• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMETAAN TEMATIK GEOLOGI TEKNIK DI DAERAH BANGLI, PROVINSI BAL

Dalam dokumen 77121392 PLG 2006 Annual Report (Halaman 153-157)

SURVEI GEOLOGI TEKNIK

PEMETAAN TEMATIK GEOLOGI TEKNIK DI DAERAH BANGLI, PROVINSI BAL

Secara geografis Kabupaten Bangli berada pada koordinat: 115° 13’ 43” - 115° 27’ 24” BT dan 08° 8’ 30” - 08° 31’ 43” LU, dengan luas ± 520,81 km2 atau 9,25% dari wilayah Provinsi Bali. Kabupaten Bangli memiliki empat kecamatan yaitu Kecamatan Bangli, Kecamatan Kintamani, Kecamatan Susut dan Kecamatan Tembuku.

Berdasarkan pada bentuk bentang alam dan kemiringan lereng, morfologi daerah pemetaan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) satuan morfologi yaitu: perbukitan berelief sedang, perbukitan berelief kasar dan pegunungan vulkanik (gunung api).

Pola aliran sungai yang berkembang di daerah pemetaan adalah pola aliran pancaran (radial), dijumpai pada sungai-sungai yang mengalir di sekitar Gunung Batu dan pola aliran sejajar (paralel) dijumpai pada sungai Melangit, Pakersian dan sungai-sungai lainnya yang ada di sekitar daerah pemetaan.

Sumber daya bahan bangunan yang dijumpai berupa berupa andesit, batu apung, sirtu dan tras umumnya diusahakan oleh masyarakat untuk bahan bangunan dan industri kerajinan (ukiran).

Berdasarkan kesamaan sifat fisik dan keteknikan secara umum dari formasi batuan yang ada di daerah pemetaan dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) formasi geologi teknik yaitu:

1. Lahar dan lava dari Batuan Gunung Api Batur (Qhvb)

Satuan ini didominasi oleh endapan lahar dan lava di beberapa tempat dijumpai tuf. Endapan lahar berwarna abu-abu kehitaman terdiri dari batuan beku andesit dan batu apung dengan masa dasar tufa pasiran bersifat agak rapuh dan mudah lepas. Lava umumnya segar - melapuk ringan, bersifat andesitik dan basaltik, memperlihatkan tekstur porfiritik dengan fenokris mineral piroksen, plagioklas, biotit dengan masa dasar mikrolit feldspar. Hasil uji kuat tekan di lapangan memakai Schmidt hammer di beberapa tempat, untuk lava nilai UCS berkisar antara 875 sampai 985 kg/cm2. Tufa berwarna abu-abu, berukuran pasir halus sampai sedang.

Tanah pelapukan umumnya berupa pasir - pasir lanauan berwarna hitam - coklat kehitaman, berukuran pasir halus - kasar, agak gembur, tebal lapisan tanah kurang dari 1 meter. Secara umum formasi ini mempunyai tingkat kekuatan tanah dan batuan tinggi.

Penggalian umumnya mudah - sukar dilakukan dengan peralatan nonmekanik, air tanah bebas pada satuan ini umumnya jarang didapat. Kendala geologi teknik yang dijumpai adalah erosi permukaan, gerakan tanah serta rawan letusan Gunung Batur.

Sebarannya menempati di bagian utara daerah pemetaan, meliputi daerah sekitar Gunung Batur. 2. Tufa pasiran dari Batuan G.A Kelompok Buyan – Bratan dan Batur (Qpbb)

Satuan ini didominasi oleh tufa pasiran di beberapa tempat di jumpai endapan lahar. Tufa pasiran umumnya melapuk menengah – tinggi berwarna kuning kecoklatan, berukuran pasir halus –

LAPORAN TAHUNAN PUSAT LINGKUNGAN GEOLOGI –2006

kasar. Endapan lahar berwarna abu-abu sampai abu-abu kehitaman terdiri dari batuan beku andesit dan batu apung dengan masa dasar tufa pasiran bersifat agak rapuh dan mudah lepas. Tanah pelapukan umumnya berupa lanau - pasir lanauan. Lanau - lanau pasiran berwarna coklat - coklat kehitaman, agak lunak - teguh, plastisitas rendah - sedang uji dengan penetrometer saku antara 1,25 – 1,75 kg/cm2 dan dari data bor tangan ketebalan tanah antara 0,6 – 4 meter. Pasir lanauan berwarna coklat kekuningan, halus – sedang, menyudut tanggung, agak padat. Daya dukung tanah untuk pondasi dangkal (kedalaman 2 meter) pada satuan ini berkisar antara 0,720 – 9,760 kg/cm2. Secara umum formasi ini mempunyai tingkat kekuatan tanah dan batuan sedang. Daya dukung tanah yang diijinkan umumnya sedang di beberapa tempat tinggi, penggalian mudah – agak sukar dilakukan dengan peralatan nonmekanik, muka air tanah bebas pada satuan ini dalam - sangat dalam antara 7 hingga lebih dari >15 meter. Kendala geologi teknik yang terdapat di daerah ini berupa erosi permukaan dan pada tebing sungai yang curam berpotensi terjadi gerakan tanah.

Sebarannya menempati di sebagian besar dari daerah pemetaan, meliputi sekitar daerah Kayubihi, Bangli, Pengotan, Bunutin, Jehem, Tembuku, Undisan, Susut, Apuan, Tiga, Penglumbaran, Satra, Catur, Dausa, Siakin, Lembean, Sekaan dan Suter

3. Breksi dan lava dari Batuan Gunung Api Kelompok Buyan – Bratan Purba (Qvbb)

Satuan ini didominasi oleh breksi dan lava. Breksi gunung api umumnya melapuk ringan – menengah berwarna coklat kehitaman, menyudut tanggung, berbutir pasir kasar sampai kerakal, fragmen andesit, basalt, batu apung dan kaca gunung api dengan masa dasar tufa pasiran. Hasil uji kuat tekan di lapangan memakai Schmidt hammer di beberapa tempat, untuk breksi nilai UCS berkisar antara 418 sampai 825 kg/cm2. Lava umumnya segar - melapuk ringan, bersifat andesitik dan basaltik, memperlihatkan tekstur porfiritik dengan fenokris mineral piroksen, plagioklas, biotit dengan masa dasar mikrolit feldspar. Hasil uji kuat tekan di lapangan memakai Schmidt hammer di beberapa tempat, untuk lava nilai UCS berkisar antara 755 sampai 940 kg/cm2.

Tanah pelapukan umumnya berupa pasir lanauan - pasir berwarna coklat - coklat kehitaman, berukuran pasir halus - kasar, agak gembur, tebal lapisan tanah kurang dari 1 meter. Secara umum formasi ini mempunyai tingkat kekuatan tanah dan batuan tinggi.

Penggalian umumnya sukar dilakukan dengan peralatan nonmekanik, air tanah bebas pada satuan ini umumnya jarang didapat. Kendala geologi teknik yang dijumpai adalah erosi permukaan dan setempat lereng yang terjal berpotensi terjadi gerakan tanah.

Sebarannya menempati di bagian utara daerah pemetaan, meliputi daerah sekitar Blandingan, Terunyan, dan Pinggan

4. Breksi, lava dan tufa dari Formasi Ulakan (Tomu)

Satuan ini didominasi oleh breksi, lava dan tuff. Breksi gunung api umumnya melapuk ringan – menengah berwarna abu-abu hingga abu-abu kecoklatan, ukuran fragmen 2 – 20 cm, keras,

kompak. Lava umumnya segar - melapuk ringan, berwarna abu-abu tua, keras, kompak. Tufa melapuk menengah berwarna putih kekuningan – coklat muda, agak keras.

Tanah pelapukan umumnya berupa lempung pasiran – lanau lempungan, berwarna coklat sampai coklat tua, agak lunak hingga agak padat, plastisitas sedang tebal lapisan tanah kurang dari 1 meter. Secara umum formasi ini mempunyai tingkat kekuatan tanah dan batuan sedang - tinggi. Penggalian umumnya agak sukar dilakukan dengan peralatan nonmekanik, air tanah bebas pada satuan ini sangat dalam (>15 meter). Kendala geologi teknik yang dijumpai adalah erosi permukaan dan setempat lereng yang terjal berpotensi terjadi gerakan tanah.

Sebarannya secara setempat, terdapat di bagian selatan daerah pemetaan, meliputi daerah sekitar daerah Cempaga.

Berdasarkan pengamatan dan pengujian di lapangan, hasil pengujian laboratorium, analisis parameter geologi teknik dan faktor kemudahan dalam pengerjaan maka daerah pemetaan dapat dibagi menjadi 4 (empat) zona kemampuan geologi teknik, yaitu:

1. Zona kemampuan geologi teknik sangat rendah

Kemampuan geologi teknik ini diambil berdasarkan nilai yang terendah dan apabila akan dikembangkan memerlukan penyelidikan geologi teknik dengan biaya sangat tinggi agar suatu konstruksi bangunan teknik dapat dibangun pada zona ini.

Masalah geologi teknik yang terdapat pada daerah ini umumnya pada lereng yang cukup terjal dengan batuan penyusun belum kompak mempunyai potensi untuk terjadi longsoran, rawan akan bahaya gunung api, kerapatan sungai cukup besar sehingga dalam rekayasa teknik memerlukan biaya sangat besar.

Sebarannya menempati di bagian utara daerah pemetaan meliputi tubuh dan puncak Gunung Batur serta beberapa sungai yang berpotensi terjadi longsoran

2. Zona kemampuan geologi teknik rendah

Kemampuan geologi teknik ini diambil berdasarkan nilai yang terendah dan apabila akan dikembangkan memerlukan penyelidikan geologi teknik dengan biaya tinggi agar suatu konstruksi bangunan teknik dapat dibangun pada zona ini.

Masalah geologi teknik yang terdapat pada daerah ini umumnya pada lereng sungai yang cukup terjal dengan tanah penutup yang cukup tebal mempunyai potensi untuk terjadi longsoran, kondisi keairan khususnya air tanah umumnya sangat (>15 meter), kerapatan sungai cukup besar sehingga dalam rekayasa teknik memerlukan biaya cukup besar.

Sebarannya menempati di bagian utara daerah pemetaan meliputi perbukitan di daerah Cempaga dan sekitar tebing kaldera G. Batur

LAPORAN TAHUNAN PUSAT LINGKUNGAN GEOLOGI –2006

3. Zona kemampuan geologi teknik menengah

Secara teknis sifat tanah pada zona ini baik, namun demikian masalah geologi teknik masih dapat terjadi yaitu pada lereng sungai yang cukup terjal mempunyai potensi untuk terjadi longsoran, kondisi keairan khususnya air tanah umumnya sangat dalam (>15 meter). Pemerintah setempat dalam hal ini PDAM dengan masyarakat setempat telah membangun kantung-kantung air (PDAM swakarsa) dimana sumber air diperoleh dari sungai terdekat.

Apabila akan dikembangkan memerlukan penyelidikan geologi teknik agak rinci dengan biaya cukup murah agar suatu konstruksi bangunan teknik dapat dibangun pada zona ini.

Sebarannya umumnya menempati di bagian tengah dan sebagian di utara daerah pemetaan, meliputi daerah sekitar Awan, Suter dan Subaya.

4. Zona kemampuan geologi teknik tinggi

Umumnya daerah ini merupakan perbukitan berelief halus dengan tanah penyusun berupa lanau – lanau pasiran setempat pasir.

Secara alamiah tidak dijumpai masalah geologi teknik, terkecuali akibat aktivitas atau budidaya manusia dan daerah yang berdekatan dengan tebing sungai rawan akan tanah longsor. Pada umumnya daerah ini mempunyai vegetasi penutup yang jarang, sebagian besar daerah telah berkembang menjadi lokasi pemukiman, perkantoran, pesawahan teknis, pariwisata dan kawasan industri kerajinan.

Apabila akan dikembangkan hanya memerlukan penyelidikan geologi yang normal (tidak rinci) dan dengan biaya yang rendah, serta sedikit memerlukan rekayasa teknik untuk konstruksi bangunan pada zona ini.

Sebarannya menempati di bagian selatan meliputi kota Bangli dan Taman Bali.

PEMETAAN TEMATIK GEOLOGI TEKNIK DAERAH BANJARBARU DAN SEKITARNYA,

Dalam dokumen 77121392 PLG 2006 Annual Report (Halaman 153-157)