• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Benda Uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.7 Pembuatan Benda Uji

a. Peralatan yang diperlukan dalam pembuatan benda uji batako: 1) Ayakan, untuk mengayak pasir dengan ukuran 4,8 mm.

2) Timbangan, untuk menimbang kebutuhan bahan yang dipergunakan dalam pembuatan benda uji.

3) Ember, untuk tempat menampung kebutuhan bahan dan air yang dipergunakan sebagai bahan-bahan pembuat batako.

4) Sendok spesi, untuk memasukkan adonan adukan kedalam cetakan. 5) Mesin molen,untuk membuat campuran batako.

6) Batang perojok atau vibrator, untuk memadatkan adukan didalam cetakan.

7) Cetakan, terbuat dari pelat baja berbentuk balok dengan ukuran dalam bersih cetakan adalah 400 mm x 200 mm x 100 mm.

b. Prosedur Pembuatan benda uji batako:

1) Siapkan semua bahan dan alat yang diperlukan.

2) Timbang semen, pasir dan serbuk kaca dengan perbandingan 1 pc : 7 ps. Penambahan serbuk kaca dimulai dari 0%, 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% dari berat semen dengan mengurangi jumlah semen awal.

3) Campurkan bahan dengan perbandingan menjadi 1 pc : 7 ps (tanpa penambahan serbuk kaca), untuk campuran selanjutnya dengan penambahan 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30%. Aduk semua bahan sampai rata menggunakan mesin molen.

4) Adonan batako yang sudah dicampur hingga rata ditambah air secukupnya sampai tercapai campuran setengah basah (lengas tanah) yang merata. Secara sederhana, keadaan ini dapat diketahui dengan cara: Campuran yang telah merata dikepal dengan telapak tangan. Kemudian dijatuhkan dari ketinggian lebih kurang lebih kurang 1,2 meter kepermukaan tanah keras. Bila campuran sudah baik, 2/3 bagian tetap mengumpul dan 1/3 lainnya tersebar (Utomo, 2010).

5) Sebelum dimasukkan ke dalam cetakan, adonan yang sudah tercampur merata dituangkan sebagian ke dalam sebuah pan besar yang tidak menyerap air.

6) Masukkan adonan batako kedalam cetakan setinggi 1/3 bagian cetakan, kemudian dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai benar-benar padat dengan alat pemadat.

7) Masukkan kembali adonan batako sebanyak 1/3 bagian lagi sehingga menjadi 2/3 bagian, kemudian padatkan kembali dengan cara ditumbuk dengan alat pemadat sampai benar-benar padat.

8) Masukkan kembali adonan batako kedalam cetakan hingga penuh, kemudian dipadatkan lagi.

9) Biarkan adonan di dalam cetakan selama ± 24 jam, sampai adonan mulai mengeras.

10) Lepas cetakan dengan hati-hati dan letakan adonan batako ditempat yang teduh, tidak terkena cahaya matahari langsung dan terlindung dari hujan.

3.7.2 Benda Uji Kubus

a. Peralatan yang diperlukan dalam pembuatan benda uji kubus: 1) Ayakan, untuk mengayak pasir dengan ukuran 4,8 mm.

2) Timbangan, untuk menimbang kebutuhan bahan yang dipergunakan dalam pembuatan benda uji.

3) Ember, untuk tempat menampung kebutuhan bahan dan air yang dipergunakan sebagai bahan-bahan pembuat batako.

4) Sendok spesi, untuk mencampur dan memasukkan adonan adukan kedalam cetakan.

5) Mesin molen,untuk membuat campuran batako.

6) Batang perojok atau vibrator, untuk memadatkan adukan didalam cetakan.

7) Cetakan, terbuat dari besi berbentuk kubus dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm.

b. Prosedur Pembuatan benda uji kubus:

1) Siapkan semua bahan dan alat yang diperlukan.

2) Timbang semen, pasir dan serbuk kaca dengan perbandingan 1 pc : 7 ps. Penambahan serbuk kaca dimulai dari 0%, 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% dari berat semen dengan mengurangi jumlah semen awal.

3) Campurkan bahan dengan perbandingan menjadi 1 pc : 7 ps (tanpa penambahan serbuk kaca), untuk campuran selanjutnya dengan penambahan 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%. Aduk semua bahan sampai rata menggunakan mesin molen.

4) Adonan batako yang sudah dicampur hingga rata ditambah air secukupnya sampai tercapai campuran setengah basah (lengas tanah) yang merata. Secara sederhana, keadaan ini dapat diketahui dengan cara: Campuran yang telah merata dikepal dengan telapak tangan. Kemudian dijatuhkan dari ketinggian lebih kurang lebih kurang 1,2 meter kepermukaan tanah keras. Bila campuran sudah baik, 2/3 bagian tetap mengumpul dan 1/3 lainnya tersebar (Utomo, 2010).

5) Sebelum dimasukkan ke dalam cetakan, adonan yang sudah tercampur merata dituangkan sebagian ke dalam sebuah pan besar yang tidak menyerap air.

6) Masukkan adonan batako kedalam cetakan setinggi 1/3 bagian cetakan, kemudian dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai benar-benar padat dengan alat pemadat.

7) Masukkan kembali adonan batako sebanyak 1/3 bagian lagi sehingga menjadi 2/3 bagian, kemudian padatkan kembali dengan cara ditumbuk dengan alat pemadat sampai benar-benar padat.

8) Masukkan kembali adonan batako kedalam cetakan hingga penuh, kemudian dipadatkan lagi.

9) Biarkan adonan di dalam cetakan selama ± 24 jam, sampai adonan mulai mengeras.

10) Lepas cetakan dengan hati-hati dan letakan adonan batako di dalam kolam perendaman, tidak terkena cahaya matahari langsung dan terlindung dari hujan.

3.7.3 Benda Uji Briquette

a. Peralatan yang diperlukan dalam pembuatan benda uji briquette: 1) Ayakan, untuk mengayak pasir dengan ukuran 4,8 mm.

2) Timbangan, untuk menimbang kebutuhan bahan yang dipergunakan dalam pembuatan benda uji.

3) Gelas ukur, untuk menakar kebutuhan air yang dipergunakan sebagai pencampuran bahan-bahan pembuat mortar briquette.

5) Scrap, untuk memasukkan adonan adukan kedalam cetakan.

6) Cetakan/mould briquette, terbuat dari besi berbentuk angka delapan dengan ukuran 7,5 x 4,15 x 2,5 cm.

b. Prosedur Pembuatan benda uji briquette:

1) Timbang semen, pasir dan serbuk kaca dengan perbandingan 1 pc : 7 ps. Penambahan serbuk kaca dimulai dari 0%, 10%,15%, 20%, 25% dan 30% dari berat semen dengan mengurangi jumlah semen awal.

2) Siapkan peralatan cetak dan mixer dengan memasang mangkuk dan daun pengaduk yang telah dibasahi.

3) Masukkan bahan kedalam mangkuk dengan perbandingan menjadi 1 pc : 7 ps (tanpa penambahan serbuk kaca), untuk campuran selanjutnya dengan penambahan 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%. Diamkan selama 15 detik.

4) Hidupkan mixer dengan putaran lambat selama 30 detik sambil memasukkan pasir secara perlahan-lahan.

5) Ubah kecepatan putaran ke putaran sedang selama 30 detik.

6) Matikan mixer selama 90 detik sambil melepaskan mortar pada dinding mangkuk dengan scrap pada 15 detik pertama dan tutup mangkuk dengan kain basah pada 75 detik selanjutnya.

7) Hidupkan mixer pada putaran sedang pada 60 detik, lalu matikan mixer dan diamkan selama 30 detik.

8) Masukkan mortar kedalam cetakan yang telah diolesi vaseline terlebih dahulu dengan cara memasukkan 1/3 kemudian dirojok 25 kali.

Masukkan 1/3 lagi menjadi 2/3 lalu rojok sebanyak 25 kali dan cetakan diisi penuh lalu rojok 25 kali.

9) Ratakan permukaan cetakan dengan menggunakan scrap, lalu tutup dengan kain basah selama 24 jam.

10) Setelah 24 jam cetakan dibuka dan benda uji direndam dalam kolam perendaman.

3.7.4 Benda Uji Silinder

a. Peralatan yang diperlukan dalam pembuatan benda uji silinder: 1) Ayakan, untuk mengayak pasir dengan ukuran 4,8 mm.

2) Timbangan, untuk menimbang kebutuhan bahan yang dipergunakan dalam pembuatan benda uji.

3) Ember, untuk tempat menampung kebutuhan air yang dipergunakan sebagai pencampuran bahan-bahan pembuat batako.

4) Sendok spesi, untuk mencampur dan memasukkan adonan adukan kedalam cetakan.

5) Mesin molen,untuk membuat campuran batako.

6) Batang perojok atau vibrator, untuk memadatkan adukan didalam cetakan.

b. Prosedur Pembuatan benda uji silinder:

1) Siapkan semua bahan dan alat yang diperlukan.

2) Timbang semen, pasir dan serbuk kaca dengan perbandingan 1 pc : 7 ps. Penambahan serbuk kaca dimulai dari 0%, 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% dari berat semen dengan mengurangi jumlah semen awal.

3) Campurkan bahan dengan perbandingan menjadi 1 pc : 7 ps (tanpa penambahan serbuk kaca), untuk campuran selanjutnya dengan penambahan 10%, 15%, 20%, 25% dan 30%. Aduk semua bahan sampai rata.

4) Adonan batako yang sudah dicampur hingga rata ditambah air secukupnya sampai tercapai campuran setengah basah (lengas tanah) yang merata. Secara sederhana, keadaan ini dapat diketahui dengan cara: Campuran yang telah merata dikepal dengan telapak tangan. Kemudian dijatuhkan dari ketinggian lebih kurang lebih kurang 1,2 meter kepermukaan tanah keras. Bila campuran sudah baik, 2/3 bagian tetap mengumpul dan 1/3 lainnya tersebar (Utomo, 2010).

5) Sebelum dimasukkan ke dalam cetakan, adonan yang sudah tercampur merata dituangkan sebagian ke dalam sebuah pan besar yang tidak menyerap air.

6) Masukkan adonan batako kedalam cetakan setinggi 1/3 bagian cetakan, kemudian dipadatkan dengan cara ditumbuk sampai benar-benar padat dengan alat pemadat.

7) Masukkan kembali adonan batako sebanyak 1/3 bagian lagi sehingga menjadi 2/3 bagian, kemudian padatkan kembali dengan cara ditumbuk dengan alat pemadat sampai benar-benar padat.

8) Masukkan kembali adonan batako kedalam cetakan hingga penuh, kemudian dipadatkan lagi dan ratakan permukaanya.

9) Biarkan adonan di dalam cetakan selama ± 24 jam, sampai adonan mulai mengeras.

10) Lepas cetakan dengan hati-hati dan letakan adonan batako di dalam kolam perendaman, tidak terkena cahaya matahari langsung dan terlindung dari hujan.

3.8 Perawatan Benda Uji

Dokumen terkait