• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KONSTRUKSI TAMAN DAN PEMELIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PELAKSANAAN KONSTRUKSI TAMAN DAN PEMELIH"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

RATIH MARINA KURNIATY

A34204032

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

dan Pemeliharaan RTH Jalan Kota Bekasi. (Dibawah bimbingan Dr. Ir. NIZAR NASRULLAH, MAgr).

Kota Bekasi merupakan kota yang memiliki letak strategis di antara dua propinsi, yaitu DKI Jakarta dan Jawa Barat. Bekasi sebagai kota yang bersebelahan dengan ibukota Jakarta, membutuhkan sarana pendukung baik transportasi, perumahan, kawasan perbelanjaan, kawasan rekreasi maupun kawasan bisnis yang berfungsi dengan baik. Kota Bekasi memerlukan taman-taman kota yang berfungsi sebagai penyeimbang terhadap ruang terbangun.

Pelaksanaan konstruksi taman dan pemeliharaan RTH jalan Kota Bekasi diikuti melalui magang pada lokasi Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman Kota Bekasi dibawah bimbingan bidang Pertamanan Kota Bekasi. Bentuk RTH di Kota Bekasi yang dikelola bidang pertamanan berupa taman alun-alun, jalur hijau jalan, dan pulau jalan (traffic island). Tujuan khusus dari magang adalah mengetahui dan memahami proses dalam kegiatan pemeliharaan dan pelaksanaan pekerjaan lanskap Kota Bekasi. Hasil identifikasi aspek-aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan taman-taman Kota Bekasi diperoleh melalui pengamatan kegiatan pemeliharaan dan pelaksanaan konstruksi taman.

Tujuan selanjutnya adalah menganalisis permasalahan dan memberi solusi dalam penataan lanskap Kota Bekasi khususnya dalam pemeliharaan dan pelaksanaan lanskap. Untuk kegiatan pemeliharaan dianalisis termasuk kebutuhan tenaga kerja dalam satu tahun.

Kegiatan pelaksanaan konstruksi selama magang dilaksanakan di median Jl. Chairil Anwar dan taman pulau (traffic island) Jl. PMI. Untuk kegiatan pemeliharaan dilakukan bertempat di Taman Cut Meutia, dan mengikuti semua kegiatan pemeliharaan taman-taman yang dikelola bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Bekasi.

(3)

penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi dan negosiasi baik teknis maupun biaya.

Jenis pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan secara rutin meliputi pembersihan area taman, penyiraman tanaman, pemangkasan rumput, pemangkasan semak, penutup tanah dan pohon, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, pengendalian gulma, penyulaman tanaman, dan pembersihan perkerasan. Pemeliharaan fisik yang dilakukan meliputi pemeliharaan softscape dan hardscape. Pemeliharaan fisik pada bidang Pertamanan Kota Bekasi cenderung lebih mengerjakan pemeliharaan softscape. Karena pemeliharaan elemen hardscape yang ada hanya sedikit seperti pengecatan bak tanaman dan pembersihan paving.

Analisis kapasitas kerja petugas taman diperoleh dengan membandingkan kapasitas kerja petugas pemeliharaan taman antara bidang Pertamanan Kota Bekasi dengan pustaka. Nilai efektivitas yang lebih tinggi hanya pada kegiatan pemangkasan semak dan penutup tanah dengan gunting pangkas. Nilai efektivitas yang lebih rendah pada kebanyakan kegiatan pemeliharaan dapat disebabkan karena sistem pemeliharaan yang digunakan membuat pekerjaan menjadi monoton untuk tiap petugas. Selama jam kerja sebagian dari mereka kurang memanfaatkan waktu dengan baik. Hal ini juga dapat disebabkan karena kurangnya dukungan pengawas lapangan sehingga motivasi pekerja cenderung menurun.

(4)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh:

Ratih Marina Kurniaty A34204032

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(5)

Judul : Pelaksanaan Konstruksi Taman dan Pemeliharaan RTH Jalan Kota Bekasi

Nama : Ratih Marina Kurniaty

NRP : A34204032

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr.Ir. Nizar Nasrullah, Magr NIP 131 578 792

Menyetujui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof.Dr.Ir.Didy Sopandie, M.Agr NIP 131 124 019

(6)

merupakan putri pertama dari Bapak Santoso dan Ibu Desmutia Yetty. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara.

Penulis memperoleh pendidikan pertama di TK At-Taqwa pada tahun 1990/1992. Pendidikan selanjutnya di SDS Harapan Indonesia sampai tahun 1998. Penulis diterima di SLTPN 5 Bekasi dan lulus pada tahun 2001. Di sekolah lanjut tingkat pertama ini, penulis pernah berkecimpung dalam kegiatan PMR. Penulis melanjutkan pendidikan dan diterima di SMUN 4 Bekasi. Penulis pernah terlibat dalam kegiatan KIR SMUN 4 Bekasi. Penulis pernah mengikuti Olympiade Kimia di Universitas Indonesia tahun 2003.

Penulis melanjutkan pendidikan dan diterima di Institut Pertanian Bogor melalui USMI dengan Program Studi Arsitektur Lanskap. Saat di perguruan tinggi, pengalaman organisasi penulis pertama kalinya melangkah dalam kegiatan DKM Al-Hurriyyah IPB tahun 2004 hingga 2007. Penulis pernah terlibat dalam HIMASKAP periode 2005/2006 sebagai sekretaris. Penulis pernah berkecimpung dalam kegiatan DPM FAPERTA periode 2006/2007.

(7)

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum, Wr.Wb.

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat, nikmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “ Pelaksanaan Konstruksi Taman dan Pemeliharaan RTH Jalan Kota Bekasi”.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik dari segi moral maupun material. Pihak-pihak tersebut antara lain:

1. Papa dan Mama, terima kasih atas do’a dan kasih sayang selama ini kepada penulis. Intan, adik-ku, terima kasih juga atas semangat dan do’anya.

2. Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr., selaku dosen pembimbing akademik dan dosen pembimbing skripsi penulis selama masa perkuliahan. Terimakasih atas bimbingan, motivasi, dan dukungan yang selalu diberikan pada penulis. 3. Dr. Ir. Tati Budiarti, MS., selaku dosen penguji 1, terima kasih atas masukan,

saran, dan kritik yang membangun.

4. Dr. Ir. Andi Gunawan, MSc., selaku dosen penguji 2, terima kasih atas masukan, saran, dan kritik yang membangun.

5. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Bekasi, Badan Pusat Statistik Kota Bekasi, Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Dinas Tata Kota dan Pemukiman Kota Bekasi, terima kasih atas data-data yang dibutuhkan penulis.

6. Bu Novi, Bu Ade, Bu Ummi, Bu Ida, Pak Agus dan staf-staf Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Bekasi, terima kasih atas bimbingan dan bantuannya

(8)

8. Teman-teman KKP penulis (Efi, Desi, Sari, Dede, dan Yudi), terima kasih atas kebersamaan dan persaudaraan selama KKP di Subang, Kecamatan Cisalak, Desa Pasanggrahan.

9. Peserta yang menghadiri seminar penulis, terimakasih atas pertanyaan yang diberikan sebagai suatu masukan yang berarti.

10. Teman-teman Pebimbing Akademik (Putri, Fida, dan Soni) dan se-Pembimbing Skripsi (Occy, Ozi, dan Kak Piko), terima kasih atas kebersamaan dan motivasinya.

11. Saudara-saudara penulis lainnya di Lanskap’41…(Aini, Karina, Hendi, Ria, Memey, Lintang, Sari, Dita, Mba Yu, Dimas, Neno, Nana, Syita, Anjar, Anggy, Imad, Wahyuni, Dini, Tyas, Sekar, Dina, Dayat, Buyung, Dewina, Deni, Ipah, Putera, Ridho, Ita, Intan, Fuji, Diana, Cici, Krista, Diah, Faikoh), terima kasih atas kebersamaan dan persaudaraan dalam suka dan duka selama ini. Thanks for the memories.

12. Teman-teman se-Lanskap (angkatan 38, 39, 40, 42, dan 43), Terima kasih atas motivasi, saran, dan do’anya.

13. Pihak-pihak lain yang tidak sempat disebutkan, terima kasih atas semuanya. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam hasil tugas akhir ini. Walau demikian, dengan segala kekurangannya penulis tetap berharap semoga hasil studi dari magang penulis ini dapat memberikan manfaat bagi pihak bidang Pertamanan Kota Bekasi khususnya dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.

Wassalam.

Bogor, Agustus 2008

(9)

DAFTAR ISI

 

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 2

1.3. Manfaat ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Definisi Kota ... 4

2.2. Taman Kota sebagai Ruang Terbuka Hijau ... 4

2.3. Lanskap dan Taman ... 6

2.4. Sistem Pertamanan Kota ... 7

2.5. Pelaksanaan Lanskap ... 8

2.6. Pemeliharaan Lanskap ... 10

2.7. Manajemen Pemeliharaan ... 12

2.8. Sistem Pemeliharaan ... 13

2.9. Jalur Hijau Jalan dan Pemeliharaan Fisik ... 14

III. METODOLOGI ... 16

3.1. Lokasi dan Waktu ... 16

3.2. Metode Kerja ... 17

3.3. Kerangka Pikir ... 20

IV. KONDISI UMUM ... 22

4.1.Sejarah Kota ... 22

4.2. Wilayah Adminstrasi ... 23

4.3. Kondisi Fisik ... 25

4.4. Kondisi Sosial Ekonomi ... 27

4.5. Rencana Tata Ruang Kota Bekasi ... 27

4.5.1. Maksud dan Tujuan Penataan ... 27

4.5.2. Kebijaksanaan Pengembangan RTH ... 28

4.6. Profil DKPP ... 34

(10)

V. PELAKSANAAN KONSTRUKSI ... 37

5.1. Pelaksanaan Administrasi ... 37

5.2. Pelaksanaan Konstruksi Taman ... 38

VI. PEMELIHARAAN ... 40

6.1. Organisasi dan Zonasi Ruang Kerja ... 40

6.2. Pemeliharaan Fisik ... 42

Pembersihan Area ... 42

Penyiraman tanaman ... 43

Pemangkasan ... 44

Penggemburan dan Pengendalian Gulma ... 45

Pengendalian hama dan penyakit ... 46

Pemupukan ... 46

Penyulaman tanaman ... 47

Pembersihan paving ... 47

6.3. RTH yang Dikelola Bidang Pertamanan Kota Bekasi ... 47

6.4. Kapasitas dan Efektivitas Kerja ... 49

6.5. Alat dan Bahan Pemeliharaan ... 50

6.6. Biaya Pemeliharaan ... 51

6.7. Jadwal Pemeliharaan ... 52

VII. PEMBAHASAN ... 54

7.1. Pelaksanaan Konstruksi ... 54

7.1.1. Pelaksanaan Administrasi ... 54

7.1.2. Pelaksanaan Konstruksi Pagar Taman ... 54

7.2. Pemeliharaan ... 55

7.2.1. Organisasi dan Zonasi Ruang Kerja ... 55

7.2.2. Pengelolaan Tenaga Kerja ... 57

7.2.3. Pemeliharaan Ideal ... 57

7.2.4. Pemeliharaan Fisik ... 58

Pembersihan Area ... 58

Penyiraman tanaman ... 59

Pemangkasan ... 59

(11)

Pengendalian hama dan penyakit ... 60

Pemupukan ... 60

Penyulaman tanaman ... 61

Pembersihan paving ... 61

7.2.5. Kapasitas dan Efektivitas Kerja ... 62

7.2.6. Jadwal Pemeliharaan ... 64

7.2.7. Alat dan Bahan Pemeliharaan ... 64

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

8.1. Kesimpulan ... 66

8.2. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68

(12)

DAFTAR TABEL

No Teks Halaman

1. Jenis Pengadaan Barang/Jasa ... 10

2. Jadwal Kegiatan Magang ... 17

3. Jenis Data, Unit Data, Sumber, Cara Pengumpulan dan Kegunaan ... 19

4. Wilayah Administrasi Kota Bekasi ... 24

5. Jumlah Penduduk Kota Bekasi (jiwa) ... 27

6. Luasan Eksisting RTH Kota Bekasi berdasarkan Survei tahun 2007 ... 33

7. Urutan Kegiatan Pelelangan Umum ... 38

8. Kapasitas dan Efektivitas Kerja ... 50

9. Alat-alat Kerja Kegiatan Pemeliharaan ... 51

10. Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan ... 52

11. Kebutuhan HOK Pemeliharaan Taman dalam satu tahun (Sistem Unit) .... 63

 

 

 

 

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Peta Lokasi Kegiatan Magang ... 16

2. Kerangka Pemikiran ... 21

3. Peta Batas Wilayah Administratif Kota Bekasi ... 23

4. Struktur DKPP Kota Bekasi ... 35

5. Pemasangan Tiang Pagar di taman pulau Jl. PMI ... 38

6. Struktur Pembagian Kerja dan Jumlah Tenaga Kerja ... 41

7. Mekanisme Pengangkutan Sampah Kota Bekasi ... 43

8. Pengisian Air dengan Mobil Tangki Air ... 44

9. Salah Satu Kegiatan Awal Penggemburan ... 45

10. Hama Keong pada Agave sp. ... 46

11. Kegiatan Pembersihan paving Taman Cut Meutia dari gulma ... 47

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Halaman

1. Perbandingan Kondisi RTH Kota Bekasi dengan RTRW Kota Bekasi

tahun 2000-2010 ... 70

2. Kualitas Jenis-jenis RTH di Kota Bekasi ... 74

3. Taman-taman yang dikelola bidang Pertamanan tahun 2005 ... 77

4. Rumusan Penghitungan HOK ... 78

5. Jadwal Kegiatan Wilayah Kerja Petugas Pemeliharaan Taman ... 79

6. Anggaran Biaya Pemeliharaan Tahun 2008 ... 82

7. Detail Konstruksi Pagar Taman ... 84

(15)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Letak Kota Bekasi yang bersebelahan dengan ibukota Jakarta, membutuhkan sarana pendukung baik transportasi, perumahan, kawasan perbelanjaan, kawasan rekreasi maupun kawasan bisnis yang berfungsi dengan baik. Kota Bekasi memerlukan taman-taman kota yang berfungsi sebagai penyeimbang terhadap ruang terbangun. Taman-taman Kota Bekasi memiliki masalah yang berbeda-beda dari masalah estetika, pemeliharaan, maupun fungsi. (DKPP Kota Bekasi, 2005)

Perda No. 4 tahun 2000 tentang rencana tata ruang Kota Bekasi yang memperhatikan kebutuhan terhadap ruang-ruang terbuka hijau. Dalam hal ini, RTH difungsikan untuk: (1) Meningkatkan kualitas kehidupan Kota Bekasi, (2) Membentuk paru-paru kota di tengah-tengah sistem transportasi, perdagangan dan industri, (3) Area rekreasi terbuka dan murah bagi warga Kota Bekasi, (4) Media-media visualisasi kota yang menarik, segar dan hijau, (5) Ruang-ruang terbuka pendukung dan penghubung antara ruang-ruang aktifitas kota, (6) Memberi citra positif terhadap Kota Bekasi dalam bentuk penataan dan perencanaan taman yang lebih estetis, spesifik dan memiliki karakteristik. (DKPP Kota Bekasi, 2005)

Untuk mewujudkan RTH Kota Bekasi sesuai yang diharapkan, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Bekasi memiliki tugas dan fungsi membangun dan memelihara RTH. Tahap pelaksanaan lanskap dibagi dalam pelaksanaan administrasi dan pelaksanaan fisik. Pelaksanaan administrasi merupakan proses administrasi pengadaan pengadaan barang/jasa suatu proyek. Proses pengadaan barang/jasa meliputi tahapan perencanaan kebutuhan, pemilihan penyedia barang/jasa, pelaksanaan kontrak dan penerimaan barang/jasa.

(16)

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Bekasi secara rutin melakukan pemeliharaan RTH agar RTH dapat berfungsi dan memberi estetika kota. Oleh karena itu, magang (internship) di Kota Bekasi dalam kegiatan pelaksanaan dan pemeliharaan Ruang Terbuka Hijau akan bermanfaat bagi mahasiswa dalam menambah ilmu dan keprofesian mahasiswa.

1.2. Tujuan

Tujuan umum

  Secara umum tujuan dari magang ini yaitu:

1. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan serta memperluas wawasan dan keahlian untuk mencapai profesionalisme di bidang Arsitektur Lanskap.

2. Mengembangkan sikap dan keterampilan mahasiswa melalui keikutsertaan dalam kegiatan lapang dan pengamatan teknik di lapang.

3. Mengenal dan menganalisis permasalahan yang ada pada lanskap perkotaan dan mencari alternatif pemecahannya.

Tujuan khusus

Secara khusus tujuan dari kegiatan magang antara lain:

1. Mengetahui dan memahami proses dalam kegiatan pelaksanaan dan pemeliharaan RTH Kota Bekasi.

2. Menganalisis permasalahan dan memberi solusi dalam aspek pemeliharaan dan pelaksanaan lanskap.

1.3. Manfaat

  Manfaat yang diperoleh dari kegiatan magang antara lain:

(17)

2. Menambah kemampuan untuk dapat mengaplikasikan teori-teori yang telah diberikan pada perkuliahan pada pelaksanaan dan pemeliharaan secara nyata di lapangan. 

(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Kota

Kota adalah suatu pusat populasi yang luas dan padat penduduknya untuk aktivitas ekonomi, sosial dan politik, mempunyai sebuah posisi geografi yang relatif tetap dan kekuasaan pemerintah spesifik. Selain itu, suatu kota harus tumbuh, berfungsi untuk organisme di dalamnya, cukup cahaya, udara, air, makanan, sirkulasi yang baik, sistem manajemen pengolahan limbah yang baik, terciptanya pembaharuan atau kota tersebut akan rusak dan mati (Simonds, 1983). Menurut Gallion dan Eisner (1994) bahwa kota merupakan sebuah pusat industri, perdagangan, pendidikan, pemerintahan atau mencakup semua kegiatan tersebut. Kota merupakan kawasan yang memiliki keaktifan, keanekaragaman dan kompleksitasnya (Branch, 1995). Dijelaskan pula bahwa kepadatan perkotaan tergantung pada tiga kondisi: persentase luas tanah yang tertutup oleh bangunan tanpa adanya ruang terbuka, ketinggian bangunan, dan banyaknya ruang terbuka yang permanen di seluruh wilayah kota.

Dalam Permendagri No. 1 tahun 2007 dijelaskan bahwa kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

2.2. Taman Kota sebagai Ruang Terbuka Hijau

(19)

Taman merupakan salah satu jenis RTH yang menjadi daya tarik lingkungan yang memberikan nilai tambah. Taman dalam pengertian terbatas merupakan sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai keindahan, kenyamanan, dan keamanan bagi pemilik atau penggunanya (Arifin, 2005).

Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat RTHKP adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika. Penataan RTHKP adalah proses perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian RTHKP (Permendagri No 1 tahun 2007).

Fungsi Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (Permendagri No 1 tahun 2007) adalah

a. Pengamanan keberadaan kawasan lindung perkotaan b. Pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air dan udara c. Tempat perlindungan plasma nutfah dan keanekaragaman hayati d. Pengendali tata air, dan

e. Sarana estetika kota

Manfaat Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (Permendagri No 1 tahun 2007) adalah

a. Sarana untuk mencerminkan identitas daerah b. Sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan c. Sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial d. Meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan

e. Menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah f. Sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula g. Sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat

h. Memperbaiki iklim mikro

i. Meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan

(20)

pemukiman; taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial, taman hutan raya; hutan kota; hutan lindung; bentang alam (seperti gunung, bukit, lereng dan lembah); cagar alam; kebun raya; kebun binatang; pemakaman umum; lapangan olahraga; lapangan upacara; parkir terbuka; lahan pertanian perkotaan; jalur di bawah tegangan tinggi; sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa; jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian; kawasan dan jalur hijau; daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara; dan taman atap (roof garden).

2.3. Lanskap dan Taman

Taman kota adalah ruang terbatas penggunaannya dan lentur bentuknya yang dikembangkan dengan struktur yang minimal dan didominasi oleh elemen alami yang dikembangkan dengan struktur minimal dan didominasi oleh elemen alami yang dipergunakan untuk tempat santai secara umum (Eckbo, 1964).

Taman kota (Eckbo,1964) dibedakan berdasarkan luas dan penggunaannya terdiri dari:

(1) Neighborhood Park

Taman ini terletak di sekitar pemukiman dan luasnya sekitar 2-4 ha sebagai fasilitas rekreasi dan area interaksi sosial dalam lingkungan pemukiman ketetanggaan.

(2) Community Park

Taman ini mempunyai sifat yang lebih akumulatif daripada ”neighborhood park” dan untuk menampung kegiatan rekreasi bagi warga dalam bentuk suatu ”community” dan luasnya sekitar 4-20 ha atau lebih

(3) City dan Regional Park

(21)

Lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Dalam suatu lanskap karakter harus menyatu secara harmonis dan alami untuk memperkuat karakter lanskap tersebut. Bentangan alam, salah satu contohnya adalah lingkungan kehidupan manusia maupun hewan, lebih sederhana lagi dapat dicontohkan dengan sebuah alam/lingkungan habitat kupu-kupu baik buatan manusia maupun hasil proses alam (Simonds, 1983).

2.4. Sistem Pertamanan Kota

Standarisasi taman-taman kota tergantung dari keadaan kota tersebut seperti topografi, luas kota, jumlah penduduk, kebiasaan sosial masyarakat dan kebijaksanaan pemerintah setempat (Eckbo, 1964). Menurut Dahl dan Molnar (2003), dijelaskan bahwa sistem pertamanan meliputi langkah-langkah berikut: 1. Awalnya, sebuah inventarisasi dibuat dengan taman yang ada meliputi ukuran

luas, lokasi, dan aktivitas yang tersedia. Ini menunjukkan kondisi taman saat itu.

2. Menentukan ukuran luas yang ada dibandingkan dengan standar nasional yang dipertimbangkan menjadi batas minimum untuk populasi yang ada. Sebagai contoh, standar yang diusulkan untuk kota kecil sebaiknya luas taman 4,6 ha untuk 1000 orang. Selanjutnya, sasaran tersebut ditetapkan. 3. Langkah berikutnya adalah menentukan dimana wilayah pemerintahan

dengan wilayah yang berpotensi untuk rekreasi ditempatkan. Bidang ini diidentifikasi dengan analisa keberadaan alam dan kondisi budaya. Kemudian belajar memahami tekanan populasi, arah perkembangan masa depan, daya tarik pada waktu luang yang dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, etnik, dan penghasilan kelompok yang diadakan untuk menyediakan informasi yang akan memungkinkan perencana untuk mengetahui lahan berpotensi tinggi yang diperoleh secara nyata.

(22)

2.5. Pelaksanaan Lanskap

Menurut Simonds (1983), pelaksanaan (construction) merupakan tahap yang dilakukan setelah proses perencanaan dan perancangan selesai. Menurut Harris dan Dines (1988), tahap pelaksanaan terdiri dari:

1. Pekerjaan pembangunan, pengawasan, dan koordinasi yang mencakup administrasi, jadwal kerja, laporan, dokumentasi, pengawasan serta kontrol biaya.

2. Penerimaan pekerjaan, meliputi penyetujuan kelengkapan pekerjaan dan pembayaran kepada kontraktor.

Pelaksanaan Administrasi

Pelaksanaan administrasi lanskap adalah pekerjaan lanskap yang dimulai dengan proses pembuatan dokumen pelaksanaan, tahap pelelangan, pembuatan surat-surat, berita acara, perjanjian kerja/ kontrak dan pembuatan form untuk laporan selama kegiatan pelaksanaan fisik serta beberapa prosedur kerja sebagai penuntun dan panduan pekerjaan di lapang (Simonds, 1983).

Pelaksanaan administrasi merupakan proses administrasi pengadaan barang dan jasa untuk suatu proyek. Pengadaan barang/jasa adalah kegiatan pengadaan barang/jasa yang diperlukan perusahaan, meliputi pengadaan: barang, jasa pemborongan, jasa konsultasi dan jasa lainnya. Proses pengadaan barang/jasa meliputi tahapan perencanaan kebutuhan, pemilihan penyedia barang/jasa, pelaksanaan kontrak dan penerimaan barang/jasa. Menurut Perpres RI No 85 tahun 2006, tentang perubahan keenam atas Keppres No 80 tahun 2003 paragraf kedua pasal 17, pengadaan barang dan jasa dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:

1. Dalam pemilihan penyedia barang/jasa pemborong/jasa lainnya, pada prinsipnya dilakukan melalui metoda pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar propinsi

(23)

penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda pelelangan terbatas dan diumumkan secara luas sekurang-kurangnya di satu surat kabar nasional dan/atau satu surat kabar propinsi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi

3. Dalam hal metoda pelelangan umum atau pelelangan terbatas dinilai tidak efisien dari segi biaya pelelangan, maka pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan metoda pemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet.

4. Dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan cara penunjukan langsung terhadap 1 (satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negosiasi baik teknis maupun biaya, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

Pekerjaan kompleks adalah pekerjaan yang memerlukan teknologi tinggi dan/atau mempunyai resiko tinggi dan/atau bernilai di atas lima puluh miliar rupiah. Penggolongan penyedia barang/jasa adalah penetapan batas nilai pekerjaan/kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa sesuai dengan kualifikasi dan klasifikasinya. Kualifikasi merupakan penilaian tingkat kemampuan finansial, personalia, peralatan dan perlengkapan pada masing-masing bidang pekerjaan. Klasifikasi penyedia barang/jasa meliputi jasa pengadaan barang/pemborongan/jasa lainnya dan jasa pengadaan konsultasi.

(24)

Tabel 1. Jenis Pengadaan Barang/Jasa

Pelaksanaan Fisik

Pelaksanaan fisik meliputi pekerjaan pengukuran dan pematokan, pengolahan tanah, pelaksanaan soft material dan pelaksanaan hard material dan pemeliharaan (Rachman, 1984). Pelaksanaan fisik merupakan tahap pekerjaan lanskap yang dilaksanakan oleh penerima pekerjaan di lapangan dimana jenis, lokasi, volume dan persyaratan lain telah ditetapkan sebelumnya pada pelaksanaan administrasi.

2.6. Pemeliharaan Lanskap

Pemeliharaan adalah usaha untuk merawat serta mempertahankan suatu taman sehingga dapat tetap terjaga keindahannya dari fungsi taman tersebut. Pemeliharaan dapat dilakukan pada hard material maupun soft material (Dinas Pertamanan DKI Jakarta, 1994). Carpenter et al. (1975) mendefinisikan pemeliharaan sebagai bagian dari industri lanskap yang menangani dan memelihara kondisi tapak agar selalu tampak seperti yang diharapkan secara estetik dan menyenangkan dengan lingkup tanggung jawab pada manajemen, pengetahuan penanganan tanaman dan elemen lanskap lainnya.

Jenis Pengadaan

Kompleksitas Pekerjaan Kompleks Tidak Kompleks Jasa Pengadaan

Prakualifikasi Prakualifikasi c. Pemilihan

Langsung

Prakualifikasi Prakualifikasi d. Penunjukan

Langsung

Prakualifikasi - Jasa Pengadaan

Konsultasi

a. Seleksi Umum Prakualifikasi Prakualifikasi b. Seleksi

Terbatas Prakualifikasi Prakualifikasi c. Seleksi

Langsung Prakualifikasi Prakualifikasi d. Penunjukan

Langsung

(25)

Lebih lanjut Arifin dan Nurhayati (2005) menyatakan bahwa terdapat dua jenis pemeliharaan, yaitu pemeliharaan fisik dan pemeliharaan ideal. Pemeliharaan ideal adalah jenis pemeliharaan untuk mempertahankan tujuan dan fungsi dibuatnya taman atau jenis lainnya. Pemeliharaan ini dilakukan dengan membuat peraturan-peraturan penggunaan lahan. Pemeliharaan fisik meliputi pemeliharaan elemen keras maupun elemen lunak (tanaman).

Menurut Sternloff dan Warren (1984), prinsip-prinsip pemeliharaan taman adalah sebagai berikut:

1. Penetapan tujuan dan standar pemeliharaan

2. Pemeliharaan harus dilakukan secara ekonomis baik waktu, tenaga kerja, peralatan dan bahan

3. Operasional pemeliharaan hendaknya didasarkan pada rencana pemeliharaan tertulis yang logis

4. Jadwal pekerjaan pemeliharaan taman harus didasarkan pada kebijaksanaan dan prioritas yang benar

5. Pemeliharaan dan pencegahan perlu ditekankan

6. Pengelolaan pemeliharaan taman harus diorganisir dengan baik

7. Sumber dana yang cukup perlu untuk mendukung program pemeliharaan yang telah ditetapkan

8. Penyediaan tenaga kerja yang cukup penting untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan

9. Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami

10.Pengelola pemelihara taman harus bertanggungjawab terhadap keamanan masyarakat dan pekerja

11.Pemeliharaan dijadikan pertimbangan utama dalam perancangan dan pembangunan taman

(26)

2.7. Manajemen Pemeliharaan

Manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain (Robbins dan Coulter, 2004). Menurut Sternloff dan Warren (1984), perencanaan pengelolaan taman yang baik dan logis harus mencakup hal-hal berikut ini:

1. Pendataan lengkap mengenai seluruh area taman, fasilitas, dan peralatan yang dipelihara

2. Perencanaan pemeliharaan secara tertulis, meliputi:

a. Standar pemeliharaan semua area, fasilitas dan peralatan

b. Pengidentifikasian dan pembuatan daftar kegiatan pemeliharaan rutin untuk mencapai standar yang telah ditetapkan

c. Prosedur yang menerangkan metode yang efisien dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan rutin

d. Frekuensi kegiatan pemeliharaan e. Karyawan yang melaksanakan kegiatan f. Bahan-bahan termasuk bahan sekali pakai g. Peralatan untuk melaksanakan kegiatan h. Pendugaan waktu yang akurat

3. Cara pelaksanaan pemeliharaan tidak rutin dan insidental seperti pekerjaan perbaikan dan persiapan tenaga khusus

4. Pemeliharaan preventif terhadap kondisi yang dapat mempercepat keausan dan kerusakan melalui inspeksi yang sistematik dan terjadwal

5. Jadwal penugasan untuk tiap pekerjaan pemeliharaan meliputi perorangan, tim atau kontraktor sehingga terpantau apakah pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik

6. Sistem untuk mendesain dan merencanakan pekerjaan, jadwal pemeliharaan, dan pengawasan

7. Sistem analisis dan pengawasan biaya pemeliharaan

(27)

tepat. Oleh karena itu, diperlukan jadwal pemeliharaan yang dijadikan sebagai acuan dalam melakukan kegiatan terdapat 3 tahap dalam membuat jadwal pemeliharaan, yaitu:

1. Mengklasifikasikan area berdasarkan tingkat pemeliharaan

2. Membuat daftar tanaman yang ada dalam area yang harus dipelihara dan tentukan jenisnya (semak, pohon, herba). Karena jenis aktivitas pemeliharaan tergantung dari jenis tanaman tersebut

3. Menentukan kegiatan apa yang harus dilakukan untuk mencapai pemeliharaan yang diinginkan

Dijelaskan juga oleh Carpenter et al. (1975) bahwa tingkat pemeliharaan taman dibedakan menjadi 3 area, yaitu area yang membutuhkan tingkat pemeliharaan tinggi (intensif), sedang (semi-intensif), dan rendah (ekstensif). Faktor utama yang membedakan tingkat pemeliharaan tersebut adalah biaya. Tingkat pemeliharaan yang intensif membutuhkan biaya yang tinggi, begitu pula sebaliknya.

2.8. Sistem Pemeliharaan

Sistem penetapan metode pemeliharaan pada umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu pemeliharaan unit, pemeliharaan khusus, dan pemeliharaan kontrak (Sternloff dan Warren, 1984) dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Pemeliharaan unit, yaitu karyawan unit melakukan semua jenis pekerjaan pemeliharaan sendiri. Keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan sistem ini adalah:

- Karyawan lebih mengenal fasilitas yang ada - Relatif lebih mudah dalam menentukan penugasan

- Memudahkan direktur unit mengontrol pemeliharaan dan program karyawan sehingga lebih mudah terkoordinasi

(28)

2. Pemeliharaan khusus, yaitu karyawan dilatih mengerjakan pekerjaan tertentu saja seperti memangkas, mengendalikan gulma, dan sebagainya. Keuntungan dari sistem khusus ini adalah :

- Karyawan jadi ahli dalam pekerjaannya

- Peralatan mahal yang disediakan dapat digunakan dengan baik, sehingga biaya-biaya alat dapat diminimalkan

Namun kekurangan dari sistem ini adalah :

- Terjadi pengulangan-pengulangan yang membuat pekerjaan monoton bagi karyawan

- Kehilangan waktu untuk berpindah dari satu unit ke unit lain

Pekerjaan ini akan efektif jika keterampilan yang diperlukan untuk alat tertentu cukup sulit untuk dipelajari, dan jumlah area yang kecil membuat pekerjaan menjadi tidak praktis

3. Pemeliharaan oleh kontraktor, yaitu semua pekerjaan dilakukan oleh kontraktor, dan keuntungan yang diperoleh adalah :

- Tidak ada investasi alat

- Karyawan yang terlatih dapat digunakan dalam pekerjaan - Tidak ada persoalan karyawan

Sedangkan kerugiannya antara lain:

- Kehilangan kontrol kapan dan bagaimana pekerjaan diselesaikan dengan baik

- Biaya lebih mahal karena kontraktor mengambil keuntungan

2.9. Jalur Hijau Jalan dan Pemeliharaan Fisik

(29)

Pemeliharaan fisik dilakukan untuk mempertahankan kondisi elemen taman yang meliputi elemen keras dan elemen lembut agar tetap menampilkan sifat fisiknya sesuai desain awal yang diinginkan, sehingga aspek estetika dan fungsi elemen tetap seperti semula. Konsep pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan taman untuk mengimbangi pemeliharaan secara ideal sehingga taman tetap rapi indah, asri, nyaman dan aman.

(30)
(31)

Selama magang, kegiatan pelaksanaan konstruksi dilakukan di median Jalan Chairil Anwar dan taman pulau jalan (traffic island) PMI, sedangkan untuk kegiatan pemeliharaan dilakukan di Taman Cut Meutia, namun mengikuti kegiatan pemeliharaan pada semua taman-taman yang dikelola bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Bekasi.

Tabel 2. Jenis dan waktu kegiatan selama magang.

No Nama 2 Pengenalan Organisasi dan Manajemen

4 Pelaksanaan pekerjaan lanskap

3.2.Metode Kerja

(32)

(Rencana Kerja dan Syarat-syarat) proyek pada salah satu pekerjaan bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Bekasi yang dilaksanakan yaitu pelaksanaan konstruksi pagar taman. Kegiatan studio meliputi pembuatan rencana pemeliharaan, desain ulang dan penyusunan RAB.

Selama magang, mahasiswa mengikuti kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Kegiatan administrasi antara lain mempelajari dan mengamati sistem

kerja, prosedur pelelangan dan penyusunan RKS proyek

2. Kegiatan pelaksanaan pekerjaan antara lain mengamati pekerjaan konstruksi pagar taman

3. Kegiatan manajemen proyek, meliputi: kegiatan lelang dan pembuatan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

4. Kegiatan pemeliharaan dan manajemen karyawan.

(33)

Jenis Data Sumber Cara

Pengumpulan Kegunaan A ASPEK BIOFISIK DAN

SOSIAL

Administrasi BAPPEDA Studi pustaka

dan wawancara

Mengetahui kondisi luas dan batas wilayah administratif

Sejarah Kota BAPPEDA Studi pustaka Mengetahui kondisi umum kota dari segi sejarah

Topografi BAPPEDA Studi pustaka

dan wawancara

Mengetahui kemiringan lahan, kondisi ketinggian kota di atas permukaan laut

Hidrologi BAPPEDA Studi pustaka

dan wawancara

Mengetahui sumber air kota dan sistem irigasi serta

pemanfaatannya

Iklim

a. Temperatur

BAPPEDA Studi pustaka dan wawancara

Mengetahui tingkat kenyamanan kota

Mengetahui jenis dan persebaran

Penggunaan lahan BAPPEDA Studi pustaka dan wawancara

Mengetahui peruntukkan lahan spesifik dan spasial jika ada

View Pengamatan

Lapang

Pengamatan foto Mengetahui kondisi ruang terbuka hijau kota saat di lapang

Pertamanan kota DKPP

Bekasi

Studi pustaka dan wawancara

Mengetahui taman-taman yang ada baik berupa tabel maupun secara spasial

Demografi/kependudukan BPS Studi pustaka

dan wawancara

Mengetahui persebaran dan jumlah penduduk

B ASPEK

PEMELIHARAAN

Struktur organisasi

DKPP

Mengenal kondisi organisasi dan aspek pengelolaan yang dilakukan dan aspek pemeliharaan yang dibutuhkan

Tujuan,Visi,Misi

Manajemen pemeliharaan

a. Pelaksanaan pemeliharaan dan Proses administrasi

DKPP Bekasi

Studi pustaka dan Wawancara

Mengetahui proses administrasi dan konstruksi

(34)

3.3.Kerangka Pikir

Adanya taman-taman kota yang dikelola bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Bekasi merupakan bagian perwujudan dari visi Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) untuk menjadikan Kota Bekasi sebagai kota terbersih, tertata dan terasri se-Jawa Barat. Program Adipura yang diselenggarakan Kementrian Lingkungan Hidup tiap setahun sekali mendorong Kota Bekasi untuk meningkatkan kebersihan dan keasrian kota.

Proses pembelajaran (magang) dilakukan di bawah bimbingan bidang Pertamanan Kota Bekasi dalam bidang Pemeliharaan dan Pembangunan Taman. Kegiatan magang mencakup 3 aspek yaitu:

1. Aspek pemeliharaan meliputi pemeliharaan fisik dan ideal

2. Aspek kelembagaan dan SDM meliputi pengenalan lembaga kerja dan sistem kerja.

3. Aspek pelaksanaan meliputi kegiatan pelaksanaan konstruksi pagar taman, mengikuti dan mempelajari proses administrasi.

(35)

Gambar 2. Kerangka Pikir Kegiatan Magang

Kota Bekasi

Program Adipura Kota Bekasi

Proses Belajar/Magang

Pelaksanaan

Potensi Permasalahan

Dipertahankan Pemecahan Masalah

Analisis

(Deskriptif)

Administrasi dan Fisik Kelembagaan

dan SDM

Rekomendasi Fisik Ideal

(36)

IV. KONDISI UMUM

4.1.Sejarah Kota Bekasi

Dalam catatan sejarah, nama "Bekasi" memiliki arti dan nilai sejarah yang khas. Menurut Poerbatjaraka (seorang ahli bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno), asal mula kata Bekasi secara filosofis berasal dari kata Chandrabhaga. Chandra berarti "bulan" (dalam bahasa Jawa Kuno, sama dengan kata Sasi) dan Bhaga berarti "bagian". Jadi, secara etimologis kata Chandrabhaga berarti bagian dari bulan. Kata Chandrabhaga berubah menjadi Bhagasasi yang pengucapannya sering disingkat menjadi Bhagasi. Kata Bhagasi ini dalam pelafalan bahasa Belanda seringkali ditulis "Bacassie" kemudian berubah menjadi Bekasi hingga kini. Bekasi dikenal sebagai "Bumi Patriot", yakni sebuah daerah yang dijaga oleh para pembela tanah air. Mereka berjuang disini sampai titik darah penghabisan untuk mempertahankan negeri tercinta dan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Balada kepahlawanan tersebut tertulis dengan jelas dalam setiap bait guratan puisi heroik Pujangga Besar Chairil Anwar yang berjudul "Krawang - Bekasi".

Berdasarkan UU No.14 tahun 1950, terbentuklah Kabupaten Bekasi. Kabupaten Bekasi ini memiliki wilayah yang cukup luas, dan terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan dan 95 desa. Pesatnya perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut adanya pemekaran Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi. Pembentukan Kota Administratif Bekasi ini dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 48 tahun 1981. Pada awal pembentukan ini Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982 dengan walikota pertama adalah H. Soedjono.

(37)

4.2.Wilayah Administrasi

Letak Kota Bekasi yang sangat strategis merupakan keuntungan bagi Kota Bekasi terutama dari segi komunikasi dan perhubungan. Kemudahan dan kelengkapan sarana dan prasarana transportasi di Kota Bekasi menjadi salah satu daerah penyeimbang DKI Jakarta. Secara geografi Kota Bekasi berada pada posisi 106⁰55' BT dan 6⁰15' - 6⁰15' LS dengan ketinggian 19 m di atas permukaan laut. Batas-batas wilayah administrasi Kota Bekasi adalah:

(38)

Sejak tahun 2001 wilayah administrasi Kota Bekasi terbagi menjadi 12 kecamatan yang terdiri dari 52 kelurahan (Tabel 4). Kota Bekasi memiliki luas wilayah sekitar 210,49 km², dengan Kecamatan Bantar Gebang sebagai wilayah terluas (41,78 km²) sedangkan Kecamatan Bekasi Timur sebagai wilayah terkecil (13,49 km²).

Tabel 4. Wilayah Administrasi Kota Bekasi

No Kecamatan Kelurahan

1 Bekasi Timur 1. Bekasi Jaya 2. Aren Jaya 3. Duren Jaya 4. Margahayu 2 Bekasi Barat 1. Bintara

2. Kota Baru 3. Jakasampurna 4. Kranji

5. Bintara Jaya 3 Bekasi Selatan 1. Pekayon Jaya

2. Jakamulya 3. Kayuringin Jaya 4. Margajaya 5. Jakasetia

4 Rawalumbu 1. Bojong Rawalumbu

2. Pengasinan 3. Bojongmenteng 4. Sepanjang Jaya 5 Bekasi Utara 1. Kaliabang Tengah

2. Harapan Baru 3. Teluk Pucung 4. Perwira 5. Harapan Jaya 6. Margamulya 6 Medan Satria 1. Medan Satria

2. Kalibaru 3. Pejuang

4. Harapan Mulya

7 Jatiasih 1. Jatimekar

(39)

Sumber: Bappeda Kota Bekasi, 2005

4.3.Kondisi Fisik

1. Topografi

Kondisi topografi relatif datar dengan kemiringan lahan 0-2%. Wilayah Kota Bekasi terletak pada ketinggian antara 10-45 meter di atas permukaan laut. Wilayah dengan ketinggian kurang dari 25 meter di atas permukaan laut terletak pada kecamatan Bekasi Utara, Bekasi Selatan, Bekasi Timur dan Pondok Gede. Sedangkan wilayah dengan ketinggian lebih dari 25 meter di atas permukaan laut terletak pada Kecamatan Bantar Gebang, Jatiasih dan Jatisampurna (Bappeda Kota Bekasi, 2005).

2. Hidrologi

Kondisi hidrologi Kota Bekasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan yang terdapat di wilayah Kota Bekasi

Kelurahan 8 Jatisampurna 1. Jatisampurna

2. Jatirangga 3. Jatiraden 4. Jatikarya 5. Jatiranggon 9 Pondok Gede 1. Jatiwaringin

2. Jatimakmur 3. Jatibaru 4. Jatibening 5. Jaticempaka 10 Bantar Gebang 1. Bantar Gebang

2. Ciketing Udik 3. Cikiwul 4. Sumur Batu 11 Pondok Melati 1. Jati Melati

2. Jati warna 3. Jati Rahayu 4. Jati murni 12 Mustika Jaya 1. Mustika Jaya

2. Mustikasari 3. Pedurenan 4. Cimuning Kecamatan

(40)

meliputi sungai/kali Bekasi dan beberapa sungai/kali kecil lainnya serta saluran irigasi yang selain digunakan untuk mengairi sawah juga merupakan sumber air baku bagi kebutuhan air minum wilayah Bekasi dan DKI Jakarta. (Bappeda Kota Bekasi, 2005)

3. Jenis Tanah dan Geologi

Struktur geologi wilayah Kota Bekasi didominasi oleh Pleistocene Volcanic Facies. Struktur aluvium menempati sebagian kecil wilayah Kota Bekasi bagian utara. Sedangkan struktur Miocene Sedimentary Facies terdapat di bagian timur wilayah Kota Bekasi sepanjang perbatasan dengan DKI Jakarta. Tanah di Kota Bekasi didominasi oleh jenis tanah latosol dan aluvial (Bappeda Kota Bekasi, 2005).

4. Vegetasi

Kondisi vegetasi di wilayah Kota Bekasi sedikit penyebarannya dan meliputi tanaman yang terletak pada taman kota, taman rumah dan pekarangan, jalur hijau jalan, serta areal pertanian (Bappeda Kota Bekasi, 2005).

5. Iklim dan Curah Hujan

Wilayah Kota Bekasi secara umum tergolong pada iklim kering dengan tingkat kelembaban yang rendah. Penutupan lahan yang didominasi oleh bangunan (industri/perdagangan serta pemukiman) menimbulkan kondisi lingkungan yang panas. Temperatur harian berkisar antar 24-33⁰C. (Bappeda Kota Bekasi, 2005).

(41)

4.4. Kondisi Sosial Ekonomi

Mayoritas penduduk Kota Bekasi adalah pendatang/migran dari daerah lain. Secara umum komposisi penduduk di Kota Bekasi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang datang dari DKI Jakarta dan yang datang dari luar Jakarta, yang secara umumnya tinggal menetap di Kota Bekasi. Penyebaran penduduk di Kota Bekasi memiliki kecenderungan terkonsentrasi di wilayah barat dan pusat (Pondok Gede dan Bekasi Barat) yang berbatasan dengan DKI Jakarta serta di bagian utara dan timur (Bekasi Utara dan Bekasi Timur) yang berbatasan dengan Kabupaten Bekasi.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Kota Bekasi (jiwa)

No Kecamatan Tahun

2006 2007

1 Pondok Gede 210.999 224.176

2 Jatisampurna 71.750 73.744

3 Pondok Melati* 111.056 118.935

4 Jatiasih 168.896 165.520

5 Bantar Gebang 77.680 78.224

6 Mustika Jaya* 89.632 92.932

7 Bekasi Timur 270.256 276.496

8 Rawa Lumbu 174.205 184.380

9 Bekasi Selatan 200.790 207.744

10 Bekasi Barat 276.879 287.989

11 Medan Satria 150.628 160.152

12 Bekasi Utara 268.673 273.512

Kota Bekasi 2.071.444 2.143.804

*) Kecamatan pemekaran Sumber: BPS Kota Bekasi

4.5. Rencana Tata Ruang Kota Bekasi 4.5.1. Maksud dan Tujuan Penataan

(42)

lingkungan perkotaan yang nyaman, segar, indah, bersih dan sebagai sarana pengamanan lingkungan perkotaan. RTH Kota mempunyai fungsi ekologis (utama) dan fungsi tambahan sebagai arsitektur kota, sosial dan ekonomi (Bappeda, 2007).

Menurut Permendagri No.1 tahun 2007, perencanaan pembangunan ruang terbuka hijau kawasan perkotaan memuat jenis, lokasi, luas, kebutuhan biaya, target waktu pelaksanaan, dan disain teknis. Pembangunan RTH berdasarkan luas wilayah perkotaan mempunyai ketentuan sebagai berikut:

• RTH di perkotaan terdiri dari RTH publik (milik pemerintah dan terbuka untuk umum) dan RTH privat (milik perorangan atau swasta)

• Proporsi RTH baik privat maupun publik pada wilayah perkotaan disesuaikan dengan potensi kota dan mengacu pada ketentuan perundangan

• Proporsi RTH Publik pada wilayah kota paling sedikit 10% dari wilayah kota

• Jika luas RTH baik publik maupun privat di suatu kota memiliki total luas lebih besar dari peraturan/ perundangan yang berlaku, maka proporsi tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya (Bappeda, 2007).

4.5.2. Kebijaksanaan Pengembangan RTH

Kondisi RTH di Kota Bekasi jika dilihat pada RTRW Kota Bekasi dapat digambarkan menurut jenis kawasan/RTH sebagai berikut:

Pertamanan

Jenis RTH ini di Kota Bekasi tersebar dalam berbagai kawasan fungsional kota antara lain pemerintahan, perdagangan, dan jasa, industri, pendidikan dan pusat BWK/Sub BWK. Arahan rencana pemanfaatan pada jenis RTH ini dalam RTRW 2000-2010 mempunyai fungsi utama sebagai :

- Sarana untuk menciptakan keserasian dan keindahan lingkungan

(43)

Dari kondisi lapangan tahun 2005, taman yang ada hanya sebagian kecil dari kegiatan pembangunan di Kota Bekasi, baik itu kegiatan pemerintahan, perdagangan dan jasa, pemukiman, dan industri, yang menyediakan pertamanan dengan proporsi memadai. Bahkan di Kota Bekasi ini masih sedikit terdapat taman kota yang berfungsi sebagai taman bermain serta tempat sosialisasi dan interaksi antar penduduk kotanya. Pada kegiatan industri, perdagangan dan jasa yang berkembang di Kota Bekasi umumnya tidak menyediakan taman, baik berupa taman lingkungan atau yang berupa buffer guna memisahkan antar kegiatan industri dengan kegiatan lainnya. Penyediaan taman ini hanya dilakukan di pemukiman-pemukiman yang dikembangkan swasta dalam skala besar. Namun demikian luasan taman yang tersedia belum mencukupi (Bappeda, 2007).

Lapangan Olahraga

Terletak menyebar sesuai dengan jenis skala pelayanan (pusat kota, pusat BWK, pusat sub-BWK). Arahan rencana pemanfaatan untuk lapangan olahraga dalam RTRW 2000-2010 difungsikan sebagai sarana olahraga dan rekreasi dengan pola pengembangan yang perlu dikaitkan dengan pengembangan kawasan pemukiman dan pusat-pusat kegiatan baru (pusat BWK, pusat sub-BWK, lingkungan pemukiman). Jika dilihat dari kondisi di lapangan tahun 2005, lapangan olahraga yang tetap terjaga keberadaannya berupa kompleks olahraga Kota Bekasi di Jl. Ahmad Yani. Untuk lapangan olahraga skala lingkungan masih sangat terbatas jumlahnya dengan proporsi yang masih belum mencukupi bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang harus dilayani fasilitas ini. (Bappeda, 2007)

Jalur Hijau

(44)

Jika dibandingkan dengan kondisi di lapangan tahun 2005, maka hampir seluruh jalur hijau yang ada di Kota Bekasi khususnya yang ada di pusat kota sebagian besar kondisinya sudah terpenetrasi oleh bangunan, baik itu berupa jalur hijau di sepanjang jalan, sepanjang KA, sepanjang tegangan tinggi, maupun jalur hijau sepanjang sungai (sempadan sungai). (Bappeda, 2007)

Pemakaman

Jenis RTH yang terletak pada BWK (Bagian Wilaya Kota) Pusat kota Bekasi antara lain TPU Kelurahan Perwira, Kelurahan Durenjaya, dan TMP di Jl. Pahlawan), BWK Jatisampurna (desa Jatisari), BWK Bantargebang (Desa Padureunan dan Sumurbatu) tersebar sebagai pemakaman. Arahan rencana pemanfaatan pemakaman dalam RTRW 2000-2010 yaitu memiliki fungsi utama sebagai sarana tempat pemakaman umum untuk memenuhi kebutuhan kota dan BWK, sekaligus sebagai kawasan hijau kota. Pola pengembangan tersebar pada setiap BWK dengan mempertimbangkan keberadaan pemakaman yang telah ada.

Penataan atau penetapan lokasi pemakaman secara tepat perlu mempertimbangkan ketentuan yaitu tidak berada dalam kawasan yang padat penduduknya, menghindari penggunaan lahan yang subur, memperhatikan keserasian lingkungan, mencegah kerusakan lahan yang berlebihan. Sebagai unsur dari kawasan hijau kota, kriteria vegetasi untuk pemakaman dapat dilihat pada Lampiran 1. Kondisi di lapangan pada tahun 2005, sarana pemakaman yang ada di Kota Bekasi kondisinya masih relatif cukup baik dan masih dipenuhi oleh ruang terbuka hijau kota. (Bappeda, 2007)

Pertanian

(45)

Dilihat dari kondisi di lapangan tahun 2005, RTH yang berupa pertanian di Kota Bekasi sebagian besar telah terpenetrasi oleh bangunan, terutama oleh kegiatan pemukiman skala besar yang dikembangkan skala besar yang dikembangkan swasta, baik yang ada di Kecamatan Jatisampurna. Apabila kondisi ini tidak dikendalikan dan diawasi secara ketat diperkirakan dalam waktu dekat RTH jenis ini akan hilang. (Bappeda, 2007)

Pekarangan

Merupakan jenis RTH Kota Bekasi yang terletak di BWK Bantargebang dan BWK Jatisampurna. Arahan rencana pemanfaatan RTH dalam RTRW 2000-2010 pada pekarangan mempunyai fungsi sebagai sarana untuk menciptakan keserasian pada kawasan pemukiman. Pola pengembangan yaitu menyatu dengan kapling-kapling pemukiman yang direncanakan. Sesuai dengan kawasan hijau kota, kriteria vegetasi untuk pekarangan dapat dilihat pada Lampiran 1. Dilihat dari kondisi di lapangan pada tahun 2005, pola pengembangan pekarangan yang masih menyatu dengan kapling-kapling pemukiman yang direncanakan menyebabkan keberadaan RTH ini terpenetrasi oleh kegiatan terbangun. Untuk itu, perlu adanya pengawasan yang cukup ketat oleh dinas-dinas terkait, terutama dalam menerapkan garis sempadan bangunan, KDB dan intensitas kepadatan bangunan yang difungsikan sebagai RTH pekarangan. (Bappeda, 2007)

Sempadan Situ

Keberadaan sempadan situ di Kota Bekasi terletak pada Situ Gede di Bojongmenteng (BWK 3), Situ Lumbu di Bojong Rawalumbu (BWK 1), Situ Pulo di Jatisampurna (BWK 4). Arahan rencana pemanfaatan RTH dalam RTRW 2000-2010 untuk sempadan situ memiliki fungsi utama sebagai kawasan konservasi bagi perlindungan air tanah serta sebagai sistem retensi dan pengisian air tanah. Pola pengembangan antara lain:

- Melindungi dan mengamankan kawasan situ dari kegiatan budidaya yang dapat menganggu budidaya kelestarian fungsi situ-situ tersebut.

- Pengendalian kegiatan budidaya yang telah ada di sekitar kawasan situ - Keberadaan situ-situ lainnya pada kawasan pemukiman perlu tetap

(46)

Kondisi sempadan situ tahun 2005 umumya masih belum terjaga dengan baik. Hampir semua situ yang ada tidak mempunyai daerah pengaman situ, baik yang berupa sempadan situ yang merupakan RTH pada radius 200 meter dari pinggir situ pada saat air pasang maupun RTH yang berfungsi sebagai daerah resapan air. Sebagian besar kondisinya sudah terpenetrasi oleh kegiatan terbangun, baik yang berda di sekitar Situ Gede di Bojongmenteng, Situ Lumbu di Bojong Rawalumbu, maupun di sekitar Situ Pulo di Jatisampurna (Bappeda, 2007).

Penyusunan rencana RTH Kota Bekasi ini cenderung menggabungkan 1) Pengetahuan mengenai kondisi lokal; 2) Pertimbangan-pertimbangan para ahli; dan 3) Ketersediaan perangkat hukum yang ada untuk mempermudah implementasi di lapangan. Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Bekasi tahun 2000-2010 mengemukakan bahwa pengembangan kawasan terbangun di Kota Bekasi lebih diarahkan untuk menarik perkembangan fisik kota ke arah selatan. Sampai saat ini perkembangan Kota Bekasi di bagian selatan masih tertinggal apabila dibandingkan dengan Kota Bekasi di bagian utara, karena selama ini pembangunan lebih ditekankan di bagian utara. Sementara pada pusat kota yang telah cukup terbangun, pengembangan lebih ditekankan pada pemantapan terhadap fungsi-fungsi yang telah ada selama ini (Bappeda, 2007).

Pada umumnya, pemanfaatan lahan di Kota Bekasi lebih diarahkan pada kawasan pemukiman perkotaan, yang jenis dan jumlahnya lebih diarahkan agar sesuai dengan potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan perkotaan. Dalam RTRW Kota Bekasi juga dijelaskan bahwa rencana struktur tata ruang Kota Bekasi lebih diarahkan pada terbentuknya suatu sistem pusat pemukiman di wilayah Jabotabek yang terintegrasi (Setyorina,2007).

(47)

A. RTH Publik

1. Situ,danau,rawa, dan sempadannya

2. Semapadan sungai 3. Hutan kota

4. Taman kota 5. Taman lingkungan

6. Tempat Pemakaman Umum (TPU)

7. Lapangan olahraga/lapangan terbuka

8. Jalur Hijau Sempadan Jalan 9. Pulau Jalan

B. RTH Privat

1. Sempadan instalasi berbahaya 2. Sempadan Kereta Api

(KA)

3. Pekarangan sarana transportasi

4. Pekarangan Perumahan

5. Pekarangan Pemerintahan 6. Pekarangan Perkantoran

7. Pekarangan Fasilitas Kesehatan

8. Pekarangan Fasilitas Pendidikan

9. Pekarangan Kawasan Militer

10. Pekarangan Fasilitas Perdagangan

11. Pekarangan Kawasan Industri/pergudangan

Berdasarkan hasil survei Bappeda yang telah dilakukan pada tahun 2007, didapatkan temuan data luasan eksisting RTH Kota Bekasi. Perhitungan luasan RTH ini didapatkan melalui asumsi-asumsi lebar RTH berdasarkan pengamatan di lapangan. Ketersediaan RTH yang dapat dianalisis hanya berupa RTH publik sedangkan RTH privat sulit untuk dihitung ketersediaannya karena tidak terdapat data mengenai RTH privat (Bappeda, 2007).

Tabel 6. Luasan Eksisting RTH Kota Bekasi berdasarkan Hasil Survei

No Jenis RTH Jumlah Sediaan (m²)

1 Sempadan Jalan 124.350

2 Semapadan Sungai 4.062.120

3 Sempadan Instalasi Berbahaya 493.368

4 Sempadan Rel KA 96.840

5 Sempadan Jalan Tol 504.340

6 Situ dan sempadan 234.000

(48)

Sumber: Bappeda, 2007 Keterangan:

ƒ Asumsi lebar sempadan jalan = 1 meter, baik di kiri kanan jalan

ƒ Asumsi lebar sempadan sungai = 6 meter, baik di kiri maupun di kanan sungai ƒ Asumsi lebar sempadan instalasi berbahaya = 4 meter, baik di kiri maupun di

kanan SUTET

ƒ Asumsi lebar sempadan rel KA = 4 meter, baik di kiri maupun di kanan rel ƒ Asumsi lebar sempadan jalan tol = 10 meter, baik di kiri maupun di kanan tol

Apabila masing-masing perhitungan jenis RTH tersebut dijumlahkan maka didapatkan total sediaan RTH Kota Bekasi dari ke-9 jenis RTH tersebut. Total sediaan ke-9 jenis RTH tersebut adalah sebesar 774 ha. Dengan luas wilayah Kota Bekasi sebesar 21.601 ha, maka total sediaan RTH tersebut adalah 3,58% dari total luas Kota Bekasi. Sedangkan berdasarkan UUPR No. 26 tahun 2007, persentase RTH Publik di kawasan perkotaan adalah 20%. Maka, Kota Bekasi masih harus menambah RTH publik sebanyak 16,42% dari total luas Kota Bekasi (Bappeda, 2007).

Oleh karena itu, jika peningkatan kuantitas tidak dapat memungkinkan untuk mencapai kekurangan RTH publik maka perlu diambil langkah lain selain langkah peningkatan kuantitas RTH, misalnya melalui peran teknologi, ataupun peningkatan kualitas RTH Kota Bekasi. Selain kuantitas atau luasan RTH eksisting, kualitas RTH juga sangat perlu ditingkatkan dalam penyediaan RTH di Kota Bekasi. Kondisi jenis-jenis RTH yang ada di Kota Bekasi dapat dilihat pada Lampiran 2 (Bappeda, 2007).

4.6. Profil DKPP Kota Bekasi

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kota Bekasi merupakan salah satu bentuk kedinasan di lingkungan pemerintah Kota Bekasi. Pembentukannya merupakan refleksi dari pelaksanaan UU No. 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah.

Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bekasi No. 29 tahun 2003. Lingkup pelayanan Dinas

No Jenis RTH Jumlah Sediaan (m²)

8 Taman Fasos Fasum di perumahan 1.401.137

9 Taman Pemakaman 548.823

(49)

Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman terfokus kepada penataan kebersihan kota, pertamanan dan pemakaman. Namun di lain pihak sarana penunjang, teknologi, serta sumber daya manusia yang tersedia belum memadai seperti yang dibutuhkan.

4.6.1. Tugas, Peranan dan Struktur Organisasi DKPP

Pembentukan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman sebagai dinas pelayanan masyarakat membawahi bidang persampahan, bidang pertamanan dan pemakaman, bidang pengendalian dan penyuluhan serta bidang peralatan dan perlengkapan. Adapun struktur organisasi dinas dapat dilihat pada bagan berikut:

Keterangan: Lokasi magang

KEPALA DINAS Taman & Makam

(50)

Kedudukan Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman sebagai unsur dinas yang bertanggungjawab langsung kepada walikota melalui sekretaris daerah yang meliputi tugas-tugas pokok sebagai berikut:

- Bidang Kebersihan Kota meliputi perencanaan, penyuluhan dan pengendalian, penampungan dan pengangkutan, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana persampahan dan lumpur tinja.

- Bidang Pertamanan dan Pemakaman meliputi perencanaan, penyuluhan dan pengendalian, pembangunan dan pemeliharaan taman, dekorasi kota, registrasi dan penyiapan lahan pemakaman serta pemeliharaan dan penertiban pemakaman.

Visi DKPP adalah “Menjadikan Kota Bekasi sebagai kota terbersih, tertata dan terasri se-Jawa Barat”. Untuk mencapai visi tersebut maka misi DKPP, yaitu:

1. Meningkatkan pelayanan kebersihan, pertamanan dan pemakaman yang prima kepada masyarakat dalam mendukung Bekasi sebagai kota Unggul dalam Jasa dan Perdagangan bernuansa Ihsan.

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang ketertiban, kebersihan, dan keindahan sebagai kebutuhan hidup dan tanggung jawab bersama antara masyarakat dan pemerintah.

(51)

V. PELAKSANAAN KONSTRUKSI TAMAN

5.1. Pelaksanaan Administrasi

Pelaksanaan konstruksi pagar taman dilaksanakan dari Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman yang termasuk dalam kegiatan operasional pemeliharaan taman. Pihak dinas dipilih sebagai panitia pengadaan barang dan jasa. Untuk penyedia barang/jasa pada pelaksanaan konstruksi pagar taman dipilih dengan pemilihan langsung. Adapun urutan kegiatan saat pelelangan umum sebagai berikut:

Tabel 7. Urutan Kegiatan Pelelangan Umum

No Uraian Kegiatan Hari Kerja

1 Pengumuman Prakualifikasi 7 hari 2 Pendaftaran dan pengambilan dokumen

prakualifikasi

9 hari 3 Pemasukan dokumen prakualifikasi 9 hari 4 Evaluasi dokumen prakualifikasi tidak diatur 5 Pengumuman hasil prakualifikasi tidak diatur 6 Masa sanggah atas hasil prakualifikasi tidak diatur

7 Undangan lelang tidak diatur

8 Pengambilan dokumen pemilihan penyedia

tidak diatur lama pengambilan 9 Penjelasan (Aanwizing) min 7 hari sejak

pengumuman 10 Pemasukan dokumen penawaran 7 hari

11 Pembukaan dokumen penawaran hari terakhir pemasukan dokumen penawaran 12 Evaluasi dokumen penawaran tidak diatur

13 Penetapan pemenang tudak diatur

14 Pengumuman pemenang surat penetapan diterima panitia

15 Masa sanggah atas hasil prakualifikasi maks 5 hari sejak pengumuman

16 Penunjukan pemenang (SPPBJ) paling lambat 5 hari sejak pengumuman

17 Penandatanganan kontrak paling lambat 14 hari sejak SPPBJ

(52)

Selama kegiatan magang, mahasiswa hanya mempelajari penyusunan RKS proyek. Sebelum pelaksanaan penjelasan pekerjaan (aanwizing), penyedia barang/jasa atau pelaksana diberikan dokumen prakualifikasi dan pemilihan langsung dalam rangkap 1 (satu), yang berisikan perihal formulir isian prakualifikasi dan jenis-jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan. Dari pengumuman hasil prakualifikasi, pelaksana atau penyedia barang/jasa untuk konstruksi pagar taman yang memenuhi persyaratan mengikuti pelelangan adalah CV. Citra Alam Jaya, CV. Kartika Lestari, dan CV. Semarak abadi.

5.2. Pelaksanaan Konstruksi Taman

Pelaksanaan pemagaran di taman pulau jalan (traffic island) PMI Kota Bekasi dikerjakan oleh pemborong dari CV. Citra Alam Jaya. Tahapan pembuatan konstruksi pagar taman yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran lokasi taman; ukuran luas taman diketahui agar diperoleh kebutuhan lubang pondasi tiang.

2. Penggalian dan pembuatan pondasi tiang pagar; pada taman pulau jalan PMI ini dibuat lubang tiang sebanyak 68 lubang dengan jarak antar lubang 2 m dan kedalaman lubang pondasi 30 cm.

3. Pemasangan tiang pagar; pagar yang digunakan pipa besi silinder yang berukuran 2 inci dengan tinggi 120 cm. Tiang pagar diukur agar berdiri tegak lurus.

(53)

4. Selanjutnya pengecoran pondasi tiang; untuk pengerjaan pengecoran disediakan campuran bahan batu split, pasir dan semen dengan perbandingan 5:1. Semen merupakan salah satu dari campuran yang dibutuhkan dengan perbandingan bahan semen lebih sedikit daripada batu split dan pasir. Setelah ketiga bahan tersebut dicampurkan, lalu siap untuk dimasukkan ke lubang pondasi tiang pagar. Hasil pengerjaan pengecoran tersebut ditunggu hingga beberapa hari.

5. Pemasangan behel dengan pengelasan; jenis behel yang digunakan adalah besi ulir dengan panjang 6 m.

(54)

VI. PEMELIHARAAN

6.1. Organisasi dan Zonasi Ruang Kerja

Berdasarkan Keputusan Walikota Bekasi No. 21 tahun 2004 tentang tugas pokok dan fungsi, bidang Pertamanan dan Pemakaman Kota Bekasi mempunyai tugas pokok membantu kepala dinas melaksanakan kewenangan dinas di bidang Pertamanan dan Pemakaman yang meliputi pembangunan dan pemeliharaan taman dan makam serta reklame dan dekorasi kota. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut bidang Pertamanan dan Pemakaman mempunyai fungsi:

- Penyusunan rencana kerja bidang secara berjangka sesuai visi dan misi dinas

- Perumusan penjabaran kebijakan teknis dinas di bidang pertamanan dan pemakaman

- Pengkoordinasian dan pembnaan kegiatan pelaksanaan tugas seksi di bawahnya

- Pemberian petunjuk administratif dan operasional pelaksanaan tugas kepada seksi di bawahnya

- Penyusunan jadwal kegiatan operasional sesuai kebutuhan

- Pemberian pelayanan kepada masyarakat dan pihak ketiga lainnya di bidang Pertamanan dan Pemakaman

- Pelaksanaan penataan dekorasi kota

- Pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan taman dan makam

- Penginventarisasi taman, taman pemakaman umum, taman makam pahlawan dan reklame

- Pelayanan perizinan reklame

- Pengelolaan taman pemakaman umum

- Pelaksanaan hubungan kerjasama kegiatan dinas dengan perangkat daerah, masyarakat dan pihak ketiga lainnya

- Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dalam lingkup tugasnya

(55)

- Penyiapan bahan penyusunan LAKIP Dinas sesuai bidang tugasnya.

Pembagian kerja pada bidang Pertamanan Kota Bekasi dilakukan berdasarkan pembagian lokasi taman-taman yang dikelola. Setiap taman dipelihara oleh satu orang koordinator yang berperan sebagai pengawas taman, dan beberapa petugas operasional taman, seperti dapat dilihat pada bagan struktur organisasi sebagai berikut:

Gambar 6. Struktur Pembagian Kerja dan Jumlah Tenaga Kerja

(Sumber: Laporan Praktek Kerja Profesi, 2005 yang telah disesuaikan dengan tahun 2008)

PELAKSANA ADMINISTRASI

KABID.PERTAMANAN&PEMAKAMAN

KEPALA SEKSI

PEMBANGUNAN & PEMELIHARAAN TAMAN & MAKAM

PELAKSANA OPERASIONAL LAPANGAN

45 orang

PELAKSANA ADMINISTRASI

6 orang

 

KOORDINATOR

13 orang

PETUGAS PEMOTONG RUMPUT

11 orang

PETUGAS PENGANGKUT SAMPAH

2orang

PETUGAS PENYIRAMAN

6 orang PEMANGKASAAN PETUGAS

13 orang

 

KEPALA BIDANG

(56)

Selama mahasiswa mengikuti kegiatan pertamanan, sistem kerja dilaksanakan mulai dari hari senin sampai jumat yang dimulai pada pukul 08.00 WIB hingga 12.00 WIB. Lokasi kerja terbagi dengan beberapa taman yang dikerjakan oleh 13 tim kerja sesuai dengan jadwal kegiatan wilayah kerja petugas yang telah ditentukan. Tim kerja tersebut terdiri dari 13 orang koordinator lapang dan 25 petugas. Untuk satu taman dikerjakan 1 orang koordinator lapang bersama 3 atau lebih petugas taman. Zonasi ruang kerja pemeliharaan taman Kota Bekasi mengikuti zona pembagian kerja yang telah disusun. Uraian jadwal pembagian wilayah dan petugas dapat dilihat pada Lampiran 5.

6.2. Pemeliharaan Fisik

Jenis pekerjaan pemeliharaan yang telah dilakukan secara rutin meliputi pembersihan area taman, penyiraman tanaman pemangkasan rumput, pemangkasan semak, penutup tanah dan pohon, pengendalian hama dan penyakit, pemupukan, pengendalian gulma, penyulaman tanaman, dan pembersihan perkerasan. Berdasarkan pengamatan, kegiatan pemeliharaan yang dilakukan bidang Pertamanan sebagai berikut:

Pembersihan area

(57)

Gambar 7. Mekanisme Pengangkutan Sampah Kota Bekasi

Mekanisme pengangkutan sampah Kota Bekasi dapat diuraikan sebagai berikut: Sampah pemukiman yang diambil dari tong sampah rumah tangga yang diangkut dengan gerobak untuk dikumpulkan di transfer depo. Selanjutnya sampah dibawa dump truck ke TPA Sumur Batu. Berkisar 65% sampah dari industri diambil dengan container yang kemudian dibawa arm roll ke TPA Sumur Batu. Sampah perkantoran sekitar 65% diambil dari tong sampah diangkut oleh gerobak ke tempat pembuangan sementara (TPS) yang selanjutnya diangkut dump truck ke TPA Sumur Batu. Untuk sampah jalan dan taman sekitar 40% yang dibersihkan oleh tenaga kerja (pesapon) menggunakan pengki yang selanjutnya diangkut ke TPA Sumur Batu dengan dump truck. Sekitar 65% sampah pasar diangkut ke TPS atau container yang selanjutnya dibawa ke TPA Sumur Batu dengan dump truck atau arm roll.

Penyiraman tanaman

Penyiraman diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan tanaman. Penyiraman dilakukan setiap hari termasuk hari libur kecuali hari minggu. Kegiatan ini mulai dari pukul 06.30 karena biasanya harus mengisi tangki air. Ada 3 tim yang mengerjakan kegiatan penyiraman dan masing-masing mempunyai mobil tangki air sebagai mobil operasional dan mempunyai lokasi kerja yang menjadi tanggungjawab tiap tim. Ketiga tim penyiram menggunakan

(58)

mobil tangki air yang berkapasitas 4000 - 5000 liter. Kegiatan penyiraman dengan menggunakan mobil tangki air dikarenakan taman-taman yang dikelola oleh bidang Pertamanan Kota Bekasi letaknya menyebar. Mobil tangki ini dilengkapi dengan selang berukuran 30 m untuk menyiram tanaman yang sulit dijangkau. Air yang digunakan untuk penyiraman taman bersumber dari sungai Kalimalang. Pemangkasan

Pemangkasan merupakan kegiatan pemeliharaan yang juga perlu dilakukan. Pemangkasan (pruning) dilakukan untuk mengontrol pertumbuhan tanaman sesuai yang diinginkan, menjaga keamanan bagi pengguna jalan, serta menjaga kesehatan tanaman dan dapat memberikan penampilan tanaman secara estetis. Pemangkasan dilakukan terhadap penutup tanah, semak, perdu dan pohon.

Pemangkasan rumput dilakukan guna menjaga agar rumput tetap tampil rapi dan tidak berbunga. Jenis rumput yang dijumpai pada beberapa taman yang ada adalah rumput gajah (Axonopus compressus). Kegiatan pemangkasan rumput dilakukan dengan menggunakan mesin pangkas gendong yang berkapasitas 1.5 liter bensin dilakukan secara rutin setiap hari di wilayah taman yang berbeda. Pemilihan lokasi pemangkasan disesuaikan dengan prioritas taman sesuai dengan ketinggian rumput yang dapat dilihat di lapangan. Kegiatan ini dilakukan di tiap taman dengan minimal 3-4 petugas taman yang telah menjadi tanggung jawab para petugas taman untuk memelihara taman.

Pemangkasan semak juga termasuk pemeliharaan rutin untuk satu lokasi dilakukan 1-2 minggu sekali karena letak taman yang menyebar. Metode

(59)

pemangkasan yang dilakukan pada dasarnya agar terlihat rapi sehingga dibuat suatu pangkasan yang berbentuk. Tanaman yang sering dipangkas adalah tanaman Acalypha macrophylla (teh-tehan). Alat yang digunakan untuk memangkas semak yaitu gunting pangkas bertipe trimmer.

Pemangkasan pohon dilakukan tiap setahun sekali pada lokasi jalur hijau jalan. Pemangkasan pohon dilakukan oleh pihak ke tiga kontraktor. Faktor yang menyebabkan pohon harus dipangkas karena pohon-pohon yang ada di sepanjang jalan telah mengganggu kenyamanan pengguna jalan. Pelaksanaan pemangkasan pohon tahun 2008 ini telah dilakukan di jalur hijau jalan Ir.H.Juanda, Jl. Rawa Tembaga, Jl. Chairil Anwar dan Jl. Kartini. Alat yang digunakan adalah chainsaw (gergaji mesin) dan golok.

Penggemburan dan pengendalian gulma

Penggemburan bertujuan untuk memperbaiki kondisi fisik tanah, seperti pada pengamatan salahsatu taman yang dikelola bidang pertamanan Kota Bekasi yaitu taman Cut Meutia (Gambar 9). Kegiatan penggemburan tanah pada Taman Cut Meutia dilakukan 1 petugas dengan membuat parit yang mengelilingi jenis tanaman semak atau penutup tanah. Kegiatan ini rutin dilakukan ketika terlihat kondisi sekeliling tanaman terutama pada semak sudah banyak ditumbuhi gulma atau rumput liar. Setelah kegiatan penggemburan tanah dilakukan, lalu diberi pupuk NPK Mutiara dengan cara ditabur. Alat yang digunakan untuk menggemburkan tanah adalah kored, cangkul, dan linggis.

(60)

Pengendalian hama dan penyakit

Kegiatan pengendalian hama dan penyakit diperlukan tidak hanya untuk memberantas hama dan penyakit secara langsung tetapi juga sebagai upaya pencegahan dari serangan hama dan penyakit. Kondisi tanaman yang terlihat tidak banyak yang rusak karena hama dan penyakit, seperti dalam pengamatan di lapang ada diantaranya pada tanaman Agave sp. di Taman Pulau Jalan PMI terserang hama keong seperti pada Gambar 10. Cara membasmi hama keong adalah dengan manual.

Gambar 10. Hama Keong pada tanaman Agave sp. di taman pulau jalan PMI Pemupukan

Gambar

Tabel 1.  Jenis Pengadaan Barang/Jasa
Tabel 2. Jenis dan waktu kegiatan selama magang.
Tabel 3. Jenis Data, Unit Data, Sumber, Cara Pengumpulan dan Kegunaan
Gambar 2. Kerangka Pikir Kegiatan Magang
+7

Referensi

Dokumen terkait

The modern world is in a continuous movement and people everywhere are looking for quick, safe means of accessing accurate information!. Prompt information is vital for people who

Ciljevi i zadaće istraživanja odnose se na istraživanje obranjenih diplomskih radova studenata učiteljskoga studija te prepoznavanje različitih istraživačkih pristupa i

Hasil dari penelitian ini menunjukan sistem yang dibangun mampu menyajikan data yang terpusat sehingga dapat mencegah terjadinya redudansi data Alutsista bidang Kendaraan

h. Prinsip-prinsip koperasi juga menekankan pentingnya kepedulian terhadap masyarakat sehingga koperasi harus menyusun dan melaksanakan kebijakan serta strategi untuk

Implementasi yang telah didapatkan petani dan masyarakat dari kebijakan melalui BIMAS, antara lain: program intensifikasi produksi padi seluas 220.000 ha (areal BIMAS dari

Monitoring dan evaluasi dari pelaksanaan rencana pengelolaan ini dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah kelurahan untuk menilai kegiatan dan hasil capaian dari

Metode biaya plus (cost plus method) atau metode CPM adalah metode penentuan harga transfer yang dilakukan dengan menambahkan tingkat laba kotor wajar yang

Pengendali kecepatan menggunakan handphone ( android system ) yang dirancang menggunakan aplikasi MIT App Inventor, dari hasil yang diperoleh fungsi PWM pada arduino