• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemecahan Masalah. Mengacu pada pembahasan tentang konsepsi pembinaan pembekalan TNI Angkatan Laut guna efektifitas dukungan TNI dalam rangka

Dalam dokumen Pembinaan Pembekalan Penanggulangan Benc (Halaman 36-45)

PEMECAHAN MASALAH

27. Pemecahan Masalah. Mengacu pada pembahasan tentang konsepsi pembinaan pembekalan TNI Angkatan Laut guna efektifitas dukungan TNI dalam rangka

penyelenggaraan penanggulangan bencana, maka diperlukan kebijakan untuk menerapkan strategi yang mencakup upaya-upaya sebagai berikut:

a. Kebijakan. Kebijakan merupakan suatu pedoman umum yang berisi strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. adapun kebijakan yang dapat mendukung Konsepsi Sistem pembinaan pembekalan TNI AL Guna Efektifitas Dukungan Logistik TNI dalam rangka penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yaitu sebagai berikut:

“Terwujudnya Pembinaan Pembekalan TNI Angkatan Laut melalui Pembangunan Sistem Informasi Pembekalan Logistik TNI Angkatan Laut, Peningkatan Sinergitas antar Stakeholder Penyelenggara Penanggulangan Bencana dalam Bidang Pembekalan, dan Pembinaan Logistik Wilayah Pangkalan Guna Efektifitas Dukungan Logistik TNI Dalam Rangka Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana”.

b. Strategi (Ends). Berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan, perlu dijabarkan ke dalam strategi yang tepat, sehingga dapat dijadikan acuan dalam menentukan upaya-upaya yang akan dilakukan. Strategi-strategi tersebut sebagai tindak lanjut kebijakan yang telah dirumuskan, diwujudkan melalui suatu langkah atau cara (ways) menggunakan daya, dana, sarana dan prasarana (means) dalam mencapai sasaran (ends) dengan mengatur skala prioritas sasaran yang ingin dicapai. Berdasarkan kebijakan yang telah dirumuskan di atas, maka strategi yang dapat mejadi acuan dalam menentukan upaya-upaya yang akan dilaksanakan, antara lain:

1) Strategi – 1. “Membangun sistem informasi pembekalan logistik TNI AL melalui Pembangunan Sistem Pengambilan Keputusan (Decission Support system) Logistik yang berbasis Web, Peningkatan Kapasitas perencanaan pembekalan kesiapan operasi, dan Peningkatan kesiapsiagaan bekal unsur KRI dan kesiapan bekal personel dalam meningkatkan pembinaan pembekalan TNI Angkatan Laut guna meningkatkan efektifitas dukungan logistik TNI dalam rangka keberhasilan penyelenggaraan penanggulangan bencana”.

2) Strategi – 2. “Meningkatkan sinergitas antar stakeholder Penyelenggara Penanggulangan Bencana dalam bidang Pembekalan melalui pembentukan sarana koordinasi antara TNI AL dengan para

stakeholder, penerapan dukungan silang antar stakeholder, dan peningkatan ketahanlamaan bekal unsur KRI dan personelnya dalam meningkatkan pembinaan pembekalan TNI Angkatan Laut guna meningkatkan efektifitas dukungan logistik TNI dalam rangka keberhasilan penyelenggaraan penanggulangan bencana”.

3) Strategi – 3. “Meningkatkan Pembinaan Pembekalan Pangkalan Angkatan Laut guna Pemberdayaan logistik wilayah melalui pemberdayaan logistik yang berasal dari lembaga atau individu pendonor yang ada di daerah atau wilayah, Pengendalian inventori bekal bantuan yang berasal dari perolehan lain yang sah, dan Peningkatan kecepatan proses distribusi bekal bantuan di daerah bencana dalam meningkatkan pembinaan pembekalan TNI Angkatan Laut guna meningkatkan efektifitas dukungan logistik TNI dalam rangka keberhasilan penyelenggaraan penanggulangan bencana”.

c. Upaya. Upaya didefinisikan sebagai cara atau tindakan nyata yang dapat dilakukan dalam Konsepsi Sistem pembinaan pembekalan TNI AL Guna Efektifitas Dukungan Logistik TNI dalam rangka penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, adapun upaya-upaya yang dilakukan yaitu dengan memanfaatkan peluang dengan menghindari hambatan yang ada yaitu sebagai berikut:

1) Upaya untuk mendukung strategi - 1. Untuk mendukung strategi–1 yaitu dengan membangun sistem informasi pembekalan logistik TNI AL melalui Pembangunan Sistem Pengambilan Keputusan (Decission Support system) Logistik yang berbasis Web, Peningkatan Kapasitas perencanaan pembekalan kesiapan operasi, dan Peningkatan kesiapsiagaan bekal unsur KRI dan kesiapan bekal personel dalam meningkatkan pembinaan pembekalan TNI Angkatan Laut guna meningkatkan efektifitas dukungan logistik TNI dalam rangka keberhasilan penyelenggaraan penanggulangan bencana, maka dilakukan berbagai upaya sebagai berikut :

a) Pemerintah Mengembangkan sistem Informasi yang sudah ada yaitu SIMAK BMN agar dapat mendukung penyelenggaraan penanggulangan bencana. Sistem Informasi Ini dapat dirancang untuk dapat menampilkan informasi-informasi yang berkaitan dengan materiil perbekalan maupun peralatan yang dapat digunakan untuk membantu penyelenggaraan penanggulangan bencana.

b) Mabes TNI membangun Sistem Pengambilan Keputusan (Decission Support system) Logistik berbasis Web, pembangunan sistem disesuaikan dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional. Sistem ini memiliki jaringan di setiap Mabes Angkatan sehingga mampu mendukung pembinaan logistik TNI setiap saat dan tempat dalam rangka kesiapsiagaan operasi militer. Mabes TNI menyusun Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik TNI sebagai salah satu strategi dalam membangun daya saing institusi militer serta mendukung pelaksanaan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Cetak biru ini akan menjadi acuan bagi Mabes Angkatan untuk merancang sistem pembinaan pembekalannya, sehingga diharapkan dapat mendukung kesiapan penyelenggaraan penanggulangan bencana khususnya dan dapat mendukung operasi militer pada umumnya.

c) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dalam pasal 18 ayat (1) menjelaskan bahwa untuk kesiapsiagaan dalam penyediaan, penyimpanan serta penyaluran logistik dan peralatan ke lokasi bencana, BNPB dan BPBD membangun sistem manajemen logistik dan peralatan, dan ayat (2) menjelaskan bahwa Pembangunan sistem manajemen logistik dan peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk mengoptimalkan logistik dan peralatan yang ada pada masing-masing instansi/lembaga dalam jejaring kerja BNPB. Dari kedua ayat peraturan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa BNPB telah membangun sistem manajemen logistik untuk mengoptimalkan logistik dan peralatan yang ada pada masing-masing instansi/lembaga dalam jejaring. Dalam hal ini Mabes TNI juga harus dapat menselaraskan sistem pembinaan pembekalannya sehingga sistem yang dimiliki kedua institusi ini dapat terintegrasi dan saling mendukung sehingga dapat mewujudkan sistem logistik nasional yang handal. Adapun kebutuhan sistem pembinaan pembekalan logistik yang dapat mendukung penyelenggaraan penanggulangan bencana yaitu:

(1) Kemudahan pencatatan (recording) bekal materiil penyelenggaraan penanggulangan bencana.

(2) Kemudahan perhitungan safety stock logistik dalam tahap tanggap darurat bencana.

(3) Kemudahan identifikasi bekal bantuan bencana yang berada di satuan pelaksana di lapangan.

(4) Kemudahan informasi dalam upaya pemenuhan bekal ulang unsur KRI dimanapun berada.

d) Mabes TNI Angkatan Laut membangun Sistem Pengambilan Keputusan (Decission Support system) pembinaan logistik berbasis Web, pembangunan sistem disesuaikan dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru Pengembangan Sistem Logistik Nasional. Sistem ini memiliki jaringan di setiap Satuan kerja terutama di Komando Armada RI beserta pangkalannya sehingga mampu mendukung pembinaan logistik TNI Angkatan Laut.

e) Komando Armada RI membangun Sistem Pengambilan Keputusan (Decission Support system) pembinaan logistik berbasis Web, sistem ini memiliki jaringan di seluruh pangkalan-pangkalan dibawah jajarannya. Sistem informasi pembekalan akan dapat meningkatkan kapasitas perencanaan bekal kesiapan unsur SSAT.

2) Upaya untuk mendukung strategi-2. Untuk mendukung strategi-2 yaitu meningkatkan sinergitas antar stakeholder Penyelenggara Penanggulangan Bencana dalam bidang Pembekalan melalui pembentukan sarana koordinasi antara TNI AL dengan para stakeholder, penerapan dukungan silang antar stakeholder, dan peningkatan ketahanlamaan bekal unsur KRI dan personelnya dalam meningkatkan pembinaan pembekalan TNI Angkatan Laut guna meningkatkan efektifitas dukungan logistik TNI dalam rangka keberhasilan penyelenggaraan penanggulangan bencana, maka dilakukan berbagai upaya sebagai berikut :

a) Mabes TNI segera membentuk sarana koordinasi dengan para stakeholder berupa latihan-latihan penanggulangan bencana sesuai amanat Undang-undang RI Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 3 huruf c. yang menjelaskan bahwa Prinsip-prinsip dalam penanggulangan

bencana haruslah terkoordinasi dan terpadu. Latihan penanggulangan bencana pada tahap pra bencana dikoordinasikan bersama pemerintah dan pemerintah daerah sesuai amanat Undang-undang RI No. 24 Tahun 2007 Pasal 35 huruf a. dan Peraturan Menteri pertahanan Nomor 09 Tahun 2011 Pasal 10 nomor (2) yang menjelaskan bahwa dalam tahap pra bencana harus diselenggarakan tahapan penanggulangan bencana yang meliputi pencegahan/ mitigasi, koordinasi dan latihan bersama antar instansi terkait, dan kesiapsiagaan.

Peraturan Menteri pertahanan Nomor 09 Tahun 2011 Pasal 9 juga menjelaskan bahwa penanggulangan bencana alam bertujuan untuk menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana alam secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh.

Permenhan Nomor 09 Tahun 2011 Pasal 13 huruf b. Menjelaskan Mabes TNI sebagai pelaksana operasional melaksanakan koordinasi lintas sektoral di tingkat pusat, sebagai Pembina dan pengguna kekuatan TNI dalam penyelenggaraan bantuan yang diwujudkan dalam Tri Matra terpadu, dan Pasal 13 huruf c. menjelaskan tentang pengorganisasian bahwa Angkatan (TNI AD, TNI AL, dan TNI AU) bertanggung jawab atas penyiapan dan pembinaan satuan dalam rangka mendukung penyelenggaraan bantuan TNI.

b) Peraturan Kepala BNPB Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana pada Bab II menjelaskan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana pada dasarnya terdiri dari tiga tahapan yakni:

(1) Pra bencana yang meliputi situasi tidak terjadi bencana dan situasi terdapat potensi bencana

(2) Saat Tanggap Darurat yang dilakukan dalam situasi terjadi bencana

(3) Pascabencana yang dilakukan dalam saat setelah terjadi bencana

namun sampai saat ini TNI maupun TNI AL belum dapat memahami aturan, kewenangan, rantai komando dalam hal penanggulangan bencana. Seyogyanya BNPB menerbitkan prosedur tetap (Protap) ataupun Prosedur operasi Standar sehingga dapat memudahkan koordinasi sesuai bidang, di sisi lain TNI AL harus membuat peraturan

pelibatan yang mengacu pada Perka BNPB khususnya dalam bidang logistik sesuai Perencanaan Operasi (RO) BNPB/BPBD.

c) Mabes TNI segera menyempurnakan kebijakan pembinaan logistik TNI dengan pendekatan dukungan silang antar stakeholder sesuai amanat Undang-undang RI Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 7 nomor (1) huruf b. yang menjelaskan bahwa pemerintah memiliki kewenangan untuk menyusun kebijakan perencanaan penanggulangan bencana, dasar hukum ini menjadi landasan TNI untuk memasukkan unsur-unsur kebijakan logistik sesuai tugas pokok yang dimiliki.

d) Amanat Undang-undang RI Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 36 nomor (4) huruf e. dan f. Menjelaskan bahwa perencanaan penanggulangan bencana meliputi penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak bencana serta melaksanakan alokasi tugas, kewenangan, dari sumber daya yang tersedia. Mekanisme kesiapan diarahkan kepada kesiapan bekal bantuan penanggulangan bencana, dan alokasi tugas diarahkan kepada para stakeholder penyelenggara penanggulangan bencana agar dapat memobilisasi bekal bantuan secara cepat, tepat, dan efektif, dalam hal ini Mabesal maupun Mabes Angkatan lainnya dapat mengaktualisasikan dukungan silang antar stakeholder.

e) Apabila koordinasi antar stakeholder penyelenggara penanggulangan bencana telah sinergis maka Pemerintah dan pemerintah daerah dapat melakukan penyelarasan kepada setiap pelaku penanggulangan bencana untuk melaksanakan perencanaan penanggulangan bencana sesuai amanat Undang-undang RI Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 36 nomor (6). Pemerintah dan pemerintah daerah dapat melakukan penyelarasan yang mendukung Komando Armada RI untuk meningkatkan ketahanlamaan bekal unsur KRI dan personel pengawaknya, salah satu realisasinya adalah adanya Mou antara TNI Angkatan laut dengan Pertamina untuk mendukung Unsur KRI di Laut

3) Upaya untuk mendukung strategi - 3. Untuk mendukung strategi-3 yaitu meningkatkan Pembinaan Pembekalan Pangkalan Angkatan Laut guna Pemberdayaan logistik wilayah melalui pemberdayaan logistik yang berasal

dari lembaga atau individu pendonor yang ada di daerah atau wilayah, Pengendalian inventori bekal bantuan yang berasal dari perolehan lain yang sah, dan Peningkatan kecepatan proses distribusi bekal bantuan di daerah bencana dalam meningkatkan pembinaan pembekalan TNI Angkatan Laut guna meningkatkan efektifitas dukungan logistik TNI dalam rangka keberhasilan penyelenggaraan penanggulangan bencana, maka dilakukan berbagai upaya sebagai berikut :

a) Pangkalan TNI Angkatan Laut harus melaksanakan pemberdayaan logistik kewilayahan, kegiatan ini didasari oleh Undang-undang RI Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 26 pasal 27 yang menjelaskan bahwa setiap orang berhak berperan serta dalam perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan program penyediaan bantuan pelayanan kesehatan termasuk dukungan psikososial, mereka berkewajiban untuk menjaga kehidupan sosial masyarakat yang harmonis, memelihara keseimbangan, keserasian, keselarasan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta melakukan kegiatan penanggulangan bencana. Individu-individu yang akan berperan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana harus dapat diwadahi oleh TNI Angkatan laut. individu-individu sukarelawan berpotensi untuk memberikan sejumlah dana maupun barang, maka TNI harus dapat mengakomodir hak masyarakat tersebut sesuai aturan keuangan maupun perbendaharaan yang berlaku yaitu dianggap sebagai hibah. Terlebih lagi apabila ada negara donor atau NGO yang akan memberikan bantuan sebagaimana dijelaskan dalam Undang-undang RI Nomor 24 Tahun 2007 pasal 28 dan 29. Salah satu wujud nyata yaitu membentuk MoU dengan Bank pemerintah dan pemerintah daerah setempat untuk menerima dan mengelola dana Corporate social rensponse (CSR) alokasi bencana alam.

b) Pangkalan TNI AL harus dapat melaksanakan pengendalian inventori bantuan bekal yang dikelolanya, baik yang berasal dari anggaran negara maupun dari individu-individu sukarelawan. Permenhan Nomor 09 Tahun 2011 Pasal 12 nomor (1) menjelaskan bahwa Perencanaan, meliputi kegiatan penjabaran kebijakan, penyusunan rencana dan program serta pengesahan program bantuan TNI, dan nomor (2) Persiapan meliputi kegiatan inventarisasi

Sumber Daya Manusia TNI, perlengkapan/Alutsista, dukungan administrasi dan logistik serta latihan pendahuluan. Fungsi pengendalian inventori juga harus dapat diarahkan untuk dapat mengelola sumber daya manusia TNI dan alutsista yang digunakan pada saat penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Selain pengendalian inventori, TNI AL dapat mengelola bekal yang berasal dari perolehan lain yang sah. Hal ini untuk dapat mengakomodir bekal bantuan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang berpola hibah yang berasal dari masyarakat, lembaga non pemerintah, dan pemerintah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana pasal 1 no.6. maka dapat diterapkan aturan keuangan pengelolaan hibah. Hibah ini dapat berupa barang maupun uang yang selanjutnya dapat dibuat sistem pembukuan materiil perbekalan dan dilaporkan secara berjenjang sesuai dengan Peraturan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor Perkasal/103/XII/2010 Tanggal 31 Desember 2010 tentang Buku Petunjuk Administrasi Pembinaan Pembekalan TNI Angkatan Laut.

c) Pangkalan TNI AL harus dapat meningkatkan kemampuan penguasaan proses distribusi bekal bantuan di daerah bencana. Hal ini merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam pembinaan logistik kewilayahan, dimana proses distribusi bekal bantuan yang cepat dan tepat akan dapat mendukung penyelenggaraan penanggulangan bencana secara optimal. Perwujudan dari upaya ini yaitu dengan adanya:

(1) Peta/Data Logistik (pangan dan nonpangan) (2) Peta/Data Personil

(3) Peta/Data bantuan (4) Peta/Data Kebutuhan (5) Peta/Data Peralatan

BAB VII PENUTUP

28. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan tentang konsepsi pembinaan pembekalan

Dalam dokumen Pembinaan Pembekalan Penanggulangan Benc (Halaman 36-45)

Dokumen terkait