BAB V PENUTUP
B. Saran
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi selama proses penelitian, penyusun memberikan saran yang dapat menjadi masukan supaya program pendidikan karakter lebih efektif adalah sebagai berikut: 1. Implementasi pendidikan karakter melalui menejemen
Lembaga sebaiknya menambah referensi berkaitan pendidikan karekter, menugaskan tenaga pendidik dan kependidikannya untuk pelatihan dan semacamnya yang khusus berkenaan dengan pendidikan karakter, memulai merumuskan, monitoring dan evaluasi secara intensif.
Page | 60
Hal ini untuk meningkatkan pemahaman pendidik dan tenaga kependidikan terhadap program pendidikan karakter di sekolah. Berkaitan dengan program, lembaga lembaga ini seharusnya menjadikan pendidikan karakter sebagai program formal dalam perencanaan sekolah.
2. Implementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran
Lembaga sebaiknya memonitoring dalam penyusunan RPP tenaga pendidik sehingga RPP tersebut menunjukkan kreatifitas dan terfokusnya program pendidikan karakter bahkan sangat dianjurkan pelatihan dalam penyususnan RPP sehingga para pendidik menjiwai dengan nilai nilai karakter yang dipilih dalam setiap mata pelajaran yang diampunya. Tenaga pendidikan yang sama mata pelajarannya hendaknya secara kontinyu dan berkesinambungan berkoordinasi untuk menyatukan langkah dan tindak lanjut supaya program pendidikan karakter lebih efektif ke depannya. Pemahaman pendidik tentang pendidikan karakter juga harus terus ditingkatkan sehingga tidak terbatas pada formalitas saja.
3. Implementasi pendidikan karakter melalui pembinaan kesiswaan.
Seyogyanya kedua lembaga ini menambah literatur yang menunjangnya di perpustakaan sekolah, memberikan pelatihan, workshop, seminar dan semacamnya untuk meningkatkan pemahaman tentang pembinaan siswa secara rutin terprogram dan berkesinambungan sehingga hasil yang diharapkan lebih maksimal, dan memahamkan peran masyarakat dalam pendidikan karakter peserta didik di lingkungan sekolah, contoh: penyediaan makanan sehat untuk menanamkan karakter hidup sehat.
Page | 61
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Aly., “Pengembangan Pembelajaran Karakter Berbasis Soft Skills Di Perguruan Tinggi”, Ishraqi, Volume 1, Nomor 1, (Januari 2017), 43. Baidhawy, Zakiyuddin, “Relasi Etika Dan Politik:Landasan Etis Mebangun
Politik Berkeadaban”, Melalui https://www.researchgate.net,[28/02/2018], 2014.
Campbell, E., The ethical teacher. Maidenhead, UK: Open University Press/McGraw‐Hill, 2003.
Campbell, E. Teaching ethically as a moral condition of professionalism. In D. Narváez & L. Nucci (Eds.), The international handbook of moral and character education. New York, NY: Routledge, 2008.
Churchill, R., Ferguson, P., Godinho, S., Johnson, N., Keddie, A., Letts, W., & Vick, M. Teaching making a difference (2nd ed.). Milton, Australia: Wiley. 2013.
Cotton, K., Principals and student achievement. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development, 2003.
Elmore, R. Building a new structure for school leadership. Washington, DC: The Albert Shanker Institute, 2000.
Ghufron, A., Integrasi Nilai-nilai Karakter Bangsa pada Kegiatan Pembelajaran. Melalui http://journal.uny.ac.id [28/02/2018], 2010.
Hidayak, L, Akbar, S., Samawi, A & Arafik, M., Pendidikan Karakter : Best Practices. Malang: Universitas Negeri Malang, 2015.
Julaiha, S. Implementasi Pendidikan dalam Pembelajaran.(Online), (http://journal.iainsamarinda.ac.id/index.php/dinamika_ilmu/article/view/1 5/pdf_16, 2014,[29/12/2017].
Kemendikbud Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, Panduan Penerapan Pendidikan Krakter Bangsa, 2010.
Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Managemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, 2010.
Page | 62
Kementrian Pendidikan Nasional Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa – Pedoman Sekolah. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2010a.
Kementrian Pendidikan Nasional.. Buku Induk Pembangunan Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2010b.
Kementrian Pendidikan, Pelaksannaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011.
King, D. The changing shape of leadership. Educational Leadership,Volume 59, Number 8, 2002.
Kusumo, Eri Hendro, “Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstra Kurikuler di SMAN 2 Kota Batu Malang”, Melalui http://jurnalonline.um.ac.id
[28/02/2018], 2012.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Majid Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.
McClintock, C.C, Brannon, D, & Maynard-Moody, Applying the logic of sample surveys to qualitative case studies: the cluster method. Administrative science Quarterly, 1979.
Mujtahid, “Model Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Pendekatan Terintegrasi Dalam Perkuliahan PAIFITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang”,Ulul Albab, Volume 17, Nomor 2, (2016), 231.
Nucci Larry, Darcia Narvaez and Tobias Krettenauer, “The Complementary Perspectives Of Social And Emotional Learning”, in Larry.N (ed), Moral and Character education, New York Routledge, 2014.
Pathulhadi Nilam, “Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan Agama Islam Di SMAN I Semarang”, Melalui http://eprints.walisongo.ac.id, [28/02/2018], 2013.
Page | 63
Patrick Akos, “Extracurricular Participation and the Transition to Middle School”
Research inMiddle Level Education, Number 9 Volume 29, (2006), 2. Permendiknas, Pembinaan Kesiswaan, No. 38, 2008.
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005. Spillane, J., Halverson, R., & Diamond, J. Toward a theory of leadership practice:
A distributed perspective. Evanston, IL: Institute for Policy Research, 2000. Tellis Winston M., “Application of a Case Study Methodology”, The Qualitative
Report, Volume 3, Number 3, (January 1997), 14.
Sukoriyanto & Sa’dijah, C, Asesmen Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang, 2015.
Sulistyowati, E., Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Citra Aji Panama, 2012.
Thomas Lickona, Persoalan Karakter. Terjemahan Juma Wadu Wamaungu & Jean Antunes Rudolf Zien, Editor Uyu Wahyuddin dan Suryani, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Ulina Pipit, “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kultur Sekolah Pada Siswa Kl XI Di SMAN I Gedanagan Sidoarjo”, Kajian Moral dan Kewarganegaraan, (2013), 165.
Yin, R. Case study research: Design and methods (2nd ed.). Thousand Oaks, CA: Sage Publishing, 1994.
Page | 64
Lampiran 1
Panduan Wawancara
No Pertanyaan
A Gambaran umum
1 Sejarah dan latarbelakangberdirinya sekolah Tahun, proses, pendirinya,lokasi
2 Visi, misi, strategi dan standart kompetensi kelulusan sekolah Perumusann, visi misi, strategi
3 Struktur organisasi sekolah
4 Jumlah dan profil tenaga pendidik dan kependidikan sekolah Jumlah guru, latar belakang pendodikan, usia pendidik 5 Jumlah dan profile peserta didik
Jumlah peserta didik, asal peserta didik, kelas 6 Pemahaman tentang pendidikan karakter 7 Nilai nilai karakter yang ditanamkan
Jumlah dan jenis nilai nilai karakter yang ditanamkan B Proses Pendidikan Karakterdalam Manajemen
1 Proses perencanaan dan penganggaran program sekolah ( RKS & RKAS ) Team yang terlibat dan persetujuan, kapan, berapa lama,
2 Proses realisasi dan evaluasi RKS & RKAS Proses, efektifitas efisiensi anggaran dan program 3 Kejelasan tugas dan pertanggungjawaban
Job desk, indikator keberhasilan 4 Proses rekrutimen tenaga kerja
Proses perekrutan
5 Penempatan dan penugasan pekerjaan
Kesesuaian kompetensi, latarbelakang dengan tugas yang dibebankan, komposisi yang sesuai dan tidak sesuai, jumlah maksium mengajar
6 Peningkatan pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai karakter yang terintegrasi dalam manajemen sekolah 7 Penumbuhan kesadaran mengimplementasikan nilai-nilai karakter dalam manajemen sekolah
Jenis kegiatan, lokasi kegiatan, upaya jika ada penyimpangan, jenis sanksi
8 Implementasian perilaku (tindakan) yang berkarakter terintegrasi dalam manajemen sekolah 9 Implementasi pengelolaan lingkungan dan pembudayaan nilai-nilai karakter di sekolah
Layanan spp, kantin, ruang makan, laundry, tabungan, paket 10 Nilai nilai karakter yang ditanamkan melalui manajemen sekolah
Jumlah dan jenis nilai nilai karekter yang ditanamkan C Proses Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran
Page | 65 Perencanaan kurikulum, silabus, rpp, buku ajar, team yang terlibat kesesuaian kompetensi
2 Jumlah dan jenis mapel Jenis mapel, jam efektif
3 Jumlah jam belajar didalam dan diluar kelas
Komposisi jam belajar luar dan dalam, jenis kegiatan diluar kelas 4 Proses pelaksanaan pembelajaran : pembukaan, inti dan penutup
Proses monitoring pembelajaran
5 Evaluasi pencapaian pembelajaran : instrumen dan tindak lanjut pembelajaran Jenis intrumen, tindak lanjut
6 Nilai nilai karakter yang ditanamkan melalui pembelajaran Jenis nilai karakter , jumlahnya.
D Proses pendidikan karakter secara terpadu melalui kegiatan pembinaan kesiswaan 1 Faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan kegiatan pembinaan kesiswaan
Jenis kegiatan, alasan pemiihan
2 Bentuk kegiatan pembinaan kesiswaan
Dasar pemilihan kegiatan pembinaan, fasilitas yang tersedia 3 Pelaksaaan kegiatan pembinaan kesiswaan
Monitoring pelaksanaan kegiatan pembinaan kesiswaan 4 Nilai karakter yang ditanamkan lewat pembinaan siswa
Page | 66
Lampiran 2
Panduan Analisa Dokumen
No Dokumen yang ditinjau
A Gambaran umum
1 Pernyataan visi, misi dan strategi sekolah 2 Pesryataan kompetensi lulusan
3 Struktur organisasi 4 Daftar guru 5 Daftar peserta didik
6 Pernyataan komitmen tentang pendidikan karakter 7 Daftar nilai nilai karakter yang ditanamkan B Proses Pendidikan Karakter dalam Manajemen
RKS & RKAS
Laporan evaluasi RKS & RKAS Job diskripsi
CV tenaga pendidik dan kependidikan
Dokumen kegiatan peningkatan pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai karakter yang terintegrasi dalam manajemen sekolah
Dokumen kegiatan penumbuhan kesadaran mengimplementasikan nilai-nilai karakter dalam manajemen sekolah
Dokumen kegiatan ESQ untuk menyadarkan warga sekolah terhadap nilai-nilai karakter;
Dokumen kunjungan ke tempat sosial
Dokumen kerjasama dengan pondok lembaga lainnya penguatan sikap
Dokumen kegiatan outbond dengan tema-tema yang berkaitan dengan nilai-nilai karakter Dokumen implementasian perilaku (tindakan) yang berkarakter terintegrasi dalam manajemen sekolah
Dokumen fasilitasi“waktu dan kesempatan” untuk menjalankan ibadah untuk menciptakan “budaya” beribadah secara kongkret/sholat berjamaah;
Dokumen penugaskan secara bergilir kepada guru-guru untuk memimpin/mengisi kajian agama;
Dokumenadanya sanksi moral dari sekolah, sanksi administrasi, dan sangat dimungkinkan sanksi yuridis apabila terdapat warga sekolah yang tidak taat agama
Dokumen upaya perbaikan terhadap guru dan staf bila terjadi tidak taat aturan.
Dokumen /simbol/slogan yang menunjukkan suasana kerja adalah sebagai bentuk ibadah, Dokumen implementasi pengelolaan lingkungan dan pembudayaan nilai-nilai karakter di sekolah
C Proses Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran 1 Silabus, RPP, buku ajar
2 Jadwal pembelajaran dan ujian
3 SOP pelaksanaan pembelajaran / strategi pembelajaran 4 Dokumen monitoring pembelajaran
Page | 67 5 Dokumen evaluasi pembelajaran
6 Dokumen tindak lanjut hasil pembelajaran
D Proses pendidikan karakter secara terpadu melalui kegiatan pembinaan kesiswaan 1 Jadwal kegiatan pembinaan siswa
2 Daftar kegiatan setiap pembinaan siswa 3 SOP pelaksanaan kegiatan pembinaan siswa
4 Dokumen monitoring pelaksanaan kegiatan pembinaan siswa 5 Dokumen evaluasi kegiatan pembinaan siswa
Page | 68
Lampiran 3
Panduan Pengamatan
No Kegiatan yang diamati
A Gambaran umum 1 Lingkungan sekolah 2 Luas lingkungan sekolah
C Proses Pendidikan Karakter dalam Manajemen Kegiatan tenaga pendidik dan kependidikan di kantor Suasana ruang tenaga pendidik dan kependidikan Kegiatan kantin sekolah
Kegiatan layanan keuangan Kegiatan layanan dapur Kegiatan keagamaan
Kegiatan kebersihan lingkungan
D Proses Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran
1 Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam kelas dan luar kelas 2 Sarana & prasarana kegiatan pembelajaran
D Proses pendidikan karakter secara terpadu melalui kegiatan pembinaan kesiswaan 1 Pelaksanaan kegiatan pembinaan siswa
Page | 69
Hasil Wawancara
Wawancara 1: Kepala Sekolah MTs Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang (22-2-2018) dan SMP Muhammadiyah Salatiga (27-1-2018) Bagaimana sejarah berdirinya Sekolah ini?
1) Sejarah Singkat Berdirinya SMP Muhammadiyah Salatiga
Persyarikatan Muhammadiyah Kota Salatiga berdiri untuk masyarakat dengan mengemban visi dan misi berperan serta memajukan dan meningkatkan sumber daya manusia melalui bidang pendidikan, dengan berdirinya SMP Muhammadiyah di Jalan Cempak 5-7 Salatiga.
Dalam mewujudkan sebagian dari bukti nyata Amal Usaha Persyarikatan Muhammadiyah berupa sarana pendidikan ini, pemimpin Muhammadiyah daerah Salatiga dan Kabupaten Semarang pada waktu itu bekerja sama dengan instansi terkait dan tokoh-tokoh agama Islam di Salatiga dan kabupaten dengan GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia) sebagai penyandang dana, maka berdirilah bangunan gedung sebagai sarana pendidikan tingkat menengah yang sekarang menjadi SMP Muhammadiyah Salatiga pada tanggal 5 Januari 1974.
Gedung SMP Muhammadiyah Salatiga ini diresmikan penggunaannya pada hari sabtu tanggal 12 Juli 1975 M dan bertepatan dengan tanggal 3 Rajab 1395 H, yang pada waktu itu bertepatan dengan Hari Koperasi ke XXIII. Dengan demikian sarana pendidikan ini sudah digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar sejak tahun 1974 dengan membuka pendaftaran siswa baru kelas I.
Tujuan pendidirian SMP Muhammadiyah Salatiga merupakan suatu lembaga pendidikan Islam, maka dasarnya adalah dari dasar organisasi Muhammadiyah yaitu Islam. Sedangkan dasar pendidikan agama di SMP Muhammadiyah Salatiga adalah Pancasila dan UUD 1945.
Adapun ajaran umum pendidikan Islam di SMP Muhammadiyah Salatiga adalah seperti tujuan pendidikan Muhammadiyah yaitu mewujudkan masyarakat muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri serta berguna bagi masyarakat dan Negara.
Page | 70
Sedangkan tujuan khusus dari yayasan Muhammadiyah yang diberikan guru
untuk siswa SMP Muhammadiyah Salatiga adalah membawa dan
mengembangkan pendidikan di Muhammadiyah mulai dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi di daerah tingkat Kota Salatiga.
2) Sejarah singkat tentang MTs Al Irsyad Tengaran Semarang
MTs (Madrasah Tsanawiyah) Al-Irsyad Tengaran merupakan bagian dari wadah pendidikan Pesantren Islam Al-Irsyad yang di dirikan pada tahun 1988. Pada mulanya MTs Al-Irsyad bernama Mutawasithoh (MTW) yaitu jenjang yang setingkat dengan SMP/MTs atau yang sederajat. Jenjang Mutawasithoh ini mempelajari berbagai jenis bidang ilmu agama dan umum yang menjadi kurikulum wajib DIKNAS maupun DEPAG, hanya saja pada waktu itu kurikulum yang diajarkan dari mapel umum belum diujikan pada EBTANAS atau sekarang lebih dikenal dengan sebutan Ujian Nasional.
Setelah berdiri cukup lama, banyak permintaan dari orang tua siswa yang menyekolahkan anaknya di Pesantren Islam Al-Irsyad agar anaknya juga memperoleh ijazah yang diakui oleh negara (ijazah dari pemerintah) selain ijazah dari pesantren. Untuk merespon berbagai usulan dan permintan dari orang tua siswa, maka pihak pesantren menindaklanjuti hal tersebut dengan mendaftar ke DEPAG untuk mendirikan sekolah MTs (Madrasah Tsanawiyah). Akan tetapi persyaratan yang diajukan oleh DEPAG cukup banyak dan sulit untuk direalisasikan oleh Pesantren pada waktu itu. Alhamdulillah pada tahun 1999 Pesantren Islam Al-Irsyad resmi bergabung ke SMP Terbuka untuk jenjang Mutawasithoh dan dalam perjalanannya menginduk ke SMPN 2 Tengaran.
Meskipun secara resmi jenjang MTW Al-Irsyad boleh dikatakan masih baru, namun banyak dari Siswa Pesantren mendapat prestasi yang membanggakan. Beberapa prestasi tersebut adalah memperoleh peringkat 5 lomba Cerdas Cermat Tingkat Nasional pada tahun 2003, Juara 3 lomba Cerdas Cermat Tingkat Nasional pada tahun 2004, dan yang terakhir SMP Terbuka, yang notabenenya terdiri dari 95 % siswa Pesantren Islam Al-Irsyad, mendapat peringkat 1 tingkat Jawa Tengah dari nilai rata-rata Ujian Nasional tahun 2005, dan banyak Siswa
Page | 71
yang mendapatkan Nilai 10 pada Ujian nasional, yaitu pada mata pelajaran Matematika.
Berbekal dari hasil prestasi tersebut dan desakan dari Dewan Pengembang Pesantren serta semakin banyak permintaan orang tua yang menginginkan agar ijazah yang dimiliki anaknya tidak hanya sebatas Ijazah SMP Terbuka, maka pada tahun 2005 Pesantren Islam Al-Irsyad resmi mendaftar dan bergabung ke DEPAG untuk mendirikan MTs dan Alhamdulillah pada tahun yang sama surat izin dari DEPAG keluar dengan Nomor :Kw.11.4/4PP.03.2/1258/2005 tanggal 6 Juni 2005 dan mendapakan Nomor Statistik Madrasah (NSM) : 212332202035.
Adapun Piagam Pendirian Madrasah Swasta dengan nomor
: D/Kw/MTs/58/2005. MTs Al-Irsyad pada tahun 2009 juga telah melakukan akreditasi.
Apakah sekolah ini menerapkan Pendidikan Karakter?
1) MTs Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang : “Iya kami menerapkan pendidikan karakter sejak pemberlakuan kurikulum tiga belas, namun kalo pendidikan akidah akhlaq memang sudah menjadi misi lembaga ini” 2) SMP Muhammadiyah Salatiga : “Benar sekali, sejak awal berjalannya
sekolah ini sudah ada pendidikan karakter, tapi namanya beda yaitu akhlaq”
Bagaimana dalam pemenuhan Sumber Daya Manusia? Apakah sudah otonomi sekolah atau ada intervensi Yayasan?
1) MTs Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang : “ Kebutuhan SDM kita melalui HRD, dengan mangajukan kualifikasi dan standar yang dibutuhkan , selanjutnya akan dibuka loker memlaui web. Untuk penentuan terakhir merupakan kesepakatan antara MTs dan HRD”
2) SMP Muhammadiyah Salatiga : “Sekolah untuk kebutuhan SDM masih dibantu oleh Persyarikatan Muhammadiyah, dengan kualifikasi sesuai yang kita butuhkan, setelah diterimanya SDM terseut ada waktu 3 bulan
Page | 72
untuk masa training, jika masa itu ternyta SDM dari Persyarikatan tidak sesuai akan kita kembalikan dan mengajukan yang baru”
Apakah di sekolah disediakan buku-buku tentang pendidikan karakter? 1) MTs Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang: “Ada, berupa buku tentang
akidah dan akhlaq, sejarah para sahabat nabi, kisah-kisah para ulama dan tabi’in. Kalau untuk khusus pendidikan karakter belum ada”
2) SMP Muhammadiyah Salatiga : “Khusus untuk buku pendidikan karakter belum tersedia, yang ada adalah buku para pelopor Muhammadiyah terdahulu karena dengan buku-buku itu kita dapat meneladani sikap-sikap kepahlawanan, kepemimpinan, pengorbanan”
Adakah pelatihan mengenai pendidikan karakter?
1) MTs Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang: “Ada seperti MGMP dan PLPG, dan baru sekali mengundang ahli untuk mengarahkan dalam penyusunan RPP.”
2) SMP Muhammadiyah Salatiga : “MGMP dan program pelatihan untuk Sertifikasi.”
Bagaimana pengelolaan minat dan bakat di sekolah ini?
1) MTs Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang: “Di awal tahun pelajaran kita berikan sebuah edaran tentang semua ekstra kurikuler yang berlaku, dari situ siswa dapat memilih sesuai yang diminati, dengan demikian bila ada ajang lomba dengan mudah kita melakukan pemilihan peserta. Ada juga ekstra yang harus dan wajib diikiuti santri, yaitu: pramuka dan olah raga, bahasa arab dan bahasa inggris.”
2) SMP Muhammadiyah Salatiga : “Yang paling diutamakan di sini adalah kegiatan pembinaan keislaman karena banyak siswa kami yang belum bisa baca Al-Qur’an, penertiban sholat dhuhur berjama’ah. Yang utama lagi yang bersifat fisik seperti pencak silat, olah raga dan semacamnya.”
Page | 73
Wawancara 2 : Waka Kurikulum MTs Al IrsyadTengaran Kabupaten Semarang (7-2-2018) dan SMP Muhammadiyah Salatiga (2-1-2018)
Bagaimana perencanaan pembelajaran di sekolah ini? Apakah mengacu pada panduan pendidikan karakter sekolah menengah dari Kemendikbud?
1) MTs Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang : “Perencanaan pembelajaran kelas belum mengacu pada buku tersebut namun kita sudah sesuai dengan panduan penyusunan RPP yang dari kemendikbud yang di panduan tersebut sudah menyebutkan karakter karakter yang harus diterapkan.”
2) SMP Muhammadiyah Salatiga : “Perencanaan pembelajaran ada dua macam, KURTILAS dan KTSP, yang kurtilas sudah ada karakter karakter yang diharapkan kalau KTSP belum ada, walaupun dalam prakteknya secara tidak langsung juga ada dalam KTSP.”
Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di kelas?
1) MTs Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang : “Awal pembelajaran dimulai dengan bersalaman dengan ustadz dan teman teman sekelas ketika akan masuk kelas, selanjutnya salam, membaca doa pagi hari, doa belajar dan diakhiri dengan doa khafaratul majelis. Jika pergantian pembelajaran hanya salam dan doa khafaratul majelis.”
2) SMP Muhammadiyah Salatiga : “Selama 15 menit di jam pertama pembelajaran membaca surat juz 30, doa belajar, salam dan doa penutup majelis.
Wawancara 3 : Waka Kesiswaan MTs Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang (14-2-2018) dan SMP Muhammadiyah Salatiga (27-1-2018)
Apa saja jenis kegiatan siswa di luar kelas?
1) MTs Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang: “Qiyamul lail, sholat lima waktu berjamaah, membaca dzikir pagi dan petang, muroja’ah Al Qur’an, puasa sunnah Senin Kamis, puasa sunnah tengah bulan, puasa sunnah
Page | 74
Arofah, puasa Tasu’a. Semua kegiatan tersebut didampingi oleh para musrif, UKS, Pramuka.”
2) SMP Muhammadiyah Salatiga : “Di sini kondisi siswa sedikit spesifik karena mempunyai latarbelakang yang spesial juga, jadi dalam pemilihan kegiatan lebih ke olah fisik, seperti pencak silat Tapak Suci. Untuk kegiatan yang lainnya standar seperti sekolah lain yaitu, UKS, Pramuka.” Apakah tersedia buku buku pedoman untuk pengembangan siswa?
1) MTs Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang : “Untuk khusus pengembangan siswa belum ada, namun buku tentang bagaimana Rosulullah SAW mendidik anak ada dalam perpustakaan sekolah.”
2) SMP Muhammadiyah Salatiga : “Belum ada secara khusus, yang ada tentang pendidikan islam.”
Page | 75
BIOGRAFI PENULIS
Anis Wulandari adalah seorang praktisi pendidikan yang mempunyai latar belakang pendidikan ekonomi dan pernah berkecimpung di dunia auditing. Berpartisipasi dalam dunia Pendidikan Anak Usia Dini lebih dari sepuluh tahun terakhir, dan saat ini adalah pengelola sebuah Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini di Tengaran Kabupaten Semarang.