• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton

METODE PENELITIAN

III. 2.1.1.1 Sifat-Sifat Fisik Semen

III.2.2 Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton

Pemeriksaan karaktristik bahan penyusun beton, adalah:

III.2.2.1 Semen

Pemeriksaan pada semen dilakukan untuk mengetahui karakteristik semen. Kehalusan Semen

a. Tujuan pemeriksaan semen adalah :

Untuk mengetahui kadar kehalusan semen. b. Pedoman :

Persentase semen yang lolos :

 Lolos ayakan no. 100 (0,30 mm) : 100%

 Lolos ayakan no. 200 (0,15 mm) : ≥ 90 % c. Hasil pemeriksaan :

 Lolos ayakan no. 100 : 100%

 Lolos ayakan no. 200 : 95 %

Pemeriksaan Berat Isi Semen a. Tujuan pemeriksaan ini adalah :

Untuk memeriksaan berat isi (unit weight) semen dalam keadaan longgar. b. Hasil pemeriksaan :

Berat isi keadaan longgar : 1312,75 kg/m3

III.2.2.2 Agregat Halus

Agregat halus (pasir) yang dipakai dalam campuran beton diperoleh dari

quarry Sei Wampu , Binjai. Pemeriksaan yang dilakukan terhadap agregat halus meliputi :

 Analisa ayakan pasir

 Pemeriksaan kadar lumpur (pencucian pasir lewat ayakan no.200)  Pemeriksaan kandungan organik (colometric test)

 Pemeriksaan kadar liat (clay lump)  Pemeriksaan berat isi pasir

 Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi pasir

Analisa Ayakan Pasir

a. Tujuan percobaan analisa ayakan pasir adalah :

Untuk memeriksa penyebaran butiran (gradasi) dan menentukan nilai modulus kehalusan pasir (FM)

b. Hasil pemeriksaan :

Modulus kehalusan pasir (FM) : 2.88

c. Pedoman : 100 mm 0.15 ayakan hingga tertahan Komulatif % FM 

Berdasarkan nilai modulus kehalusan (FM), agregat halus dibagi dalam beberapa kelas, yaitu :

 Pasir halus : 2.20 < FM < 2.60  Pasir sedang : 2.60 < FM < 2.90  Pasir kasar : 2.90 < FM < 3.20

Pencucian Pasir Lewat Ayakan no.200 a. Tujuan percobaan ini adalah :

Untuk memeriksa kandungan lumpur pada pasir. b. Hasil pemeriksaan :

Kandungan lumpur : 3.9% < 5% , berdasarkan hasil pemeriksaan, pasir tersebut layak digunakan dalam percobaan.

c. Pedoman :

Kandungan Lumpur yang terdapat pada agregat halus tidak dibenarkan melebihi 5% (dari berat kering). Apabila kadar lumpur melebihi 5% maka pasir harus dicuci.

Pemeriksaan Kandungan Organik a. Tujuan percobaan ini adalah :

b. Hasil pemeriksaan :

Warna kuning terang (standar warna no.3), memenuhi persyaratan. c. Pedoman :

Standar warna no.3 adalah batas yang menentukan apakah kadar bahan organik pada pasir lebih kurang dari yang disyaratkan.

Pemeriksaan Clay Lump Pada Pasir a. Tujuan pemeriksaan ini adalah :

Untuk memerisa kandungan liat pada pasir. b. Hasil pemeriksaan :

Kandungan liat 0.52% < 1% , memenuhi persyaratan. c. Pedoman :

Kandungan liat yang terdapat pada agregat halus tidak boleh melebihi 1% (dari berat kering). Apabila kadar liat melebihi 1% maka pasir harus dicuci.

Pemeriksaan Berat Isi Pasir a. Tujuan pemeriksaan ini adalah:

Untuk menentukan berat isi (unit weight) pasir dalam keadaan padat dan longgar.

b. Hasil pemeriksaan :

Berat isi keadaan rojok / padat : 1650.23 kg/m3. Berat isi keadaan longgar : 1571.34 kg/m3. c. Pedoman :

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa berat isi pasir dengan cara merojok lebih besar daripada berat isi pasir dengan cara menyiram, hal ini berarti bahwa pasir akan lebih padat bila dirojok daripada disiram. Dengan mengetahui berat isi pasir maka kita dapat mengetahui berat pasir dengan hanya mengetahui volumenya saja.

Pemeriksaan Berat Jenis dan Absorbsi Pasir a. Tujuan pemeriksaan ini adalah :

Untuk menetukan berat jenis (specific grafity) dan penyerapan air (absorbsi) pasir.

b. Hasil pemeriksaan :

Berat jenis SSD : 2.54 ton/m3. Berat jenis kering : 2.47 ton/m3. Berat jenis semu : 2.67 ton/m3. Absorbsi : 3.09 % c. Pedoman :

Berat jenis SSD merupakan perbandingan antara berat pasir dalam keadaan SSD dengan volume pasir dalam keadaan SSD. Keadaan SSD (Saturated Surface Dry) dimana permukaan pasir jenuh dengan uap air sedangkan dalamnya kering, keadaan pasir kering dimana pori-pori pasir berisikan udara tanpa air dengan kandungan air sama dengan nol, sedangkan keadaan semu dimana pasir basah total dengan pori-pori penuh air. Absorbsi atau penyerapan air adalah persentase dari berat pasir yang hilang terhadap berat pasir kering dimana absorbsi terjadi dari keadaan SSD sampai kering.

Hasil pengujian harus memenuhi :

Berat jenis kering < berat jenis SSD < berat jenis semu.

III.2.2.3 Agregat Kasar

Agregat kasar (batu pecah) yang dipakai dalam campuran beton diperoleh dari quarry sei Wampu, Binjai. Pemeriksaan yang dilakukan pada agregat kasar meliputi :

 Analisa ayakan batu pecah

 Pemeriksaan kadar lumpur (pencucian lewat ayakan no.200)  Pemeriksaan keausan menggunakan mesin pengaus Los Angeles  Pemeriksaan berat isi batu pecah

 Pemeriksaan berat jenis dan absorbsi batu pecah

Analisa Ayakan Batu Pecah a. Tujuan pemeriksaan ini adalah :

Untuk memeriksa penyebaran butiran (gradasi) dan menentukan nilai modulus kehalusan (fineness modulus / FM) kerikil.

b. Hasil pemeriksaan : 7.00 5.5 < 7.00< 7.5 , memenuhi persyaratan. c. Pedoman : 1. 100 mm 0.150 ayakan hingga tertahan kumulatif % FM 

2. Agregat kasar untuk campuran beton adalah agregat kasar dengan modulus kehalusan (FM) antara 5.5 sampai 7.5.

Pemeriksaan Kadar Lumpur (Pencucian Kerikil Lewat Ayakan no.200) a. Tujuan pemeriksaan ini adalah:

Untuk memeriksa kandungan lumpur pada kerikil. b. Hasil pemeriksaan :

Kandungan lumpur : 0.95% < 1% , memenuhi persyaratan. c. Pedoman :

Kandungan Lumpur yang terdapat pada agregat kasar tidak dibenarkan melebihi 1% (ditentukan dari berat kering). Apabila kadar lumpur melebihi 1% maka pasir harus dicuci.

Pemeriksaan Keausan Dengan Mesin Los Angeles a. Tujuan pemeriksaan ini adalah :

Untuk memeriksa ketahanan aus agregat kasar. b. Hasil pemeriksaan : Persentase keausan : 26.54% < 50% c. Pedoman : 1. x 100% awal berat akhir berat awal berat keausan %

2. Pada pengujian keausan dengan mesin pengaus Los Angeles, persentase keausan tidak boleh lebih dari 50%.

Pemeriksaan Berat Isi Batu Pecah a. Tujuan pemeriksaan ini adalah :

Untuk memeriksaan berat isi (unit weight) agregat kasar dalam keadaan padat dan longgar.

b. Hasil pemeriksaan :

Berat isi keadaan rojok / padat : 1558.61 kg/m3 Berat isi keadaan longgar : 1322.94 kg/m3 c. Pedoman :

Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa berat isi batu pecah dengan cara merojok lebih besar daripada berat isi dengan cara menyiram, hal ini berarti bahwa kerikil akan lebih padat bila dirojok daripada disiram. Dengan mengetahui berat isi batu pecah maka kita dapat mengetahui berat batu becah dengan hanya mengetahui volumenya saja.

Pemeriksaan Berat Jenis dan Absorbsi Batu Pecah a. Tujuan pemeriksaan ini adalah :

Untuk menentukan berat jenis (specific gravity) dan penyerapan air (absorbsi) batu pecah.

b. Hasil pemeriksaan :

Berat jenis SSD : 2.63 ton/m3 Berat jenis kering : 2.54 ton /m3 Berat jenis semu : 2.78 ton /m3 Absorbsi : 3.31 % c. Pedoman :

Berat jenis SSD merupakan perbandingan antara berat batu pecah dalam keadaan SSD dengan volume batu pecah dalam keadaan SSD. Keadaan SSD (Saturated Surface Dry) dimana permukaan batu pecah jenuh dengan uap air, keadaan batu pecah kering dimana pori batu pecah berisikan udara tanpa air

dengan kandungan air sama dengan nol, sedangkan keadaan semu dimana pasir basah total dengan pori penuh air. Absorbsi atau penyerapan air adalah persentase dari berat batu pecah yang hilang terhadap berat batu pecah kering, dimana absorbsi terjadi dari keadaan SSD sampai kering.

Hasil pengujian harus memenuhi :

Berat jenis kering < berat jenis SSD < berat jenis semu.

III.2.2.4 Abu Sawit

Abu sawit yang digunakan pada penelitian ini berasal dari limbah pabrik penglolahan kelapa sawit (PPKS) Adolina. Pemeriksaan abu sawit dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa kima dalam abu sawit. Pemeriksaan kandungan senyawa kimia abu sawit dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Universitas Sumatera Utara. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini :

Tabel 3.3. kandungan senyawa kimia abu sawit

NO Parameter Satuan Metode Analisa Hail Analisa

1 SiO2 % Gravimetri 46,166

2 Al2O3 % Gravimetric 0,495

3 Fe2O3 % Spektrofotometri 0,005

Pemeriksaan Berat Isi Abu Sawit a. Tujuan pemeriksaan ini adalah :

Untuk memeriksaan berat isi (unit weight) agregat kasar dalam keadaan longgar.

b. Hasil pemeriksaan :

Adapun cara penghitungan volume bahan abu sawit yang digunakan yaitu (V2=% V1), yang dimana diketahui berat isi semen = 1312,75 kg/mᶾ dan berat isi abu sawit = 205.20 maka massa semen yang dipakai untuk 3 benda uji silinder + 1 pelat = 42.9 kg.

Rumus yang dipakai

Volume semen V1= P1 1 M , (V2 = %V1) M2 = P2 x V2 Dimana :

V1 = Volume semen yang dipakai ; V2 = Volume abu sawit yang dipakai M1 = Berat semen yang dipakai ; M2 = Berat abu sawit yang dipakai P1 = Berat isi semen ; P2 = Berat isi abu sawit

maka V semen yang dipakai adalah = 0,0327 mᶾ

Dan kebutuhan abu sawit yang digunakan adalah :

a. Variasi I : minus abu sawit (V2 = 0% V1) b. Variasi II : 0.00245 mᶾ (V2=7.5% V1) M2 = 0,5027 kg c. Variasi III : 0.0041 mᶾ (V2=12.5% V1) M2 = 0,8379 kg d. Variasi IV : 0.0057 mᶾ (V2=17.5% V1) M2 = 1,1731 kg e. Variasi V : 0.0308 mᶾ (V2=22.5% V1) M2 = 1,5082 kg

Dokumen terkait