• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan Diagnostik

Dalam dokumen Laporan Tutorial (Halaman 100-107)

PEMERIKSAAN SYARAF KRANIAL

D. Pemeriksaan Diagnostik

1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :

a. Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.

b. Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.

2. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri ). 3. Glukosa serum : meningkat ( meningitis ).

4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi bakteri) 5. Elektrolit darah :Abnormal .

6. ESR/LED : meningkat pada meningitis

7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi

8. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor

IV. Stroke

Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain vaskuler.

Gejala klinis :

1. Onset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak, dramatis, berlangsung dalam 1 – 2 detik sampai 1 menit.

2. Vertigo, mual, muntah, banyak keringat, mengigil, mudah terangsang, gelisah dan kejang.

3. Dapat ditemukan penurunan kesadaran dan kemudian sadar dalam beberapa menit sampai beberapa jam.

4. Dijumpai gejala-gejala rangsang meningen

5. Perdarahan retina berupa perdarahan subhialid merupakan gejala karakteristik perdarahan subarakhnoid.

6. Gangguan fungsi otonom berupa bradikardi atau takikardi, hipotensi atau hipertensi, banyak keringat, suhu badan meningkat, atau gangguan pernafasan.

Diagnosis

Diagnosis didasarkan atas hasil : 1. Penemuan klinis

Anamnesis:

a. Terutama terjadinya keluhan / gejala defisit neurologi yang mendadak b. Tanpa trauma kepala

c. Adanya faktor resiko GPDO d. Adanya defisit neurologi fokal

e. Ditemukan faktor resiko (hipertensi, kelainan jantung, dll) f. Bising pada auskultasi atau kelainan pembuluh darah lainnya 2. Pemeriksaan penunjang

Stroke dengan oklusi pembuluh darah dapat dilakukan pemeriksaan : a. CT Scan dan MRI

b. Untuk menetapkan secara pasti letak dan kausa dari stroke. CT scan menunjukkan gambaran hipodens

c. Ekokardiografi

Pada dugaan adanya tromboemboli kardiak (transtorakal, atau transesofageal) d. Ultrasound scan arteri karotis

Bila diduga adanya ateroma pada arteri karotis. Disini dipakai prinsip doppler untuk menghasilkan continuous wave untuk mendeteksi derajat stenosis secara akurat, serta juga pulsed ultrasound device yang dikaitkan dengan scanner (duplex scan)

e. Intra arterial digital substraction angiografi Bila pada ultrasound scan terdapat stenosis berat f. Transcranial Doppler

Dapat untuk melihat sejauh mana anastomosis membantu daerah yang tersumbat g. Pemeriksaan darah lengkap

Perlu untuk mencari kelainan pada cairan darah sendiri

3. Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan

Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain: 1) Apus darah tepi

a. Tebal : ada tidaknya Plasmodium

b. Tipis : identifikasi spesies Plasmodium/tingkat parasitemia 2) Pemeriksan kepadatan parasit ditentukan secara

a. Semi-kuantitatif : jumlah parasit per 100 LPB

b. Kuantitatif dengan menghitung jumlah parasit per 200 lekosit (pada tetes tebal) atau per 1000 eritrosit pada sediaan tipis.

Pemeriksaan dilakukan tiap 6 jam sampai 3 hari berturut-turut.

3) Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan adalah HRP-2 (histidine rich protein 2) atau enzim parasite lactate dehydorgenase (p-LDH).

4) QBC (semi quantitative buffy coat )

Prinsip dasar: tes fluoresensi yaitu adanya protein plasmodium yang dapat mengikat acridine orange akan mengidentifikasikan eritrosit terinfeksi plasmodium. Tes QBC adalah cepat tapi tidak dapat membedakan jenis plasmodium dan hitung parasit. 5) Rapid Manual Test

PCR (Polymerase Chain Reaction)

Adalah pemeriksaan biomolekuler digunakan untuk mendeteksi DNA spesifik parasitplasmodium dalam darah. Amat efektif untuk mendeteksi jenis plasmodium penderita walaupun parasitemia rendah.

Sedangkan untuk memeriksa komplikasi yang terjadi dapat menggunakan pemeriksaan berikut:

a. GDS (gula darah sewaktu) untuk mengetahui kondisi hipoglikemia pada pasien b. Ureum-Kreatinin untuk memeriksa fungsi ginjal

c. SGOT-SGPT untuk mengetahui fungsi hati pasien d. Darah rutin untuk mengetahui keparahan anemia pasien.

V. Sepsis

Definisi

Sepsis adalah kondisi medis serius di mana terjadi peradangan di seluruh tubuh yang disebabkan oleh infeksi.

Gejala yang berhubungan dengan kasus: demam dengan fokal infeksi yang jelas (missal ISPA, ISK, pneumonia), gangguan kesadaran yang biasanya disebabkan oleh SIRS (Systemic Inflammatory Response Syndrome).

VI. Infeksi Saluran Kencing

Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kemih. Infeksi saluran kemih merupakan kasus yang sering terjadi dalam dunia kedokteran. Walaupun terdiri dari berbagai cairan, garam, dan produk buangan, biasanya urin tidak mengandung bakteri. Jika bakteri menuju kandung kemih atau ginjal dan berkembang biak dalam urin, terjadilah Infeksi saluran kemih. Jenis infeksi saluran kemih yang paling umum adalah infeksi kandung kemih yang sering juga disebut sebagai sistitis. Gejala yang dapat timbul dari infeksi saluran kemih yaitu perasaan tidak enak berkemih (disuria, Jawa: anyang-anyangen). Tidak semua infeksi saluran kemih menimbulkan gejala, infeksi saluran kemih yang tidak menimbulkan gejala disebut sebagai infeksi saluran kemih asimtomatis.

Penyebab Infeksi Saluran Kemih:

Infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh kebiasaan yang tidak baik (kurang minum, menahan kemih), kateterisasi, dan penyakit serta kelainan lain.

Serta berhubungan dengan gonta ganti pasangan yang kita tidak tahu juga kalau pasangan itu membawa bakteri dari pasangan lain terutama kalau sitem ketahanan tubuh sudah berkurang dapat menimbulkaninfeksi saluran kemih .

Apa saja jenis bakteri akan sangat gampang sekali masuk ke dalam tubuh yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih selain gaya hidup yg kurang sehat terlalu banyak mengkonsumsi vitamin c dosis tinggi, narkoba dan minuman keras pemicu terjadinya infeksi saluran kemih karena urine yg melewati saluran kemih mengandung asam urat sehingga hal ini dapat memicu terjadinya batu ginjal pada saluran kemih yg dapat menyebabkan peradangan pada saluran kantung kemih.

VIII. KERANGKA KONSEP

Tn Andi (30th) berkunjung ke Papua 3 minggu yg lalu

Terinfeksi P. falciparum Diare Sekresi air Enzim intrasel usus Merusak eritrosit Melekat pd eritrosit (sel absortif usus) Keluarkan toxin sebagai reseptor Parasit malaria masuk ke RBC Keluarkan toxin Rangsang sitokin TNF& IL1 Lisis RBC intravas-kuler Deformitas RBC (bentuk knob) Enzin intrasel usus Aktivasi sel mast Rangsang prosta-glandin Hb free masuk hepar Hb free masuk ginjal Penyumbatan intravaskuler Sekresi air O2 Ikatan HCL dengan bradikinin Perubahan thermoset hipothala-mus Biliru-bin diare Rasa tidak nyaman pada perut RR& PR Kesadar ankejan g BWF Skelera ikterik Demam, menggigil, berkeringat Rangsang reseptor nyeri dikepala Nyeri kepala Malaria berat

IX. KESIMPULAN

Tn.Andi (30 tahun) mengalami keluhan tidak sadar, kejang, demam diikuti menggigil dan berkeringat, lesu, nyeri kepala, nyeri pada tulang dan sendi, rasa tidak nyaman pada perut, diare ringan, dan BAK berwarna seperti kopi dikarenakan terinfeksi Plasmodium Falciparum yang didapatkan dari Papua (daerah endemis malaria) dan mengakibatkan malaria berat (malaria serebral).

Dalam dokumen Laporan Tutorial (Halaman 100-107)

Dokumen terkait