• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERIKSAAN FISIK DADA DAN PARU-PARU a Tujuan : Untuk mengetahui keadaan dada dan paru-paru.

Dalam dokumen PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL (Halaman 40-46)

C. Denyut Nad

8. PEMERIKSAAN FISIK DADA DAN PARU-PARU a Tujuan : Untuk mengetahui keadaan dada dan paru-paru.

 INSPEKSI :

→ Dada di inspeksi terutama mengenal postur, bentuk dan kesimentrisan, ekspansi serta keadan kulit.

→ Bentuk dada berbeda antara bayi dan orang dewasa.

→ Dada bayi berbentuk melingkar dengan diameter dari depan ke belakang (anteroror-pasterior) sama dengan diameter transversal. → Pada orang dewasa perbandingan antara diameter anteroropasterior

→ Inspeksi dada dikerjakan baik pada saat dada bergerak atau pada saat diam terutama sewaktu dilakukan pengamatan pergerakan pernafasan. → Sedangkan untuk mengamati adanya kelainan bentuk tulang

punggung (kiposis, lordosis, skoliosis) akan lebih mudah dilakukan pada saat dada tidak bergerak.

 Berbagai kelainan bentuk dada :

1. Pigoen chest : bentuk dada yang ditandai dengan diameter transversal sempit, diameter antero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan.

2. Funnel chest : bentuk dada yang tidak normal sebagai kelainan bawaan yang mempunyai ciri-ciri berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior yang mengecil.

3. Barel chest : bentuk dada yang ditandai dengan diameter anteroposterior dan transversal yang mempunyai perbandingan 1:1.

 Pola pernafasan :

1. Eupnea : Irama dan kecepata pernafasan. 2. Takipnea : Peningkatan kecepatan pernafasan.

3. Bradipnea : Lambat tetapi merupakan pernafasan normal.

4. Apnea : Tidak terdapatnya pernafasan (mungkin secara periodik). 5. Hyperventilasi :pernafasan dalam kecepatan normal.

 Pola pernafasan

1. Cheyne-stokes : Pernafasan yang secara bertahap menjadi cepat dan dalam dari normal, kemudian melambat, diselingi dengan periode apnea. 2. Blots : Pernafasan cepat dan dalam dari normal, dengan terhenti tiba-tiba

diantaranya, pernafasan mempunyai kedalaman yang sama. 3. Kussmaul : Pernafasan cepat dan tanpa terhenti.

4. Apneustik : Inspirasi tersengal-sengal, lama di ikuti ekspirasi yang sangat pendek.

b. Cara kerja pemeriksaan inspeksi dada

1) Lepas baju pasien dan tampakkan badan pasien sampai batas pinggang. 2) Atur posisi pasien (pasien diatur tergantung pada tahap pemeriksaan dan

3) Yakinkan bahwa anada sudah siap (tangan bersih dan hangat), ruangan stetoskop sudah siap.

4) Beri penjelasan pada pasien tentang apa yang akan dikerjakan dan anjurkan pasien tetap relaks.

5) Lakukan inspeksi bentuk dada dari 4 sisi (depan, belakang, kanan, kiri,) pada saat istirahat (diam), saat inspirasi dan saat ekspirasi.

6) Pada saat inspeksi dari depan perhatikan area pada klavikula, foossa supra dan infra klavikula, sternum dan tulang rusuk.

7) Dari sisi belakang amati lokasi vertebra torakalis ke 7 (puncak skapula terletak sejajar dengan vertebra torakalis ke 8), perhatikan pula bentuk tulang belakang dan catat bila ada kelainan bentuk.

8) Terakhir inspeksi bentuk dada secara keseluruhan untuk mengetrahui adanya kelainan bentuk dada, misalnya bentuk dada barel chest.

9) Amati lebih teliti keadan kulit dada catat setiap ditemukan adanya pulpasi pada interkostalis / di bawah jantung retraksi intrakostalis selama bernafas, jaringan perut dan setiap ditemukan tanda-tanda menonjol lainnya.

 PALPASI

a. Tujuan : untuk mengetrahui keadan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan, kesimentrisan ekspansi, dan tactil vremitus (vibrasi yang dapat teraba yang di hantarkkan melalui sistem bronkopulmonal selama seseorang berbicara).

b. Cara kerja pemeriksaan palpasi dada

1. Lakukan palpasi untuk mengetahui ekspansi paru-paru/dinding dada :

 Letakkan kedua tangan secara datar pada dinding dada depan.

 Anjurkan pasien untuk menarik nafas.

 Rasakan gerakan dinding dada dan bandingkan sisi kanan dan sisi kiri.

 Berdirilah di belakang pasien,letakkan tangan anda pada sisi dada pasien, perhatikan getaran ke samping sewaktu pasien bernafas.

 Letakkan kedua tangan anda di punggung pasien dan bandingkan gerakan kedua sisi dinding dada.

2. Lakukan palpasi untuk memeriksa tactil vremitus. Suruh pasien menyebut bilangan “enam-enam” sambil anda melakukan palpasi dengan cara :

 Letakkan telapak tangan anda pada bagian belakang dinding dada dekat apeks paru-paru.

 Ulangi langkah di atas dengan tangan bergerak ke bagian dasar paru-paru.

 Bandingkan vremitus pada kedua sisi paru-paru dan diantara apeks serta dasar paru-paru.

 Lakukan palpasi tactil vremitus pada dinding dada anterior.

3. Vibrasi/getaran bicara secara normal dapat di trans-misikan melalui dinding dada.

4. Getaran lebih jelas terasa pada apeks paru-paru dan dinding dada kanan lebih keras daripada dinding dada kiri karena bronkus pada sisis kanan lebih besar.

 Suara/bunyi perkusi pada paru-paru orang normal adalah resonan yang terdengar seperti “dug-dug-dug”.

 Pada keadaan tertentu bunyi resonan ini dapat menjadi lebih atau kurang resonan.

 Bunyi kurang resonan = “bleg-bleg-bleg” karna bagian padat lebih besar daripada bagian udara.

 Bunyi hiperresonan =”deng-deng-deng”karna udara relatif lebih besar daripada zat padat.

 Bunyi timpani =”dang-dang-dang” karna terdapat banyak udara

 Selain untuk mengetahui keadaan paru-paru , juga dapat di gunakan untuk mengetahui batas paru-paru dengan organ lain di sekitarnya.

Cara kerja pemeriksaan perkusi paru-paru :

1. Lakukan perkusi paru-paru anterior dengan posisi supinasi :

 Perkusi mulai dari atas klavikula ke bawah pada setiap spasium interkostalis.

2. Lakukan perkusi paru-paru postersior dengan posisi sebaiknya duduk atau berdiri :

 Yakinkan dulu bahwa pasien telah duduk lurus.

 Mulai perkusi dari puncak paru-paru ke bawah.

 Bandingakn sisi kanan dan sisi kiri.

 Catat hasil perkusi secara jelas.

3. Lakukan perkusi paru-paru posterior untuk mendeterminasi gerakan diafragma (penting pada pasien empisema).

 Suruh pasien untuk menarik nafas panjang dan menahannya.

 Memulai perkusi dari atas ke bawah (dari resonan ke redup) sampai bunyi redup didapatkan.

 Beri tanda dengan spidol pada tempat dimana didapatkan bunyi redup(biasanya pada spasium interkostalis ke-9, sedikit lebih tinggi dari posisi hati di dadda kanan).

 Suruh pasien untuk mengembusakan nafas secara maksimal dan menahannya.

 Lakukan perkusi dari bunyi redup(tanda I) ke atas biasnya bunyi redup ke II ditemukan di atas tanda I.beri tanda pada kulit yang di temukan bunyi redyp (tanda II).

4. Lakukan perkusi paru-paru posterior untuk mendetrminasi gerakan diafragma (penting pada pasien empisema).

 Ukur jarak antara tanda I dan II. Pada wanita jarak ke dua tanda ini normalnya 3-5 cm dan pada pria 5-6 cm.

 Auskultasi

→ Untuk memeriksa aliran udara melalui batang trakeobronkeal dan untuk mengetahui adanya sumbatan aliran udara, serta memeriksa kondisi paru-paru & rongga pleura.

→ Suara nafas yang didengar melalui stetoskop dapat menjadi tidak normal apabila paru-paru mengalami suatu gangguan.

→ Ada beberapa bunyi/suara yang merupakan suara tambahan : ronchi kering,ronchi basah & gesekan pleura.

→ Ronchi kering : bunyi yang terputus yang tejadi oleh adanya getaran dalam lumen saluran nafas akibat penyempitan, kelainan selaput lendir,

atau akibat adanya sekret kental atau lengket. Semakin kecil/sempit diameter saluran nafas , maka nada bunyi nafas juga semakin tinggi & keras.

→ Ronchi basah (rales) : suara berisik yang terputus akibat aliran udara melewati cairan.ronchi basah dapat terdengar halus, sedang atau kasar tergantung pada besranya brochus yang terkena. Umumnya ronchi terdengar pada saat inspirasi.

→ Gesekan pleura bunyi yang timbul sebagai manifestasi kelainan pleura akibat gesekan pleura yang menebal/menjadi kasar karena mengalami peradangan . Bunyi ini biasanya terdengar pada akhir inspirasi dan awal ekspirasi.

Cara kerja pemeriksaan auskultasi paru-paru :

 Duduklah menghadap pada pasien.

 Suruh pasien bernafas secara normal dan mulailah auskultasi dengan pertama kali meletakkan stetoskop pada trakea, dengar bunyi nafas secara teliti.

 Lanjutkan auskultasi dengan arah seperti pada perkusi, dengan suara nafas yang normal dan perhatikan bila ada suara tambahan.

 Ulangi auskultasi pada dada lateral dan posterior serta bandingkan sisi kanan dan kiri.

BUNYI-BUNYI NAFAS

Bunyi Nafas Durasi Bunyi Inspirasi Dan Ekspirasi Nada Bunyi Ekspirasi Intensitas Bunyi Ekspirasi Lokasi Vesikuler Bronkoveskuler Bronkeal Trakeal Insp > Eksp Insp = Eksp Eksp > Insp Insp = Eksp Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Lembut Sedang Keras Sangat keras

Sebagian area paru- paru kanan dan kiri. Sering pada spasium

interkostalis ke 1 dan ke 2 bagian dan diantara skapula. Di atas manubrium Di atas trakea pada leher

Dalam dokumen PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL (Halaman 40-46)

Dokumen terkait