• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeliharaan

Dalam dokumen PELAKSANAAN KONSTRUKSI TAMAN DAN PEMELIH (Halaman 69-80)

VII. PEMBAHASAN

7.2. Pemeliharaan

7.2.1. Organisasi dan Zonasi Ruang Kerja

Struktur organisasi bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Bekasi dalam kinerja di lapangan cukup fleksibel/ terkesan tidak kaku. Bagian kegiatan pemeliharaan dipegang oleh Kepala Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Taman dan Makam yang bertugas memberikan arahan kerja pada pelaksana operasional lapangan yang berjumlah 45 orang. Pelaksana operasional lapangan

bertugas melakukan kegiatan pemeliharaan rutin. Kepala Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Taman dan Makam ini juga memberikan arahan kerja administrasi yang dikerjakan oleh 6 orang. Seperti pada Lampiran 5 mengenai jadwal kegiatan wilayah kerja petugas pemeliharaan yang telah dibuat, pelaksana operasional lapangan yang terdiri dari koordinator dan petugas terlihat ada yang merangkap kedua peran tersebut. Namun, saat di lapangan terkesan kinerjanya cukup baik, dan telah menjadi tim kerja yang solid. Dijelaskan pula sebagai suatu bagian, pemeliharaan taman biasanya terdiri dari beberapa seksi yang bekerja secara spesifik dan bertujuan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas kerja (Arifin dan Arifin, 2005).

Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, maka diperlukan pembagian kerja yang spesifik seperti pada usulan struktur organisasi berikut.

Spesialisasi kerja pada bidang Pertamanan Kota Bekasi diperlukan untuk menggambarkan sejauh mana tugas-tugas di organisasi itu dibagi-bagi menjadi sejumlah pekerjaan tersendiri. Seksi perencanaan, desain dan konstruksi taman dan makam pada Gambar 13 berperan dalam memberi arahan teknis pembangunan taman dan makam yang melibatkan pihak kontraktor. Seksi pemeliharaan taman berperan dalam kegiatan operasional pemeliharaan. Seksi pembibitan berperan dalam kegiatan perbanyakan tanaman hias yang menyediakan tanaman untuk pelaksanaan dan pemeliharaan.

Bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Bekasi

Seksi Perencanaan, Desain dan Konstruksi Taman dan Makam

Seksi

Pemeliharaan Taman

Seksi Pembibitan

7.2.2. Pengelolaan Tenaga Kerja

Pembagian kerja dan tenaga kerja taman Kota Bekasi cukup baik dengan dibuatnya pembagian wilayah kerja. Bentuk taman Kota Bekasi umumnya sebagai jalur hijau jalan dan pulau jalan yang lebih diarahkan untuk menjaga estetika/keindahan fisik taman kota.

Peningkatan kinerja petugas taman perlu dilakukan, seperti tiap tiga bulan dilakukan rolling pekerjaan yang didasarkan pada hasil evaluasi pekerjaan di lapang. Rolling pekerjaan dimaksudkan agar pekerja terampil dalam mengerjakan semua jenis pekerjaan serta menghindari kejenuhan terhadap jenis pekerjaan yang sama. Pekerja yang kinerjanya baik dipertahankan pada lokasi dan jenis pekerjaan yang sama atau dipindahkan ke lokasi yang membutuhkan keterampilan lebih dan sering dilewati oleh user. Demikian sebaliknya dengan pekerja yang belum terampil. Pekerja yang kurang rajin dipindahkan ke lokasi yang sering dilewati user agar termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik.

Untuk lebih meningkatkan sense of belonging (rasa memiliki) terhadap taman, maka taman atau jalur hijau jalan perlu ada yang direncanakan dan dirancang ulang. Pada Gambar 15, pekerjaan merencanakan, merancang dan konstruksi menggunakan jasa kontraktor dengan melibatkan petugas pemelihara taman dalam kegiatan konstruksi.

7.2.3. Pemeliharaan Ideal

Pemeliharaan ideal pada taman dilakukan sebagai upaya menjaga taman baik fungsi/tujuan dibuatnya. Penerapan pemeliharaan ideal pada taman biasanya dengan penggunaan papan larangan untuk pengguna taman. Seperti pada beberapa lokasi taman yang dikelola bidang Pertamanan Kota Bekasi pada gambar berikut.

Gambar 14. Contoh Pemeliharaan Ideal yang ada pada taman Kota Bekasi Keterangan : (a) Taman Cut Meutia (b) Taman pulau Jl. PMI

7.2.4. Pemeliharaan Fisik

Pemeliharaan fisik yang ditujukan untuk menjaga kondisi taman agar taman tetap tampil indah, nyaman dan aman. Pemeliharaan yang dilakukan meliputi softscape dan hardscape. Pemeliharaan fisik pada bidang Pertamanan Kota Bekasi cenderung lebih mengerjakan pemeliharaan softscape. Karena pemeliharaan elemen hardscape yang ada hanya sedikit seperti pengecatan bak tanaman dan pembersihan paving.

Pembersihan area taman

Permasalahan yang terlihat adalah saat area taman atau jalur hijau jalan telah dibersihkan, dibiarkan beberapa hari menjadi timbunan di sudut taman ataupun pinggir jalan. Hal ini menyebabkan timbunan sampah hasil penyapuan menjadi berserakan akibat hembusan angin. Kurangnya koordinasi yang jelas dari koordinator taman dengan petugas pengangkut sampah, sehingga perlu komunikasi dan kerjasama yang baik antara pengawas taman dengan petugas pengangkut sampah. Karena petugas pengangkut sampah bukan dari bidang Pertamanan tapi bagian persampahan, jadi perlu diketahui titik area taman yang akan dilakukan pembersihan sehingga dapat diprediksikan waktu sampah yang harus diangkut.

(b) (a)

Penyiraman tanaman

Kegiatan penyiraman yang dilakukan sudah berjalan baik dari segi waktu penyiraman, ketersediaan peralatan dan ketersediaan air. Pada musim penghujan, kegiatan penyiraman tidak dilakukan, karena itu kegiatan difokuskan pada kegiatan operasional lain. Pembagian petugas penyiraman juga cukup baik dengan tiga mobil yang masing-masing mempunyai lokasi dan tenis kerja yang berbeda. Misalnya, ada satu mobil yang bertugas untuk menyiram jalur median jalan dengan media pot tanaman akan berbeda cara kerja penyiraman untuk taman pulau jalan (traffic island) yang tidak ada media pot.

Kendala yang dihadapi pada kegiatan penyiraman sama seperti pada laporan praktek kerja profesi (Erynayati, 2005) yaitu mempunyai masalah dengan nozzle (mata penyemprot yang pancaran airnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan). Jika nozzle ini mengalami kerusakan maka semburan air yang keluar dari mobil tangki tidak dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, sehingga semburan air yang keluar dari dalam tangki jatuh terlalu keras pada tanah dan tanaman pada taman menjadi rusak khususnya tanaman yang memiliki batang yang tidak kokoh serta dapat merusak tanaman yang baru ditanam. Akibat lain dari kerusakan pada nozzle, menyebabkan penyiraman jadi tidak merata, penyiraman pada semak dengan kerapatan padat seringkali hanya mengenai permukaan daun saja sedangkan tanah tidak tersiram dengan sempurna.

Pemangkasan

Pemangkasan tanaman ditujukan untuk mengontrol pertumbuhan tanaman sesuai yang diinginkan, menjaga keamanan serta menjaga kesehatan tanaman. Permasalahan yang seringkali dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah saat jalan yang ramai lalu lintas kendaraan sehingga perlu hati-hati. Pemangkasan rumput dan semak sudah berjalan dengan baik dimana dilakukan setiap hari untuk pemangkasan rumput sedangkan semak dilakukan dalam frekuensi mingguan. Untuk kegiatan pemangkasan pohon merupakan kegiatan insidental namun dilakukan dengan frekuensi waktu tahunan.

Elliot dan Widodo (1996) dalam Suryani (2007) menyatakan sebaiknya pemangkasan tidak dilakukan secara berat agar tidak dihasilkan luka pangkas

yang besar karena membutuhkan proses penyembuhan yang lama, terutama pada tanaman tua atau sakit. Prinsip pemangkasan perlu diketahui oleh pekerja agar dapat dipraktekkan di lapang.

Penggemburan dan pengendalian gulma

Kegiatan penggemburan yang dilakukan selama magang, pada taman- taman yang ada sudah cukup baik, meskipun tenaga kerja yang melakukan pekerjaan ini terbatas. Bahkan dari pengamatan di lapang, ada tenaga kerja yang biasanya memangkas semak juga turut berperan melakukan penggemburan namun cara yang dilakukan sudah baik. Pekerjaan ini biasanya dikerjakan bersamaan waktunya dengan penyiangan. Tanah yang gembur sangat diperlukan agar pertumbuhan tanaman optimum (Sulistyantara, 2005). Penggemburan tanah akan memberikan sirkulasi udara yang baik di daerah perakaran (Arifin dan Arifin, 2005).

Pengendalian Hama dan Penyakit

Respon petugas pemelihara cukup baik dan cepat dalam menangani kemunculan HPT. Namun hal tersebut kurang optimal karena tidak diimbangi dengan tersedianya pestisida sehingga kegiatan pengendalian hama dan penyakit tanaman belum dapat dikatakan sempurna. Meskipun tidak dapat dilakukan dengan baik, hama dan penyakit yang ada umumnya terdapat pada tanaman semak yang dapat diatasi dengan memangkas semak yang terkena serangan hama dan penyakit tanaman tersebut.

Pemupukan

Kegiatan pemupukan yang dilakukan pada Taman Cut Meutia, diberikan pupuk majemuk NPK 15-15-15. Hal ini lebih baik, karena sebagian besar tanaman memerlukan ketiga unsur hara N, P dan K. Kegiatan pemupukan sangat diperlukan untuk keberlangsungan pertumbuhan berbagai jenis tanaman. Suatu pupuk adalah bahan yang memberikan zat hara pada tanaman. Pupuk biasanya diberikan pada tanah, tetapi dapat pula diberikan lewat daun atau batang sebagai larutan (Harjadi,1978). Dalam kegiatan pemupukan bidang Pertamanan Kota Bekasi ini, pemupukan diberikan pada tanah yang telah digemburkan.

Menurut Lingga (1986), setiap tanaman memerlukan paling tidak 16 unsur hara untuk pertumbuhannya yang normal. Dari 16 unsur ini, 3 unsur (karbon, hidrogen, oksigen) diperoleh dari udara, 13 unsur lagi disediakan oleh tanah. Dari 13 unsur hara, hanya 6 unsur yang diambil tanaman dalam porsi cukup banyak. Karena dibutuhkan dalam jumlah banyak, maka disebut unsur makro (yaitu N,P,K,S,Ca,Mg). Unsur N, P, K yang dibutuhkan dalam jumlah banyak dan mutlak ada maka pupuk yang sering ada diutamakan mengandung ke tiga unsur tersebut. Dan muncullah pupuk yang mengandung N (seperti urea), P (seperti TSP), dan K (seperti KCl).

Di bidang Pertamanan Kota Bekasi pupuk yang diberikan pupuk majemuk NPK mutiara 15-15-15 seperti yang dilakukan pada Taman Cut Meutia. Berdasarkan keterangan yang diperoleh, kegiatan pemupukan diberikan pada saat tanam untuk pohon, tanaman semak, dan rumput. Pada masa pemeliharaan, pemberian pupuk dilakukan dengan cara menabur di atas permukaan tanah. Pemakaian pupuk organik sebaiknya diterapkan dengan memperoleh humus/kompos yang berasal dari sisa-sisa tanaman. Untuk memperoleh humus/kompos ini salah satunya dapat dibuat dengan sanitary landfill pada salah satu sudut taman sehingga dapat membantu aktivitas pembersihan area taman. Penyulaman tanaman

Kegiatan penyulaman tanaman yang dilakukan pada salah satu taman ini sudah cukup baik meskipun tenaga kerja yang melakukan pekerjaan ini terbatas. Kegiatan ini dilakukan tanpa memperhatikan musim, karena kerusakan tanaman hias dapat terjadi kapan saja sehingga kegiatan ini tetap dilakukan. Penyulaman dilakukan dengan tetap memperhatikan desain yang telah dibuat. Cara ini memungkinkan kita mengganti tanaman dengan jenis yang lain dari yang ditanam sebelumnya (Sulistyantara, 1992).

Pembersihan paving

Kendala yang terjadi adalah belum adanya tindakan efektif dan efisien baik untuk pengendalian maupun pemberantasan rumput pada paving yang mengganggu fungsi dan keindahan penglihatan serta tujuan semula dari perancang dan perencana taman. Pemeliharaan paving ini sebaiknya lebih ditekankan pada

pemeliharaan rutin. Cara mengatasi gulma pada paving selain menggunakan kored yaitu dengan penyemprotan herbisida.

7.2.4 Kapasitas Kerja dan Efektifitas Kerja

Selain dengan mengetahui kapasitas kerja, kegiatan pemeliharaan dapat dinilai dari jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pemeliharaan taman atau jalur hijau Kota Bekasi. Dari hasil Tabel 12 menunjukkan bahwa jumlah petugas Taman Cut Meutia saat ini yang dikerjakan oleh 2 orang masih kurang. Kenyataan di lapang, para petugas bekerja dengan tidak ada target waktu, sehingga untuk kegiatan seperti penggemburan dapat terselesaikan beberapa hari untuk Taman Cut Meutia yang saat ini dikerjakan 2 orang. Jika dihitung dengan pendekatan jumlah HOK (Hari Orang Kerja) seperti tertera pada Tabel 12, maka kebutuhan petugas taman dalam pekerjaan pemeliharaan Taman Cut Meutia adalah 6 orang dengan catatan dalam satu tahun.

Kendala yang terlihat adalah jumlah tenaga kerja pada satu taman yang tidak mencukupi seperti pada Taman Cut Mutia. Bidang Pertamanan Kota Bekasi termasuk menggunakan sistem pemeliharaan unit. Karena terlihat keseharian aktivitas petugas taman dengan pekerjaan dan lokasi taman yang telah menjadi tanggungjawab masing-masing petugas dalam sebuah tim kerja. Menurut Sternloff dan Warren (1984), sistem pemeliharaan unit, yaitu semua unit melakukan semua jenis pekerjaan pemeliharaan sendiri. Keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan sistem ini adalah:

- Karyawan lebih mengenal fasilitas yang ada - Relatif lebih mudah dalam menentukan penugasan

- Memudahkan direktur unit mengontrol pemeliharaan dan program karyawan sehingga lebih mudah terkoordinasi

Tabel 12. Kebutuhan HOK Pemeliharaan Taman dalam satu tahun (Sistem Unit) di Taman Cut Meutia dan Taman Segitiga Jl. Ahmad Yani 

No Parameter KK Jumlah Waktu yang dibutuhkan HOK Frek. Per tahun HOK setahun Kebutuhan Pekerja Pembulatan [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8]  {[2]:[1]} [3]:4 {[4]*[5]} hari kerja {6}:245    1 Taman Cut Meutia    Pembersihan area (penyapuan) 100m2 997.1 m² 9.97 2.49 312 776.88    Penyiraman tanaman 500m2 1068.9m² 2.14 0.54 312 168.48    Pemangkasan rumput 129.6m2 997.1m² 7.69 1.92 245 470.4    Pemangkasan semak dan penutup tanah 24.8m2 71.8m² 2.90 0.72 24 17.28    Pemupukan semak dan penutup tanah 200m2 71.8m² 0.36 0.09 24 2.16    Pemupukan pohon 7 phn 68 phn 9.71 2.43 24 58.32    Penggemburan dan penyiangan semak dan penutup tanah 18.9m2 71.8m² 3.80 0.95 48 45.6    Pembersihan perkerasan paving dari rumput dengan manual 12.6m2 25m² 1.98 0.50 48 24    JUMLAH HOK 1563.12 6.38 6 2 Taman Segitiga Ahmad Yani Pembersihan area (penyapuan) 100m2 378.8m² 3.79 0.95 312 296.4 Penyiraman tanaman 500m2 451.8m² 0.90 0.22 312 68.64 Pemangkasan rumput 129.6m2 378.8m² 2.92 0.73 245 178.85    Pemangkasan semak dan penutup tanah 24.8m2 73.09m² 2.95 0.74 24 17.76    Pemupukan semak dan penutup tanah 200m2 73.09m² 0.36 0.09 24 2.16    Pemupukan pohon 7 phn 0 0 0 24 0    Penggemburan dan penyiangan semak dan penutup tanah 18.9m2 73.09m² 3.87 0.97 48 46.56    JUMLAH HOK 610.37 2.49 3

Ket: KK : Kapasitas Kerja Pengamatan Pemeliharaan Pertamanan Kota Bekasi HOK : Hari Orang Kerja (3.5 jam)

7.2.5. Jadwal Pemeliharaan

Hal yang menjadi kendala adalah tidak adanya target dan keterbatasan kemampuan pekerja untuk mematuhi jadwal yang telah dibuat. Program kerja yang diketahui hanya pada jadwal pembagian wilayah kerja dan setiap petugas mempunyai kegiatan pemeliharaan masing-masing. Untuk waktu kapan petugas harus memangkas, menyulam, memupuk, jika ada perintah dari koordinator lapang.

Dalam pengamatan di lapang, evaluasi belum rutin dilakukan setiap bulan, sehingga perlu ada evaluasi terhadap jadwal pembagian kerja dan kegiatan pemeliharaan. Taman yang ada tidak dikatakan tingkat pemeliharaan yang tinggi, tapi dari beberapa taman ada yang perlu dipertahankan bentuknya, seperti pada taman pulau jalan (traffic island) PMI yang mempunyai fungsi estetika dan kenyamanan pengguna jalan yang baik. Untuk Taman Cut Meutia, keberadaan taman tersebut di dekat terminal yang banyak dilintasi transportasi dan tingkat polutan yang tinggi, maka taman perlu ditingkatkan pemeliharaan dari pertumbuhan tanaman dan perlu penyulaman dengan tanaman yang mereduksi polusi udara transportasi seperti hanjuang merah. Selain itu, perlunya pemindahan lokasi terminal kota yang saat ini terlihat semerawut.

Untuk taman alun-alun yang juga merupakan salah satu bentuk RTH Kota Bekasi yang terluas dari taman atau bentuk RTH lainnya yang dikelola bidang Pertamanan Kota Bekasi. Alun-alun dapat ditingkatkan fungsi keberadaannya sebagai hutan kota. Sebaiknya alun-alun Kota Bekasi perlu dirancang ulang dengan mengetahui beberapa hal antara lain (1) persepsi masyarakat Kota Bekasi mengenai hutan kota, (2) persepsi terhadap alun-alun pada saat ini, dalam kaitannya dengan fungsi alun-alun sebagai RTH, (3) sejarah perkembangan alun- alun dan faktor-faktor penyebab perubahan fungsi alun-alun, (4) dan mengevaluasi fungsi alun-alun sebagai RTH.

7.2.6. Alat dan Bahan Pemeliharaan

Berdasarkan data inventarisasi dan hasil pengamatan, diketahui bahwa peralatan pemeliharaan bidang Pertamanan Kota Bekasi tergolong sederhana dan

kurang dari segi kuantitas maupun keragaman, terutama gunting potong tanaman semak. Selain keterbatasan alat, bahan pemeliharaan juga tidak selalu tersedia di gudang. Hal tersebut mempengaruhi kecepatan penanganan masalah di lapang. Pendataan alat dan bahan pemeliharaan yang dilakukan setiap satu bulan sekali dapat ditindaklanjuti dengan pengajuan pembelian alat dan bahan yang masih kurang atau belum dimiliki demi lancarnya pekerjaan pemeliharaan.

Alat pertamanan ada yang bersifat sementara dan cepat rusak, ada pula yang relatif tahan lama. Masa efektif peralatan tersebut sebenarnya tergantung dari aspek perawatan dan penyimpanan sesudah digunakan. Peralatan dapat tahan lama bila dirawat dan disimpan secara benar. Sebaliknya, penyimpanan dan penggunaan yang sembarangan serta tidak pernah dirawat dapat mempercepat rusaknya alat-alat pemeliharaan taman (Arifin dan Arifin, 2005).

Dalam dokumen PELAKSANAAN KONSTRUKSI TAMAN DAN PEMELIH (Halaman 69-80)

Dokumen terkait