BAB III METODE PENELITIAN
H. Instrumen Penelitian
I. Tata Cara Penelitian
2. Pembuatan Kuisioner
Pembuatan kuisioner disesuaikan dengan tujuan penelitian, perumusan
masalah, dan definisi operasional. Dalam pembuatan kuisioner pertanyaan disusun
dan dikelompokkan berdasarkan variabel-variabel penelitian yang ingin diketahui
yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan responden. Selama pembuatan kuisioner
peneliti melakukan konsultasi terhadap dosen pembimbing, rekan, dan terhadap
salah satu dosen Psikologi, selain itu dalam penyusunan kuisioner peneliti juga
melihat kuisioner pada penelitian sebelumnya yang hampir mirip.
Kuisioner yang digunakan terdiri dari 38 item pertanyaan obyektif
dengan jawaban pertanyaan berupa 4 peringkat yaitu: sangat setuju (SS), setuju
(S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skala pengukuran tersebut
termasuk dalam skala ordinal dengan tujuan untuk mengetahui lebih dalam
pemahaman perilaku responden dalam hal pengetahuan, sikap, dan tindakan
terhadap sindrom metabolik jika dibandingkan dengan skala pengukuran nominal
dengan jawaban pertanyaan berupa 2 pilihan “ya” dan “tidak”.
Distribusi pertanyaan pengetahuan, sikap, dan tindakan dapat dilihat
terdapat 14 item, variabel sikap terdapat 13 item, dan untuk variabel tindakan
terdapat 11 item.
Tabel IV. Distribusi Pertanyaan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan yang Terdapat Dalam Kuisioner
Perilaku Nomor item dalam kuisioner ∑ Total Pengetahuan 3,4,7,11,12,15,20,21,24,25,26,30,35,37 14 Sikap 1,2,5,6,8,10,13,16,19,27,28,32,38 13 Tindakan 9,14,17,18,22,23,29, 31,33,34,36 11
Skor dalam setiap item pertanyaan hanya terdapat satu jawaban yang
benar, sehingga cara penilaiannya adalah dengan cara memberikan skor 4 untuk
jawaban sangat setuju, skor 3 untuk jawaban setuju, skor 2 untuk jawaban tidak
setuju, dan 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Skor tersebut berlaku jika
responden menjawab untuk item pertanyaan jenis favourable. Hal ini berlaku
sebaliknya untuk item pertanyaan jenis non favourable. Item-item pertanyaan yang
terdapat dalam kuisioner terdiri dari 27 item untuk pertanyaan jenis favourable
dan 11 item untuk pertanyaan jenis nonfavourable. Distribusi pertanyaan jenis
favourable dan nonfavourable dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel V. Distribusi Jenis Pertanyaan Favourable dan Nonfavourable yang Terdapat Dalam Kuisioner
Nomor item dalam kuisioner Perilaku favourable nonfavourable Pengetahuan 3,4,7,11,12,15,21,24,25,26,30,37 20,35 ∑ Total 12 2 Sikap 1,2,6,8,13,28,32 5,10,16,19,27,38 ∑ Total 7 6 Tindakan 9,14,17,18,22,33,34,36 23,29,31 ∑ Total 8 3
a. Uji Coba Kuisioner
Sebelum dilakukan penyebaran kuisioner terlebih dahulu dilakukan uji
coba supaya pertanyaan yang diajukan pada kuisioner dapat dipahami oleh
responden. Agar diperoleh nilai distribusi yang mendekati normal pada hasil
pengukuran, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 20
orang. Responden untuk uji coba adalah yang memiliki karakteristik hampir sama
dengan responden pada penelitian (Notoatmodjo, 2003). Uji coba ini dilakukan
pada masyarakat yang tinggal atau yang kerjanya tidak di dusun Krodan,
Maguwoharjo-Sleman Yogyakarta.
b. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut
benar-benar dapat mengukur apa yang akan diukur (Notoatmodjo, 2003).
Validitas pengukuran berkaitan dengan tiga unsur yaitu: alat ukur, metode ukur,
dan pengukur (peneliti). Dengan sendirinya ketiga unsur inilah yang akan
menentukan apakah hasil suatu pengukuran valid atau tidak. Dari pengertian
tersebut diketahui bahwa walaupun seorang peneliti telah memilih alat dan
metode yang baku atau valid, tetapi kalau pelaksanaan pengukurannya kurang
tepat dan teliti maka hasilnya pun akan tidak valid (Pratiknya, 2007).
Penelitian ini dilakukan uji validitas dengan menggunakan tipe validitas
isi. Validitas ini dilakukan melalui professional judgement yaitu melalui diskusi
dengan dosen pembimbing dan dosen dari Fakultas Psikologi. Uji validitas dilihat
dari item pertanyaan dari kuisioner yang disesuaikan dengan tujuan penelitian
c. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan, sejauh mana hasil pengukuran itu
tetap konsisten bila dilakukan pengukuran berulang-ulang (Notoatmodjo, 2003).
Penelitian ini dilakukan uji reliabilitas dengan cara mengujikan kuisioner
pada responden yang sama saat uji coba kuisioner, apakah bahasa yang digunakan
dalam kuisioner mudah dipahami atau dimengerti oleh responden. Pengujian
reliabilitas akan dilakukan secara statistik sehingga dari hasil yang diperoleh,
peneliti dapat mengetahui item-item pertanyaan yang tidak cocok digunakan
karena terlalu mudah atau sulit dipahami. Hasil ini kemudian didiskusikan
kembali dengan dosen pembimbing untuk dilakukan beberapa perbaikan.
3. Pembuatan Leaflet
Leaflet merupakan bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan
kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat
maupun gambar, atau kombinasi (Notoatmodjo, 2003). Pada penelitian ini leaflet
berfungsi sebagai media pemberian edukasi tentang sindrom metabolik pada
masyarakat. Leaflet ini berisi hal-hal yang terkait dengan sindrom metabolik
antara lain: definisi sindrom metabolik, ciri sindrom metabolik, risiko dan dampak
yang ditimbulkan, dan cara mencegah sindrom metabolik. Leaflet dibuat
semenarik mungkin dengan bahasa yang jelas, mudah dipahami oleh responden,
4. Penyebaran Kuisioner
Kuisioner ditujukan kepada responden masyarakat di dusun Krodan,
Maguwoharjo-Sleman, Yogyakarta dengan cara melakukan pendekatan-
pendekatan terlebih dahulu. Kuisioner diberikan kepada 78 responden sebelum
edukasi tepatnya saat dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan kadar gula darah
puasa dan kadar kolesterol total pada awal bulan Januari 2008 dan dilakukan
sesudah pemberian edukasi pada waktu dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan
kadar gula darah puasa dan kadar kolesterol total pada awal bulan April 2008.
5. Pemberian Edukasi
Pemberian edukasi dilakukan untuk memberikan pengetahuan sindrom
metabolik yang berupa pemberian informasi (artikel) pada saat berkunjung ke
responden yang dilakukan secara door to door (2 minggu sekali) selama 3 bulan
dengan informasi yang berbeda-beda. Pada pertemuan pertama edukasi peneliti
menyampaikan/menginformasikan hal-hal yang terkait dengan sindrom metabolik
yang terdapat di leaflet, selanjutnya pertemuan kedua edukasi peneliti
memberikan informasi mengenai risiko sindrom metabolik yaitu tentang diabetes
mellitus. Pertemuan ketiga edukasi peneliti menyampaikan informasi mengenai
hiperlipidemia, selanjutnya pertemuan keempat peneliti menyampaikan informasi
mengenai tekanan darah tinggi. Pemberian edukasi dilakukan secara berulang
dengan tujuan untuk mengingatkan responden agar lebih memperhatikan
6. Wawancara Terstruktur
Wawancara penelitian adalah suatu metode penelitian yang meliputi
pengumpulan data melalui interaksi verbal secara langsung antara pewawancara
dengan responden. Wawancara yang dilakukan termasuk wawancara terstruktur
yaitu dilakukan dengan bantuan kerangka atau garis-garis besar yang dibutuhkan
dan berkaitan dengan permasalahan. Wawancara dalam penelitian ini berfungsi
untuk mempertegas dari jawaban kuisioner yang telah diisi responden pada waktu
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kadar gula darah puasa, selain itu wawancara
dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih tepat (yang melatarbelakangi
jawaban kuisioner).
Wawancara dilakukan secara personal dengan responden sebanyak satu
kali dan jauh dari kesan formal, tetapi tetap dalam kerangka yang sudah
ditetapkan. Wawancara ini dilakukan atau diberikan kepada 10 responden yang
masuk dalam kelompok perlakuan dengan jumlah pertanyaan 16 item yang dibuat
dengan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti oleh responden. Selama
wawancara berlangsung peneliti menggunakan tape recoder yang merupakan
metode yang lebih praktis dalam pengumpulan data wawancara khususnya
jawaban responden yang perlu direkam. Keuntungan menggunakan tape recorder
adalah dapat memutar kembali data dalam rangka mempelajari jawaban yang
lebih sempurna, sedangkan kerugian menggunakan tape recorder adalah
responden mungkin segan mengemukakan perasaannya secara bebas bila ia tahu