• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pemerintah Untuk Meningkatkan Penggunaan Produk Industri Dalam Negeri Melalui Pengadaan Barang dan Jasa Ditinjau Dar

3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN

B. Peran Pemerintah Untuk Meningkatkan Penggunaan Produk Industri Dalam Negeri Melalui Pengadaan Barang dan Jasa Ditinjau Dar

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian

Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dapat digunakan sebagai salah satu instrumen strategis untuk menggenjot kinerja industri nasional, yaitu melalui dorongan permintaan akan produk-produk dalam negeri yang berkualitas dan mampu bersaing dengan produk impor, dengan TKDN yang tinggi. Dengan demikian, industri dalam negeri dapat terpacu untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksinya, sekaligus mendapatkan jaminan untuk terserap oleh pasar dalam negeri.150

Inisiasi ini dapat dimulai oleh pemerintah melalui belanja modal dan belanja barang yang anggarannya setiap tahun mencapai lebih dari Rp 400 triliun, baik itu untuk proyek-proyek besar infrastruktur maupun belanja barang di instansi milik pemerintah. Instrumen belanja pemerintah diharapkan mampu mendorong industri dalam negeri tetap tumbuh di tengah momentum perlambatan ekonomi global. Hal ini tentu sangat rasional, mengingat kontribusi belanja pemerintah terhadap pembentukan PDB hampir mencapai 10%. Berbagai proyek infrastruktur serta

150

Eyuda Angga Pradigda (Fungsional Perencana, Biro Perencanaan Kementerian Perindustrian), “P3DN Untuk Menggenjot Industri Nasional”, Majalah Media Industri, Edisi Nomor 2 Tahun 2015, Op. Cit., hlm. 55., (diakses 8 Juni 2016).

belanja pemerintah yang dapat dikenakan program P3DN antara lain sebagai berikut:151

1. Usaha hulu migas yang dikoordinasikan oleh SKK Migas dan dilakukan oleh Kontrak Karya Kerja Sama (K3S) di bawah Kementerian ESDM; 2. Pembangunan power plant dan transmisi, energi, PT PLN, PT PGN, di

bawah Kementerian BUMN;

3. Pembangunan infratsruktur jalan, bendungan, jembatan, gedung perumahan,di bawah Kementerian PU dan Perumahan Rakyat;

4. Pembangunan jalan kereta api, pelabuhan, bandara, transportasi, poros maritim, di bawah Kementerian Perhubungan;

5. Pembangunan infrastruktur telekomunikasi dan IT PT Telkom di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika;

6. Pengadaan alat tulis sekolah, peralatan laboratorium, alat peraga, dan sara pendukung pendidikan lainnya di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

7. Pengadaan alat-alat kesehatan, perabotan rumah sakit, dan obat-obatan di bawah Kementerian Kesehatan; serta

8. Pengadaan alutsista seperti senjata ringan dan berat, alat angkut, kendaraan tempur, pakaian dan peralatan militer lainnya di bawah Kementerian Pertahanan serta peralatan pendukung kepolisian di bawah Polri.

151

Sejumlah departmen dan instansi pemerintah mendukung dan juga telah melaksanakan sejumlah kegiatan P3DN. Departmen Luar Negeri misalnya, telah mewajibkan seluruh PNS pusat dan Perwakilan di luar negeri untuk menggunakan seragam termasuk alas kaki, dan peralatan lainnya hasil produksi dalam negeri. Deplu juga telah mengusulkan penggunaan seragam batik hasil produksi dalam negeri pada hari-hari tertentu setiap minggu kepada seluruh PNS di Pusat dan Perwakilan Luar Negeri, serta mengusulkan penggunaan kendaraan produksi dalam negeri bagi kantor-kantor perwakilan di luar negeri. Departemen Dalam Negeri telah mewajibkan seluruh PNS Pusat untuk menggunakan peralatan hasil produksi dalam negeri; mengusulkan penggunaan seragam batik dan alas kaki hasil produksi dalam negeri pada hari-hari tertentu dan membuat surat edaran kepada Gubernur, Bupati dan Walikota yang menegaskan kewajiban penggunaan seragam kerja hasil produksi dalam negeri bagi PNS termasuk guru. Kantor Menpan juga telah menerbitkan peraturan tentang penggunaan produksi dalam negeri menjadi kewajiban PNS/TNI/POLRI; menerbitkan peraturan bahwa setiap instansi (Kemnterian/Lembaga) mengoptimalkan penggunaan produksi dalam negeri, memonitor, mengevaluasi, dan melaporkan setiap enam bulan kepada Departemen Perindustrian. Sementara itu, TNI dan POLRI telah mewajibkan seluruh PNS untuk menggunakan seragam, termasuk alas kaki, rompi tahan peluru, kopel rim, baret dan peralatan non alutsista hasil produksi dalam negeri, dan mengusulkan penggunaan seragam batik hasil produksi dalam negeri pada hari-hari tertentu setiap minggu kepada PNS di lingkungan TNI dan POLRI.152

152

Pemerintah juga melakukan pameran produk industri dalam negeri guna meningkatkan kebanggaan dan kecintaan masyarakat untuk menggunakan produk buatan dalam negeri sekaligus saran unjuk kemampuan industri nasional, program tersebut diberi nama Pameran Produksi Indonesia (PPI). Menperin mengatakan, pemerintah tidak akan sungkan mempromosikan kemampuan industri dalam negeri yang telah menghasilkan produk berkualitas dan memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang tinggi, sehingga dapat semakin dikenal masyarakat dan mampu bersaing dengan produk impor. Melalui PPI, produk unggulan industri dalam negeri semakin dikenal oleh pembeli potensial, baik dari kalangan, pemerintah pusat maupun daerah, dunia usaha, dan masyarakat luas. Hal ini tentunya dapat meningkatkan penetrasi pasar dalam negeri, termasuk menggalakkan program P3DN.153

Pameran yang difasilitasi oleh Kementerian Perindustrian dilakukan di dalam negeri dan di luar negeri. Pameran produk industri yang di lakukan di dalam dan luar negeri berupa: furnitur, fesyen, sutera, batik tenun, produk investasi, bisnis, industri, buku, makanan, minuman, perhiasan, hasil litbang, produk karet, batik, sepatu, mainan, tekstil, kopi, kosmetik, logam, alas kaki dan sebagainya.154

Media Industri, Edisi Nomor 2 Tahun 2009, Op. Cit., hlm. 19., (diakses 19 Juni 2016).

153

Menperin, “Pameran Produksi Indonesia Mendorong Penggunaan Produk Dalam Negeri”, Majalah Media Industri, Edisi Nomor 3 Tahun 2015, Op. Cit., hlm. 45., (diakses 9 Juni 2016).

154

Kemenperin,“Daftar Pameran yang Difasilitasi Kemenperin”, www.kemenperin.go.id, (diakses 9 Juni 2016).

Pada tahun 2013 Kementerian Perindustrian mengadakan Pameran Batikmark Batik Berkualitas, di Plasa Pameran Industri Kemenperin, Jakarta. Pada pembukaan pameran itu Menperin Mohamad S. Hidayat menyampaikan

bahwa dalam upaya melestarikan dan mengembangkan produk batik yang ada di Indonesia, Batik Indonesia secara bertahap telah didaftarkan dengan logo BATIKMARK “Batik Indonesia” yang tercantum dalam perlindungan Hak Cipta Nomor 034100 pada Ditjen HKI, Kementerian Hukum dan HAM. Penyelengaraan pameran ini merupakan kerjasama antara Kementerian Perindustrian dengan Yayasan Batik Indonesia, yang menampilkan karya IKM unggulan Batik Nusantara.155

Batikmark adalah suatu tanda yang menunjukkan identitas dan ciri batik buatan Indonesia yang terdiri dari tiga jenis, yakni batik tulis, batik cap, dan batik kombinasi tulis dan cap. Tujuan utama penerbitan sertifikasi Batikmark adalah memastikan perspektik dunia bahwa tekstil bermotif dan berproses adalah kekayaan tradisional Indonesia dan menjaga kualitas tekstil bermotif batik dan berproses batik tersebut kepada para konsumen batik. Untuk memasyarakatkan Batikmark, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 74 Tahun 2007 tentang Penggunaan BATIKMARK “Batik indonesia” yang selanjutnya diatur melalui Peraturan Dirjen IKM Nomor 71 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan BATIKMARK “Batik Indonesia”.156

Pada tahun 2014 Kementerian Perindustrian menyelenggarakan PPI di Harris Conventiom Festival Citylink, Bandung. Kegiatan tersebut bertema “Karya Indonesia Untuk Dunia”, diikuti sebanyak 130 peserta. Berbagai produk dalam negeri yang ditampilkan, diantaranya adalah mobil buatan dalam negeri, mobil

155

Menperin,“Batikmark Melindungi Batik Indonesia”,

2016).

156

listrik serta produk-produk unggulan lainnya, yaitu furnitur, alat kesehatan dan alat industri pertahanan, elektronika dan peralatan rumah tangga, alat musik dan olahraga, herbal dan kosmetik, makanan dan minuman, batik dan tenun, serta perhiasan dan kerajinan. Beberapa produk unggulan dalam pameran tersebut adalah mobil offroad produksi PT Fin Komodo Teknologi. Menariknya, tingkat kandungan lokal di kendaraan roda empat tersebut telah mencapai 80% karena komponennya diproduksi di dalam negeri. Bahkan, mobil ini diciptakan dengan harga yang terjangkau dan irit bahan bakar. Kemampuannya bermanuver di medan yang berat dan terjal seperti diarea perkebunan dan pehutanan, yang akan membuat ketertarikan para offroader dan produk air embun dalam botol (purence dew drinking water) produksi PT Divine Eternair Water Indonesia, yang merupakan produk embun pertama di dunia. Pengolahan air kemasan tersebut menggunakan teknologi Systemized Dew Process (SDP) yang memanfaatkan kelembapan udara. Teknologi ini cukup ramah lingkungan, karena tidak mengurangi persediaan air tanah. Berdasarkan uji praklinis, air embun kemasan ini memiliki banyak manfaat dalam membantu fungsi tubuh, diantaranya menurunkan berat badan, menurunkan kolesterol, dan melancarkan buang air besar. Hebatnya lagi, produk ini telah mendapat pengakuan dari San Antonio Testing Laboratory Inc. Texas – USA, yang menyatakan “Dalam 16 tahun kami menganalisa air, Purence adalah air minum termurni yang pernah kita uji”.157

Pameran furnitur berskala internasional “The International Furniture Show, IMM Cologne 2015” yang diikuti oleh Kementerian Perindustrian melalui

157

Kemenperin, “PPI 2014 Berjalan Sukses”, Majalah Media Industri, Edisi Nomor 2 Tahun 2014, hlm. 34.,

Direktorat Jendral Industri Agro bekerja sama dengan Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) serta Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) dalam rangka meningkatkan daya saing dan promosi produk furnitur Indonesia di pasar global. Tahun lalu, acara tersebut diselenggarakan di Koelnmesse GmbH, Koln, Jerman selama enam hari. Dalam keikutsertaan pameran tersebut, Direktorat jendral Industri Agro memfasilitasi penyewaan lahan seluas 884m² yang dibangun menjadi “Indonesia Furniture Pavilion”. Di Indonesia Furniture Pavilion, terdapat 28 perusahaan furnitur Indonesia yang ikut meramaikan pameran tersebut dengan menampilkan berbagai produk unggulannya. Perusahaan-perusahaan tersebut terdiri atas industri mebel kayu, rotan, dan bambu yang telah mempunyai kemampuan menghasilkan produk yang baik dengan desain baru, berdaya saing tinggi, dan berkualitas. Mereka bersal dari sentra industri mebel di Jabodetabek, Jawa Barat (Cirebon), Jawa Tengah (Semarang, Jepara, Boyolali, Karanganyar, Sukoharjo, Klaten), Yogyakarta (Sleman, Bantul) serta Jawa Timur (Surabaya, Gresik, Sidoarjo).158

Tidak hanya menampilkan produk furnitur, di stand Indonesia juga diisi dengan acara buyer gathering yang dibuka oleh Kepala Perwakilan Konsulat Jendral Republik Indonesia di Frankfurt, Jerman, Ibu Wahyu Hersetiati dan dihadiri oleh Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Republik Ferderal Jerman, Atase Perdagangan Kedutaan Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia Untuk Pemerintah Kerajaan Belgia,

158

Kemenperin, “Furnitur Nasional Masuk Pasar Global”, Majalah Media Industri, Edisi Nomor 1 Tahun 2015, hlm. 38.

Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa, Indonesia Trade Promotion Center di Hamburg Jerman, Direktur Fasilitasi Ekspor Kementerian Perdagangan, Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan, para buyer potensial internasional, desainer, para peserta pameran, serta undangan lainnya. Selain itu, juga ditampilkan hiburan tarian serta sajian kuliner Nusantara kepada para tamu undangan. Bahkan, dalam rangka meningkatkan promosi keberadaan “Indonesi Furniture Pavilion”, juga dilakukan penyebaran informasi melalui buku katalog, brosur serta melalui media internet dan koran harian lokal selama pelaksanaan pameran berlangsung.159

Berdasarkan data yang dihimpun, pada pameran tahun 2015 telah terjadi transaksi langsung dengan nilai sebesar USD1,72 juta serta adanya pesanan- pesanan para buyer potensial yang akan ditindaklanjuti oleh peserta pameran sebesar USD6,33 juta atau meningkat cukup signifikan dibandingkan tahun 2014 dengan transaksi langsung USD1,67 juta dan buyer potensial sebesar USD2,37 juta.160

Indonesia juga mengikuti pameran kopi pada bulan Juni tahun 2015 yang lalu di Gothenburg, Swedia. Paviliun Indonesia merupakan satu-satunya (atas nama negara) yang berpartisipasi dalam pameran ini. Paviliun ini menempati area seluas 85m² dengan tema “Remarkable Indonesia-Home of World’s Finest Coffee”. Partisipasi Indonesia pada pameran ini merupakan yang terbesar untuk pameran komoditas tunggal menampilkan 45 ragam kopi dari hasil seleksi 54 jenis kopi dari seluruh wilayah Indonesia. Dalam pameran ini ditampilkan produk

159

Ibid., hlm. 39.

160

kopi olahan dari 10 perusahaan industri Indonesia seperti kopi bubuk, instan, permen kopi, biskuit kopi, produk kosmetik (kecantikan) berupa lulur dan krim berbahan kopi. Selain pameran, Paviliun Indonesia juga menyelenggarakan beberapa kegiatan, yaitu uji rasa (cupping test), untuk 6 (enam) ragam kopi arabica selama 2 (dua) hari berturut-turut, peragaan pembuatan kopi secara tetes dingin (cold drip coffee) selama 3 (tiga) hari berturut-turut, dan pembuatan dan penyajian minuman dari daun kopi (Kopi KAHWA) dari Sumatera Barat.161

Dari hasil laporan, pegunjung paviliun Indonesia mencapai 450 orang selama pameran dengan transaksi pembelian biji kopi spesial sebanyak 3 kontainer dengan nilai USD261,9 ribu atau sekitar Rp3,4 miliar. Pada kesempatan tersebut juga terjadi penandatanganan kontrak sebanyak 3 (tiga) kontainer atau setara 54 ton kopi arabica gayo antara Direktur CV Gayo Mandiri Coffee Moh. Amin dengan List & Beisler GmbH Hamburg German Robert Heuveldop, penandatanganan kontrak sebanyak 2 (dua) kontainer atau 36 ton kopi arabica gayo antara Direktur CV Gayo Mandiri Coffee Moh. Amin dengan Perusahaan CTB dari Belanda, serta penandatanganan kontrak sebanyak 1 (satu) kontainer atau 18 ton kopi arabica gayo antara Direktur CV Gayo Mandiri Coffee Moh. Amin dengan Perusahaan Sadry Roaster dan Antoane Roaster dari Peranci. Beberapa jenis kopi yang dipamerkan pada paviliun Indonesia antara lain: Biji Kopi Mentah (Green Bean) dari Sumatera, Bengkulu, Toraja, Bali, Papua serta

161

Kemenperin, “Aroma Kopi Indonesia Dobrak Pasar Dunia”, Majalah Media Industri, Edisi Nomor 2 Tahun 2015, Op. Cit., hlm. 40., (diakses 19 Juni 2016).

Produk Kopi Olahan seperti produk kopi luwak, kopi instan,dan produk kosmetik dari kopi.162

Promosi penggunaan produksi dalam negeri berupa pameran merupakan strategi pengamanan pasar domestik dari serbuan produk impor dengan demikian semakin mendekatkan produk dalam negeri dengan masyarakat dimana masyarakat dapat melihat maupun membeli hasil industri dalam negeri. selain dengan menggunakan sarana promosi berupa pameran penggunaan produk dalam negeri dilakukan melalui pengadaan barang dan jasa oleh setiap instansi pemerintah sesuai dengan kewenangan masing-masing. Secara tidak langsung, program ini akan memacu dunia usaha nasional untuk selalu meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) serta mutu produknya guna meraih kepercayaan konsumen dalam negeri, mendorong tumbuhnya produk-produk baru dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, memperkuat basis produksi nasional agar mampu bersaing di pasar dalam negeri dan menjadi prioritas bagi belanja pemerintah, membangun kesadaran serta menciptakan pemahaman bahwa industri dalam negeri telah mempu memenuhi kebutuhan masyarakat, memberikan teladan bagi masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri, dan membangun keicntaan bangsa Indonesia terhadap produk dalam negeri.163

C. Tanggung Jawab Hukum Kepada Para Pihak Yang Melanggar