Prevalensi Gizi Buruk
C. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Masalah gizi merupakan masalah kompleks yang dapat disebabkan oleh banyak factor, misalnya karena kekurangan gizi mikro (hidden hunger), menyangkut defisiensi besi, yodium, asam folat, vitamin A dan beberapa jenis vitamin B, faktor ekonomi social, faktor lingkungan dan faktor perilaku masyarakat.
33 Terkait dengan target kinerja di program gizi, terdapat beberapa indikator yang menjadi acuan keberhasilan program, yaitu :
Tabel 4.12
Capaian indikator Program Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2012
No Kegiatan 2012 (%)
Target Realisasi KET
1 Ibu hamil mendapat 90 tablet Fe 95 100,86 Lampiran Tabel
3 Cakupan anak balita mendapat vitamin A - 86.90 Tdk termasuk dalam SPM
5 Bayi yang mendapat ASI eksklusif 60 52.4 Lampiran Tabel 41
6 Pemberian MP ASI pada anak usia 6 – 24 bulan keluarga miskin
100 67,46 Lampiran Tabel 42
7 Prevalensi balita gizi buruk <1,5 1,31 Lampiran Tabel 27
8 Prevalensi balita gizi kurang <15 9.08 Lampiran Tabel 27
9 Cakupan balita yang ditimbang - 70.49 Tdk termasuk dalam SPM
11 Cakupan berat badan dibawah garis merah (BGM)
- 1.37 Tdk termasuk dalam SPM (Lampiran Tabel 44)
12 Balita gizi buruk mendapat perawatan 100 100 Lampiran Tabel 45
13 Konsumsi garam beryodium tingkat rumah tangga
75 74,46 Grafik 4.11
34 Penggunaan Garam beryodium adalah salah satu cara untuk menanggulangi kekurangan gizi mikro terutama kekurangan iodium dalam jangka panjang. Sebagaimana yang kita ketahui kekurangan iodium dalam tubuh dapat mengakibatkan goiter (pembedsaran kelenjar gondok), apabila kekurangan iodium terjadi pada ibu hamil, apabila anaknya hidup maka akan menjadi keratin dengan umur harapan hidum (UHH) rendah, retardasi fisik dan mental, tuli atau bisu atau kejang tergantung derajat kekurangannya.
Kekurangan iodium menrupakan Penyebab utama dari penyakit retardasi mental.
Indikator ini merupakan satu-satunya indicator yang tidak ada dalam lampiran, sehingga berikut ditampilkan dalam Grafik 4.1 dibawah ini:
Grafik 4.1. Cakupan Penggunaan garam beryodium Tingkat Rumah Tangga Tahun 2012
Berdasarkan grafik 4.1, target kinerja tahun 2012 adalah 75%, jumlah rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium sebanyak 7.130 rumah tangga dari sampel sebanyak 9.575 rumah tangga sehingga capaian kinerja tahun 2012 sebesar 74,46%. Target indikator ini belum dapat tercapai, sehingga perlu ada upaya – upaya untuk meningkatkan konsumsi garam beryodium.
25.33 49.41 95.95 63.51 65.42 39.34 86.91 90.10 65.71 74.46 0.00
20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00
PT STL TLW BE BR JRW MLK SKKG Tongo KAB Cakupan Target
35 D. PROMOSI KESEHATAN
Program Promosi Kesehatan mencakup beberapa program yaitu antara lain desa siaga, Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)/Rumah Tangga berperilaku Sehat (RTS), posyandu, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)/Usaha Kesehatan Gigi di Sekolah (UKGS). Karena program promkes mencakup banyak kegiatan, sehingga ada beberapa kegiatan yang menjadi indikator keberhasilan programnya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini:
Tabel 4.13
Capaian indikator Program Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2012
No Kegiatan
2012 Target Realisasi KET
(%)
1 Cakupan desa siaga aktif 93.0 100.00 Lampiran Tabel 73 2 Cakupan posyandu aktif 83.0 93.69 (Formula 2 kriteria)
Lampiran Tabel 72 35.44 (Formula 3 kriteria)
Lampiran Tabel 72 3 Cakupan rumah tangga sehat 40.0 18.22 Lampiran Tabel 61 4 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD
dan setingkat
90.0 90.84 Lampiran Tabel 46 5 Cakupan pelayanan kesehatan siswa SD
dan setingkat
- 49.56 Tdk termasuk dalam SPM (Lampiran Tabel 47) 6 Cakupan SD/MI yang melakukan sikat gigi
massal
- 20.39 Tdk termasuk dalam SPM (Lampiran Tabel 53) 7 Cakupan SD/MI yang mendapat
pelayanan gigi
- 95.15 Tdk termasuk dalam SPM (Lampiran Tabel 49) 8 Cakupan murid SD/MI yang diperiksa
(UKGS)
- 16.89 Tdk termasuk dalam SPM (Lampiran Tabel 53) 9 Cakupan murid SD/MI yang mendapat
perawatan (UKGS)
- 100 Tdk termasuk dalam SPM (Lampiran Tabel 53) 10 Cakupan siswa SD/MI setingkat yang
mendapat perawatan gigi dan mulut
- 100 Tdk termasuk dalam SPM (Lampiran Tabel 53) Sumber : Seksi Promkes, 2012
36 1. Desa Siaga
Cakupan desa siaga aktif, diperoleh dari perhitungan persentase jumlah desa siaga yang aktif dibagi dengan jumlah desa siaga yang dibentuk.
Definisi operasional : Desa siaga aktif adalah desa yang mempunyai Poskesdes yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawat daruratan, surveillance berbasis masyarakat yang meliputi pemantuan pertumbuhan (gizi), penyakit lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Pembentukan Desa Siaga merupakan jawaban untuk mengurangi berbagai permasalahan yang ada dengan model pemberdayaan msayarakat. Keberadaan forum desa siaga serta kader pemberdayaan masyarakat di harapkan mampu mengatasi permasalahan kesehatan di lingkungannya.
Tabel 4.14
Data Sarana dan Tenaga terkait Desa Siaga Tahun 2011 di Kabupaten Sumbawa Barat
No. Puskesmas
Jumlah Desa Sasaran
Jumlah Pustu
Status Poskesdes Jumlah Bidan
Desa
Jml Kader Desa Siaga Bangunan
Sendiri Sewa
1 Poto Tano 8 2 8 - 8 16
2 Seteluk 10 3 8 2 10 20
3 Taliwang 15 5 9 5 15 28
4 Brang Ene 6 5 5 1 6 12
5 Brang Rea 9 4 7 2 9 18
6 Jereweh 4 1 4 - 4 8
7 Maluk 5 1 3 2 5 10
8 Sekongkang 3 2 2 - 3 6
9 Tongo 4 4 4 - 6 8
Kabupaten 64 27 50 12 66 126
Sumber : Seksi Promkes, 2012
37 2. PHBS / Rumah Tangga Sehat
Cakupan rumah tangga sehat, diperoleh dari perhitungan persentase jumlah rumah tangga sampel yang termasuk rumah tangga sehat di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah rumah tangga sampel di suatu wilayah dalam kurun waktu yang sama.
Untuk rumah tangga dengan perilaku PHBS ini mencakup 10 indikator yaitu persalinan oleh tenaga kesehatan, memberikan ASI ekslusif, memiliki balita yang ditimbang tiap bulan, menggunakan air bersih, melakukan cuci tangan pakai sabun, memiliki jamban, kondisi rumah bebas jentik, mengkonsumsi sayur dan buah, melakukan aktifitas fisik/olahraga, dan tidak merokok di dalam rumah.
3. Posyandu
Cakupan posyandu aktif ,diperoleh dari perhitungan persentase jumlah posyandu aktif di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah seluruh posyandu di suatu wilayah dalam kurun waktu yang sama.
4. Usaha Kesehatan Sekolah
Tujuan UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dan derajat kesehatan peserta didik maupun warga belajar serta menciptakan lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) diutamakan pada upaya peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif. Upaya Promotif dilakukan dalam bentuk pembinaan UKS di setiap sekolah dan melalui berbagai penyuluhan. Adapun upaya preventif antara lain kegiatan penjaringan kesehatan (skrining kesehatan) peserta didik, pemeriksaan berkala, pelaksanaan imunisasi dan berbagai kegiatan lainnya.
38
Cak. Penjaringan 100.00100.00100.00100.00100.00100.00 87.50 75.00 100.00 98.06 0
Kegiatan penjaringan ini sudah dilakukan oleh sebagian besar sekolah di KSB. Berikut gambarannya dapat dilihat pada Grafik 4.2 :
Grafik 4.2 Cakupan Jumlah SD/MI yang melaksanakan Penjaringan Kesehatan Peserta Didik Kelas 1 Dinas Kesehatan Kab. Sumbawa Barat Tahun 2012
Parameter-parameter yang diperiksa pada kegiatan penjaringan meliputi beberapa hal antara lain :
1) Status Gizi
2) Tajam Penglihatan 3) Otitis Media 4) Tajam dengar 5) Gigi dan Mulut
6) Gangguan Mental Emosional
7) Hasil Periksa Penunjang (Anemia; Kecacingan; Risiko GAKY) 8) Kesegaran Jasmani