• Tidak ada hasil yang ditemukan

fase pemijatan fase istirahat

A. PEMBUATAN DAN PERAKITAN ALAT

Pembuatan alat dilakukan berdasarkan rancangan yang telah dilakukan. Gambar rancangan alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1 Rancangan alat pemerah susu sapi otomatis dengan pulsator tipe pegas

Fungsi secara umum untuk masing-masing komponen yang menyusun alat pemerah susu sapi otomatis ini dijelaskan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Fungsi masing-masing komponen penyusun alat No Komponen Fungsi

1 Teat cup Memerah puting sapi

2 Pulsator pegas Menghubungkan dan menutup aliran vakum bergantian dengan atmosfer

3 Motor penggerak pulsator Menggerakan katup pegas pada pulsator

4 Regulator AC-DC Sumber tenaga listrik untuk motor penggerak pulsator 5 Tangki susu Reservoir vakum dan menampung susu hasil pemerahan 6 Pompa vakum Menghasilkan tekanan vakum

7 Selang udara Menghubungkan udara dari pulsator ke ruang denyut 8 Selang aliran susu Menghubungkan aliran susu dari teat cup ke tangki susu 9 Rangka Menopang komponen lain dan memudahkan pemindahan

alat

1

6

5

3

7

9

8

2

4

30

1.

Teat Cup

Karet liner yang digunakan pada teat cup merupakan sebuah produk jadi yang dapat dicari di toko perlengkapan peternakan. Karet liner ini memiliki bentuk yang khas sehingga pembuatan selongsong harus disesuaikan dengan bentuk karet liner. Selongsong teat cup dibuat dari pipa PVC ukuran 1 ¼ inchi jenis AW. Jenis AW merupakan jenis yang paling tebal di antara sistem JIS (Japanese Industrial Standard) untuk pipa PVC. Jenis AW biasanya digunakan untuk perpipaan yang membutuhkan aliran bertekanan tinggi. Untuk satu selongsong teat cup dibutuhkan pipa PVC dengan panjang 9 cm. Pemotongan pipa PVC dilakukan dengan menggunakan gergaji tangan. Bagian bekas pemotongan kemudian dihaluskan menggunakan ampelas agar tidak merusak karet liner ketika terpasang.

Untuk membuat ruang denyut pada teat cup, maka pipa PVC dihubungkan dengan ploksok

(sambungan untuk pipa PVC yang berbeda diameter). Ploksok yang digunakan adalah ukuran 1 ¼ inci ke ¾ inci. Penyambungan dilakukan dengan menggunakan lem pipa, kemudian dilapisi sedikit resin pada celah sambungan agar tidak ada kebocoran udara. Diameter terkecil di bagian dalam ploksok

sesuai dengan diameter karet liner pada batas antara bagian tengah karet yang lunak dan bagian bawah karet yang keras untuk penyambungan selang. Kesesuaian tersebut akan menciptakan sebuah ruang udara antara permukaan bagian dalam selongsong dengan permukaan luar karet liner di bagian yang lunak. Ruang udara yang terjadi akan berfungsi sebagai ruang denyut. Untuk menghubungkan ruang denyut dengan pulsator, maka dipasang sebuah dop di bagian samping ploksok. Pemasangan dop

dilakukan dengan melubangi ploksok menggunakan mata bor yang sesuai dengan ukuran dop. Celah udara pada sambungan dilapisi karet tipis dan dilem agar tidak ada kebocoran.

(a) (b)

(c)

Keterangan: (a) karet liner

(b) selongsong teat cup

(c) teat cup yang telah dirangkai

31

2.

Pulsator Tipe Pegas

Pembuatan selongsong katup pegas juga menggunakan bahan ploksok dari plastik keras ukuran 1 ½ inci ke ¾ inci. Bagian ploksok yang memiliki diameter lebih besar kemudian dilubangi dindingnya dengan menggunakan bor tangan sebagai jalur masuk atmosfer. Selanjutnya pegas besi yang telah diselubungi karet dimasukan ke dalam bagian ploksok yang berdiameter lebih besar. Karet selubung pada pegas besi dipastikan dapat menutup celah udara pada bagian ploksok yang berdiameter lebih kecil. Bagian ploksok dengan diameter lebih kecil ini kemudian dihubungkan dengan pipa sambungan T (percabangan dua) berbahan plastik keras juga yang kemudian menghubungkan saluran antara pompa vakum dengan ruang denyut pada teat cup. Bagian atas selongsong katup pegas kemudian dipasang penutup dari bahan plastik keras. Bagian tutup dilubangi untuk jalur penarik pegas besi. Celah udara antara selongsong katup dengan penutup katup kemudian diberi lem resin agar kuat ketika pegas ditarik.

Motor penggerak katup pegas kemudian diberi poros engkol dan juga batang penggerak untuk dihubungkan dengan ujung atas penarik pegas. Pengaturan jarak antara batang penggerak dari motor dengan penarik pegas kemudian disesuaikan berdasarkan perhitungan yang telah dibahas pada rancangan fungsional. Sebagai sumber listrik untuk motor penggerak pulsator, digunakan rangkaian elektronik regulator AC-DC yang menggunakan trafo 5 A dan pengatur tegangan output berupa potensiometer. Rangkaian elektronik tersebut diberi housing berupa boks dari bahan pelat besi tipis. Motor penggerak pulsator kemudian dihubungkan dengan regulator AC-DC menggunakan dua utas kabel sesuai kutub positif dan negatif. Kecepatan putar dari motor penggerak ditentukan dari besarnya tegangan regulator AC-DC yang diatur menggunakan potensiometer 3 hingga 12 volt.

32

3.

Tangki Susu

Tangki susu dibuat dari bahan lembaran stainless steel dengan ketebalan 1.8 mm. Pembuatan tangki susu meliputi pembuatan alas, dinding, dan tutup tangki. Alas tangki dibuat berupa lingkaran dengan diameter 36 cm. Untuk pembuatan dinding tangki, dibutuhkan lembaran stainless steel dengan panjang 114 cm dan tinggi 30 cm. Lembaran tersebut kemudian dilengkungkan sesuai bentuk alas tangki. Penyatuan alas dan dinding dilakukan dengan menggunakan las argon. Pada bagian pingir mulut tangki kemudian diberikan rangka dari kawat stainless steel agar tangki tidak mudah berubah bentuk karena tekanan vakum.

Pembuatan tutup tangki susu juga kemudian disesuaikan dengan bentuk lingkaran mulut tangki. Tutup tangki kemudian dilubangi menggunakan bor listrik sebagai tempat pemasangan 4 keran dan 1 vacuum gauge. Posisi lubang dibuat simetris dengan pusatnya adalah lubang untuk vacuum gauge. Celah-celah udara yang terjadi akibat pemasangan keran dan vacuum gauge kemudian dilapisi

sealant dari bahan silikon.

Pinggiran tutup pada bagian bawah yang akan menutup mulut tangki kemudian diberi karet lunak agar ketika ditutup tidak terjadi kebocoran udara. Untuk mengunci posisi tutup tangki terhadap mulut tangki digunakan 4 buah baut baja. Pada awalnya pengunci yang digunakan adalah pengunci jenis engsel dari plastik keras, namun ternyata tidak cukup kuat ketika tangki susu diberi tekanan vakum.

Gambar 5.4 Tangki susu

4.

Pompa Vakum

Pompa vakum yang digunakan adalah jenis rotary vane yang menggunakan tenaga listrik dengan daya 250 watt. Jenis pompa ini banyak dijual di toko alat-alat teknik sehingga mudah didapatkan. Ukuran pompa vakum tidak terlalu besar dan cara penggunaannya juga cukup praktis. Saluran inlet dari pompa vakum yang sudah ada kemudian dilengkapi dengan pipa T (percabangan dua) dari bahan besi (pipa ledeng). Pipa T dibuat dengan menggunakan 2 buah pipa. Sebelumnya ujung-ujung mulut pipa yang akan dihubungkan dengan inlet vakum dan keran terlebih dahulu dilakukan pembuatan ulir menggunakan mesin bubut. Salah satu pipa kemudian dilubangi bagian

33

tengah dindingnya sesuai dengan ukuran mulut pipa yang satunya lagi kemudian disambung menggunakan las listrik.

Gambar 5.5 Pompa vakum

5.

Selang Aliran Susu dan Selang Udara

Selang yang digunakan sebagai aliran susu dan udara menggunakan jenis selang yang mudah didapatkan di toko bahan bangunan. Untuk satu selang aliran susu dari teat cup ke keran pada tangki susu dibutuhkan selang sepanjang 1 meter. Selang aliran susu yang berukuran 5/8 inci mudah untuk

disambungkan pada keran ½ inci namun perlu dikencangkan menggunakan klem pengunci dari bahan

stainless steel. Sementara itu diameter dari bagian bawah karet liner pada teat cup adalah sama dengan diameter selang aliran susu sehingga membutuhkan penyambungan dengan sepotong kecil selang lain yang berdiameter sedikit lebih besar. Sementara itu untuk penggunaan selang udara, digunakan selang sepanjang 2 meter untuk satu aliran dari ruang denyut teat cup ke pulsator. Selang yang digunakan untuk aliran udara berukuran ¼ inci.

34

6.

Rangka

Rangka dibuat dari besi siku 3 cm x 3 cm dengan tebal 2 mm. Total panjang besi siku yang diperlukan dalam pembuatan rangka tidak lebih dari 6 meter. Bagian alas rangka dibuat dengan ukuran 40 cm pada bagian samping dan 50 cm pada bagian muka. Ketinggian rangka tanpa roda adalah 70 cm. Penyambungan besi siku dilakukan dengan menggunakan las listrik. Pada rangka dibuat dudukan untuk pompa vakum dari besi balok berongga berpenampang 12 mm x 12 mm. dimensi dudukan pompa dibuat dengan ukuran bagian dalam dudukan 22 cm x 12 cm. Untuk dudukan pulsator tipe pegas, dibuat tiang vertikal dengan tinggi 45 cm. Tiang ini berfungsi untuk menopang selongsong katup pegas dan motor penggerak pulsator. Agar selongsong katup pegas dan motor penggerak lebih stabil ketika bekerja maka dibuat semacam clamp untuk mencengkeram selongsong katup pegas dan motor penggerak pulsator. Clamp dibuat dari pelat besi yang dilengkungkan. Di bagian atas dudukan motor penggerak pulsator dibuat dudukan untuk boks regulator AC-DC. Untuk bagian handle, digunakan pipa stainless steel berdiameter 3 cm. Handle dipasang melintang pada bagian atas diantara 2 tiang utama besi siku. Pemasangan roda troli ukuran 4 inci kemudian dilakukan pada keempat sudut alas rangka. Dua roda bagian belakang dipasang agar dapat berbelok, sedangkan dua roda lainnya pada bagian depan tidak dapat berbelok. Setelah rangka selesai dibuat, agar besi siku tidak mudah berkarat maka dilakukan pengecatan dengan menggunakan cat semprot akrilik.

Gambar 5.7 Rangka

Dokumen terkait