• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Prevalensi Gizi Buruk

E. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Kegiatan pokok pada program Penyehatan Lingkungan mencakup berbagai program dan kegiatan antara lain :

a. Pengawasan Kualitas Air dan Lingkungan.

b. Penyehatan Lingkungan Permukiman.

39 c. Penyehatan Tempat – Tempat Umum.

d. Pengembangan Kawasan Wisata.

e. Penyehatan Makanan dan Minuman.

Kegiatan pokok masing–masing program dapat diketahui tingkat keberhasilannya dengan mengevaluasi beberapa indikator yang termasuk dalam Standart Pelayanan Minimal berikut ini :

Tabel 4.15

Capaian indikator Program Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2012

No Kegiatan

2012 Target Realisasi KET

(%)

1 Cakupan rumah sehat 65 76.21 Lampiran Tabel

62 2 Cakupan rumah/bangunan bebas

jentik nyamuk aedes 92 91.77 Lampiran Tabel

63 3 KK dengan Jamban yang memenuhi

syarat kesehatan 65 79,74 Lampiran Tabel

66 4 KK dengan SPAL yang memenuhi

syarat kesehatan 65 76,21 Lampiran Tabel

66 5 KK dengan TPS yang memenuhi syarat

kesehatan 65 76,21 Lampiran Tabel

66

6 KK yang menggunakan air bersih 71 89,44 Lampiran Tabel 64

7 TTU yang memenuhi syarat 70 87,70 Lampiran Tabel 67

8 Cakupan Tempat Umum dan

Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat - 87.70 Lampiran Tabel 67

9 Cakupan Institusi dibina kesehatan

lingkungannya - 85.47 Lampiran Tabel

68 Sumber : Seksi PL, 2012

1. Pengawasan Kualitas Air dan Lingkungan

Kegiatan pokok ini dievaluasi dengan melihat cakupan KK yang menggunakan air bersih.

Definisi Operasional : KK yang menggunakan air bersih diperoleh dari perhitungan persentase keluarga yang menggunakan air yang memenuhi

40 syarat kesehatan untuk MCK serta dapat diminum setelah dimasak dibagi dengan estimasi jumlah rumah tangga.

2. Penyehatan Lingkungan Pemukiman

Kegiatan pokok ini dievaluasi dengan melihat cakupan KK yang mempunyai rumah sehat. KK dengan rumah sehat apabila memenuhi 3 syarat yaitu memiliki SPAL, memiliki dan memanfaatkan Jamban, dan memiliki dan memanfaatkan tempat sampah.

Lebih lengkapnya rumah sehat adalah rumah dengan kondisi fisik rumah memenuhi syarat kesehatan diantaranya dilihat dari konstruksi bangunan, sanitasi dan perilaku.

Dari segi konstruksi ini terdiri dari : 1) Atap:

a) Atap harus kuat, tidak bocor, dan tidak menjadi tempat perindukan serangga, tikus dan binatang pengganggu lainnya.

b) Atap yang lebih tinggi dari 10 meter harus dilengkapi penangkal petir.

2) Langit-langit:

a) Langit-langit harus kuat, berwarna terang dan mudah dibersihkan, tidak rawan kecelakaan.

b) Langit-langit tinggi minimal 2,7 meter dari lantai.

c) Kerangka langit-langit harus kuat dan bila terbuat dari kayu harus anti rayap.

3) Dinding

a) Dinding minimal semi permanent/pasangan setengah bata meskipun belum diplester atau menggunakan papan tidak kedap air.

b) Sebaiknya dinding permanent pasangan batu bata diplester atau menggunakan papan kedap air.

41 c) Permukaan dinding harus kuat, rata, berwarna terang dan menggunakan cat yang tidak luntur serta tidak menggunakan cat yang mengandung logam berat.

4) Lantai

a) Lantai harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air.

b) Lantai permukaan rata, tidak licin dan lantai mudah dibersihkan.

c) Lantai minimal menggunakan pasangan batu bata atau pleteran prinsipnya penghuni rumah tidak kontak langsung dengan tanah.

d) Sebaiknya menggunakan keramik/ubin atau papan rumah panggung.

5) Ventilasi

a) Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara didalam kamar/ruang dengan baik.

b) Luas ventilasi alamiah minimum 15% dari luas lantai.

6) Pencahayaan

a) Intensitas pencahayaan setiap ruangan harus cukup untuk melakukan pekerjaan secara efektif

b) Pencahayaan cukup terang dan dapat melihat dengan jelas minimal 100 lux.

7) Pintu

a) Pintu harus kuat, cukup tinggi, cukup lebar.

b) Pintu dapat mencegah masuknya serangga, tikus, dan binatang pengganggu lainnya.

8) Lubang asap dapur/ventilasi dapur sebaiknya luasnya 10%.

9) Luas rumah sesuai dengan jumlah penghuni.

Sedangkan dari segi sanitasi dapat dilihat dari : 1. Air bersih

a) Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup setiap hari.

b) Air bersihnya harus jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.

42 c) Jarak sumber air berih dengan pembuangan limbah minimal 10

meter.

d) Kualitas air bersih diperiksa setiap enam bulan.

2. Jamban

a) Jamban yang tidak mencemari lingkungan dan air.

b) Menggunakan jamban leher angsa dan peresapan septik tank.

3. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)

a) Air limbah harus mengalir dengan lancar, tidak menimbulkan genangan.

b) Tidak menimbulkan bau, tidak mengganggu estetika.

c) Tidak menjadi perindukan nyamuk dan bersarang tikus

d) Jarak SPAL dengan sumber air bersih 10 meter dan lebih baik disalurkan ke selokan tertutup untuk diolah.

4. Tempat Pembuangan Sementara (TPS)

a) Terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat tertutup.

b) Mudah dibersihkan dan tidak menjadi tempat perindukan binatang (vektor) penularan penyakit.

Kemudian dalam hal perilaku ini, haruslah mencerminkan kebiasaan antara lain:

1. Membuka jendela kamar tidur setiap hari 2. Membuka jendela kamar keluarga setiap hari 3. Membersihkan rumah dan halaman setiap hari 4. Membuang tinja bayi dan balita ke dalam jamban 5. Selalu membuang sampah pada tempatnya.

3. Penyehatan Tempat–Tempat Umum ( T T U )

Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat diperoleh dari perhitungan persentase tempat umum yang dipantau yang memenuhi syarat hgiene sanitasi di Tempat umum satu wilayah pada kurun waktu

43 tertentu dibagi dengan estimasi jumlah tempat umum yang dipantau di suatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.

TTU yang memenuhi syarat kesehatan adalah tempat umum (tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar, pertokoan, depot air isi ulang, bioskop, jasa boga, tempat wisata, kolam renang dan tempat ibadah.

Adapun syarat-syaratnya adalah:

1) Terpenuhinya akses sanitasi (air, jamban, limbah, sampah)

2) Terlaksananya pengendalian vector, hygiene sanitasi makanan dan minuman

3) Pencahayaan dan ventilasi sesuai kriteria, persyaratan atau standart kesehatan.

4. Pengembangan Kawasan Sehat

Pengembangan kawasan sehat di kabupaten Sumbawa Barat dilaksanakan melalui pendekatan Kabupaten/Kota Sehat. Kawasan sehat ini sudah termasuk dalam salah satu tempat-tempat umum. Jadi, syarat kesehatannya tidak jauh berbeda dengan tempat-tempat umum.

5. Penyehatan Makanan Minuman ( TPM )

Penyehatan makanan minuman ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu pengawasan restoran/rumah makan, pengawasan jasa boga, pengawasan industri makanan/minuman, pengawasan pedagang kaki lima, pengawasan tpm lain, dan pengawasan hygiene sanitasi.

44 F. KETERSEDIAAN OBAT

Data penggunaan Obat rasional yang masuk dalam standar pelayanan pelayanan minimal (SPM) selama tahun 2012:

Tabel 4.16

Penggunaan Obat Rasional

Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2012

No Nama Sumber: Data Seksi Sarpras dan Farmasi, 2012

Danau Lebo

45 BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada Bab ini, sumber daya kesehatan diulas dengan menyajikan gambaran keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.

Dokumen terkait