• Tidak ada hasil yang ditemukan

pemerintahan di daerah Mesir, Basrah dan Kufah dikelola secara

Dalam dokumen Sejarah Peradaban Islam: Pendekatan tematik (Halaman 75-78)

desentralistik baik politik maupun ekonomi sehingga kelompok etnik-ideologis semakin terbuka untuk berkembang.113 Implikasinya, ‘Abba>si>yah era Ha>ru>n mengalami kemajuan ekonomi yang belum pernah dicapai oleh pemerintahan sebelumnya.114 Capaian itu ditandai dengan surplus keuangan yang diraih melalui pengumpulan pajak dari kawasan Irak dan Mesir.115

Pada pasca-Ha>ru>n al-Ra>shi>d, politik ‘Abba>si>yah terpolarisasi ke dalam kelompok al-Ami>n dan kelompok al-Ma’mu>n yang saling berhadap-hadapan. Al-Ami>n mengklaim sebagai khalifah di Bagdad dengan dukungan dari kalangan abna>’ al-dawlah dan gubernur Khurasan, ‘Ali> ibn ‘Isá ibn Mah}an. Sedangkan al-Ma’mu>n berada di Khurasan sedang menjalani tugas menumpas pemberontakan di Khurasan. Dengan aliansi dengan Barmaki>, al-Ma’mu>n melakukan perlawanan pada al-Ami>n, karena sebelumnya mendapat tekanan dari al-Ami>n agar menyerahkan wilayah Khurasan bagian barat pada Bagdad.116 Secara militer al-Ma’mu>n berada di bawah al-Ami>n, oleh karena itu untuk melawan al-Ami>n yang kuat secara militer al-Ma’mu>n menggunakan simbol agama, yaitu menggunakan titel ima>m, bukan

113Kennedy, The Prophet and The Age of The Caliphates, 141.

114Watt, Islamic Political Thought, 67.

115Kennedy, The Prophet and The Age of The Caliphates, 134.

116Begitu pentingnya konflik Khurasan bagi pemerintah pusat, Ha>ru>n sendiri datang ke sana untuk memadamkan pemberontakan. Akhirnya dia meninggal di Khurasan pada tahun 193/808 di kota Tus dekat Khurasan, Kennedy, The Prophet and The Age of The Caliphates, 146.

khali>>fah guna memperoleh dukungan dari klan ‘Ali>.117 Teori religio-politik ini sesuai dengan pandangan ideologis Barmaki> yang sejak era al-Mahdi> mencoba menginstalkan otoritas ‘Ali> pada ‘Abba>si>yah, tetapi pada zaman Ha>ru>n doktrin tersebut ditolak. Jadi penggunaan otoritas agama oleh al-Ma’mu>n adalah sebagai instrumen mengisi kelemahan militernya melawan al-Ami>n yang didukung oleh militer yang kuat dan masyarakat Bagdad. Di samping itu, instolisasi simbol agama dalam kuasa al-Ma’mu>n seiring dengan ideologi Barmaki> yang ingin membangun simpati dari penganut Shi’ah.118

Kemenangan Ta>hir dalam pertempuran di Ravy menjadi turning point (titik balik) posisi politik al-Ma’mu>n terhadap Bagdad, yaitu menunjukkan lemahnya tentara al-abna>’, posisinya tidak cukup mampu melawan tekanan al-Ma’mu>n. Sejak saat itulah, al-Ma’mu>n memproklamirkan diri sebagai khalifah ‘Abba>si>yah. Untuk itu, al-Ami>n tidak lagi mengandalkan tentaranya pada abna>’, maka sebagai gantinya merevitalisasi tentaranya dengan merekruit tentara dari Qaysis dari sebelah

117Sementara itu, Barmaki> yang keturunan tuan tanah di Sawa>d Irak sejak saman Ha>ru>n telah menjadi tutor al-Ma’mu>n, lihat Kennedy, The Prophet and The Age of The Caliphates,149.

118Di Bagdad terjadi aliansi al-Ami>n dengan al-abna>’, Qays Syria dan Shayba>ni>, sedangkan di Khurasan terjadi aliansi al-Ma‘mu>n dengan Barmaki>, T{a>hir (tentara keturunan Arab yang tinggal di Khurasan) dan kalangan Shi>‘ah, dan Khurasan pinggiran. Pada awalnya secara militer al-Ma’mu>n berada pada posisi yang lemah dalam melawan al-Ami>n. Untuk menutupi kelemahan militernya, dia mengunakan simbol agama. Akhirnya terjadilah pertempuran antara tentara al-Ma’mu>n dengan al-Ami>n di Ravy pada tahun 811M yang berakhir dengan kekalahan al-Ami>n, Kennedy, The Prophet and The Age of The Caliphates,150.

Utara Syria, pemimpin suku Arab Baduwi, dan Shayba>ni>,119 dan menoleh pada dukungan rakyat sebagai taming dengan mempersenjatai rakyat Bagdad, dan menjadikan daerah Harbi>yah sebagai basis perjuangannya dalam mana Ah}mad ibn H{anbal berdomisili.120 Fenomena ini menurut Kennedy tidak pernah terjadi dalam sejarah, yaitu mempersenjatai rakyat atau class sosial yang disebut ‘ayya>ru>n (vagabonds).121

Sejak kematian al-Ami>n dalam pemberontakan yang berlangsung sejak tahun 198/813 hingga 204/819, ‘Abba>si>yah mengalami pergolakan dan peperangan di bagian Near East dan Bagdad sehingga era itu disebut bab al-fitnah. Dalam situasi politik yang penuh konflik tersebut, al-Ma’mu>n bertekad menjadikan Bagdad sebagai pusat pemerintahannya, maka pada tahun 817 al-Ma’mu>n meninggalkan Khurasan menuju Bagdad dan berhasil, walaupun banyak ditentang oleh masyarakat Khurasan.122 Al-Ma’mu>n tidak memiliki basis dukungan yang kuat dari masyarakat Bagdad. Oleh karena itu, al-Ma’mu>n dituntut melakukan tindakan remedy kuasanya dengan mengadopsi simbol-simbol otoritas agama klan ‘Ali>. Tindakan ini sesuai

119 Kennedy, The Prophet and The Age of The Caliphates ,150.

120Kennedy, The Prophet and The Age of The Caliphates,150.

121Vagabonds adalah kaum urban proletar, bukan landowner, bukan pedagang, tetapi lebih merupakan pedagang kaki lima di pinggir jalan, pakaiannya dari bulu domba, dan rumahnya dari daun palm, tidak memiliki akses menjadi pedagang secara mandiri, dan tidak memiliki rumah, tidurnya di masjid dan tempat pemandian umum. Mereka bertarung atas nama al-Ami>n, tetapi tidak memiliki ideologi agama tertentu, Kennedy, The Prophet and The Age of The Caliphates,151.

Dalam dokumen Sejarah Peradaban Islam: Pendekatan tematik (Halaman 75-78)