• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembinaan Pembekalan di tingkat Pangkalan Angkatan Laut.

Dalam dokumen Pembinaan Pembekalan Penanggulangan Benc (Halaman 31-35)

TNI AD MABES TNI AL MABES TNI AU

23. Pembinaan Pembekalan di tingkat Pangkalan Angkatan Laut.

Penyelenggaraan pembinaan materiil pembekalan harus dapat memenuhi fungsi mobilisasi dan demobilisasi.34 Mobilisasi dan demobilisasi bekal bantuan penyelenggaraan penanggulangan bencana dapat dilaksanakan dengan cara:

1) Pengerahan dan penggelaran semua materiil bekal bantuan bencana di luar TNI AL, mobilisasi ini diperlukan untuk menghadapi keadaan bencana dan darurat /bahaya nasional.

2) Penyerahan kembali materiil bekal bantuan bencana yang telah dimobilisasi dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku35

3) Menyiapkan berbagai skenario pengerahan yang dapat diproyeksikan dalam keadaan penanggulangan bencana yang sebenarnya.

Organisasi pembina materiil perbekalan tingkat Pangkalan dan tingkat Mabesal merupakan suatu sistem yang terintegrasi, serasi dan seimbang dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia agar materiil perbekalan selalu dalam kondisi siap untuk mendukung penyelenggaraan penanggulangan bencana.36 Keterintegrasian, keserasian dan keseimbangan yang mempertimbangkan sumber daya yang tersedia di setiap wilayah dapat terwujud dengan mendorong pangkalan-pangkalan Angkatan Laut untuk dapat memberdayakan aset maupun logistik yang berada di wilayahnya.

Pangkalan TNI Angkatan Laut harus melaksanakan pemberdayaan logistik kewilayahan, pemberdayaan ini untuk dapat mengakomodir hak masyarakat untuk berperan serta dalam perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan program penyediaan bantuan pelayanan kesehatan termasuk dukungan psikososial, mereka berkewajiban untuk menjaga kehidupan sosial masyarakat yang harmonis, memelihara keseimbangan, keserasian, keselarasan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta 34 Peraturan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Perkasal/103/XII/2010 Tanggal 31 Desember 2010 tentang Buku Petunjuk Administrasi Pembinaan Pembekalan TNI Angkatan Laut. Hal. 18. 35 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana

36 Peraturan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Perkasal/103/XII/2010 Tanggal 31 Desember 2010 tentang Buku Petunjuk Administrasi Pembinaan Pembekalan TNI Angkatan Laut. Hal. 6.

melakukan kegiatan penanggulangan bencana.37 Individu-individu yang akan berperan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana harus dapat diwadahi oleh TNI Angkatan laut. individu-individu sukarelawan berpotensi untuk memberikan sejumlah dana maupun barang, maka TNI harus dapat mengakomodir hak masyarakat tersebut sesuai aturan keuangan maupun perbendaharaan yang berlaku yaitu dianggap sebagai hibah. Terlebih lagi apabila ada negara donor atau NGO38 yang akan memberikan bantuan. Salah satu wujud nyata yaitu membentuk MoU dengan Bank pemerintah dan pemerintah daerah setempat untuk menerima dan mengelola dana Corporate social rensponse (CSR) alokasi bencana alam.

Agar dukungan materiil perbekalan dapat memenuhi kebutuhan dukungan pembekalan maka dapat menggunakan gudang persediaan daerah yang berkedudukan di bawah kotama dan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut39 dan dapat pula menggunakan gudang pemakaian yang berkedudukan di bawah satuan pemakai atau satuan kerja TNI Angkatan Laut. Peraturan Kepala Staf Angkatan Laut ini telah mengatur bahwa gudang pemakai dapat melayani kebutuhan satuan pemakai dan perorangan sehingga sangat mendukung tugas penyelenggaraan penanggulangan bencana.40

a. Pemberdayaan Logistik yang berasal dari Lembaga atau Individu Pendonor yang ada di daerah atau wilayah. Salah satu wujud pembinaan pembekalan di wilayah adalah diterbitkannya aturan Kasal tentang fungsi penyimpanan yaitu gudang pemakaian yang berkedudukan di bawah satuan pemakai atau satuan kerja TNI Angkatan Laut. perwujudan pembinaan logistik wilayah yang baik yaitu dengan adanya suatu informasi yang menerangkan tentang kondisi logistik yang berada di wilayahnya, informasi tersebut dapat berupa Peta/Data Logistik (pangan dan nonpangan), Peta/Data Kebutuhan, Peta/Data Personil, dan Peta/Data Peralatan.

b. Pengendalian inventori bekal bantuan yang berasal dari perolehan lain yang sah. Untuk dapat mengakomodir hak masyarakat dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana maka dapat dilakukan fungsi pengendalian inventori41 agar pembekalan dapat diselenggarakan secara efektif dan ekonomis. Dimana

37 Undang-undang RI Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 26 pasal 27 38 Undang-undang RI Nomor 24 Tahun 2007 pasal 28 dan 29

39 Peraturan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Perkasal/103/XII/2010 Tanggal 31 Desember 2010 tentang Buku Petunjuk Administrasi Pembinaan Pembekalan TNI Angkatan Laut. Hal. 13 40 Ibid. hal. 14.

bekal bantuan yang berasal dari perolehan lain yang sah42 baik masyarakat maupun lembaga internasional akan dapat dijaga keseimbangannya antara kebutuhan dan pemenuhannya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Menetapkan jumlah aman (safety stock) persediaan bekal bantuan bencana

2) Mengamati laju pengeluaran/penggunaan persediaan bekal bantuan bencana

3) Memperimbangkan tenggang waktu penerimaan bekal bantuan bencana 4) Menetapkan titik penerimaan ulang bekal bantuan bencana

5) Menghitung jumlah persediaan bekal bantuan bencana sesuai komposisi demografi wilayahnya.

6) Memperhatikan kapasitas penyimpanan bekal bantuan bencana

7) Mengetahui kemampuan sumber bekal bantuan bencana yang berasal dari masyarakat maupun lembaga internasional.

Selain pengendalian inventori, TNI AL dapat mengelola bekal yang berasal dari perolehan lain yang sah. Hal ini untuk dapat mengakomodir bekal bantuan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang berpola hibah yang berasal dari masyarakat, lembaga non pemerintah, dan pemerintah43 maka dapat diterapkan aturan keuangan pengelolaan hibah. Hibah ini dapat berupa barang maupun uang yang selanjutnya dapat dibuat sistem pembukuan materiil perbekalan dan dilaporkan secara berjenjang44 kepada komando atas sehingga terwujud transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan bekal bantuan penanggulangan bencana.

c. Peningkatan kecepatan proses distribusi bekal bantuan di daerah bencana. Pembinaan pembekalan tingkat kotama atau satuan kerja di pangkalan harus mempertimbangkan penyederhanaan distribusi, penyebaran materiil berbekalan, kemudahan perolehan, lebih ekonomis dan memlihara serta meningkatkan kekuasaan lapangan satuan kerja dan para prajurit di daerah.45 Dalam konteks penyelenggaraan penanggulangan bencana melalui pemberdayaan logistik wilayah, maka pembinaan bekal bantuan bencana akan dapat mendukung 42 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah

43 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana pasal 1 no.6.

44 Peraturan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Perkasal/103/XII/2010 Tanggal 31 Desember 2010 tentang Buku Petunjuk Administrasi Pembinaan Pembekalan TNI Angkatan Laut. Hal. 31. 45 Peraturan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Perkasal/103/XII/2010 Tanggal 31 Desember 2010 tentang Buku Petunjuk Administrasi Pembinaan Pembekalan TNI Angkatan Laut. Hal. 28.

kecepatan distribusi dan peyebarannya, kemudahan dalam memperoleh bekal bantuan, dan meningkatnya kemampuan prajurit dalam penguasaan daerah bencana.

Konsep Pembinaan Pembekalan di tingkat Pangkalan Angkatan Laut yang terwujud dengan baik melalui Pemberdayaan logistik wilayah, maka akan didapat banyaknya jenis pemberdayaan logistik yang berasal dari lembaga atau individu pendonor yang ada di setiap daerah atau wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, hak masyarakat untuk memberikan bantuan bencana akan terakomodir, dan akan mempercepat proses distribusi bekal bantuan di daerah bencana. Di sisi lain, Konsep Pembinaan Pembekalan di tingkat Pangkalan Angkatan Laut yang terwujud dengan baik melalui Pemberdayaan logistik wilayah, maka akan dapat mengurangi beban anggaran pemerintah pusat maupun daerah karena satuan kerja TNI yang berada di daerah-daerah dapat mengelola dana yang berasal dari perolehan lain yang sah dan akan dialokasikan untuk penyelenggaraan bantuan bencana.

Gambar 5.3. Menunjukan Ilustrasi suatu konsep jaringan logistik kewilayahan TNI Angkatan Laut. jaringan logistik wilayah ini bertujuan untuk dapat mendukung operasi militer yang dilaksanakan baik saat perang maupun selain perang. Adapaun teknis sistem jaringan ini yaitu Lantamal-lantamal menerima informasi pembinaan pembekalan yang berada di wilayah Pangkalan Angkatan Laut yang berada dibawah jajarannya masing-masing, Lantamal-lantamal akan melanjutkan informasi yang telah didapat dari jajarannya ke Komando Armada diatasnya, dengan adanya jaringan ini maka Pusat Komando Pengendalian Mabesal akan dapat senantiasa memonitor kesiapan logistik pangkalan dalam mendukung kesiapan operasinya.

Gambar 5.3. Ilustrasi konsep jaringan logistik kewilayahan TNI Angkatan Laut. Sumber: Hasil olahan sendiri

24. Konstribusi.

a. Konstribusi Pembinaan Pembekalan TNI Angkatan Laut terhadap Efektifitas Dukungan Logistik TNI.

1) Apabila pembinaan pembekalan logistik TNI Angkatan Laut yang didukung dengan Sistem Informasi dapat diwujudkan, maka dapat mempercepat perhitungan bekal logistik pada tahap perencanaan kesiapan logistik unsur KRI dan bantuan bencana, sehingga akan menunjang kecepatan dan ketepatan dukungan logistik yang diselenggarakan TNI. 3) Apabila sinergitas antar stakeholder penyelenggara penanggulangan bencana dalam bidang pembekalan telah terwujud, maka TNI akan dapat memaksimalkan usaha untuk mitigasi bencana, sehingga keberhasilan operasi dalam dukungan logistik yang diselenggarakan TNI akan tercapai secara maksimal.

4) Apabila pembinaan pembekalan pangkalan Angkatan Laut guna pemberdayaan logistik wilayah telah berjalan dengan baik, maka beban anggaran pemerintah dan anggaran pemerintah daerah untuk menyelenggarakan penanggulangan bencana akan berkurang karena adanya bekal bantuan maupun logistik bencana yang didapat dari perolehan lain yang sah, sehingga logistik penanggulanan bencana tidak akan bergantung kepada anggaran negara maupun daerah

b. Konstribusi Efektifitas Dukungan Logistik TNI terhadap Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Apabila dukungan logistik penanggulangan bencana yang dilaksanakan TNI telah efektif yang dipengaruhi oleh pembinaan pembekalan logistik TNI Angkatan Laut yang didukung dengan Sistem Informasi dapat diwujudkan, sinergitas antar stakeholder penyelenggara penanggulangan bencana dalam bidang pembekalan telah terwujud, dan pembinaan pembekalan pangkalan Angkatan Laut guna pemberdayaan logistik wilayah telah berjalan dengan baik, maka penyelenggaraan penanggulangan bencana akan optimal.

Dalam dokumen Pembinaan Pembekalan Penanggulangan Benc (Halaman 31-35)

Dokumen terkait