• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (UU Nomor 15 Tahun 2004)

Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Pemeriksa adalah orang yang melaksanakan tugas pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara untuk dan atas nama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) karena satu-satunya badan/lembaga yang mempunyai tanggungjawab dalam pemeriksaan keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pemeriksaan keuangan negara meliputi pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara dan pemeriksaan atas tanggung jawab keuangan negara. Pengelolaan Keuangan Negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggung jawaban. Tanggung Jawab Keuangan Negara adalah kewajiban Pemerintah .untuk melaksanakan pengelolaan keuangan negara secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, dan transparan, dengan memperhatikan rasa

keadilan dan kepatutan. BPK melaksanakan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh BPK meliputi seluruh unsur keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Dalam hal pemeriksaan dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan ketentuan undang-undang, laporan hasil pemeriksaan tersebut wajib disampaikan kepada BPK dan dipublikasikan.

Pemeriksaan terdiri atas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Pemeriksaan Keuangan adalah pemeriksaan atas laporan keuangan. Pemeriksaan Kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas. Sedangkan pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan yang tidak termasuk dalam pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Pemeriksaan dilaksanakan berdasarkan standar pemeriksaan yang telah disusun oleh BPK, setelah berkonsultasi dengan pemerintah. Standar pemeriksaan adalah patokan untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang meliputi standar umum, standar pelaksanaan pemeriksaan, dan standar pelaporan yang wajib dipedomani oleh BPK dan/atau pemeriksa.

Dalam merencanakan tugas pemeriksaan, BPK memperhatikan permintaan, saran, dan pendapat lembaga perwakilan, serta dapat juga mempertimbangkan informasi dari pemerintah, bank sentral dan masyarakat. Dalam

menyelenggarakan pemeriksaan dan tanggung jawab keuangan negara, BPK dapat memanfaatkan hasil pemeriksaan aparat pengawasan intern pemerintah. Dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan, pemeriksa dapat:

a. meminta dokumen yang wajib disampaikan oleh pejabat atau pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara;

b. mengakses semua data yang disimpan di berbagai media, aset, lokasi, dan segala jenis barang atau dokumen dalam penguasaan atau kendali dan entitas yang menjadi obyek pemeriksaan atau entitas lain yang dipandang perlu dalam pelaksanaan tugas pemeriksaannya;

c. melakukan penyegelan tempat penyimpanan uang, barang, dan dokumen pengelolaan keuangan negara;

d. meminta keterangan kepada seseorang; dan

e. memotret, merekam dan/atau mengambil sampel sebagai alat bantu pemeriksaan.

Dalam rangka meminta keterangan untuk suatu kegiatan, BPK dapat melakukan pemanggilan kepada seseorang. Pemeriksa melakukan pengujian dan penilaian atas pelaksanaan sistem pengendalian intern pemerintah, untuk pemeriksaan keuangan dan/atau kinerja, sedangkan untuk mengungkapkan adanya indikasi kerugian negara/daerah dan/atau unsur pidana, pemeriksa melaksanakan pemeriksaaan investigatif.

Setelah selesai pemeriksaan, pemeriksa menyusun laporan hasil pemeriksaan. Apabila diperlukan, pemeriksa dapat menyusun laporan interim pemeriksaan. Laporan yang dihasilkan oleh pemeriksa, antara lain: (1) Laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah yang memuat opini; (2) Laporan hasil pemeriksaan atas kinerja memuat yang temuan, kesimpulan, dan rekomendasi; (3) Laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu yang memuat kesimpulan serta (4) Tanggapan pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas temuan, kesimpulan, dan rekomendasi pemeriksa, dibuat sebagai lampiran.

Sejauh ini, audit kinerja terhadap lembaga-lembaga pemerintahan di Indonesia dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan yang dikeluarkan oleh BPK. Standar Audit Pemerintahan memuat tata cara melakukan audit atas semua kegiatan pemerintah yang meliputi APBN, APBD, pelaksanaan anggaran tahunan BUMN dan BUMD serta yayasan yang didirikan oleh Pemerintah, BUMN dan BUMD.

Dalam bukunya, Mardiasmo (2009) standar-standar yang menjadi pedoman dalam audit kinerja terhadap lembaga pemerintah sesuai dengan Standar Audit Pemerintahan adalah sebagai berikut:

a. Standar Umum

1) Staf yang ditugasi untuk melaksanakan audit harus secara kolektif memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk tugas yang disyaratkan.

2) Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit, organisasi/lembaga audit dan auditor, baik pemerintah maupun akuntan publik harus independen.

3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama. 4) Setiap organisasi/lembaga audit yang melaksanakan audit yang

berdasarkan SAP ini harus memiliki sistem pengendalian intern yang memadai dan sistem tersebut harus di review pihak lain yang kompeten. b. Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja

1) Perencanaan, pekerjaan harus direncanakan secara memadai. 2) Supervisi, staf harus diawasi (supervise) dengan baik.

3) Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan. 4) Pengendalian Manajemen.

c. Standar Pelaporan Audit Kinerja

1) Bentuk, auditor harus membuat laporan audit secara tertulis untuk dapat mengkomunikasikan hasil setiap audit.

2) Ketepatan waktu, auditor harus dengan semestinya menerbitkan laporan untuk menyediakan informasi yang dapat digunakan secara tepat waktu oleh manajemen dan pihak lain yang berkepentingan.

3) Isi laporan, mencakup tujuan lingkup metodologi audit, hasil audit, rekomendasi, pernyataan standar audit, kepatuhan terhadap perundang-undangan, tanggapan pejabat yang bertanggungjawab.

4) Penyajian laporan, laporan harus lengkap, akurat, obyektif, meyakinkan serta jelas dan ringkas sepanjang hal ini dimungkinkan.

5) Distribusi laporan, laporan tertulis audit diserahkan oleh organisasi/lembaga audit kepada pejabat yang berwenang dalam organisasi pihak yang diaudit, pihak yang meminta audit, dan yang mempunyai tanggung jawab atas pengawasan secara hukum dan pihak lain yang diberi wewenang oleh entitas yang diaudit untuk menerima laporan tersebut.

Dokumen terkait