• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan Ukuran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.2 Pemeriksaan Ukuran

Setelah melakukan pemeriksaan dan didapat data pengukuran dimensi pada masing-masing komposisi batako, kemudian data tersebut harus di analisis penyimpangan ukurannya sesuai dengan ketentuan SNI. 0349-1989.

Berikut merupakan rekapitulasi hasil rata-rata pemeriksaan ukuran batako dari enam macam campuran yang dicoba, seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Perbandingan Penyimpangan Ukuran Rata-rata dengan Syarat Mutu

Komposisi Campuran

Panjang (mm) Lebar (mm) Tebal (mm) Benda Uji SNI 0349-89 Benda Uji SNI 0349-89 Benda Uji SNI 0349-89 BSK0% 401 5 200,8 2 101,4 2 BSK10% 400,8 5 200,7 2 101,2 2 BSK15% 400,9 5 200,8 2 100,9 2 BSK20% 400,9 5 200,7 2 100,9 2 BSK25% 400,7 5 200,9 2 101 2 BSK30% 400,8 5 200,7 2 100,8 2 *

Ukuran batako yang menjadi acuan: Panjang = 400mm; Lebar = 200mm; Tebal = 100mm

*

Selisih antara ukuran acuan terdapat pada kolom Benda Uji.

Apabila meninjau Tabel 4.2, batako telah memenuhi syarat ukuran sesuai dengan ketentuan dalam SNI 03-0349-1989. Hal tersebut disebabkan karena serbuk kaca mempunyai butiran hampir sama dengan semen yaitu lolos saringan No. 100 dan tertahan pada saringan No. 200 dan bahan tambah serbuk kaca dapat mengisi rongga antar pasir yang menyebabkan batako menjadi lebih padat sehingga permukaan bidang batako menjadi rata dan tidak retak.

Ditinjau dari data hasil pengujian, tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Kondisi tersebut dikarenakan cara pembuatan batako secara manual sehingga diperoleh batako dengan kepadatan yang tidak seragam. Karena kerapatan pori-pori yang terdapat didalam batako akan sangat berpengaruh pada kepadatan komposisi batako tersebut.

4.2 Pengujian Daya Serap

Pengujian penyerapan air atau biasa disebut absorbsi dari 6 (enam) macam komposisi campuran yang dicoba, diperoleh hasil rata-rata seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.3. Perbandingan Daya Serap Air Rata-Rata dengan Syarat Mutu

Komposisi Campuran

Daya Serap Air (%)

Tingkat Mutu Benda Uji SNI

03-0349-1989 BSK0% 3,133 25 I BSK10% 3,283 25 I BSK15% 3,421 25 I BSK20% 4,622 25 I BSK25% 5,302 25 I BSK30% 5,459 25 I

Gambar 4.1. Grafik Hubungan Absorbsi Batako terhadap Kadar Serbuk Kaca

Meninjau dari grafik penyerapan air menunjukkan perbedaan nilai penyerapan air. Nilai penyerapan air terbesar pada batako yang menggunakan

3,133 3,283 3,421 4,622 5,302 5,459 0 1 2 3 4 5 6 0% 10% 15% 20% 25% 30% A b sor b si (% )

Persentase Serbuk Kaca

serbuk kaca adalah pada BSK30% dengan nilai penyerapan air sebesar 5,495 %, sedangkan nilai penyerapan air terkecil adalah pada BSK0% dengan nilai penyerapan air sebesar 3,133 %.

Dari Tabel 4.3, keenam komposisi batako yang diuji telah memenuhi syarat penyerapan air menurut ketentuan SNI 03-0349-1989, yaitu dengan besar penyerapan air dibawah 25% untuk batako tingkat mutu I. Semakin kecil persentase kadar air yang diserap batako maka akan semakin baik batako tersebut, karena berarti batako memiliki kepadatan campuran yang baik. Dalam grafik diatas menunjukkan adanya kenaikan persentase dari perbandingan keenam komposisi campuran. Hal ini dikarenakan jumlah komposisi serbuk kaca yang meningkat. Dalam pengujian ini penambahan serbuk kaca yang dapat meningkatkan penyerapan air dari batako. Penambahan serbuk kaca menyebabkan ikatan antar agregat dalam batako menjadi kurang kuat dan menyebabkan penyerapan air semakin besar dengan semakin bertambahnya persentase serbuk kaca, tetapi masih dalam batas persyaratan penyerapan air tingkat mutu I menurut ketentuan dalam SNI 03-0349-1989.

4.3 Pengujian Kuat Tekan

Kuat tekan batako akan bertambah tinggi dengan bertambahnya umur dari batako. Oleh karena itu sebagai standar kekuatan batako, ditetapkan batako pada umur 28 hari, sesuai dengan ketentuan didalam PUBI-1982 bahwa batako harus berumur 1 (satu) bulan sebelum dapat dipakai. Kuat tekan dihitung berdasarkan besarnya beban per satuan luas, dimana pembebanan dilakukan sampai benda uji hancur bila dibebani dengan beban maksimum yang dihasilkan oleh mesin tekan.

Dalam pengujian batako di buat dalam bentuk kubus dengan dimensi 15 x 15 x 15 cm. Kuat tekan dapat dihitung dengan persamaan rumus 2.2.

Berikut merupakan rekapitulasi hasil rata-rata pengujian kuat tekan batako dari enam macam campuran yang dicoba, seperti pada tabel berikut:

Tabel 4.4. Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata dengan Syarat Mutu

Komposisi Campuran

Kuat Tekan (kg/cm2)

Tingkat Mutu Benda Uji SNI

03-0349-1989 BSK0% 95,289 70 II BSK10% 64,444 40 III BSK15% 69,778 40 III BSK20% 75,022 70 II BSK25% 67,2 40 III BSK30% 54,844 40 III

Gambar 4.2. Grafik Hubungan Kuat Tekan Batako terhadap Kadar Serbuk Kaca Dari Tabel 4.4, hasil diatas menunjukkan bahwa BSK0% memiliki kuat tekan tekan tertinggi yaitu 95,289 Kg/cm2 dan termasuk dalam tingkat mutu I berdasarkan SNI 03-0349-1989. Penambahan 10% serbuk kaca mengakibatkan

95,289 64,444 69,778 75,022 67,2 54,844 0 20 40 60 80 100 120 0% 10% 15% 20% 25% 30% K u at Tek an ( kg/c m 2)

Persentase Serbuk Kaca

penurunan pada BSK10% dengan kuat tekan sebesar 64,444 Kg/cm2 yang tergolong dalam tingkat mutu III. Kemudian sedikit mengalami peningkatan pada BSK15% dengan kuat tekan sebesar 69,778 Kg/cm2 dan termasuk dalam tingkat mutu III. Pada BSK20% mengalami peningkatan kuat tekan lagi menjadi 75,022 Kg/cm2 dan tergolong dalam tingkat mutu II. Kuat tekan mengalami penurunan kembali pada BSK25% dan BSK30% dengan kuat tekan paling rendah sebesar 54,844 yang tergolong dalam tingkat mutu III.

Serbuk kaca sebagai bahan subtitusi semen mengalami peningkatan kuat tekan perlahan dari 10% sampai pada maksimum 20% dan mengalami penurunan kuat tekan kembali seiring dengan bertambahnya persentase subtitusi serbuk kaca. Penambahan serbuk kaca sebesar 20% menjadi kuat tekan maksimum untuk batako dengan subtitusi serbuk kaca terhadap semen. Meskipun jika dibandingkan dengan kuat tekan batako normal memiliki selisih 20,267 Kg/cm2 lebih rendah, tetapi masih dalam tingkat mutu yang sama yaitu tingkat mutu II berdasarkan SNI 03-0349-1989.

4.4 Pengujian Kuat Tarik Briquette

Berikut ini merupakan data kuat tarik rata-rata yang diperoleh dari hasil pengujian di laboratorium:

Tabel 4.5. Hasil Pengujian Kuat Tarik

No Penambahan Serbuk Kaca Tegangan (kg/cm2) 1 BSK0% 16,268 2 BSK10% 16,098 3 BSK15% 19,464 4 BSK20% 17,465 5 BSK25% 14,356

Gambar 4.3. Grafik Hubungan Kuat Tarik Batako terhadap Kadar Serbuk Kaca

Dari hasil pengujian tarik dapat dilihat barhwa perubahan kuat tarik yang terjadi tidak terlalu signifikan perubahannya. Dimulai dengan sedikit penurunan dari BSK0% ke BSK10%, kemudian mengalami kenaikan pada BSK15% dan terakhir mengalami penurunan kembali sampai pada BSK30%. Dari tabel dan grafik di atas, dapat dilihat nilai kuat tarik tertinggi berada pada BSK15% sebesar 19,464 kg/cm2. Sedangkan untuk kuat tarik terendah berada pada BSK 30% dengan nilai sebesar 14,205 kg/cm2.

16,268 16,098 19,464 17,465 14,356 14,205 0 5 10 15 20 25 0% 10% 15% 20% 25% 30% Ku at Ta rik (k g/ cm 2)

Persentase Serbuk Kaca

4.5 Pengujian Tegangan Rekah

Berikut ini merupakan data hasil pengujian tegangan rekah rata-rata yang diperoleh dari pengujian di laboratorium:

Tabel 4.6. Hasil Pengujian Tegangan Rekah

No. Komposisi Serbuk Kaca

Tegangan Rekah (kg/cm2)

1 BSK0% 6,171

2 BSK20% 3,397

Pengujian tegangan rekah dilakukan pada 2 sampel saja, yaitu sampel BSK0% (tanpa penambahan serbuk kaca) dan sampel BSK20% (kuat tekan maksimum dengan penambahan serbuk kaca). Dari hasil rata-rata pengujian di atas, antara BSK0% dan BSK20% mengalami penurunan sampai 55%. Selisih yang sangat besar ini diakibatkan karena penambahan serbuk kaca yang mengakibatkan berkurangnya komposisi semen dan mengurangi ikatan yang terjadi antar agregat. Pengujian tegangan rekah pada penelitian ini hanya mengambil garis besarnya saja, sehingga tidak begitu efektif.

Dokumen terkait