• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERIKSAAN SPERMA

Judul : Pemeriksaan Makroskopis Spermatozoa

Tujuan : Untuk mengetahui pemeriksaan sperma secara makroskopis

Prinsip : Sperma diambil 20 menit sebelum praktek,langsung diperiksa secara Makroskopis

Dasar Teori :

Semen adalah cairan putih dan kental yang keluar dari alat kelamin pria saat Ejakulasi.sedangkan sperma adalah makhluk kecil yang berenang-renang dalam semen spermatozoa dihasilkan oleh testis akibat pengaruh testosteron dan menjadi matur didalam epididimis.

Sperma sendiri hanya akan bertahan hidup dalam lingkungan yang hangat,sekali meninggalkan tubuh kelangsungan hidup sperma berkurang dan dapat menyebabkan sel mati sehingga mengurangi kualitas sperma.

Sel sperma terdiri daribeberapa bagianantara lain: a. kepala

kepala berisi inti dengan kromatin yang padat serat melingkar.dikelilingi oleh akrosom anterior yang berisi enzim yang digunakan untuk menembussel telur wanita.

b. bagian tengah

bagian tengah memiliki inti,berfilamen pusat dengan berputar.disekitar itu banyak mitokndria digunakan utuk produksi ATP untuk perjalanan melalui rahim,leher rahim,dan tabung rahim.

c. ekor flagel

ekor flagel mengekskresi gerakan cambukyang mendorongspermatosit tersebut seorang laki – laki umumnya mengevakulasi kurang lebih 2-5 ml semen.tiap mili mengandung 50-130 juta sel.

Tahap pembentukan spermatozoa dibagi 3 tahap yaitu: 1. spermatocytogenesis

merupakan spermatogenia yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.

 Spermatogenia

Merupakan struktur primitif dan dapat melakukan rprodusi dengan cara mitosis.

 Spermatosit primer

Mengandung kromosom dipluid (zn) pada inti sel nya dan mengalami mitosis. 2. Tahapan meiosis

Spermatosit 1 (primer) menjauh dari lamina basalis.sitoplasma makin banyak dan segara mengalami meiosis 1 yang kemudian diikuti dengan meiosis 2.

3. Tahapan spermiogenesis

Merupakan transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang mengalami 4 fase yaitu:fase golgi,fase tutup,fase akrosom dan fase pematangan.

Hasil akir berupa 4 spermatozoa masak. Beberapa cara memperoleh sperma :

 Mansturbi/onani

 Coitus interuptus

 Coitus condomatosus

 Logam

 Plastik

Sperma yang baru keluar selalu menunjukan adanya gumpalan/kogulum diantara lendir putih yang cair.

Alat dan bahan :

 Alat : 1) Wadah 2) Timer 3) Pipet tetes 4) Mikroskop 5) Kaca objek 6) Kaca penutup 7) Alat penghitung  Bahan : 1) Sampel semen 2) Reagen pengencer - NaHCo3 5 gram - Formalin 1 ml - Aquadest 100 ml - Reagen Gyemza 3) Carik celup/kertas PH Prosedur kerja : Makroskopis semen

 pengarahan pada pasien untuk melaksanakan masa abtinisia 3-4 hari.

 pengambilan/penampungan disarankan di labolatorium dengan penampungan gelas/botol steril.

 catatan yang harus dilaporkan :

 masa abtinensia

 penampungan semen

 cara pengeluaran semen

 waktu pengeluaran semen

 waktu pemeriksaan semen dengan cara:

 langsung

 1/2 jam ke 1

 1/2 jam ke 2

Diukur setelah terjadi liduvaksi (pencairan) yang sempurna,terjadi.(isap semen dengan pipet,lepaskan/keluarkan sehingga cairan menetes.panjang tetesan diukur biasanya 3-5 cm.

Hasil:

 volume : 2,0

 Ph :10 (normal basah lemah 7,2 - 8,9)

 warna : putih kanji (normal putih keabuan)

 bau : khas dengan tajam (normal khas)

 viskositas : 3 cm 9 norml paling lambat 60 menit,panjang tetesan 3,5 cm).

Judul :

Pemeriksaan Mikroskopis Semen

Tujuan :

Untuk menentukan kalitas semen dengan melakukan analisis semen berupa pemeriksaan makroskopis dan pemeriksaan mikroskopis.

Prinsip:

Identifikasi jumlah spermatozoa yang gerak pada tetesan langsung/ sediaan basah dari cairan semen dengan catatan waktu secara tepat. Seperti pada jumlah sperma per lapang pandang.

Identifikasi jumlah spermatzoa pada sediaan kering dari cairan semen yang di warnai dan bedakan sel yang hidup tidak berwarna dan sel yang hidup tidak berwarna dan sel yang mati berwarna dalam 100 sel pada lapang pandang.

Identifikasi bentuk/ morfologi spermatozoa pada sediaan kering yang di warnai dari cairan semen dan diamati bagian ekor, bagian tengah dan kepala per lapang pandang.

Dasar Teori:

Analisa semen dapat dilakukan untuk mengevaluasi gangguan fertilitas (kesuburan) yang disertai dengan atau tanpa disfungsi hormon androgen. Dalam hal ini hanya beberapa parameter ejakulatif yang diperiksa (dievaluasi) berdasarkan buku petunjuk WHO “manual for the exmination of human semen and sperm-mucus interaction”.

Semen merupakan cairan putih atau abu-abu, yang dikeluarkan dari uretra pada saat ejakulasi. Sperma terdapat atau bagian dari semen di samping cairan-cairan lainnya. Kuantitas dan kualitas penting sekali dalam fungsi reproduksi. Pada semen yang baik, sperma akan dapat survive, berenang dan akhirnya mencapai sel ovum di saluran reproduksi wanita. Sperma dan ovum akan bersatu dalam suatu proses yang di sebut fertilisasi setengah ayah dan setengah sifat ibu.

Spermatogenesis merupakan peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada tubulus seminiferus. Volume sperma normal sebesar 3 ml. Sesuai dengan lamanya tidak berejakulasi yaitu abstinensia 7 hari dan termasuk kategori normal.

Volume cairan ejakulasi (semen) terutama berasal dari cairan vesikula seminalis (60%) dan kelenjar prostat (15%), sebagai kecil dari kelenjar bulbouretralis dan epididimis.

Alat dan bahan:

 Alat:

Wadah cairan semen Timer Pipet tetes Kamar hitung Kaca penutup Alat penghitung Kaca objek  Bahan:

Sampel semen

Reagen warna eosin yellow 0,5% Reagen pengencer untuk semen NaHCO3 5g Formalin 1 ml Aqudes ad 100 ml Raegen giemsa Cara kerja Motilitas Spermatozoa

 Semen diteteskan pada kaca objek dan tutup dengan kaca penutup

 Amati di bawah mikroskop pembesaran 400x dalam lapang pandang

 Hitung jumlah rata-rata yang bergerak dan jumlah rata-ata yang tidak bergerak

 Hitng prosentase dari spermatozoa yang bergerak terhadap total jumlah yang bergerak dan tidak bergerak (1 jam pertama >= 60%)

Vitalitas spermatozoa

 Semen diteteskan pada kaca objek dan ditambah 1 tetes reagen eosin 0,5%, aduk.

 Buat sediaan hapus, dan keringkan di udara. Amati di bawah mikroskop pembesaran 400x dalam 100 spermatozoa, tentukan bentuk normal, kepala dua, kepala terlalu kecil, kepala terlalu besar, agian tengah ada/tidak, bagian ekor ada/tidak, panjang/pendek, bercabang/tidak

 Tentukan prosentasi dari setiap bentuk dalam 100 spermatozoa yang hidup (tida berwarna) dan yang mati (merah)

 Normal: <20% bentuk sel yang abnormal Hitung jumlah dan total spermatozoa

Satu tetes semen ditambah 19 tetespengencer atau NaCl fisiologis dan campur. Satu sampai homogen (20x)

Masukan 1 tetes kedalam kamar hitung improve neubauerur sampai rata

Hitung dalam 5 kotak ke 2 Luas: 1/5 x 1/5 = 1/25 mm2

5 x 1/10 = 15

Jumlah spermatozoa = N buah

Maka jumlah dalam 1 mm3 (1/1000 ml) = 50/1 x N = 50 N 50 N x pegenceran = 50 N x 20 = 1000 N

Dalam 1 ml = 1000 N x 1000 = 1.000.000 N

Misalkan volume semen 3 ml: Dalam : 1/5 x 1/5 = 1/25 mm2

5 x 1/10 = 1/5

Volume: 1/5 x 1/10 = 1/50 mm3

Ditemukan 125 buah spermatozoa

Konsentrasi spermatozoa = 1.000.000 x 125 = 125.000.000 spermatozoa/ml Total speratozoa = 3x 125 juta = 375 juta/ ejakulasi

Morfologi spermatozoa

 Semen diteteskan pada kaca objek dan di buat hapusan semen dan biarkan kering di udara

 Fiksasi hapusan dengan metanol selama 5 menit

 Warnai hapusan dengan pewarna giemsa selama 20 menit

 Amati dibawah mikroskop pembesaran 400x dalam 100 spermatozoa, tentukan bentuk normal, kepala dua, kepala terlalu kecil, kepala terlalu besar, bagian tengah ada/tidak, bagian ekor ada/tidak, panjang/pendek. Bercabang/tidak

 Tentukan prosentasi dari setiap bentuk dalam lapang pandang spermatozoa

Hasil Pengamatan a. Motilitas Sperma pengamatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jmlh motil 32 54 39 30 22 25 21 20 80 59 382 Tdk baik 30 23 22 30 20 30 25 15 35 36 266 Non motil 57 49 42 45 56 75 41 15 6 46 432 Jumlah 1080 Perhitungan : a. Motil = 382∕1080 x 100 % = 35,37 %

b. Tidak baik = 266 / 1080 x 100% = 24,62 % c. Tidak motil = 432/1080 x 100% = 40 %

b. Vitalitas Sperma

Spermatozoa tidak berwarna = 576 buah Spermatozoa berwarna merah = 385 buah c. Hitung jumlah dan total spermatozoa

Volume semen = 2 ml

Ditemuka 75 buah spermatozoa

Konsentrasi spermatozoa = 1.000.000 x 75 = 75.000.000 spermatozoa/ml Jadi total spermatozoa = 2x 75.000.000 = 150juta/ejakulasi

d. Morfologi spermatozoa Jumlah normal: 120 Abnormal: 296 Kepala dua: 36

Kepala terlalu kecil: 25 Kepala terlalu besar: 47 Bagian tengah ada/tidak: 51 Bagian ekor ada/ tidak: 52 Bagian ekor panjang/ pendek: 60 Bercabang/ tidak: 25

Jumlah abnormal:296

Pembahasan

Pada pemeriksaan mikroskopis spermatozoa untuk memeriksa mutiliti dari sperma, vitalitas spermatozoa, hitung jumlah dan total spermatozoa serta morfologi dari spermatozoa. Pada pengamatan motilitas sperma, sel sperma yang tidak bergerak lebih banyak dari pada sperma yang bergerak baik. Pada pemeriksaan vitalitas sel yang hidup lebih sedikit lebih dari pada sel yang mati. Pada pemeriksaan hitung jumlah dan total spermatozoa mendapatkan hasil yang normal. Lalu, pada pengamatan morfologinya jumlah spermatozoa yang abnormal lebih banyak dari pada yang normal.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan mikroskopis spermatozoa, antara lain: masa abstenensia yang tidak sesuai sebelum pemeriksaan, sampel yang terlambat di periksa, penundaan pemeriksaan sehingga membuat spermatozoa telah mati akibat terlalu lama dibiarkan sebelum diperiksa.

Kesimpulan

Dari hasil pemeriksaan mikroskopis spermatozoa di dapatkan hasil yang tidak normal, antara lain: jumlah tidak motil 40%, sedangkan yang motil hanya 35,37%. Jumlah vitalitas Spermatozoa tidak berwarna = 576 buah, sedangkan Spermatozoa berwarna merah = 385 buah. Total dari spermatozoa = 2x 75.000.000 = 150juta/ejakulasi. Pada pemeriksaan morfologi spermatozoa hasilnya ialah: Jumlah normal: 120, Abnormal: 296, Kepala dua: 36, Kepala terlalu kecil: 25, Kepala terlalu besar: 47, Bagian tengah ada/tidak: 51, Bagian ekor ada/ tidak: 52, Bagian ekor panjang/ pendek: 60, Bercabang/ tidak: 25, Jumlah abnormal:296

Dan dari hasil pemeriksaan di atas dapat disimpulkan bahwa, spermatozoa tidak normal.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pemeriksaan Kimia Klinik dapat meliputi pemeriksaan secara makroskopik dan mikroskopik dari sampel. Sampel yang masuk dalam pemeriksaan kimia klinik di laboratorium antara lain sampel urin, feses dan sperma. Pemeriksaan di Laboratorium dapat membantu dalam menegakkan Diagnosa suatu penyakit yang sedang di derita pasien, sehingga pemeriksaan di Laboratorium Klinik adalah salah satu pemeriksaan yang penting di dalam masyarakat.

B. SARAN

1. Sebaiknya alat yang di butuhkan dalam praktikum dan pemeriksaaan di laboratorium lengkap

2. Selama berada di laboratorium kelengkapan APD 9Alat Peindung Diri) harus lengkap dan digunakan

4. Praktikan harus mengganggap semua sampel bersifat infeksius dan harus berhati-hati

Dokumen terkait