BAB II IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI
A. Perencanaan
Pada tahap ini silabus, RPP, dan bahan ajar disusun. Baik silabus, Rencana Program Pembelajaran (RPP) , dan bahan ajar dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi/berwawasan pendidikan karakter. Pembelajaran yang berbasis pendidikan karakter merupakan suatu kegiatan pembelajaran baik berlangsung di dalam maupun di luar kelas yang menjadikan peserta didik tidak hanya menguasai kompetensi (materi) tapi juga menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasikan nilai-nilai dan menjadikannya perilaku14 Pendidikan karakter yang dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas yakni melalui berbagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dengan dilandasi oleh sebuah filosofi bahwa pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan kepribadian siswa secara utuh.15 Dengan demikian, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan,
14 Sulistyowati, E, Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter, Yogyakarta: Citra Aji Panama, 2012, 127.
15 Akbar, S, Samawi, A, Arafik, M & Hidayak, Pendidikan Karakter: Best Practices. Malang: Universitas Negeri Malang, 2015, 27.
Page | 22
kegiatan pembelajaran juga dirancang dan dilakukan untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan mengintegrasikan nilai-nilai dan menjadikannya perilaku. b) Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dari tahapan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, dipilih dan dilaksanakan agar peserta didik mempraktikkan nilai-nilai karakter yang ditargetkan
c) Evaluasi Pencapaian Pembelajaran
Sa’dijah16 mengungkapkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penilaian diantaranya: 1) guru harus memahami lebih awal tentang pembelajaran yang akan dijalani oleh siswa dan mampu menerapkan pengajaran yang tepat, 2) guru harus memahami tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dicapai siswa, 3) guru menentukan kompetensi siswa, 4) guru memilih teknik penilaian yang tepat, 5) guru dan siswa mampu menggunakan informasi belajar secara maksimal melalui teknik penilaian yang tepat, 6) siswa perlu mengetahui teknik penilaian yang digunakan.
d) Tindak Lanjut Pembelajaran
Tugas-tugas penguatan (terutama pengayaan) diberikan untuk memfasilitasi peserta didik belajar lebih lanjut tentang kompetensi yang sudah dipelajari dan internalisasi nilai lebih lanjut.
3) Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pembinaan Kesiswaan Dikutip dari Patrick Akos “Extracurricular activities are discretionary activities that are physically or mentally stimulating to the individual and contain some structured parameters”17 Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran
16Sa’dijah, C & Sukoriyanto, Asesmen Pembelajaran Matematika, Malang: Universitas Negeri Malang, 2015, 133-134.
17 Patrick Akos, “Extracurricular Participation and the Transition to Middle School”
Page | 23
wajib. Kegiatan ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka.
F
.
Metodologi PenelitianJenis penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang implementasi sistemik pendidikan karakter di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang (yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut dengan MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah Salatiga (yang selanjutnya dalam penelitian ini disebut SMP Muhammadiyah Salatiga) secara objektif. Peneliti menggunakan studi kasus untuk menjelaskan pertanyaan penelitian, karena studi kasus merupakan metodologi yang ideal ketika penelitian memerlukan investigasi mendalam pada objek penelitian yang tidak luas.18 Penelitian ini menggunakan kombinasi tiga cara pengumpulan data yaitu : wawancara, observasi dan analisis dokumen sekolah yang relevan. Dengan demikian peneliti mengumpulkan data-data terkait dengan implementasi sistemik pendidikan karakter di Mts Al-Irsyad Tengaran Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga.
Subyek atau sumber data penelitian ini adalah:
1. Kepala tarbiyah, kepala sekolah, waka kurikulum, direktur keuangan, tenaga kependidikan MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga. sebagai narasumber terkait dengan implementasi sistemik pendidikan karakter dalam menejemen sekolah.
2. Guru MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP
Muhamadiyah Salatiga, sebagai narasumber terkait dengan implementasi sistemik pendidikan karakter dalam pembelajaran dan pembinaan siswa.
Penelitian dilakukan di dua lokasi yaitu Madrasah Tsanawiyah Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang yang beralamat di Jl. Raya Solo Semarang km
18 Winston M Tellis, “Application of a Case Study Methodology”, The Qualitative Report, Volume 3, Number 3, (January 1997), 14.
Page | 24
45 Butuh Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhamadiyah Salatiga yang beralamat di Jl. Cempaka 5-7 Sidorejo Lor Sidorejo Salatiga.
Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai gambaran suasana dan kondisi kegiatan sekolah, pelaksanaan pembelajaran: pendahuluan, inti, dan penutup, pelaksanaan layanan sekolah dan pengelolaan lingkungan dan pembudayaan nilai-nilai karakter di sekolah, pelaksanaan kegiatan pembinaan kesiswaan. Pengamatan lapangan dilakukan untuk melengkapi data yang mungkin tidak diperoleh melalui wawancara.
Metode wawancara akan dilakukan untuk memperoleh data tentang: 1. Sejarah dan gambaran umum sekolah Sejarah, visi, misi, strategi,
kompetensi lulusan, so, jumlah guru, jumlah peserta didik, jumlah mapel, jumlah jam belajar, jumlah kegiataan.
2. Pemahaman sekolah mengendai pendidikan dan proses pendidikan karakter. 3. Proses pendidikan karakter secara terpadu dalam pembelajaran, manajemen
sekolah dan kegiatan pembinaan kesiswaan. Peneliti akan melakukan wawancara terbuka dan mendalam kepada beberapa orang kunci, yaitu direktur pendidikan, kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaaan, dan guru.
Dokumentasi dengan metode ini peneliti memperoleh data-data mengenai silabus, RPP, bahan ajar, visi, misi, Struktur Organisasi (SO), uraian kerja, Rencana Kegiatan Sekolah (RKS), Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS), jadwal pelajaran, jadwal kegiatan, dan lain lain yang serupa yang dapat berfungsi sebagai sumber data untuk penelitian. Peneliti meninjau dokumen-dokumen yang relevan secara sistematis, kemudian dibandingkan dengan hasil dari wawancara dan observasi. Metode ini digunakan untuk memastikan konsistensi dan akurasi informasi serta untuk menghindari bias yang mungkin terjadi dalam data yang diperoleh.
Analisis data yang digunakan peneliti agar data menjadi lebih mudah difahami dan lebih bermakna, adalah analisis data Model Analisis Interaktif dari Mills dan Huberman yang membagi kegiatan analisis data menjadi beberapa bagian, yaitu : pengumpulan data, pengelompokan menurut variable,
Page | 25
reduksi data, penyajian data, memisahkan outlier data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data.
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisis data, semua data yang diperoleh dibaca, dipelajari, dipahami, dipilih dan dikumpulkan serta dianalisis menggunakan deskriptif analitik. Analisis deskripsi disini adalah melakukan analisis terhadap bagaimana implementasi implementasi pendidikan karakter di tingkat menejemen sekolah, pembelajaran dan pembinaan kesiswaan.
Hasil kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah, bagaimana implementasi pendidikan karakter di menejemen, pembelajaran dan pembinaan kesiswaan.
G. Sistematika Penulisan
Pada tesis ini, peneliti memaparkan hasil penelitian dalam lima bab.
Bab I pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, perumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penelitian
Bab II pada bab ini dipaparkan konsep konsep pentingya pendidikan karakater, pengertian pendidikan karakter, nilai-nilai karakter, tahapan, pengembangan karakter, prinsip-prinsip pendidikan karakter, sistemik pendidikan karakter melalui kegiatan manajemen sekolah, pembelajaran dan pembinaan kesiswaan.
Bab III bab ini meliputi implementasi sistemik pendidikan karakter melalui kegiatan manajemen sekolah, pembelajaran dan pembinaan kesiswaan.
Bab IV bab ini tentang pembahasan sekaligus mendeskripsikan hasil penelitihan dan kondisi nyata di lapangan berkenaan dengan implementasi pendidikan karakter secara terpadu dan sistemik.
Bab V merupakan penutup yang memuat simpulan dan rekomendasi. Pada bab ini membahas kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi untuk MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga
Page | 26
serta untuk penelitian berikutnya berkenaan dengan implementasi pendidikan karakter secara sistemik di lembaga pendidikan Islam.
Pada bagian paling akhir dan tesis ini terdiri dan daftar pustaka dan lampiran yang terkait dengan penelitian.
Page | 27
BAB II
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MENEJEMEN SEKOLAH
A. Menejemen Sekolah yang Berkarakter
Menejemen Berbasis Sekolah (MBS) dapat dengan subur
memfasilitasi peserta didik dan warga sekolah pada umumnya untuk menginternalisasi karakter yang baik seperti: keterbukaan, tanggungjawab, kerjasama, partisipasi, dan mandiri merupakan nilai-nilai dalam manajemen sekolah yang memandu kepala sekolah dalam mengelola sekolah yang bernuansa pendidikan karakter.19 Pendidikan karakter di lingkungan sekolah merupakan program yang berkesinambungan dan terintegrasi kedalam keseluruhan sistem pengelolaan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah yang didasarkan kepada tujuan pendidikan nasional.
Pengembangan nilai nilai karakter melalui menejemen secara umum telah diterapkan pada MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga, yaitu meliputi fungsi perencanaan, implementasi, monitoring/evaluasi, dan tindak lanjut dengan mengintegrasikan nilai nilai karakter yang diharapkan. Keempat fungsi tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan proses pendidikan karakter di sekolah.
19 Kemendikbud Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, Panduan Penerapan Pendidikan Krakter Bangsa, Jakarta, 2010, 64.
Page | 28
1. Integrasi Nilai Nilai Karakter dalam Perencanaan Program
Di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dalam proses perencanaan program seperti perumusan visi dan misi, perumusan jenis kegiatan sekolah melibatkan stake holder yaitu guru, perwakilan orang tua
siswa, karyawan, direktur keuangan, Dewan Pimpinan & Pengawas (DPP), tokoh masyarakat setempat. Keterlibatan mereka mewujudkan adanya kerjasama, partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Program yang disusun dalam Rencana Anggaran Belanja menunjukkan adanya kegiatan kegiatan yang menanamkan nilai karakter seperti cinta tanah air, cinta ilmu, disiplin, hormat.20
Perencanaan diwujudkan dalam bentuk Rencana Anggaran Belanja (RAB) saja belum dalam program jengka pendek dan menengah. Walaupun demikian dalam perumusan Rencana Anggaran Belanja (RAB) sekolah telah melibatkan pemangku kepentingan, hal ini menunjukan adanya upaya menumbuhkembangkan nilai nilai karakter baik seperti: adaptif dan antisipatif/proaktif untuk mengurangi terjadinya penyimpangan; bertanggungjawab terhadap keberhasilan perencanaan program dan kegiatan; memiliki kontrol kualitas, kualifikasi, dan spesifikasi yang kuat; memiliki kontrol yang kuat terhadap waktu, target, tempat, sasaran, dan pendanaan; serta komitmen yang tinggi untuk melaksanakannya pada akhirnya. Dengan cara ini diharapkan program
20 Kemendikbud Dirjen Menejemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Panduan Pendidikan Karakter Sekolah Menengah, Jakarta, 2010, 73-74.
Page | 29
pengembangan sekolah akan menjadi milik semua warga sekolah dan semua pihak yang terkait.
Di SMP Muhammadiyah Salatiga dalam persiapan, perumusan Rencana Kerja Tahunan (RKT) melibatkan stake holder: guru, kepala
sekolah, komite sekolah, staf dan Tata Usaha (TU), Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga dengan dijiwai oleh nilai-nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan nilai-nilai kebangsaan. Tim perumus disebut KKRKS (Kelompok Kerja Rencana Kerja Sekolah) yang terdiri dari 6 unsur: kepala sekolah,wakil kepala sekolah, wakil dari guru, wakil dari TU dan wakil dari komite sekolah. RKT dikaji ulang dan disahkan oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Salatiga yang kemudian disosialisasikan kepada para pemangku kepentingan sekolah.21 Nilai nilai karakter yang tumbuh dalam proses ini adalah percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif, inovatif, mandiri, bertanggung jawab, sabar, berhati-hati, pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, malu berbuat salah, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, sportif, tabah, terbuka dan tertib.22
21 Rencana Kerja Tahunan (RKT), SMP Muhammadiyah Salatiga, 2017, 4.
22 Kemendikbud Dirjen Menejemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Panduan Pendidikan Karakter Sekolah Menengah, Jakarta, 2010, 75.
Page | 30
2. Integrasi Nilai Nilai Karakter dalam Pelaksanaan Program
Untuk mengimplementasikan manajemen sekolah yang terpadu dengan nilai-nilai karakter, diperlukan pengelolaan sumber daya manusia secara baik, antara lain melalui: (a) perencanaan penerimaan (recruitment)
guru dan staf sesuai dengan kebutuhan sekolah, (b) mengorganisasikan kegiatan guru dan staf sesuai dengan bidang kerja masing-masing, (c) memberikan pengarahan kepada para guru dan staf agar bekerjasama untuk tercapainya tujuan, (d) melakukan pengawasan (control) terhadap
pekerjaan para guru dan staf agar mereka bekerja sesuai dengan aturan-aturan yang sudah ditetapkan bersama, (e) meningkatkan profesionalisme para guru dan staf, baik teknis maupn non-teknis, melaksanakan pembinaan karir dan kesejahteraan, serta menerapkan sistim penghargaan dan hukuman (reward and punishment system).23
Di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang proses rekruitmen hanya dilakukan apabila membutuhkan dan sesuai program kerja, dengan mengajukan ke bagian Human Resources Departement (HRD) dilengkapi kualifikasi yang sesuai.24 Semua sumber daya dalam hal
ini guru, staf dan karyawan dikelola sesuai dengan kompetensi masing masing demi tercapainya efektifitas, efisiensi dan produktifitas kerja.25 Kegiatan rutin sebagai bentuk tanggungjawab dalam pengembangan nilai nilai karakter baik, pengarahan pelaksanaan program kerja dari kepala
23 Kemendikbud Dirjen Menejemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Panduan Pendidikan Karakter Sekolah Menengah, Jakarta, 2010, 75.
24 Wawancara, Wachid Nurhidayat, 22 Februari 2018.
Page | 31
sekolah kepada guru dan staf dilakukan setiap hari Senin pagi sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berjalan.26 Untuk tercapainya efektifitas pelaksanaan program berkaitan dengan guru karyawan dan staf, pengawasan dilakukan bekerjasama dengan HRD yaitu dengan
memberlakukan reward dan punishment.
Pembinaan karir guru akan berdampak pada meningkatnya kualitas layanan pendidikan yang diberikan seiring dengan upaya dalam peningkatan kompetensi guru melalui sertifikasi guru oleh pemerintah. Sehingga kegiatan ini sangat diperhatikan oleh MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dalam rangka meningkatakan mutu pendidikannya. Melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah diharapkan guru mampu memberikan contoh nilai nilai baik kepada peserta didik, karena dengan kegiatan ini menumbuhkembangkan karakter inovatif, kreatif, bekerja keras dan mandiri bagi guru.
Di SMP Muhammadiyah Salatiga dalam pemenuhan sumber daya manusia sekolah tidak berhak merekrut guru dan staf secara mandiri, namun harus pengajuan kepada Persarikatan Muhammadiyah dengan kualifikasi sesuai kebutuhan dan apabila dalam proses ini ada masalah dengan SDM tersebut, sekolah berhak mengembalikannya dan mengajukan yang lebih baik.27
Agar tercipta hasil kerja yang optimal pada kegiatan guru dan staf maka dilakukan pengelolaan pada bidang masing masing yang sesuai
26Wawancara, Wachid Nurhidayat, 22 Februari 2018. 27 Wawancara, Yudi Haryono, 27 Januari 2018.
Page | 32
dengan melihat kompetensinya.28 Pengarahan kerja oleh kepala sekolah untuk mengembangkan kemampuan agar dapat melaksanakan tugas dan fungsi kerja yang lebih baik, lebih efektif, lebih terampil dan lebih sisistematik dalam rangka mencapai tujuan dilakukan dengan rutin setiap Sabtu. Pengelolaan dan pengarahan sudah terlaksana dengan baik sehingga pada proses pengawasan dan evaluasi oleh kepala sekolah lebih mudah dilakukan, walaupun terdapat pemberlakukan reward dan punishment,
namun yang telah terjadi bila ada ketidaksesuaian kerja belum sampai pada Surat Peringatan (SP), sudah kembali terkontrol.29 Pendidik melalui kegiatan MGMP diharapkan memberikan tauladan kepada siswa dalam menanamkan nilai karakter bekerja keras, tanggung jawab, disiplin, kreatif, inovatif, amanah.
3. Integrasi Nilai Nilai Karakter dalam Pengendalian Program
Di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang supervisi individual dan kelompok merupakan upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk menghasilkan atau menjamin keterlaksanaan program dan keberhasilan tujuan. Jenis supervisi yang dipilih mengedepankan keterbukaan dan kejujuran sehingga permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan program dapat segera diperoleh solusinya.
Di SMP Muhammadiyah Salatiga saat ini supervisi klinis lebih dipilih dengan tujuan agar lebih efektif dalam menemukan solusi serta penentuan tindak lanjut. Penerapan supervisi ini disesuaikan dengan faktor
28 Program Kerja, SMP Muhammadiyah Salatiga 2017. 29 Wawancara, Neny Junaeda, 2 Januari 2018.
Page | 33
kebutuhan guru dan waktu yang tersedia dari kepala sekolah saat ini. Kepala sekolah dan tim bentukannya dengan mengadopsi intrumen yang relevan menilai keterlaksanaan program bahkan juga bekerjasama dengan pihak eksternal.
Proses pengendalian dalam manajemen sekolah baik MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah telah menumbuhkembangkan nilai-nilai karakter baik, antara lain: jujur, percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif, inovatif, dapat dipercaya, adil, ulet, teliti, visioner, dedikatif, terbuka, tertib, sportif, dan taat peraturan. Sedangkan apabila dilihat dari sisi manajerial atau kelembagaan, maka nilai-nilai karakter yang dapat dikembangkan/muncul dalam pengendalian ini antara lain adalah nilai-nilai terbuka, obyektif, adil, terukur (standar), dan bertanggungjawab.30
4. Internalisasi Nilai Nilai karakter dalam Tindak Lanjut
Tindak lanjut dari pembentukan karakter dalam menejemen, merupakan hasil monitoring dan evaluasi dari implementasi program pembinaan pendidikan karakter tersebut digunakan sebagai acuan untuk menyempurnakan program, mencakup penyempurnaan rancangan, mekanisme pelaksanaan, dukungan fasilitas, sumber daya manusia, dan manajemen sekolah yang terkait dengan implementasi program. Yang selanjutnya merupakan program kerja untuk tahun berikutnya.
30 Kemendikbud Dirjen Menejemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Panduan Pendidikan Karakter Sekolah Menengah, Jakarta, 2010, 76.
Page | 34
Prinsip-prinsip dalam proses pembentukan karakter terintegrasi dalam menejemen yang berkarakter secara umum sudah diterapkan, diantaranya adalah sebagai berikut.
1) Kejelasan Tugas dan Pertanggungjawaban
Pembagian tugas bagi tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan yang dilakukan di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang diuraikan dengan jelas dan dipahami oleh masing-masing pemangku tugas yang terdapat dalam buku tugas dan fungsi perangkat MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang.31 Pembagian tugas disesuaikan dengan kualifikasi yang dimiliki dengan harapan agar tugas yang diemban dapat terlaksana secara optimal.
2) Pembagian Tugas Berdasarkan Asas the Right Man on the Right Place
Tenaga pendidik dan kependidikan pada SMP Muhammadiyah Salatiga berjumlah 21 orang, yang berlatar belakang pendidikan S-1 berjumlah 19 orang, S-2 berjumlah 2 orang.32 Sedangkan di MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang berjumlah 56 orang, yang berlatar belakang pendidikan SLTA berjumlah 7 orang, S-1 berjumlah 46 orang dan yang S-2 berjumlah 3 orang. Sedangkan di pembagian tugas bagi tenaga pendidik yang dilakukan di sekolah ini telah sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan mata pelajaran yang diampu. Kesesuaian antara tugas dengan kualifikasi yang dimiliki oleh pengemban tugas diharapkan mampu menumbuhkan komitmen yang
31 Pedoman Tugas dan Fungsi Perangkat MTs Al Irsyad, 2017. 32 Program Kerja SMP Muhammadiyah Salatiga, 2017, 2-6.
Page | 35
tinggi bagi para pengemban tugas, sehingga tercapainya tujuan pendidikan di masa depan akan lebih maksimal.
3) Teratur
Teratur yang merupakan salah satu prinsip pembentukan pendidikan berkarakter ini diterapkan dengan diberlakukannya peraturan yang mengikat semua warga sekolah. Peraturan bagi guru dan tenaga kependidikan meskipun tidak dibuat secara tertulis, namun secara praktis telah dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh guru dan tenaga kependidikan. Pengelolaan keuangan MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dijalankan melalui direktorat keuangan. Pembayaran SPP secara tunai dilakukan di kasir dengan budaya antri sehingga tidak terjadi berjubel dan berdesakan.33 Pembayaran SMP Muhammadiyah dilakukan dengan cara menyediakan kotak kotak Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dengan warna yang berbeda sesuai kelas masing masing, dengan cara memasukkan kartu beserta uangnya yang nantinya akan di kroscek oleh personel yang telah ditunjuk sesuai kewenanganya masing masing dan diserahkan kepada persarikatan Muhammadiyah. 34
4) Disiplin
Prinsip disiplin diterapkan bagi seluruh guru, tenaga kependidikan, dan peserta didik dalam mentaati peraturan yang telah dibuat, khususnya dalam hal menghargai waktu. Selain itu, disiplin juga
33 Wawancara, Helman A. Rahmana, 10-3-2018. 34 Wawancara, Yudi Haryono, 27 -1-2018.
Page | 36
diwujudkan dengan memberikan sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan terhadap tata tertib madrasah. Sanksi yang diberikan didasarkan pada perhitungan poin pelanggaran sesuai dengan bobot yang telah ditentukan.
5) Adil (Seimbang)
Prinsip keadilan mengarah pada terwujudnya keseimbangan antara hak dengan kewajiban, penghargaan dengan hasil karya, punishment
dengan tingkat kesalahan, baik yang dilakukan oleh guru, tenaga kependidikan, maupun para peserta didik. Implementasi prinsip adil sudah diterapkan oleh MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga dengan adanya pemberian reward
dan punishment pada peserta didik. Pemberian reward dan punishment
pada tenaga pendidikan dan kependidikan di MTs Al-Irsyad Semarang dilaksanakan melalui kerjasama & koordinasi dengan bagian SDM, sedangkan di SMP Muhammadiyah Salatiga dilaksanakan melalui kerjasama & koordinasi perserikatan Muhammadiyah.
6) Semangat Kebersamaan
Semangat kebersamaan merupakan modal sosial yang hendaknya dikembangkan di sekolah/ madrasah. Prinsip semangat kebersamaan pada MTs Al-Irsyad Tengaran Kabupaten Semarang dan SMP Muhammadiyah Salatiga dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan
pembiasaan diri, diantaranya adalah dengan menjenguk
Page | 37
bersumber dari infak dan iuran sukarela. Selain itu, semangat kebersamaan juga ditandai dengan sikap saling menghormati, baik antar guru, antar teman, maupun peserta didik dengan guru. Salah satu wujud sikap saling menghormati ditunjukkan dengan saling mengucapkan salam dan tersenyum.
Pelaksanaan manajemen pada kedua lembaga ini menitikberatkan pada pengembangan karakter sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Nurkolis35 bahwa pelaksanaan MBS berpusat pada sumber daya yang dimiliki, salah satunya adalah SDM. Selain itu, pembentukan karakter SDM juga selaras dengan visi yang diusungnya, “Menjadi madrasah terbaik di bidang din al islam, bahasa arab/inggris, akhlak
al-karimah berdasar al-Qur’an dan as sunnah sesuai pemahaman salaf al ummah di kawasan nusantara maupun mancanegara”36 “Mengemban
amanah dalam pengembangan ketaqwaan, intelektual, kepeloporan,
kepeloporan dengan semangat amar ma’ruf nahi munkar berpedoman al-Qur’an dan as-Sunnah.”37 Dengan berlandaskan pada visi tersebut, sekolah