jasa bank.

Pembiayaan : Penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa : transaksi bagi hasil da,am bentuk mudharabah dan musyarakah, transaksi sewa – me- nyewa dalam bentuk ijarah, transaksi jual beli dalam bentuk salam dan istishna’, dan transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang.

Murabahah : Perjanjian jual beli antara bank dan nasabah

BMT : Lembaga yang bergerak di bidang sosial, sekaligus juga bisnis yang mencari keuntungan8

Jadi yang penulis maksud dari masalah yang penulis teliti adalah Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Memilih Pembiayaan Murabahah di BMT Al-Hijrah.

7 Mulyadi Nitisusastro, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Kewirausahaan (Bandung : Alfabeta, 2012), Hal. 195

8 Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah: Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan Agama, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012), Hal. 353

(20)

20 BAB II

LANDASAN TEORI A. Keputusan Nasabah

1. Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah suatu proses pengintegrasian yang memadukan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Proses tersebut mencakup penganalisaan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian dan seleksi terhadap alternatif yang ada, keputusan untuk memilih, dan perilaku setelah pemilihan.

Pada hakekatnya, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentu- an yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. 9

2. Tahap-tahap Proses Pengambilan Keputusan a. Pengenalan kebutuhan

Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan merupakan pembeli menyadari suatu kebutuhan dan masalah. Kebutuhan akan muncul karena adanya rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal seseorang (ekonomi) timbul pada saat tingkat yang cukup tinggi sehingga

9 Husein Umar, Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003),hal.

83

(21)

21

menjadi dorongan.10 Kebutuhan juga bisa dipicu oleh rangsangan eksternal ( iklan dan diskusi dengan teman). Pada tahap ini, pemasar harus memperhatikan konsumen untuk menemukan jenis kebutuhan atau masalah apa yang timbul, apa yang menyebabkannya, dan bagaimana masalah itu bisa mengarahkan konsumen pada produk tertentu ini.

b. Pencarian informasi

Konsumen yang tertarik mungkin mencari informasi atau mungkin tid- ak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang memuaskan ada di dekat konsumen itu, konsumen akan membelinya kemudian. Jika tidak, kon- sumen bisa menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya atau mencari infor- masi yang berhubungan dengan kebutuhan.11

c. Evaluasi alternatif

Tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan in- formasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk adalah berdasarkan sumber informa- si yang didapat.

d. Keputusan pembelian

10 Ibid, hal. 179-180

11 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi Dua Belas Jilid Satu (Jakarta : Erlangga, 2008), hal. 267

(22)

22

Keputusan pembelian adalah membeli merek yang paling disukai atau keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli, tetapi ada dua faktor yang ada di antara niat pembeli atau sikap orang lain dan keputusan pem- belian atau faktor situasi yang tidak diharapkan seperti harga, pendapatan, dan manfaat produk yang diharapkan.

e. Perilaku pasca pembelian

Pekerjaan pemasar tidak berakhir ketika produk telah dibeli. Setelah membeli produk, konsumen akan merasa puas dan tidak puas dan terlibat da- lam perilaku pasca pembelian yaitu tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan dan ketidakpuasan. Jawabnya terletak pada hubungan antara ek- spektasi konsumen dan kinerja anggapan produk. Jika produk tidak memen- uhi ekspektasi, konsumen kecewa, jika produk memenuhi ekspektasi kon- sumen, konsumen puas, jika produk melebihi ekspektasi, konsumen sangat puas.12

3. Tipe – Tipe Pengambilan Keputusan

Para peneliti dalam bidang pengambilan keputusan telah mengembangkan beberapa klasifikasi tipe keputusan.13 Simon membedakan dua tipe keputusan :

12 Ibid, hal. 181-182

13 John M. Ivancevich, Robert Konopaske,dkk, Perilaku dan Manajemen Organisai (Penerbit Erlangga, 2006), hal. 159

(23)

23

a. Keputusan terprogram, jika bersifat berulang, rutin, dan memiliki prosedur penanganan yang baku.

b. Keputusan tidak terprogram, ketika benar-benar baru dan belum terstruktur.

Tidak ada prosedur yang pasti dalam menangani masalah tersebut, baik ka- rena belum pernah ditemukan situasi yang sama sebelumnya, atau karena bersifat sangat kompleks atau sangat penting.

c. Keputusan-keputusan dengan kepastian, resiko, dan ketidakpastian.

Para menajer membuat keputusan sekarang adalah bagi kegiatan yang akan dilaksanakan dan tujuan yang akan dicapai di waktu yang akan datang.

Situasi-situasi pembuatan keputusan ini menyangkut berbagai aspek yang tidak dapat diketahui dan sulitdiperkirakan, seperti reaksi pesaing tertentu, atau tingkat inflasi tiga tahun mendatang. Tingkat ketidakpastian dalam berbagai situasi akan berbeda-beda oleh karena itu, manajer akan menghadapi tiga macam situasi : kepastian, resiko, dan ketidakpastian.14 4. Kriteria Etika Dalam Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dalam organisasi dapat menggunakan beberapa kriteria pengambilan keputusan beretika atas paham manfaat (utilitarianism), fokus atas hak (rights), berdasarkan atas keadilan (justice), pokus terhadap

14 Ikhwani Gusri Mayanti, 2015, Analisis Faktor-Faktor Yang Memepngaruhi Pengambilan Keputusan Mahasiswa Dalam Memilih Jurusan Ekonomi Islam Tahun Angkatan 2014 Fakultas FEBI Dalam Perspektif Ekonomi Islam.

(24)

24

pemenuhan kewajiban (obligations), dan atas pandangan efek reputasi (reputa- tion effect).15

a. Paham manfaat

Kriteria yang pertama berdasarkan semata-mata atas hasil atau konsek- uensi dari sebuah keputusan. Paham manfaat ini menunjukkan bahwa suatu keputusan dibuat untuk menghasilkan kebaikan/manfaat.

b. Fokus pemenuhan hak

Pengambilan keputusan yang berlandaskan atas etika menurut pan- dangan ini menandakan bahwa proses pengambilan keputusan, sebuah kepu- tusan, harus memberikan tempat bagi penghargaan dan perlindungan (re- specting and protecting) atas hak mendasar individu. Dimana hak-hak terse- but dapat berupa hak atas kebebasan pribadi, kemerdekaan untuk mengemukakan pendapat, dan hak untuk mendapatkan perlakuan dan ling- kungan kerja yang layak.

c. Berdasarkan perimbangan keadilan

Proses pengambilan keputusan yang berlangsung di organisasi dil- akukan dengan menekankan pada pentingnya penerapan aturan main yang jelas, adil, dan tidak memihak satu pihak tertentu. Menurut pandangan ini etika dalam pengambilan keputusan merupakan kasus penentuan posisi yang tepat mengenai bagaimana sebuah keputusan akan menghasilkan keseim-

15 Rizky Dermawan, Pengambilan Keputusan (Bandung : Alfabeta, 2013), hal. 141.

(25)

25

bangan distribusi manfaat/keuntungan dan juga biaya dan juga resiko, secara merata diseluruh organisasi.

d. Fokus pemenuhan kewajiban

Organisasi didirikan untuk memenuhi dua tujuan; pencapaian tujuan pribadi dan tujuan sosial/umum. Pandangan kedua menghasilkan konsep so- cial/corporate responsibility. Organisasi yang efektif dapat dipastikan mem- iliki kemampuan tinggi dalam menyeimbangkan pencapaian dua tujuan.

Tanggung jawab organisasi terhadap masyarakat sesungguhnya sama besar nilainya dengan tanggung jawab mereka terhadap pemilik organisasi.

e. Pandangan terhadap efek reputasi

Salah satu pengaruh penting penerapan pertimbangan etika dalam pengambilan keputusan adalah untuk meraih efek reputasi organisasi. Krite- ria ini tidak terlalu jauh berbeda dengan kriteria pemenuhan hak, keadilan, dan tanggung jawab sosial.

5. Faktor-Faktor Pengambilan Keputusan

Masalah pengambilan keputusan terletak dari pengaturan tentang bagaimana tujuan yang hendak kita capai itu terwujud, dengan melalui dukungan informasi, data yang terolah secara akurat. Pengambilan keputusan menandakan kondisi dimana terdapat tujuan ( visi dan misi) yang hendak di- capai, tindakan manusia untuk mencapainya, sejumlah hambatan, kelangkaan, ketidakpastian, dan resiko, serta terdapatnya sejumlah peristiwa lain hasil tin- dakan pelaku lainnya, seperti konjungsi kegiatan ekonomi. Faktor tujuan dan

(26)

26

tindakan serta kelangkaan dapat dimasukkan dalam faktor-faktor internal dari pengambilan keputusan. Sedangkan faktor lainnya dikategorikan sebagai faktor eksternal yang berasal dari lingkungan.16

a. Faktor individual (internal)

1) Persepsi adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan mener- jemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Poin utamanya adalah bahwa persepsi tidak hanya tergantung pa- da rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan rangsangan terhadap bi- dang yang mengelilinginya dan kondisi dalam setiap diri kita.

2) Sikap didefinisikan sebagai evaluasi menyeluruh, intensitas, dukungan dan kepercayaan adalah sifat penting dari sikap. Pencarian informasi dan evaluasi yang luas atas berbagai kemungkinan akan menghasilkan pem- bentukan suatu sikap terhadap alternatif-alternatif yang dipertimbangkan.

3) Kepribadian diartikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Kepribadian seseorang akan menentukan bagaimana seseorang mengkonsumsi suatu produk.

4) Motivasi adalah tenaga pendorong dalam diri individu yang membuat konsumen bertindak. Indikator motivasi terdiri atas intrinsik (dari dalam) didefinisikan sebagai tenaga pendorong konsumen yang berasal dari diri konsumen.

16 Ibid, hal. 144

(27)

27 b. Faktor lingkungan (eksternal)

1) Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang. Me- lalui keluarga dan institusi utama lainnya, setiap budaya terdiri dari be- berapa subbudaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan so- sialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Sub budaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Budaya ada- lahkeseluruhan kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan yang dipelajari yang mampu mengarahkan perilaku konsumen para masyarakat tertentu.

2) Sosial adalah pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari individu- individu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Status sosial menghasilkan bentuk-bentuk perilaku konsumen yang berbeda.

3) Demografi, karakteristik demografi seperti usia, pendapatan dan pendidi- kan juga membedakan bagaimana seseorang terlibat dalam pengambilan keputusan konsumen.

6. Teori AIDDA

AIDDA adalah akronim dari kata-kata Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan), Action (tindakan/kegiatan).

Berikut ini dipaparkan keterangan dari masing-masing elemen diatas :

a. Perhatian (Attention) : Keinginan sesorang untuk mencari dan melihat sesuatu.

b. Ketertarikan (Interest) : Daya tarik untuk mengetahui sesuatu hal lebih dalam.

(28)

28

c. Keinginan (Desire) : Kemauan yang timbul karena sesuatu yang menarik perhatian.

d. Keputusan (Decision) : Kepercayaan untuk melakukan suatu hal.

e. Tindakan (Action) : Suatu kegiatan untuk mewujudkan atau merealisasikan keyakinan dan ketertarikan terhadap sesuatu.

B. Pembiayaan Murabahah 1. Pengetian Akad Murabahah

Akad murabahah adalah transasksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, di- mana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada pem- beli.

Dalam penyaluran pembiayaan berdasarkan akad murabahah, undang- undang perbankan syariah memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. UU perbankan syariah memberikan definisi akad murabahah dari pengertian poduk pembiayaan sebagai salah satu bentuk kegiatan usaha bank syariah.

a. Fitur dan Mekanisme Pembiayaan Berdasarkan Akad Murabahah

Dalam pembiayaan berdasarkan akad murabahah, bank bertindak sebagai pihak penyedia dana dalam kegiatan transaksi murabahah dengan nasa- bah.Bank dapat membiayai sebagaian atau seluruh harga pembelian barang

(29)

29

yang telah disepakati kualifikasinya. Apabila telah ada kesepakatan antara bank dengan nasabahnya, dan akad pembiayaan murabahah telah ditanda- tangani oleh bank dan nasabah, maka bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan barang yang dipesan nasabah.

Dalam pembiayaan murabahah, bank dapat memberikan potongan ataudiskon ( muqasah) dengan besar yang wajar tanpa diperjanjikan dimuka.

Dalam praktiknya, potongan tersebut diberikan oleh bank apabila nasabah me- lunasi utang murabahah lebih awal dari pada jangka waktu akad pembiayaan.

Dalam fatwa DSN No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang murabahah antara lain ditegaskan bahwa jaminan dalam murabahah diperbolehkan, agar nasabah serius dengan pesanannya. Bank dapat meminta nasabah untuk menyediakan jaminan yang dapat dipegang. Karna barang yang yang dijual oleh bank kepa- da nasabah sejak akad sudah menjadi milik nasabah dan dapat dialik nama atas nasabah yang bersangkutan, maka barang yang dibiayai dengan fasilitas pembiayaan berdasarkan akad pembiayaan murabahah tersebut merupakan agunan pokok yang dapat diikat sesuai dengan ketentuan yang berlaku, misal- nya hak tanggunangan , jaminan fidusia, atau gadai.

Dalam praktiknya, fasilitas pembiayaan berdasarkan akad murabahah diberikan dalam bentuk penyediaan dana direkening pembiayaan atas nama nasabah penerima fasilitas oleh bank syariah. Pada saat pencairan untuk pem- belian barang dari produsen/supplier, bank syariah mendebit rekening pem-

(30)

30

biayaan atas nama nasabah dan mengkredit rekening giro atau rekening ta- bungan atas nama nasabah.

Bank syariah melakukan pembayaran kepada produsen/ supplier sejumlah harga barang lazimnya dengan mendebit rekening giro atau rekening tabungan atas nama nasabah dan mengkredit rekening produsen/supplie. Selanjutnya produsen/supplier menyerahkan barang yang dibiayai, langsung kepada nasa- bah.

Apabila nasabah tidak diwajibkan membuka rekening giro atau rekening tabungan untuk menampung pencairan dana pembiayaan, ,maka pada saat pencairan, bank syariah akan mendebit rekening pembiayaan atas nama nasa- bah dan mengkredit tekening produsen/ supplier.

Saldo debit rekening pembiayaan merupakan salah satu bukti adanya hutang murabahah nasabah kepada bank syariah yang wajib dilunasi setelah jangka waktu tertentu atau pada saat jatuh tempo pembiayaan sesuai yang telah disepakati dalam akad pembiayaan.17

Dalam transaksi pembiayaan berdasarkan akad murabahah, proses penga- daan barang ( aktiva) murabahah harus dilakukan oleh bank sebagai penjual.

Karna bank bertindak sebagai penjual, berarti kepemilikan atas barang ada pada bank.Permasalah yang timbul adalah apakah kepemilikan bajk atas ba-

17A. Wangsawidjaja Z , Pembiayaan Bank Syariah, ( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012), hal 200-204

(31)

31

rang tersebut dilakukan secara riil atau berlaku sebagai prinsip saja. Apabila kepemilikan barang dilakuka secara riil atas nama bank dan harus sah, maka akan timbul konsekuensi pajak dan balik nama sesuai dengan ketentuan hukum positif yang ada sebagaimana diruaikan diatas.

Jika kepemilikan atas barang tersebut dilakukan secara prinsip sja maka pertimbangan sebagaimana dikemukakan diatas, maka bank tidak perlu melakukan balik nama atas barang sehingga tidak ada konsekuensi tersebut.

b. Tujuan / manfaat pembiayaan berdasarkan akad murabahah 1) Bagi bank

Manfaat pembiayaan murabahah bagi bank adalah sebagai salah satu bentuk penyaluran dana untuk memperoleh pendapatan dalam bentuk mar- gin.

2) Bagi nasabah

Sedangkan manfaat bagi nasabah penerima fasilitas adalah merupakan salah satu cara untuk memperoleh barang tertentu melalui pembiayaan dari bank. Nasabah dapat mengangsur pembayaran dengan jumlah angsuran yang tidak akan berubah selama masa perjanjian.

c. Analisis dan identifikasi risiko

(32)

32

1) Resiko pembiayaan ( financing risk) yang disebabkan oleh nasabah wanprestasi atau default. 18

2) Resiko pasar disebabkan oleh pergerakan nilai tukar bila pembiayaan atas dasar akad murabahah diberikan dalam valuta asing.

2. Dasar hukum

Dasar hukum pengembangan transaksi berprinsip bai’al -Murabahah, meliputi:

1) Al-Qur’an

Ayat- ayat al-Qur’an yang dapat dijadikan rujukan dasar akad transaksi bai,al-Murabahah dijelaskan dalam surat al-Baqarah ayat 275 :



⧫❑➔→⧫

❑⧫



⧫❑❑→⧫



☺

❑→⧫



⧫⧫

⬧



▪☺

⬧



❑⬧

☺

⧫



❑⧫

◆



⧫

⧫▪◆

❑⧫

☺⬧

◼◆

⬧→❑⧫



◼▪

⧫⬧

⬧⬧

⧫

◼

◼◆

◼



⧫◆

⧫

⬧⬧

⬧



➔



→



Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah

18 Muhammad, “Manajemen Dana Bank Syariah”, (jakarta : PT. Raja Grafindo Per- sada,2014) hal 47

(33)

33

disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sam dengan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya lrangan dari tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),, maka baginya aa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan ursannya (terserah) kepada allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka dan mereka kekal didalamnya”.

2) Sunnah

Hadits- hadits rasul yang dapat dijadikan rujukan dasar akad murabahah adalah

ر و ربم حيب لك و ه ديب لج رلا لمع بسكلا لضفا Artinya :“ kerja yang paling utaa adalah uha seseorang dengan tangannya

sendiri dan setiap jual beli yang mambur”

C. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) 1. Pengertian BMT

Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bait al-mal wa at-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil-bawah dan kecil, diantaranya mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonomi. Selain itu, BMT juga bisa menerima titipan zakat, infak, dan sedekah, lalu menyalurkannya sesuai

(34)

34

dengan peraturan dan amanat. BMT adalah lembaga ekonomi atau keuangan syariah non perbankan yang sifatnya informal karena lembaga ini didirikan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang berbeda dengan lembaga keu- angan perbankan dan lembaga keuangan formal lainnya. Selain berfungsi se- bagai lembaga keuangan, BMT juga bisa berfungsi sebagai lembaga ekonomi.

Sebagai lembaga keuangan, ia bertugas menghimpun dana dari masyarakat (anggota BMT) dan menyalurkannya kepada masyarakat (anggota BMT). Se- bagai lembaga ekonomi, ia berhak melakukan kegiatan ekonomi, seperti perdagangan, industri, dan pertanian.19

2. Badan Hukum BMT

BMT dapat didirikan dalam bentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) atau berbentuk koperasi.

a. Dalam bentuk KSM

Bila BMT didirikan dalam bentuk KSM, maka BMT akan mendapat ser- tifikasi operasi dari pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINKUB) yang mendapat pengakuan dari Bank Indonesia (BI) sebagai lembaga pengem- bangan swadaya masyarakat yang mendukung program hubungan bank dengan KSM. KSM juga dapat berfungsi sebagai prakoperasi dengan tujuan mempersiapkan segala sesuatu supaya BMT bisa menjadi koperasi BMT. Bi- la para pengurus siap untuk mengelola BMT dengan baik dengan badan

19 Nurul Huda,Op.Cit. hal.35

(35)

35

hukum koperasi, maka BMT dapat dikembangkan dengan badan hukum koperasi.20

b. Dalam bentuk koperasi

Bila pada awal pendirian telah ada kesiapan, maka BMT langsung didiri- kan dengan badan hukum koperasi. Dalam hal ini ada beberapa alternatif (pilihan) yang bisa diambil :

1) Sebagai koperasi serba usaha untuk perkotaan.

2) Sebagai Koperasi Unit Desa (KUD), dengan ketentuan yang diatur oleh menteri koperasi dan pengusaha kecil tanggal 20 Maret 1995, dimana : a. Bila disuatu wilayah telah ada KUD dan berjalan dengan baik, maka

BMT dapat menjadi Unit Usaha Otonom (U2O) atau Tempat Pela- yanan Koperasi (TPK). Bila KUD tersebut belum berfungsi dengan baik, maka KUD tersebut dapat difungsikan sebagai BMT. Dan pengu- rus dipilih dalam suatu rapat anggota.

b. Bila mana di daerah tersebut belum ada KUD, maka dapat didirikan KUD BMT. Dalam pendirian KUD diperlukan minimal 20 orang ang- gota.

3) Sebagai Koperasi Pondok Pesantren (KOPONTREN), BMT juga dapat menjadi U2O dan TPK dari Kopontren dan juga dapat didirikan Kopon- tren BMT. Dalam hal ini panitia pendirian BMT dapat berkonsultasi

20 Veithzal Rivai, Financial Institution Management (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), hal. 611

(36)

36

dengan Departemen Agama dan Departemen Koperasi Kabupaten/ Kota setempat.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa selain sebagai koperasi unit desa BMT juga dapat berfungsi sebagai koperasi pondok pesantren dan pendiri- an dikonsultasikan dengan Departemen Agama dan Departemen Koperasi Kota setempat.

3. Fungsi BMT

a. Penghimpun dana dan penyaluran dana, dengan menyimpan uang di BMT, uang tersebut dapat ditingkatkan utilitasnya, sehingga timbul unit surplus (pihak yang memiliki dana berlebih) dan unit defisit (pihak yang kekurangan dana).

b. Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat pembayaran yang sah yang mampu memberikan kemampuan untuk memenuhi kewajiban suatu lembaga/perorangan.

c. Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan kerja dan memberi pendapatan kepada para pegawai.

d. Pemberi informasi, memberi informasi kepada masyarakat mengenai resiko keuntungan dan peluang yang ada pada lembaga tersebut.21

4. Prinsip Operasi BMT a. Prinsip dasar BMT

21 Ibid. hal 180

(37)

37

Penting bagi pengelola dalam melakukan pengelolaan usaha senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip dasar koperasi, yakni:

1) Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela.

Keanggotaan tidak didasarkan oleh fanatisme atau diskriminasi ter- tentu yang membuat tidak siap beradaptasi menghadapi perubahan atau rendahnya peran serta karena tidak didasari kesadaran untuk bergabung.

2) Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi.

Lembaga koperasi memang disenngaja untuk menghindari tirani mayoritas atau posisi kepengelolaan. Rancang bangun disusun sesuai prinsip musyawarah dan mufakat yang merupakan nilai-nilai masyarakat Indonesia

3) Pembagian SHU diatur atas dasar jasa anggota.

Setiap insan yang terlibat memberikan kontribusinya mendapat ba- gian jasa sesuai kontribusi. Keaktifan anggota dan masyarakat menjadi unsur pendorong bagi berkembang usahanya koperasi.

4) Operasional harus berbasis syariah.

Koperasi ini harus memegang prinsip Ekonomi Islam yang mengha- ramkan unsur-unsur aktifitas atau tranksaksi yang mengandung maysir (judi), gharar (tidak jelas), risywah (suap) dan riba (bunga) atau yang bi- asa disingkat MAGHRIB. Untuk mengawal gerakan Koperasi Jasa Keu- angan Syari‟ah/Unit Jasa Keuangan Syari‟ah agar berjalan sesuai syariah, maka pengurus dan pengelola didampingi dewan pengawas syariah.

(38)

38

5) Bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat.

Visi dan misinya harus berorientasi melakukan pemberdayaan ekonomi. Jadi tidak semata-mata mengejar keuntungan (profit oriented).

6) Pengeloaan usaha bersifat terbuka.

Mengedepankan praktik pengelolaan usaha yang mengacu pada good corporate governance yang salah satunya menekankan trasparansi.

7) Swadaya, swakerta, dan swasembada.

Koperasi harus dapat menjadi wadah yang menampung peran serta, minat, dan kepentingan demi kemandirian dan martabat.

5. Prinsip-prinsip Analisis Pembiayaan BMT

Adapun prinsip penilaian dikenal dengan istilah 5C, yaitu : a. Character

Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian anggota peminjam dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa anggota peminjam dapat memenuhi kewajiban.

b. Capacity

Yaitu penilaian secara subjektif tentang kemampuan anggota peminjam un- tuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi anggota peminjam di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapan- gan atas sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat pabrik serta metode kegiatan.

c. Capital

(39)

39

Yaitu penilaian terhdap kemampuan modal yang dimiliki oleh anggota pem- injam yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang di- tujukan oleh rasio financial dan penekanan pada komposisi modalnya.

d. Collateral

Yaitu jaminan yang dimiliki anggota peminjam.Penilaian ini bertujuan untuk lebi terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajiban.

e. Condition

BMT harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara spe- sifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon anggota peminjam. Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan be- sar dalam proses berjalannya usaha calon anggota peminjam.22

6. Produk Pembiayaan BMT

Dalam melaksanakan kegiatan pembiayaan, BMT menempuh mekanisme bagi hasil sebagai pemenuhan kebutuhan permodalan (equity financing) dan in- vestasi berdasarkan imbalan melalui mekanisme jual-beli (ba’i) sebagai pemenuhan kebutuhan pembiayaan (debt financing).

1.1 Equity Financing

Ada dua macam dalam kategori ini, yaitu :

1) Pembiayaan Musyarakah (Join Venture Profit Sharing), adalah akad ker- ja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana

22 Maryanto Supriono,Buku Pintar Perbankan (Yogyakarta : C.V ANDI OFF- SET,2011),hal.162-163.

(40)

40

masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Aplikasi BMT untuk akad musyarakah adalah :

a. Pembiayaan proyek, nasabah dan BMT sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek. Setelah proyek selesai nasabah mengem- balikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati ber- sama.

b. Modal ventura, pada BMT-BMT yang dibolehkan melakukan inves- tasi dalam kepemilikan perusahaan, musyarakah diterapkan dalam skema modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu, dan setelah itu BMT melakukan divestasi, baik secara singkat maupun bertahap.

2) Pembiayaan Mudharabah (Trustee Profit Sharing), adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan se- luruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola dan keun- tungan usaha dibagi sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Aplikasi dalam BMT untuk mudharabah dari sisi pembiayaan adalah :

a. Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa.

b. Investasi khusus (mudharabah muqayyadah), dimana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang ditetapkan oleh shahibul maal.

(41)

41 1.2 Debt Financing

Debt Financing, dilakukan dengan teknik jual beli. Bentuk dari debt fi- nancing adalah sebagai berikut :

a. Murabahah, BMT membeli barang kemudian menjualnya kepada nasa- bah dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungan. BMT harus memeberi tahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. Nasabah membayar harga barang yang telah di- sepakati dalam jangka waktu tertentu.

b. Bai’ as-salam, adalah jual beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga lebih dahulu dengan syarat-syarat tertentu.

Transaksi ini biasanya dipergunakan untuk pembiayaan pertanian jangka pendek seperti padi, jagung, dan cabai serta untuk pembiayaan barang industry seperti produk garmen.

c. Bai’al-istishna’, merupakan akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan dan pembuatan barang. Transaksi ini biasanya dipakai untuk pembiayaan kontruksi barang-barang manufak- tur jangka pendek.

d. Al Ijarah, adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa da- lam waktu tertentu melalui pembayaran upah atau sewa, tanpa diikuti

(42)

42

dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Aplikasi da- lam BMT untuk sistem ini adalah leasing.23

1.3 Produk Jasa

Di samping produk pembiayaan, BMT juga mempunyai produk-produk jasa atau layananan lainnya. Produk ini juga merupakan penerapan dari akad-akad syariah.

a. Wakalah, berarti pelimpahan kekuasaan dari satu pihak ke pihak lain da- lam hal-hal yang boleh diwakilkan. Prinsip ini diterapkan untuk pengi- riman uang atau transfer, penagihan dan letter of credit (L/C).

b. Kafalah, berarti mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin.

c. Hawalah, adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya.

d. Rahn, adalah menahan harta milik sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis.

e. Qardh, adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah yang memer- lukan. Nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama.

23 Veithzal Rivai. Op. Cit. hal.614

(43)

43

f. Sharf, adalah transaksi pertukaran antara emas dan perak atau pertukaran valuta asing, di mana mata uang asing dipertukarkan dengan mata uang domestik atau dengan mata uang lainnya.24

7. Produk penghimpun dana BMT

Pada sistem operasional BMT, pemilik dana menanamkan uangnya di BMT tidak dengan motif mendapatkan bunga, tetapi dalam rangka mendapat- kan keuntungan bagi hasil. Produk penghimpun dana lembaga keuangan syari- ah adalah :

a. Giro wadiah, adalah produk simpanan yang bisa ditarik kapan saja. Dana na- sabah dititipkan di BMT dan boleh dikelola. Setiap saat nasabah berhak mengambilnya dan berhak mendapatkan bonus dari keuntungan pemanfaatan dana giro oleh BMT.

b. Tabungan Mudharabah, adalah dana yang disimpan nasabah akan dikelola BMT, untuk memperoleh keuntungan. Keuntungan akan diberikan kepada nasabah berdasarkan kesepakatan nasabah.

c. Deposito Mudharabah, adalah BMT berhak melakukan berbagai usaha yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam dan mengembangkannya. BMT bebas mengelola dana (mudharabah mutlaqah). BMT berfungsi sebagai mudharib sedangkan nasabah sebagai shahibul maal.

D. Kajian Terdahulu

24 Ibid. hal. 615-618

(44)

44

Sebelum melakukan penelitian, maka penulis terlebih dahulu mengamati dan mencermati penelitian terdahulu yang relevan. Dari penelusuran yang dil- akukan, penulis menemukan pembahasan yang ada kaitannya dengan judul dan masalah yang akan diteliti, diantaranya:

1. Skripsi Chitra Dwiratih Aviza, (2014) “Faktor-faktor yang mempengaruhi mitra dalam memilih menggunakan produk pembiayaan murabahah di BMT Berkah Madani Cimanggis Depok” Hasil penelitiannya bahwa terdapat faktor faktor yang mempengaruhi keputusan mitra dengan indicator teman, pengaruh keluarga, faktor produk, faktor kebutuhan dan faktor pelayanan.

2. Skripsi Herdi Jayakusumah, (2011) “Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian teh celup sariwangi” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi keputusan kon- sumen adalah faktor psikologis, sosial, produk, harga, dan promosi.

3. Skripsi Dian Friantoro, (2016) “Pengaruh faktor budaya, sosial, dan pribadi terhadap keputusan anggota dalam mengambil kredit pada KP-RI bina mandiri kabupaten pandeglang” Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan Faktor Budaya terhadap Keputusan Anggota dalam Mengambil Kredit pada KPRI Bina Mandiri, terdapat pengaruh positif dan signifikan Faktor Sosial terhadap Keputusan Anggota dalam Mengambil Kredit.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa dalam pengambilan keputusan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu terdapat faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan mitra dengan indicator teman, pengaruh

(45)

45

keluarga, faktor produk, faktor kebutuhan dan faktor pelayanan. Sedangkan ber- dasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di BMT Al-Hijrah adalah faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah memilih pembiayaan murabahah di BMT Al-Hijrah terdapat dua faktor yaitu faktor internal yang terdiri dari indicator persepsi, motivasi, sikap, kepribadian dan faktor eksternal dengan indikator demo- grafi, sosial, dan budaya.

Dari berbagai temuan pada penelitian terdahulu dalam pengambilan kepu- tusan menurut Herdi Jayakusumah (2011), “faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen adalah faktor psikologis, sosial, produk, harga, dan promosi”. Skripsi Dian Friantoro (2016), “Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan Faktor Bu- daya terhadap Keputusan Anggota dalam Mengambil Kredit pada KP-RI Bina Mandiri, terdapat pengaruh positif dan signifikan Faktor Sosial terhadap Kepu- tusan Anggota dalam Mengambil Kredit”. Dalam penelitian ini terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah memilih pembiayaan murabahah adalah faktor internal (persepsi, sikap, motivasi, dan kepribadian) dan faktor ek- sternal (demografi, sosial, dan budaya).

E. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir adalah konseptual mengenai bagaimana satu teori berhubungan di antara berbagai faktor yang telah diidentifikasikan penting ter- hadap masalah penelitian. Dalam kerangka pemikiran, peneliti harus menguraikan

(46)

46

konsep atau variabel penelitiannya secara lebih terperinci.25 Masalah yang umum dihadapi oleh pengusaha golongan ekonomi lemah adalah kurangnya modal, se- hingga pengusaha tersebut kurang mampu untuk meningkatkan volume usahanya yang berakibat pada rendahnya pendapatan yang diperoleh. Untuk mengatasi ma- salah tersebut maka BMT Al-Hijrah telah membuat beberapa fasilitas pembiayaan, seperti Pembiayaan Murabahah.

Fasilitas pembiayaan murabahah dikhususkan untuk pengusaha golongan ekonomi lemah dengan fasilitas ini diharapkan dapat membantu pengusaha go- longan ekonomi lemah untuk meningkatkan modal kerja dan membiayai pem- belian aktiva tetap, sehingga aktivitas usahanya dapat lebih ditingkatkan. Pening- katan aktivitas tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan pengusaha itu sendiri. Keputusan pemilihan adalah hasil akhir dari sebuah evaluasi akan sebuah produk yang ditawarkan oleh BMT kepada nasabah. Keputusan nasabah untuk memilih pembiayan dipengaruhi oleh faktor internal dengan 4 indikator (persepsi, sikap, motivasi, dan kepribadian) dan faktor eksternal dengan 3 indikator (demo- grafi, sosial, dan budaya). Dengan demikian, kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.1.

Skema kerangka berpikir

25 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta : Kencana, 2011), hal. 76

Faktor Internal - Persepsi - Sikap - Motivasi - Kepribadian

(47)

47 (X1) (X2)

Gambar 2.1

Kerangka pemikiran di atas dimaksudkan untuk menjelaskan, mengungkapkan dan menentukan persepsi-persepsi keterkaitan antara variabel yang akan diteliti yaitu analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasa- bah (X) dalam memilih keputusan (Y) pada BMT Al -Hijrah.

F. Hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap tujuan penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat. Kebenaran dari hipotesis harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Berikut hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap tujuan penelitian yang di- turunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat26.Kebenaran dari hipotesis ha- rus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Berikut hipotesis dalam penelitian ini.

26 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian – Bisnis & Ekonomi (Yogyakarta:Pustaka Baru Press, 2015), hal. 86

Faktor Eksternal - Demografi - Budaya - Sosial

Keputusan Nasabah (Y)

(48)

48

1. Pengaruh faktor internal terhadap keputusan nasabah memilih pembiayaan mu- rabahah pada BMT Al -Hijrah.

Ho : Faktor Internal tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepu- tusan nasabah memilih pembiayaan murabahah pada BMT Al -Hijrah.

Ha : Faktor Internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan na- sabah memilih pembiayaan murabahah pada BMT Al -Hijrah.

2. Pengaruh faktor eksternal terhadap keputusan nasabah memilih pembiayaan mu- rabahah pada BMT Al -Hijrah.

Ho : Faktor Eksternal tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepu- tusan nasabah memilih pembiayaan murabahah pada BMT Al -Hijrah.

Ha : Faktor Eksternal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah memilih pembiayaan murabahah pada BMT Al -Hijrah.

3. Pengaruh faktor internal dan faktor eksternal secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan nasabah memilih pembiayaan murabahah pada BMT Al - Hijrah.

Ho : Faktor Internal dan Faktor Eksternal secara bersama-sama tidak ber- pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah memilih pem- biayaan murabahah pada BMT Al -Hijrah.

Ha : Faktor Internal dan Faktor Eksternal secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah memilih pembiayaan murabahah pada BMT Al -Hijrah.

(49)

49 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Untuk mengolah data dan menganalisa data yang telah terkumpul penulis menggunakan penelitian, sebagai berikut :

1. Menurut Jenis Data

(50)

50

Jenis Penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Kuantitatif, Penelitian Kuantitatif merupakan penelitian yang mengutamakan statistic dan model da- lam penelitian.

2. Menurut Tingkat Eksplanasi

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian asosiatif. Penelitian Asosiatif ialah penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Variabel yang diangkat dalam penelitian ini meliputi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah, sedangkan variabel terikat (Y) adalah da- lam memilih keputusan.27

B. Lokasi Penelitian

Penulis mengambil lokasi penelitian BMT Al -Hijrah, Bertempat di Jl.

Pemuda No.33, Aur Tajungkang Tengah Sawah, Kec. Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat 26136

C. Jenis dan Sumber Data

Adapun data yang digunakan penulis dalam penelitian ini ada dua macam yaitu:

1. Data Primer

27 Nur Asnawi dan Masyhuri, Metodologi Riset Manajemen Pemasaran, (Malang: UIN- Maliki Press, 2011), hal. 15

(51)

51

Merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari individu / pun perseorangan, seperti hasil wawancara secara langsung dengan manager, pihak yang terkait pengurus pembiayaan dan mitra yang masih terdaftar se- bagai anggota BMT. Data tersebut merupakan hasil pengisian jawaban kuesioner dari angket yang disebar kepada responden/nasabah pembiayaan murabahah di BMT Al -Hijrah.28

2. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari buku-buku, dokumen, arsip, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang yang mendukung untuk pembuatan penelitian ini.29 Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah pihak BMT Al –Hijrah dan data yang diperoleh berupa dokumentasi yaitu data jumlah nasabah pembiayaan murabahah periode tahun 2017-2020.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti un- tuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini

28 Husein Umar, Research Methods In Finance And Banking (Jakarta: PT Gramedia pustaka Utama, 2012), hal. 82

29 Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), hal.

143

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Pembiayaan Mudharabah dan Murabahah di BMT Sahara Tulungagung” ini ditulis oleh Nurul Azizah, 3223113076, Fakultas Ekonomi

Apakah kegiatan memasak biasa dilakukan di dalam rumah, di bangunan terpisah, atau di tempat terbuka di luar rumah. Apa jenis bahan bakar utama yang digunakan untuk

Selain itu, alat pengaman diri (seperti masker, handskun) sering mengalami kekurangan, sehingga perawat kadangkala harus menyediakannya sendiri.. fenomena yang terjadi

Material Requirement Planning (MRP) dan menentukan penjadwalan produksi dengan metode Dannenbring agar tidak terjadi keterlambatan pengiriman produk kepada konsumen..

Produk pembiayaan multiguna dengan menggunakan akad murabahah pada BMT Bangun Rakyat Sejahtera adalah pembiayaan yang diberikan kepada anggota oleh BMT Bangun

Kebanyakan nasabah BMT Al-Hijrah Bukittinggi lebih memilih pembiayaan Murabahah dibandingkan Mudharabah. Setiap nasabah tentunya memiliki alasan tersendiri dalam

Belajar merupakan kegiatan yang penting dalam rangka mewujudkan tujuan nasional yang telah dicita-citakan bangsa dan negara. Setiap proses belajar selalu memerlukan