• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI SISTEMIK PENDIDIKAN KARAKTER DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (Studi di Madrasah Tsanawiyah Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Salatiga) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI SISTEMIK PENDIDIKAN KARAKTER DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (Studi di Madrasah Tsanawiyah Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Salatiga) - Test Repository"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI

SISTEMIK PENDIDIKAN KARAKTER

DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

(Studi di Madrasah Tsanawiyah Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan

Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Salatiga)

Oleh

ANIS WULANDARI 12010160017

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

Page | 5

ABSTRACT

Systemic Implementation Character Education In Islamic Education Institutions (Study At MTs Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang And SMP Muhammadiyah Salatiga)

The aim of national education is to develop the potential of students to become human beings with character. Applying character education in junior high schools is a program that can produce generations that are able to internalize and personalize character values in daily behavior.

This study focused on the application of the character education system through management, learning and fostering student activities. This study uses qualitative methods using descriptive techniques.

Findings of research on Systemic Implementation of Character Education in Islamic Education Institutions (Studies at MTs Al Irsyad Semarang and Muhammadiyah Middle School Salatiga) are: (1) programs and socialization of understanding of character education adequately; (2) the determination of a representative indicator of the value of the character invested; (3) firm in the arrangement of rules; (4) increasing communication with the local Health Office.

(6)

Page | 6

ABSTRAK

Implementasi Sistemik Pendidikan Karakter Di Lembaga Pendidikan Islam (Studi

di MTs Al Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah

Salatiga).

Tujuan pendidikan nasioanal yaitu mengembangkan potensi peserta didik

menjadi manusia yang berkarakter. Penerapan pendidikan karakter di Sekolah

Menengah Pertama merupakan program yang dapat mencetak generasi yang

mampu menginternalisasi dan mempersonalisasi nilai karakter dalam perilaku

sehari hari.

Penelitian ini difokuskan pada penerapan sistem pendidikan karakter

melalui menejemen, pembelajaran dan pembinaan kegiatan kesiswaan. Penelitian

ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teknik deskriptif.

Temuan penelitian Implementasi Sistemik Pendidikan Karakter Di

Lembaga Pendidikan Islam (Studi di MTs Al Irsyad Tengaran Kabupaten

Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga) yaitu : (1) program dan sosialisasi

pemahaman pendidikan karakter secara memadai; (2) penentuan indikator yang

representatif nilai nilai karakter yang ditanamkan; (3) tegas dalam menyusunan

aturan ; (4) peningkatan komunikasi dengan Dinas Kesehatan setempat.

(7)

Page | 7

PRAKATA

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan mengharapkan ridho

yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

yang berjudul “Implementasi Sistemik Pendidikan Karakter di Lembaga

Pendidikan Islam (Studi di MTs Al Irsyad Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga)”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Magister pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada kita Nabi Muhammmad SAW,

mudah-mudahan kita semua mendapatkan syafaat-Nya kelak di yaumul qiyamah,

amin.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak

terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara moral

maupun spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku rektor Institut Agama Islam Negeri

Salatiga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar di

almamater tercinta.

2. Prof. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag selaku Direktur Program Pascasarjana Institut

Agama Islam Negeri Salatiga dan pembimbing dalam penulisan tesis ini yang

dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan sejak penulisan sampai

dengan selesainya tesis ini.

3. Bapak Hammam, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D selaku Ketua Program Studi Magister

Pendidikan

Agama Islam Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

4. Ibu Maslihah, Ibu Muna, Bapak Imam, Bapak Wiji, Mbak Lilik, Helman dan

semua team dari MTs Al Irsyad Semarang/SMP Muhammadiyah Salatiga

yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam proses penulisan

(8)

Page | 8

Penulis menyadari atas segala keterbatasan dan kekurangan tulisan tesis

ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua

pihak masih dapat diterima dengan senang hati. Semoga hasil penelitian ini

dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan pendidikan

karakter di Lembaga Islam dimasa mendatang.

Salatiga, 26 Juni 2018

(9)

Page | 9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 2

A. Latar Belakang ... 2

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Signifikasi Penelitian ... 4

D. Kajian Pustaka ... 4

E. Metode Penelitian ... 14

F. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MENEJEMEN SEKOLAH ... 18

A. Menejemen Sekolah yang Berkarakter ... 18

B. Menejemen Sekolah Berkarakter In Action ... 28

BAB III IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN KELAS... 32

A. Perencanaan ... 34

B. Pelaksanaan Pembelajaran ... 36

C. Penilaian ... 38

(10)

Page | 10

BAB IV IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER ... 42

A. Pembinaan Keimanan dan Ketaqwaan ... 42

B. Pembinaan Bakat dan Minat ... 44

C. Pembinaan Kegiatan UKS dan Pendidikan Penanggulangan Narkoba ... 46

BAB V PENUTUP ... 49

A. Kesimpulan ... 49

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 55

(11)

Page | 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menyadari pentingnya karakter, dewasa ini banyak pihak menuntut

peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada

lembaga pendidikan formal. Tuntutan tersebut didasarkan pada fenomena

sosial yang berkembang, yakni meningkatnya kenakalan remaja dalam

masyarakat, seperti perkelahian massal dan berbagai kasus dekadensi moral

lainnya. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi

pembinaan generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam

pembentukan kepribadian peserta didik melalui peningkatan intensitas dan

kualitas pendidikan karakter agar peserta didik memiliki karakter mulia sesuai

norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. 1 Senada

dengan Zakiyuddin “Moral selalu dikaitkan dengan kewajiban khusus,norma

sebagai cara bertindak yang berupa tuntutan baik bersifat relatif maupun

absolut. Jadi, moral adalah wacana normatif dan imperatif yang diungkapkan

dalam kerangka yang baik dan yang buruk. Intinya moral hendak menjawab

persoalan sebagaimana "seharusnya". Moral mengandung dua

makna:keseluruhan aturan dan norma yang berlaku, yanga diterima oleh suatu

masyarakat sebagai pegangan dalam bertindak dan diungkapkan dalam

kerangka yang baik dan yang buruk; disiplin filsafat yang merefleksikan aturan-aturan tersebut dalam rangka mencari landasan dan tujuannya.”2

Pendidikan seharusnya tidak hanya menghasilkan generasi yang cerdas

secara akademik, namun juga berakhlak mulia. Hal ini diperkuat dan dipertegas

lagi dengan Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter

1 Kemendikbud Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, Panduan Penerapan Pendidikan Karakter Bangsa, Jakarta, 2010, 5.

2 Zakiyuddin Baidhawy; Relasi Etika Dan Politik:Landasan Etis Mebangun Politik

(12)

Page | 12

yang menyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan bangsa yang berbudaya

melalui penguatan nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras,

kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu dan lain lain, perlu penguatan

pendidikan karakter. Penguatan pendidikan karakter pada peserta peserta didik

dilakukan secara terintegrasi dalam kegiatan : intrakurikuier, kokurikuler dan

ekstrakurikuler melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan

olahraga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga,

dan masyarakat. Dengan demikian, penerapan dan penguatan pendidikan

karakter pada pendidikan formal secara sistemik menjadi sangat esensial untuk

segera diimplementasikan di sekolah.

Dengan demikian peneliti bermaksut meneliti implementasi sistemik

pendidikan karakter di Madrasah Tsanawiyah Al-Irsyad Tengaran Kabupaten

Semarang dan Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Salatiga.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya,

peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini, adalah:

1. Sejauhmana implementasi pendidikan karakter melalui manajemen

sekolah di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP

Muhammadiyah Salatiga?

2. Sejauhmana implementasi pendidikan karakter melalui proses

pembelajaran di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP

Muhammadiyah Salatiga?

3. Sejauhmana implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan

pembinaan siswa di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan

(13)

Page | 13

C. Sigifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menemukan implementasi pendidikan karakter melalui manajemen

sekolah di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP

Muhammadiyah Salatiga.

b. Menemukan implementasi pendidikan karakter melalui proses

pembelajaran di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan

SMP Muhammadiyah Salatiga.

c. Menemukan implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan

pembinaan siswa di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan

SMP Muhammadiyah Salatiga.

2. Manfaat Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

a. Menambah jumlah data, informasi dan literatur terkait implementasi

pendidikan karakter, khususnya pada lembaga pendidikan Islam

b. Memberikan rekomendasi perbaikan dalam implementasi pendidikan

karakter

c. Untuk mendorong penelitian lebih lanjut mengenai implementasi

pendidikan karakter di berbagai aspek dan tingkatan sekolah

D. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian oleh Pipit Ulina (2013) dengan judul

Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kultur Sekolah Pada Siswa Kl XI Di SMAN I Gedanagan Sidoarjo, menemukan bahwa implementasi pendidikan karakter sesuai dengan visi dan misi yang ada di sekolah siswa

(14)

Page | 14

sekolah atau kebiasaan-kebiasaan di lingkungan sekolah yang membiasakan

karakter jujur, religius, tanggungjawab dan disiplin.3

Pada penelitian oleh Eri Hendro Kusuma (2012) yang berjudul

Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di SMAN 2 Kota Batu Malang. Mengapa tentang pelaksanaan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler kurang efektif yang disebabkan

jenis kegiatannya kurang memadai demikian juga sarana dan prasarananya.4

Penelitian tentang Implementasi Pendidikan Karakter Jujur Dalam Membentuk Kepribadian Siswa Kelas VII di SMP N 1 Palembang oleh Nila

Hulani (2017), dengan fokus penelitian pada pendidikan karakter jujur

sebagai budaya sekolah melalui pengintegrasian kegiatan kelas, sekolah dan

ekstra kurikuler. Memberikan kontribusi wawasan bahwa guru mempunyai

peran sebagai pengawas, pembimbing, teladan dan pemberi hukuman dalam

pelaksanaan pendidikan karakter tersebut.5

Penelitian oleh Mujtahid (2016) dengan judul Model Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Pendekatan Terintegrasi Dalam Perkuliahan

PAIFITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Meneliti tentang model

karakter religius, yaitu karakter yang dikonstruk melalui pembiasaan

perkuliahan dengan pembudayaan membaca kalimat thoyyibah (basmalah dan hamdalah), tilawah al-Quran, do’a dan dzikir sebagai manisfestasi aktualisasi nilai-nilai keimanan dan keyakinan kepada Allah SWT. Kedua,

model karakter kepribadian diri, yakni konstruksi karakter yang ditanamkan

melalui pembiasaan disiplin, jujur dan tanggungjawab dalam semua

aktivitas perkuliahan yang meliputi aspek proses, pelaksanaan dan evaluasi

pembelajaran. Ketiga, konstruksi karakter sosial, yakni karakter yang

3 Pipit Ulina, Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Implementasi Pendidikan Karakter

Melalui Kultur Sekolah Pada Siswa Kl XI Di SMAN I Gedanagan Sidoarjo, Volume 1, Nomor 1, (2013), 165.

4 Eri Hendro Kusumo, Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di SMAN 2 Kota Batu Malang, Melalui http://jurnalonline.um.ac.id [28/02/2018], 2012, 20.

(15)

Page | 15

meliputi toleransi, kepedulian sosial dan demokratis yang nyata dalam

sistem pembelajaran.6

Berbeda dengan penelitian sebelumnya penelitian oleh Nilam

Pathulhadi (2013) yang berjudul Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan Agama Islam Di SMA N I Semarang. Penelitiannya membahas tentang kebijakan pendidikan karakter melalui 3 cara yaitu,

mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Pelaksanaan

pendidikan karakter melalui penyusunan rencana pembelajaran dalam

bentuk pembuatan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Pelaksanaan pendidikan karakter melalui kegiatan intrakulikuler dan

ekstrakulikuler.7

Sejauh ini peneliti belum menemukan suatu penelitian yang

menggali tentang implementasi pendidikan karakter secara sistemik

melalui kegiatan manajemen sekolah, proses pembelajaran dan pembinaan

siswa di sekolah Islam. Tujuan utama pendidikan adalah

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan

baik-buruk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu

dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Oleh karena itu sangat diperlukan penelitian mengenai

implementasi pendidikan karakter secara sistemik melalui kegiatan,

manajemen sekolah, proses pembelajaran, dan pembinaan siswa,

khususnya di lembaga pendidikan Islam. Judul penelitian yang akan

dilaksanakan adalah “Implementasi Sistemik Pendidikan Karakter” (Studi

Kasus Di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP

Muhammadiyah Salatiga).

6 Mujtahid, Model Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Pendekatan Terintegrasi Dalam Perkuliahan PAIFITK UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Ulul Albab, Volume 17, Nomor 2, ( 2016), 231.

(16)

Page | 16

2. Kerangka Teori

a. Dasar-dasar Menejemen Pendidikan Karakter dalam Al-Qur’an Dalam ayat ini menegaskan pentingnya menejemen, pengaturan,

pembagian tugas sesuai fungsi masing masing sehingga sebuah aktivitas

berjalan dengan baik. “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).

Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa

orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk

memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali

kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubat :

122)8

Al-Hujuraat ayat 13, dalam ayat ini menegaskan bahwa sebuah kerjasama,

saling menghargai, bersatu dengan saudara sesama muslim adalah perilaku

yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa.

َلِئاَبَق َو اًبوُعُش ْمُكاَنْلَعَج َو ىَثْنُأ َو ٍرَكَذ ْنِم ْمُكاَنْقَلَخ اَّنِإ ُساَّنلا اَهُّيَأ

اَي

تارجحلا ريِبَخ ميِلَع ََّاللَ َّنِإ ْمُكاَقْتَأ َِّاللَ َدْنِع ْمُكَم َرْكَأ َّنِإ اوُفَراَعَتِل

8 Abdullah Bin Muhammad bin Abdurrahman Bin Ishaq, Tafsir Ibnu Katsir Surat

(17)

Page | 17

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling

kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi

Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya

Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS.Al-Hujuraat: 13)9

b. Definisi

Pendidikan moral berfokus pada nilai dan pembelajaran

sosial-emosional berfokus pada keterampilan dan sikap yang dibutuhkan

untuk berfungsi di lingkungan sosial yang relevan.10

Pendidikan karakter memerlukan proses yang cukup panjang dan

bersifat saling menguatkan (reinforce) antara kegiatan manajemen sekolah, pembelajaran dan pembinaan siswa. Character education is the deliberate effort to help people understand, care about, and act upon core ethical values” (Pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk membantu manusia memahami, peduli tentang, dan

melaksanakan nilai-nilai etika inti). Bahkan dalam buku Character

Matters dia menyebutkan: Character education is the deliberate effort to cultivate virtue—that is objectively good human qualities—that are good for the individual person and good for the whole society

(Pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan

kebajikan, yaitu kualitas kemanusiaan yang baik secara objektif, bukan

9Abdullah Bin Muhammad bin Abdurrahman Bin Ishaq, Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-Hujuraat 13, Jakarta, Pustaka Imam Syafi’i, 495-497.

10

(18)

Page | 18

hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga baik untuk

masyarakat secara keseluruhan).11

c. Tahapan Pengembangan Karakter

Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing),

pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit).

Pengembangan karakter dalam suatu sistem pendidikan adalah

keterkaitan antara komponen-komponen karakter yang mengandung

nilai-nilai perilaku, yang dapat dilakukan atau bertindak secara

bertahap dan saling berhubungan antara pengetahuan nilai-nilai

perilaku dengan sikap atau emosi yang kuat untuk melaksanakannya,

baik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan

negara serta dunia internasional (lihat diagram1)12

d. Prinsip-prinsip Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai

berikut :

1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter

2) Mengidentifikasi karakter secara komprehensif

3) Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif

4) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian

11 Thomas Lickona, Character Matters: Persoalan Karakter, terj. Juma Wadu

Wamaungu & Jean Antunes Rudolf Zien dan Editor Uyu Wahyuddin dan Suryani, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, 5.

(19)

Page | 19

5) Memberi kesempatan peserta didik untuk menunjukkan perilaku

yang baik

6) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan

menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun

karakter mereka

7) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik

8) Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral

yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter

9) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas

dalam membangun inisiatif pendidikan karakter

10) Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat

11) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai

guru-guru karakter, dan manifestasi karakter posisitf dalam

kehidupan peserta didik.

e. Pendidikan Karakter Secara Sistemik

Kemampuan lembaga pendidikan merencanakan program,

melaksanakan kegiatan, dan evaluasi terhadap tiap-tiap komponen

pendidikan yang di dalamnya memuat nilai-nilai karakter secara

terintegrasi (terpadu/sistemik).

Pendidikan karakter secara sistemik (terintegrasi/terpadu) di

lembaga pendidikan dilaksanakan melalui proses menejemen sekolah ,

pembelajaran dan kegiatan pembinaan kesiswaan.

1) Pendidikan Karakter Melalui Manajemen Sekolah

Keterkaitan antara berbagai komponen, proses manajemen

berbasis sekolah dan nilai-nilai karakter yang melandasinya dapat

dilihat pada gambar berikut.13

(20)

Page | 20

a) Integrasi Nilai-Nilai Karakter dalam Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi Program

Penyusunan silabus, RPP, dan bahan ajar yang berwawasan

pendidikan karakter yaitu dengan mengadaptasi silabus, RPP,

dan bahan ajar yang telah dibuat/ada dengan

menambahkan/mengadaptasi kegiatan pembelajaran yang

bersifat memfasilitasi dikenalnya nilai-nilai, disadarinya

pentingnya nilai-nilai, dan diinternalisasinya nilai-nilai.

Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan,

inti, dan penutup, yang dipilih dan dilaksanakan harus

mencerminkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan.

Penerapan authentic assessment: Teknik dan instrumen

penilaian tidak hanya mengukur pencapaian akademik/kognitif

peserta didik, tetapi juga mengukur perkembangan

kepribadiannya. Bahkan perlu diupayakan bahwa teknik

penilaian yang diaplikasikan mengembangkan kepribadian

peserta didik sekaligus.

b) Manajemen Sekolah yang Berkarakter in Action

(1) Peningkatan pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai

(21)

Page | 21

(2) Penumbuhan kesadaran mengimplementasikan nilai-nilai

karakter dalam manajemen sekolah

(3) Pengimplementasian perilaku (tindakan) yang berkarakter

terintegrasi dalam manajemen sekolah

(4) Implementasi pengelolaan lingkungan dan pembudayaan

nilai-nilai karakter di sekolah

2) Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran

Integrasi pendidikan karakter pada mata-mata pelajaran di

sekolah mengarah pada internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah

laku sehari-hari melalui proses pembelajaran dari tahapan

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

a) Perencanaan Pembelajaran

Pada tahap ini silabus, RPP, dan bahan ajar disusun. Baik

silabus, Rencana Program Pembelajaran (RPP) , dan bahan ajar

dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya

memfasilitasi/berwawasan pendidikan karakter. Pembelajaran

yang berbasis pendidikan karakter merupakan suatu kegiatan

pembelajaran baik berlangsung di dalam maupun di luar kelas

yang menjadikan peserta didik tidak hanya menguasai

kompetensi (materi) tapi juga menjadikan peserta didik

mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasikan

nilai-nilai dan menjadikannya perilaku14 Pendidikan karakter yang

dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas yakni

melalui berbagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah

dengan dilandasi oleh sebuah filosofi bahwa pendidikan

merupakan upaya untuk mengembangkan kepribadian siswa

secara utuh.15 Dengan demikian, selain untuk menjadikan

peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan,

14 Sulistyowati, E, Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Citra Aji Panama, 2012, 127.

15 Akbar, S, Samawi, A, Arafik, M & Hidayak, Pendidikan Karakter: Best Practices.

(22)

Page | 22

kegiatan pembelajaran juga dirancang dan dilakukan untuk

menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan

mengintegrasikan nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.

b) Pelaksanaan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan,

inti, dan penutup, dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik

mempraktikkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan

c) Evaluasi Pencapaian Pembelajaran

Sa’dijah16 mengungkapkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian diantaranya: 1) guru harus

memahami lebih awal tentang pembelajaran yang akan dijalani

oleh siswa dan mampu menerapkan pengajaran yang tepat, 2)

guru harus memahami tujuan kegiatan pembelajaran yang akan

dicapai siswa, 3) guru menentukan kompetensi siswa, 4) guru

memilih teknik penilaian yang tepat, 5) guru dan siswa mampu

menggunakan informasi belajar secara maksimal melalui teknik

penilaian yang tepat, 6) siswa perlu mengetahui teknik

penilaian yang digunakan.

d) Tindak Lanjut Pembelajaran

Tugas-tugas penguatan (terutama pengayaan) diberikan

untuk memfasilitasi peserta didik belajar lebih lanjut tentang

kompetensi yang sudah dipelajari dan internalisasi nilai lebih

lanjut.

3) Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pembinaan Kesiswaan Dikutip dari Patrick Akos “Extracurricular activities are

discretionary activities that are physically or mentally stimulating to the individual and contain some structured parameters”17 Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran

16Sa’dijah, C & Sukoriyanto, Asesmen Pembelajaran Matematika, Malang: Universitas

Negeri Malang, 2015, 133-134.

17 Patrick Akos, “Extracurricular Participation and the Transition to Middle School

(23)

Page | 23

wajib. Kegiatan ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk

menentukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka.

F

.

Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan

pendekatan deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk membuat

gambaran atau deskripsi tentang implementasi sistemik pendidikan karakter di

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang (yang

selanjutnya dalam penelitian ini disebut dengan MTs Al-Irsyad Tengaran

Kabupaten Semarang) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah

Salatiga (yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut SMP Muhammadiyah

Salatiga) secara objektif. Peneliti menggunakan studi kasus untuk menjelaskan

pertanyaan penelitian, karena studi kasus merupakan metodologi yang ideal

ketika penelitian memerlukan investigasi mendalam pada objek penelitian yang

tidak luas.18 Penelitian ini menggunakan kombinasi tiga cara pengumpulan data

yaitu : wawancara, observasi dan analisis dokumen sekolah yang relevan.

Dengan demikian peneliti mengumpulkan data-data terkait dengan

implementasi sistemik pendidikan karakter di Mts Al-Irsyad Tengaran

Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga.

Subyek atau sumber data penelitian ini adalah:

1. Kepala tarbiyah, kepala sekolah, waka kurikulum, direktur keuangan, tenaga

kependidikan MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP

Muhammadiyah Salatiga. sebagai narasumber terkait dengan implementasi

sistemik pendidikan karakter dalam menejemen sekolah.

2. Guru MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP

Muhamadiyah Salatiga, sebagai narasumber terkait dengan implementasi

sistemik pendidikan karakter dalam pembelajaran dan pembinaan siswa.

Penelitian dilakukan di dua lokasi yaitu Madrasah Tsanawiyah Al-Irsyad

Tengaran Kabupaten Semarang yang beralamat di Jl. Raya Solo Semarang km

(24)

Page | 24

45 Butuh Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhamadiyah Salatiga

yang beralamat di Jl. Cempaka 5-7 Sidorejo Lor Sidorejo Salatiga.

Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

gambaran suasana dan kondisi kegiatan sekolah, pelaksanaan pembelajaran:

pendahuluan, inti, dan penutup, pelaksanaan layanan sekolah dan pengelolaan

lingkungan dan pembudayaan nilai-nilai karakter di sekolah, pelaksanaan

kegiatan pembinaan kesiswaan. Pengamatan lapangan dilakukan untuk

melengkapi data yang mungkin tidak diperoleh melalui wawancara.

Metode wawancara akan dilakukan untuk memperoleh data tentang:

1. Sejarah dan gambaran umum sekolah Sejarah, visi, misi, strategi,

kompetensi lulusan, so, jumlah guru, jumlah peserta didik, jumlah mapel,

jumlah jam belajar, jumlah kegiataan.

2. Pemahaman sekolah mengendai pendidikan dan proses pendidikan karakter.

3. Proses pendidikan karakter secara terpadu dalam pembelajaran, manajemen

sekolah dan kegiatan pembinaan kesiswaan. Peneliti akan melakukan

wawancara terbuka dan mendalam kepada beberapa orang kunci, yaitu

direktur pendidikan, kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaaan,

dan guru.

Dokumentasi dengan metode ini peneliti memperoleh data-data mengenai

silabus, RPP, bahan ajar, visi, misi, Struktur Organisasi (SO), uraian kerja,

Rencana Kegiatan Sekolah (RKS), Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah

(RAKS), jadwal pelajaran, jadwal kegiatan, dan lain lain yang serupa yang

dapat berfungsi sebagai sumber data untuk penelitian. Peneliti meninjau

dokumen-dokumen yang relevan secara sistematis, kemudian dibandingkan

dengan hasil dari wawancara dan observasi. Metode ini digunakan untuk

memastikan konsistensi dan akurasi informasi serta untuk menghindari bias

yang mungkin terjadi dalam data yang diperoleh.

Analisis data yang digunakan peneliti agar data menjadi lebih mudah

difahami dan lebih bermakna, adalah analisis data Model Analisis Interaktif

dari Mills dan Huberman yang membagi kegiatan analisis data menjadi

(25)

Page | 25

reduksi data, penyajian data, memisahkan outlier data dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi data.

Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisis data, semua data

yang diperoleh dibaca, dipelajari, dipahami, dipilih dan dikumpulkan serta

dianalisis menggunakan deskriptif analitik. Analisis deskripsi disini adalah

melakukan analisis terhadap bagaimana implementasi implementasi

pendidikan karakter di tingkat menejemen sekolah, pembelajaran dan

pembinaan kesiswaan.

Hasil kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah, bagaimana

implementasi pendidikan karakter di menejemen, pembelajaran dan

pembinaan kesiswaan.

G. Sistematika Penulisan

Pada tesis ini, peneliti memaparkan hasil penelitian dalam lima bab.

Bab I pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, perumusan

masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan

sistematika penelitian

Bab II pada bab ini dipaparkan konsep konsep pentingya pendidikan

karakater, pengertian pendidikan karakter, nilai-nilai karakter, tahapan,

pengembangan karakter, prinsip-prinsip pendidikan karakter, sistemik

pendidikan karakter melalui kegiatan manajemen sekolah, pembelajaran dan

pembinaan kesiswaan.

Bab III bab ini meliputi implementasi sistemik pendidikan karakter

melalui kegiatan manajemen sekolah, pembelajaran dan pembinaan

kesiswaan.

Bab IV bab ini tentang pembahasan sekaligus mendeskripsikan hasil

penelitihan dan kondisi nyata di lapangan berkenaan dengan implementasi

pendidikan karakter secara terpadu dan sistemik.

Bab V merupakan penutup yang memuat simpulan dan rekomendasi. Pada

bab ini membahas kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi untuk MTs

(26)

Page | 26

serta untuk penelitian berikutnya berkenaan dengan implementasi pendidikan

karakter secara sistemik di lembaga pendidikan Islam.

Pada bagian paling akhir dan tesis ini terdiri dan daftar pustaka dan

lampiran yang terkait dengan penelitian.

(27)

Page | 27

BAB II

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

MELALUI MENEJEMEN SEKOLAH

A. Menejemen Sekolah yang Berkarakter

Menejemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat dengan subur

memfasilitasi peserta didik dan warga sekolah pada umumnya untuk

menginternalisasi karakter yang baik seperti: keterbukaan, tanggungjawab,

kerjasama, partisipasi, dan mandiri merupakan nilai-nilai dalam manajemen

sekolah yang memandu kepala sekolah dalam mengelola sekolah yang

bernuansa pendidikan karakter.19 Pendidikan karakter di lingkungan sekolah

merupakan program yang berkesinambungan dan terintegrasi kedalam

keseluruhan sistem pengelolaan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan

sekolah yang didasarkan kepada tujuan pendidikan nasional.

Pengembangan nilai nilai karakter melalui menejemen secara umum telah

diterapkan pada MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP

Muhammadiyah Salatiga, yaitu meliputi fungsi perencanaan, implementasi,

monitoring/evaluasi, dan tindak lanjut dengan mengintegrasikan nilai nilai

karakter yang diharapkan. Keempat fungsi tersebut merupakan satu kesatuan

yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan proses pendidikan karakter di

sekolah.

(28)

Page | 28

1. Integrasi Nilai Nilai Karakter dalam Perencanaan Program

Di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dalam proses

perencanaan program seperti perumusan visi dan misi, perumusan jenis

kegiatan sekolah melibatkan stake holder yaitu guru, perwakilan orang tua

siswa, karyawan, direktur keuangan, Dewan Pimpinan & Pengawas (DPP),

tokoh masyarakat setempat. Keterlibatan mereka mewujudkan adanya

kerjasama, partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Program yang

disusun dalam Rencana Anggaran Belanja menunjukkan adanya kegiatan

kegiatan yang menanamkan nilai karakter seperti cinta tanah air, cinta

ilmu, disiplin, hormat.20

Perencanaan diwujudkan dalam bentuk Rencana Anggaran Belanja

(RAB) saja belum dalam program jengka pendek dan menengah.

Walaupun demikian dalam perumusan Rencana Anggaran Belanja (RAB)

sekolah telah melibatkan pemangku kepentingan, hal ini menunjukan

adanya upaya menumbuhkembangkan nilai nilai karakter baik seperti:

adaptif dan antisipatif/proaktif untuk mengurangi terjadinya

penyimpangan; bertanggungjawab terhadap keberhasilan perencanaan

program dan kegiatan; memiliki kontrol kualitas, kualifikasi, dan

spesifikasi yang kuat; memiliki kontrol yang kuat terhadap waktu, target,

tempat, sasaran, dan pendanaan; serta komitmen yang tinggi untuk

melaksanakannya pada akhirnya. Dengan cara ini diharapkan program

(29)

Page | 29

pengembangan sekolah akan menjadi milik semua warga sekolah dan

semua pihak yang terkait.

Di SMP Muhammadiyah Salatiga dalam persiapan, perumusan

Rencana Kerja Tahunan (RKT) melibatkan stake holder: guru, kepala

sekolah, komite sekolah, staf dan Tata Usaha (TU), Majelis Dikdasmen

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga dengan dijiwai oleh

nilai-nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri

sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan nilai-nilai kebangsaan. Tim

perumus disebut KKRKS (Kelompok Kerja Rencana Kerja Sekolah) yang

terdiri dari 6 unsur: kepala sekolah,wakil kepala sekolah, wakil dari guru,

wakil dari TU dan wakil dari komite sekolah. RKT dikaji ulang dan

disahkan oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota

Salatiga yang kemudian disosialisasikan kepada para pemangku

kepentingan sekolah.21 Nilai nilai karakter yang tumbuh dalam proses ini

adalah percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif, inovatif,

mandiri, bertanggung jawab, sabar, berhati-hati, pemberani, dapat

dipercaya, jujur, menepati janji, adil, malu berbuat salah, setia, bekerja

keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin,

antisipatif, inisiatif, visioner, bersemangat, dinamis, hemat/efisien,

menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif,

sportif, tabah, terbuka dan tertib.22

21 Rencana Kerja Tahunan (RKT), SMP Muhammadiyah Salatiga, 2017, 4.

(30)

Page | 30

2. Integrasi Nilai Nilai Karakter dalam Pelaksanaan Program

Untuk mengimplementasikan manajemen sekolah yang terpadu

dengan nilai-nilai karakter, diperlukan pengelolaan sumber daya manusia

secara baik, antara lain melalui: (a) perencanaan penerimaan (recruitment)

guru dan staf sesuai dengan kebutuhan sekolah, (b) mengorganisasikan

kegiatan guru dan staf sesuai dengan bidang kerja masing-masing, (c)

memberikan pengarahan kepada para guru dan staf agar bekerjasama

untuk tercapainya tujuan, (d) melakukan pengawasan (control) terhadap

pekerjaan para guru dan staf agar mereka bekerja sesuai dengan

aturan-aturan yang sudah ditetapkan bersama, (e) meningkatkan profesionalisme

para guru dan staf, baik teknis maupn non-teknis, melaksanakan

pembinaan karir dan kesejahteraan, serta menerapkan sistim penghargaan

dan hukuman (reward and punishment system).23

Di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang proses

rekruitmen hanya dilakukan apabila membutuhkan dan sesuai program

kerja, dengan mengajukan ke bagian Human Resources Departement

(HRD) dilengkapi kualifikasi yang sesuai.24 Semua sumber daya dalam hal

ini guru, staf dan karyawan dikelola sesuai dengan kompetensi masing

masing demi tercapainya efektifitas, efisiensi dan produktifitas kerja.25

Kegiatan rutin sebagai bentuk tanggungjawab dalam pengembangan nilai

nilai karakter baik, pengarahan pelaksanaan program kerja dari kepala

23 Kemendikbud Dirjen Menejemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Panduan Pendidikan Karakter Sekolah Menengah, Jakarta, 2010, 75.

24 Wawancara, Wachid Nurhidayat, 22 Februari 2018.

(31)

Page | 31

sekolah kepada guru dan staf dilakukan setiap hari Senin pagi sebelum

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berjalan.26 Untuk tercapainya

efektifitas pelaksanaan program berkaitan dengan guru karyawan dan staf,

pengawasan dilakukan bekerjasama dengan HRD yaitu dengan

memberlakukan reward dan punishment.

Pembinaan karir guru akan berdampak pada meningkatnya kualitas

layanan pendidikan yang diberikan seiring dengan upaya dalam

peningkatan kompetensi guru melalui sertifikasi guru oleh pemerintah.

Sehingga kegiatan ini sangat diperhatikan oleh MTs Al-Irsyad Tengaran

Kabupaten Semarang dalam rangka meningkatakan mutu pendidikannya.

Melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah diharapkan

guru mampu memberikan contoh nilai nilai baik kepada peserta didik,

karena dengan kegiatan ini menumbuhkembangkan karakter inovatif,

kreatif, bekerja keras dan mandiri bagi guru.

Di SMP Muhammadiyah Salatiga dalam pemenuhan sumber daya

manusia sekolah tidak berhak merekrut guru dan staf secara mandiri,

namun harus pengajuan kepada Persarikatan Muhammadiyah dengan

kualifikasi sesuai kebutuhan dan apabila dalam proses ini ada masalah

dengan SDM tersebut, sekolah berhak mengembalikannya dan

mengajukan yang lebih baik.27

Agar tercipta hasil kerja yang optimal pada kegiatan guru dan staf

maka dilakukan pengelolaan pada bidang masing masing yang sesuai

26Wawancara, Wachid Nurhidayat, 22 Februari 2018.

(32)

Page | 32

dengan melihat kompetensinya.28 Pengarahan kerja oleh kepala sekolah

untuk mengembangkan kemampuan agar dapat melaksanakan tugas dan

fungsi kerja yang lebih baik, lebih efektif, lebih terampil dan lebih

sisistematik dalam rangka mencapai tujuan dilakukan dengan rutin setiap

Sabtu. Pengelolaan dan pengarahan sudah terlaksana dengan baik sehingga

pada proses pengawasan dan evaluasi oleh kepala sekolah lebih mudah

dilakukan, walaupun terdapat pemberlakukan reward dan punishment,

namun yang telah terjadi bila ada ketidaksesuaian kerja belum sampai

pada Surat Peringatan (SP), sudah kembali terkontrol.29 Pendidik melalui

kegiatan MGMP diharapkan memberikan tauladan kepada siswa dalam

menanamkan nilai karakter bekerja keras, tanggung jawab, disiplin,

kreatif, inovatif, amanah.

3. Integrasi Nilai Nilai Karakter dalam Pengendalian Program

Di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang supervisi

individual dan kelompok merupakan upaya yang dilakukan oleh kepala

sekolah untuk menghasilkan atau menjamin keterlaksanaan program dan

keberhasilan tujuan. Jenis supervisi yang dipilih mengedepankan

keterbukaan dan kejujuran sehingga permasalahan yang muncul dalam

pelaksanaan program dapat segera diperoleh solusinya.

Di SMP Muhammadiyah Salatiga saat ini supervisi klinis lebih

dipilih dengan tujuan agar lebih efektif dalam menemukan solusi serta

penentuan tindak lanjut. Penerapan supervisi ini disesuaikan dengan faktor

(33)

Page | 33

kebutuhan guru dan waktu yang tersedia dari kepala sekolah saat ini.

Kepala sekolah dan tim bentukannya dengan mengadopsi intrumen yang

relevan menilai keterlaksanaan program bahkan juga bekerjasama dengan

pihak eksternal.

Proses pengendalian dalam manajemen sekolah baik MTs

Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah telah

menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter baik, antara lain: jujur, percaya

diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif, inovatif, dapat dipercaya, adil,

ulet, teliti, visioner, dedikatif, terbuka, tertib, sportif, dan taat peraturan.

Sedangkan apabila dilihat dari sisi manajerial atau kelembagaan, maka

nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan/muncul dalam pengendalian

ini antara lain adalah nilai-nilai terbuka, obyektif, adil, terukur (standar),

dan bertanggungjawab.30

4. Internalisasi Nilai Nilai karakter dalam Tindak Lanjut

Tindak lanjut dari pembentukan karakter dalam menejemen,

merupakan hasil monitoring dan evaluasi dari implementasi program

pembinaan pendidikan karakter tersebut digunakan sebagai acuan untuk

menyempurnakan program, mencakup penyempurnaan rancangan,

mekanisme pelaksanaan, dukungan fasilitas, sumber daya manusia, dan

manajemen sekolah yang terkait dengan implementasi program. Yang

selanjutnya merupakan program kerja untuk tahun berikutnya.

(34)

Page | 34

Prinsip-prinsip dalam proses pembentukan karakter terintegrasi

dalam menejemen yang berkarakter secara umum sudah diterapkan,

diantaranya adalah sebagai berikut.

1) Kejelasan Tugas dan Pertanggungjawaban

Pembagian tugas bagi tenaga pendidik maupun tenaga

kependidikan yang dilakukan di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten

Semarang diuraikan dengan jelas dan dipahami oleh masing-masing

pemangku tugas yang terdapat dalam buku tugas dan fungsi perangkat

MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang.31 Pembagian tugas

disesuaikan dengan kualifikasi yang dimiliki dengan harapan agar tugas

yang diemban dapat terlaksana secara optimal.

2) Pembagian Tugas Berdasarkan Asas the Right Man on the Right Place

Tenaga pendidik dan kependidikan pada SMP Muhammadiyah

Salatiga berjumlah 21 orang, yang berlatar belakang pendidikan S-1

berjumlah 19 orang, S-2 berjumlah 2 orang.32 Sedangkan di MTs

Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang berjumlah 56 orang, yang

berlatar belakang pendidikan SLTA berjumlah 7 orang, S-1 berjumlah

46 orang dan yang S-2 berjumlah 3 orang. Sedangkan di pembagian

tugas bagi tenaga pendidik yang dilakukan di sekolah ini telah sesuai

dengan kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan mata pelajaran yang

diampu. Kesesuaian antara tugas dengan kualifikasi yang dimiliki oleh

pengemban tugas diharapkan mampu menumbuhkan komitmen yang

(35)

Page | 35

tinggi bagi para pengemban tugas, sehingga tercapainya tujuan

pendidikan di masa depan akan lebih maksimal.

3) Teratur

Teratur yang merupakan salah satu prinsip pembentukan

pendidikan berkarakter ini diterapkan dengan diberlakukannya

peraturan yang mengikat semua warga sekolah. Peraturan bagi guru dan

tenaga kependidikan meskipun tidak dibuat secara tertulis, namun

secara praktis telah dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh guru dan

tenaga kependidikan. Pengelolaan keuangan MTs Al-Irsyad Tengaran

Kabupaten Semarang dijalankan melalui direktorat keuangan.

Pembayaran SPP secara tunai dilakukan di kasir dengan budaya antri

sehingga tidak terjadi berjubel dan berdesakan.33 Pembayaran SMP

Muhammadiyah dilakukan dengan cara menyediakan kotak kotak

Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dengan warna yang berbeda

sesuai kelas masing masing, dengan cara memasukkan kartu beserta

uangnya yang nantinya akan di kroscek oleh personel yang telah

ditunjuk sesuai kewenanganya masing masing dan diserahkan kepada

persarikatan Muhammadiyah. 34

4) Disiplin

Prinsip disiplin diterapkan bagi seluruh guru, tenaga kependidikan,

dan peserta didik dalam mentaati peraturan yang telah dibuat,

khususnya dalam hal menghargai waktu. Selain itu, disiplin juga

(36)

Page | 36

diwujudkan dengan memberikan sanksi terhadap pelanggaran yang

dilakukan terhadap tata tertib madrasah. Sanksi yang diberikan

didasarkan pada perhitungan poin pelanggaran sesuai dengan bobot

yang telah ditentukan.

5) Adil (Seimbang)

Prinsip keadilan mengarah pada terwujudnya keseimbangan antara

hak dengan kewajiban, penghargaan dengan hasil karya, punishment

dengan tingkat kesalahan, baik yang dilakukan oleh guru, tenaga

kependidikan, maupun para peserta didik. Implementasi prinsip adil

sudah diterapkan oleh MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang

dan SMP Muhammadiyah Salatiga dengan adanya pemberian reward

dan punishment pada peserta didik. Pemberian reward dan punishment

pada tenaga pendidikan dan kependidikan di MTs Al-Irsyad Semarang

dilaksanakan melalui kerjasama & koordinasi dengan bagian SDM,

sedangkan di SMP Muhammadiyah Salatiga dilaksanakan melalui

kerjasama & koordinasi perserikatan Muhammadiyah.

6) Semangat Kebersamaan

Semangat kebersamaan merupakan modal sosial yang hendaknya

dikembangkan di sekolah/ madrasah. Prinsip semangat kebersamaan

pada MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP

Muhammadiyah Salatiga dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan

pembiasaan diri, diantaranya adalah dengan menjenguk

(37)

Page | 37

bersumber dari infak dan iuran sukarela. Selain itu, semangat

kebersamaan juga ditandai dengan sikap saling menghormati, baik antar

guru, antar teman, maupun peserta didik dengan guru. Salah satu wujud

sikap saling menghormati ditunjukkan dengan saling mengucapkan

salam dan tersenyum.

Pelaksanaan manajemen pada kedua lembaga ini menitikberatkan pada

pengembangan karakter sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Hal ini

sejalan dengan yang dikemukakan oleh Nurkolis35 bahwa pelaksanaan MBS

berpusat pada sumber daya yang dimiliki, salah satunya adalah SDM. Selain

itu, pembentukan karakter SDM juga selaras dengan visi yang diusungnya,

“Menjadi madrasah terbaik di bidang din al islam, bahasa arab/inggris, akhlak

al-karimah berdasar al-Qur’an dan as sunnah sesuai pemahaman salaf

al ummah di kawasan nusantara maupun mancanegara”36 “Mengemban

amanah dalam pengembangan ketaqwaan, intelektual, kepeloporan,

kepeloporan dengan semangat amar ma’ruf nahi munkar berpedoman

al-Qur’an dan as-Sunnah.”37 Dengan berlandaskan pada visi tersebut, sekolah

berusaha mengoptimalkan pelaksanaan pendidikan karakter, salah satunya

melalui penerapan prinsip-prinsip manajemen berkarakter.

B.Manajemen Sekolah yang Berkarakter In Action

Pendidikan karakter dan penanaman moral dalam manajemen sekolah

dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Penanaman karakter melalui

35 Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah:Teori, Model, dan Aplikasi, Jakarta: Grasindo, 2003, 1.

(38)

Page | 38

pengembangan kultur merupakan suatu cara alami yang melekat pada pola

kehidupan pekerjaan yang harus dilakukan. Oleh karena itu program

peningkatan karakter menejemen sekolah dilakukan melalui kegiatan yang

bersifat best practice.

Seperti dalam peningkatan pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai

karakter yang terintegrasi dalam manajemen sekolah, masing masing

menerapkan kegiatan sebagai berikut:

SMP Muhamadiyah telah memiliki referensi, panduan, tata tertib, dan

lain-lain yang mengandung nilai-nilai karakter pengetahuan moral,

mengadakan kegiatan kemasyarakatan seperti bersosialisasi dengan warga

sekitar yang mayoritas nasrani dengan mendukung kegiatan lingkungan sekitar

sekolah ketika mengadakan perayaan hari ulang tahun kemerdekaan

Indonesia.38 Kegiatan kemasyarakatan yang dikembangkan di MTs Al-Irsyad

Tengaran Kabupaten Semarang adalah kerja bakti membersihkan lingkungan

luar sekolah bergabung dengan masyarakat sekitarnya. Dengan berinteraksinya

siswa dan masyarakat sekitar maka kegiatan ini sangat mendukung untuk

memahamkan arti nilai reflektif, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis,

kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar,

berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji,

adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja

keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif,

visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu,

(39)

Page | 39

pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan

(estetis), sportif, tabah, terbuka, dan tertib.39

Dalam penumbuhan kesadaran mengimplementasikan nilai-nilai

karakter dalam manajemen sekolah, kedua lembaga pendidikan ini secara

umum telah memliki kegiatan seperti Emotional Spiritual Quostient(ESQ),

tausiyah, kunjungan ke tempat sosial, bersejarah, ilmiah, outbond (belum

outbond yang sebenarnya lebih cenderung piknik).

Kegiatan implementasi perilaku (tindakan) yang berkarakter terintegrasi

dalam manajemen sekolah. Pada SMP Muhammadiyah telah menerapkan

kegiatan sholat dhuha, sholat dhuhur bersama guru secara bergilir

mendampingi dan menjadi imam sholat berjamaah di masjid kampung sekitar

sekolah, sanksi pada guru dan murid, pelatihan dan lomba-lomba keagamaan

ketika peringatan hari besar agama.

Di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang adanya sholat malam

didampingi guru kamar, sholat berjamaah 5 waktu, sudah memiliki team

pendampingan perilaku berkaitan dengan ketaatan kepada Tuhan Yang Maha

Esa, memiliki sanksi administratif, sanksi sosial, dan adanya upaya persuasif

ketika ada pelanggaran, sanksi pada guru dan murid, pelatihan dan

lomba-lomba agama.

Upaya implementasi pengelolaan lingkungan dan pembudayaan

nilai-nilai karakter di sekolah. MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan

SMP Muhammadiyah Salatiga dalam hal ini mempunyai komitmen yang kuat

(40)

Page | 40

bahwa keteladanan, contoh yang baik dari menejemen sekolah dalam hal ini

kepala sekolah, guru, staf dan karyawan adalah cara paling efektif untuk

menciptakan lingkungan yang berkarakter. Selain itu mereka juga memasang

slogan slogan karakter di lorong dan kantor untuk upaya menambah semangat

penanaman karakter, selalu mengadakan koordinasi antara guru mapel-kelas &

bimbingan konseling berkenaan dengan perkembangan perilaku siswa, layanan

bimbingan konseling untuk siswa yang bermasalah, selalu berperilaku sesuai

norma agama, membina hubungan dengan aparat pemerintah terkait perilaku

siswa, kepanitian kegiatan sekolah, rapat rapat koordinasi.40

Yang perlu ditekankan pada kedua lembaga ini berdasarkan paparan

informasi yang telah dikumpulkan bahwa pendidikan karakter masih dalam

orientasi praktis belum dituangkan secara khusus dalam program perencanaan

pendidikan karakter, demikian juga dalam pengintegrasian nilainilai karakter

pada keseluruhan kegiatan kinerja sekolah, pengintegraskan nilai-nilai karakter

pada kegiatan kinerja personil dan pengintegraskan nilai-nilai karakter pada

kegiatan layanan pendidikan.

Kurangnya pemahaman tentang pendidikan karakter para pendidik dan

tenaga kependidikan serta tidak adanya penjelasan/sosialisasi

nilai-nilai/perilaku yang perlu dikuasai, dan direalisasikan dalam kehidupan

sehari-hari maka pendidikan karakter belum optimal.

(41)

Page | 41

BAB III

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

MELALUI PEMBELAJARAN KELAS

Direktorat Jenderal Menejemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian

Pendidikan Nasional tahun 2010, dalam kerangka acuan menjelaskan bahwa

pendidikan karakter secara prinsipil tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan

tetapi terintegrasi kedalam mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya satuan

pendidikan. Oleh karena itu pendidik dan satuan pendidikan perlu

mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan ke dalam kurikulum, silabus

serta buku ajar yang akan digunakan.

Yang dimaksud dengan pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam

proses pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya

kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam

tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang

berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Dengan

demikian, kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik

menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan

untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan

menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.

MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP

Muhammadiyah Salatiga menerapkan Contextual Teaching and Learning pada

(42)

Page | 42

memfasilitasi terinternalisasinya nilai-nilai karakter pada peserta didik. Selain itu,

perilaku guru sepanjang proses pembelajaran harus merupakan model pelaksanaan

nilai-nilai bagi peserta didik. Seperti kedisiplinan dalam waktu pembelajaran, rapi

( sesuai norma agama ), dan menjaga tutur kata.41 Berikut tabel internalisasi nilai

nilai karakter utama ke dalam setiap mata pelajaran yang diterapkan oleh MTs

Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga.42

Tabel 1

Tabel Internalisasi Nilai Karakter

Mata Pelajaran Nilai Nilai Karakter

Pendidikan Keagamaan

Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, patuh pada aturan sosial, bergaya hidup sehat, sadar akan hak dan kewajiban, kerja keras, peduli

PKn

Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur, menghargai keberagaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain

Bahasa Indonesia Berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, bertanggung jawab, ingin tahu, santun, nasionalis

Matematika Berpikir logis, kritis, jujur, kerja keras, ingin tahu, mandiri, percaya diri

IPS

Nasionalis, menghargai keberagaman, Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli sosial dan lingkungan, berjiwa wirausaha, jujur, kerja keras

IPA ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman,

Bahasa ( Arab/ Inggris ) Menghargai keberagaman, santun, percaya diri, mandiri, bekerjasama, patuh pada aturan sosial

Penjas/Orkes Bergaya hidup sehat, kerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, mandiri, menghargai karya dan prestasi orang lain, keberanian

TIK Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menghargai karya orang lain

(43)

Page | 43

Pelaksanaan implementsi pendidikan karakter dalam pembelajaran di

MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga

mengacu pada kurikulum yang berlaku yaitu semua matapelajaran yang ada

secara eksplisit/langsung mengenalkan nilai nilai yang diharapkan sampai dengan

taraf peserta didik mampu menginternalisasi nilai nilai tersebut di dalam tingkah

laku sehari hari. Untuk efektifitas dalam pengenalan nilai, tidak semua nilai nilai

yang diharapkan dikenalkan dalam setiap matapelajaran, namun di setiap mata

pelajaran dipilih satu nilai utama untuk dikenalkan sesuai karakteristiknya..

Dalam hal ini pengenalan nilai nilai tersebut bukan merupakan penekanan utama

pelajaran namun penginternalisasian (dikenalkan, disadari, diinternalisasi) yang

menjadi sasaran utama dalam proses pembelajaran. Seperti tertera tabel 1.

Tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada

semua matapelajaran merupakan langkah awal integrasi pendidikan karakter di

dalam proses pembelajaran yang telah diterapkan oleh kedua lembaga pendidikan

Islam ini. Dalam proses pembelajaran mereka mengadopsi prinsip prinsip

pembelajaran kontekstual, yang memudahkan pendidik dalam mengaitkan materi

pelajaran dengan kehidupan nyata dan memotivasi peserta didik membuat

hubungan antara pengetahuan dan nilai nilai yang dikenalkan dan dipelajarinya

dengan kehidupan mereka. Berikut deskripsi singkat bagaimana pengintegrasian

nilai nilai karakter dalam proses pembelajaran :

A. Perencanaan

Penataan situasi pembelajaran bertujuan untuk mengatur berbagai

(44)

Page | 44

mengembangkan rasa kepekaan, fleksibilitas, demokratisasi, dan rasa tanggap

peserta didik terhadap berbagai kebutuhannya. Dalam hal ini MTs Al-Irsyad

Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhamadiyah sudah menerapkan

proses ini, terlihat dari RPP yang disusunnya. Berikut penulis paparkan

komponen RPP yang telah disusun:

MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang: Tahap pendahuluan

persiapan fisik dan non fisik dengan memberi salam dan menyapa peserta

didik, mengingatkan kembali sekilas materi sebelumnya, menyampaikan

manfaat materi yang dipelajari. Tahap inti telah menerapkan prose

stimulation, problem statement, data collection, data processing, verivication,

generalation dalam setiap mata pelajaran. Tahap penutup disini pendidik

mengarahkan membuat rangkuman, membantu perefleksian materi,

memberikan tes lisan, mengumpulkan hasil kerja siswa, memberikan arahan

untuk materi berikutnya, berdoa penutup majelis. Penilaian yang diterapkan

di setiap tahapan pembelajaran: tahap pendahuluan penilaian sikap bersyukur,

tahap inti dan penutup penilaian rasa ingin tahu, ketertarikan, pengetauan dan

keterampilan. Penilaian berupa tes lisan dan tertulis serta pengamatan. 43

SMP Muhammadiyah Salatiga: Dalam RPP mencakup tujuan

pembelajaran, karakter yang diharapkan, materi, metode (diskusi, tanya

jawab, penugasan), kegiatan pembelajaran: kegiatan awal (apersepsi,

motivasi), kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi, konfirmasi), kegiatan akhir

(merangkum, penilaian/refleksi, umpan balik, tindak lanjut pembelajaran.

(45)

Page | 45

B. Pelaksanaan Pembelajaran

MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP

Muhammadiyah Salatiga dalam pelaksanaan pembelajarannya telah

mempunyai alokasi waktu yang proporsional untuk mencapai target materi

maupun penanaman karakter yang diharapkan.

1. Pendahuluan

Di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang pada setiap

pergantian pembelajaran bersalam, berdoa menuntut ilmu dan diakhiri

dengan doa khafaratul majelis. Kesiapan sarana dan prasarana pendidik

dibantu oleh peserta didik sebagai bentuk kerjasama untuk kepentingan

bersama.44

Sedangkan di SMP Muhammadiyah pada jam pelajaran pertama selama

15 menit membaca beberapa surah di juz 30, doa belajar, bersalam, doa

penutup majelis. Karakter kerjasama tampak ketika pembelajaran dimulai

kondisi kelas sudah rapi dan sarana lain sudah tersedia dengan bantuan

peserta didik yang mempersiapkannya.45

Kedua lembaga ini juga selalu menjaga kedisiplinan peserta didik

dalam belajar, menerapkan tata tertib sekolah secara konsekuen, dan

menerapkan hukuman dan hadiah. Bahkan dinamika yang terjadi didalam

kelas sangat diperhatikan terlihat pada RPP memberikan kesempatan

peserta didik untuk mengungkapkkan pengalaman dan pengetahuannya

dalam pembelajaran. Beberapa kegiatan bimbingan belajar juaga

(46)

Page | 46

dilakukan antara lain; memberi program pengayaan dan remidi bagi

peserta didik yang membutuhkan, bimbingan belajar bagi peserta didik

yang mengalami masalah belajar secara khusus ini dilaksanakan oleh SMP

Muhammadiyah. MTs Al-Irsyad juga serupa namun ada tambahan berupa

kunjungan ke kamar kamar siswa ketika jam belajar malam, belajar

dengan pembina kamar di masjid.

Di SMP Muhammadiyah kegiatan tebar salam dan cium tangan dari

para peserta didik telah menjadi sebuah pembiasaan yang cukup baik.

Pembiasaan ini telah terinternalisasi, baik kepada gurunya sendiri maupun

kepada tamunya. Nilai percaya diri telah terbentuk dalam diri peserta

didik. Di MTs Al-Irsyad bertebaran banner hadits tentang menebar salam,

tidak mubadzir, tersenyum, berkata jujur sebagai bentuk sarana penguatan

pendidikan karakter.

2. Inti

Dalam kegiatan inti seperti terlihat dalam RPP MTs Al Irsyad Tengaran

Kabupaten dan SMP Muhammadiyah Salatiga menerapkan proses

elaborasi, eksplorasi dan konfirmasi dimana peserta didik akan secara

maksimal mengenal hingga terbiasa berkarakter mandiri, suka

bekerjasama, mengahargai, disiplin, tanggungjawab, percaya diri.46

Sebagian besar pendidik berkomitmen dalam hal ini, walaupun sebagian

kecil belum sepenuhnya menerapkan.

3. Penutup

(47)

Page | 47

MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP

Muhammadiyah Salatiga sesuai RPP yang disusun bersama-sama dengan

peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran untuk membiasakan

karakter mandiri, kerjasama, kritis, logis, melakukan refleksi terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram demi

menanamkan karakter jujur, mengetahui kelebihan dan kekurangan.

Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran dan

merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,

program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas, baik

tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta

didik; dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.47

Hal penting dalam proses ini adalah memberikan apresiasi terhadap

hasil belajar yang sudah dilalui bersama, serta memajang hasil karya

mereka di kelas masing masing, kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau

memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok diberikan

dalam rangka tidak hanya terkait dengan pengembangan kemampuan

intelektual, tetapi juga kepribadian dan berdoa pada akhir pelajaran.

C. Penilaian

Tahap akhir dari kegiatan integrasi nilai-nilai karakter bangsa dalam

kegiatan pembelajaran adalah melakukan penilaian. Penilaian dapat dilakukan

untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam menyelesaikan

Gambar

Tabel 1 Tabel Internalisasi Nilai Karakter

Referensi

Dokumen terkait

Penulis mengusulkan katekese model Shared Christian Praxis (SCP) dengan penekanan pada sharing pengalaman iman. Para suster diharapkan semakin terbuka untuk rela

(3) Gaji dan penghasilan lain para anggota Direksi ditetapkan oleh Menteri dengan mengingat ketentuan yang ditetapkan dengan atau berdasarkan Undang- undang. Anggota

Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa pada hari kerja di pagi hari pergerakan pada ruas yang ditinjau didominasi oleh pergerakan luar zona atau dengan kata lain ruas jalan

Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui alur sistem transaksi penjualan dan pembelian yang sedang berjalan di Koperasi Kartika Samara Grawira untuk dapat

Parameter yang diamati adalah kadar air benih, daya hantar listrik, daya berkecambah, kecepatan tumbuh benih, indeks vigor, potensi tumbuh maksimum, panjang plumula

PENGARUH KEAHLIAN AUDITOR EKSTERNAL TERHADAP AUDIT E-COMMERCE (Survey Pada Lima Kantor Akuntan Publik Di Bandung)..

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menyebabkan pada tegakan dengan diameter yang lebih besar akan memiliki. kandungan karbon yang lebih tinggi pula (Widyasari, 2010 dalam