• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemilihan Lokasi Industri Personal Watercraft

BAB 5 ANALISA TEKNIS INDUSTRI PERSONAL WATERCRAFT

5.1. Pemilihan Lokasi Industri Personal Watercraft

1. Lokasi Pertama

Dalam kriteria penentuan lokasi industri dilakukan beberapa pertimbangan, yaitu: kondisi lahan, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan bahan baku, pemasaran, rencana tata ruang terkait penentuan lokasi, modal, dan kecukupan infrastruktur. Lokasi yang dilakukan penilaian adalah Jl. Gang Taman Kepiting, Jalan By-Pass Ngurah Rai, Benoa, Nusa Dua, Badung Regency, Bali 80363. Lokasi ini terletak di daerah selatan Bali yang umumnya terkenal dengan tempat-tempat pariwisatanya yang indah dan banyaknya pengelola wisata air khususnya personal

68

Gambar 5.1 Lokasi Indusrtri pada Peta Sumber: Google map (2017)

Gambar 5.1 adalah peta lokasi 1 pada Pulau Bali yang ditandai dengan lingkaran merah. Tempat ini berlokasi di alamat Jl. Gang Taman Kepiting, Jalan By-Pass Ngurah Rai, Benoa, Nusa Dua, Badung Regency, Bali 80363.

a. Kondisi Lahan

Kondisi-kondisi lahan dalam penentun lokasi industri wahana olahraga laut berkecepatan tinggi terdiri atas kemampuan lahan dan penggunaan lahan. Berikut adalah penjelasannya:

 Kemampuan Lahan

Kemampuan lahan diperoleh berdasarkan data kemiringan yang ada. Berdasarkan data tersebut diperoleh klasifikasi menjadi tiga kelas yaitu kemampuan lahan rendah (kelas 1) yaitu kemiringan >15%, sedang (kelas 2) yaitu kemiringan 5%-15%, (kelas 3) tinggi yaitu kemiringan 0%-5%. Adapun klasifikasi kesesuaian lahan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 5.1 Klasifikasi Penilaian Lahan

Kelas Kemampuan Lahan Nilai Faktor Pertimbangan

Rendah (Kelas 1) 1 Rendahnya kemampuan lahan terutama disebabkan karena kondisi topografi yang curam (kelas 1) dan bahaya terhadap bencana

Rendah (Kelas 2) 2 Daya dukung lahan cukup baik, meskipun merupakan daerah rawa-rawa

Tinggi (Kelas 3) 3 Daya dukung lahan sangat baik, ditinjau dari topografi yang landai, jenis tanah dengantekstru sedang, dan bukan merupakan daerah yang rawan terjadi bencana.

69 Tabel 5.1 menjelaskan nilai kriteria dari masing-masing kelas Lahan untuk pembobotan. Berdasarkan hasil peninjauan langsung ke lokasi, didapatkan bahwa kemampuan lahan untuk di Jl. Gang Taman Kepiting, Jalan By-Pass Ngurah Rai, Benoa, Nusa Dua, Badung Regency, Bali 80363. Hal tersebut dikarenakan daya dukung lahan yang sangat baik, ditinjau dari topografi yang landai, jenis tanah dengan tekstur sedang, dan bukan merupakandaerah yang rawan terjadi bencana. Jadi dapat disimpulkan bahwa lokasi tersebut bernilai 3.

 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan memberikan pengaruh yang sangat penting bagi penentuan lokasi industri wahana olahraga laut berkecepatan tinggi. Adapun penggunaan lahan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu: kawasan perumahan, kawasan industri, dan kawasan pelabuhan. Adapun klasifikasi penggunaan lahan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 5.2 Klasifikasi Penilaian Kawasan

Penggunaan Lahan Nilai Faktor Pertimbangan Kawasan Perumahan 1 Peruntukan yang kurang sesuai untuk industri

Kawasan Industri 2 Peruntukan yang cukup baik untuk industri wahana olahraga laut berkecepatan tinggi.

Kawasan Pelabuhan 3 Peruntukan yang sangat baik untuk industri wahana olahraga laut berkecepatan tinggi.

Berdasarkan hasil peninjauan langsung ke lokasi, didapatkan bahwa penggunaan lahan untuk Jalan By-Pass Ngurah Rai, Benoa, Nusa Dua, Badung Regency, Bali 80363 masuk ke dalam klasifikasi Kawasan Industri yang memiliki peruntukan cukup baik untuk industri personal

watercraft. Berdasarkan Tabel 5.2 bahwa lokasi tersebut bernilai 2. Gambar 5.2 memperlihatkan

70

b. Ketersediaan Tenaga Kerja

Penentuan suatu lokasi industri mempertimbangkan ketersediaan tenaga kerja, seberapa banyak jumlah angkatan kerja yang secara resmi terdaftar sebagai pengangguran atau sedang mencari pekerjaan. Selain secara kuantitas, diperhatikan juga kualitas tenaga kerjanya, tingkat pendidikan, kemampuan, serta keterampilan yang menjadi kebutuhan industri tersebut. Pada dasarnya tenaga kerja dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu tenaga kerja kasar, tenaga kerja terampil, dan tenaga manajerial.

Gambar 5.3 Diagram Jumlah Fasilitas Pendidikan Formal di Bali Sumber : BPS Indonesia, 2013 TK/Sederajat SD/Sederajat SLTP/Sederajat SMU/Sederajat SMK 0 500 1000 1500 2000 2500 2012 2013 2014 Jumlah Fasilitas Pendidikan Tahun Pendidikan

71 Gambar 5.3 merupakan diagram sarana pendidikan formal di Bali mulai dari SD sampai SMA/SMK. Hal tersebut dapat menunjang industri wahana olahraga laut berkecepatan tinggi kapal dalam hal ketersediaan tenaga kerja. Berikut adalah daftar perguruan tinggi di Bali:

Tabel 5.3 Data-Data Perguruan Tinggi Terdekat Dari Lokasi

No Nama Perguruan Tinggi Alamat

1 POLITEKNIK NEGERI BALI Kampus POLITEKNIK Negeri Bali

Bukit Jimbaran Kuta

2 UNIVERSITAS WARMADEWA Trompong No 24 Tanjung Bungkak

3 UNIVERSITAS UDAYANA Kampus Bukit Jimbaran

4 UNIVERSITAS TEKNOLOGI

INDONESIA Jl. Teuku Umar 219a

Berdasarkan Tabel 5.3 diatas sarana pendidikan khususnya perguruan tinggi di Bali khususnya Denpasar dan Kabupaten Badung, cukup memadai untuk menunjang industri wahana olahraga laut berkecepatan tinggi. Adapun klasifikasi ketersediaan tenaga kerja adalah sebagai berikut:

Tabel 5.4 Klasifikasi Penilaian Tenaga Kerja

Ketersediaan Tenaga Kerja Nilai Faktor Pertimbangan Ketersediaan tenaga

kerja tidak ada

1 Tidak adanya ketersediaan tenaga kerja, maka tidak

akan mendukung untuk industri personal watercraft

Ketersediaan tenaga terbatas

2 Tersedianya tenaga kerja secara terbatas, maka masih

dapat mendukung untuk industri personal watercraft

Ketersediaan tenaga berlimpah 3 Tersedianya tenaga kerja, sangat mendukung untuk industri personal watercraft

Berdasarkan Tabel 5.4 tersebut dapat dilihat bahwa ketersediaan tenaga kerja pada daerah tersebut berlimpah. Semakin banyak ketersediaan tenaga kerja, maka akan semakin sesuai digunakan untuk industri wahana olahraga laut berkecepatan tinggi dkarenakan dapat memberi input proses produksi industri. Jadi dapat dilihat bahwa lokasi tersebut bernilai 3.

c. Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku merupakan faktor pertimbangan yang sangat penting dalam menentukan lokasi industri wahana olahraga laut berkecepatan tinggi kapal. Adapun sub variabel yang terkait dengan ketersediaan bahan baku adalah kuantitas dan kualitas bahan baku, kontinuitas bahan baku, serta jarak dari bahan baku ke lokasi industri. Berikut ini merupakan data mengenai perusahaan penyedia material serat fiber maupun kelengkapan laminasinya yang ada di wilayah Bali tahun 2015:

72

Tabel 5.5 Data Nama Dan Alamat Industri Bahan Baku Dan Penunjang Sekitar Lokasi

No. Nama Perusahaan Alamat

1 UD. Sumber Hidup Kimia Bali Jalan Mahendradatta 18 Denpasar Bali

2 Piping System Indonesia [Bali Branch],

PT.

Jl. Gunung Agung No. 7,Denpasar 80119 Bali,Indonesia

3 Samudera Artasaka [Bali Branch], PT. Jl. Gunung Agung No. 1-E,Denpasar 80119

Bali,Indonesia

Tabel 5.5 memberikan data mengenai perusahaan penyedia material utama maupun penunjang untuk industri personal watercraft.

 Kuantitas Bahan Baku

Kuantitas bahan baku sangat penting karena digunakan sebagai input kegiatan produksi wahana olahraga laut berkecepatan tinggi. Adapun klasifikasi kesesuaian lahan berdasarkan kuantitas bahan baku untuk industri personal watercraft berkecepatan tinggi adalah sebagai berikut:

Tabel 5.6 Klasifikasi Penilaian Kuantitas Bahan Baku Kuantitas Bahan Baku Nilai Faktor Pertimbangan Jumlah bahan baku tidak

ada

1 Tidak adanya bahan baku, maka tidak akan

mendukung untuk industri personal watercraft

Jumlah bahan baku terbatas

2 Terbatasnya bahan baku, maka masih dapat

mendukung untuk industri personal watercraft

Jumlah bahan baku berlimpah

3 berlimpahnya bahan baku, maka sangat mendukung

untuk industri personal watercraft

Berdasarkan Tabel 5.6 dapat disimpulkan bahwa jumlah bahan baku pada daerah tersebut terbatas dikarenakan ada 3 perusahaan bahan baku serat fiber resin catalist (kimia) serta pendukung diluar produksi utama. Jadi dapat dilihat bahwa lokasi tersebut bernilai 2.

 Kontinuitas Bahan Baku

Ketersediaan bahan baku yang kontinu pada setiap tahun sangat mendukung industri

personal watercraft. Untuk itu kontinuitas sangat perlu untuk diperhatikan dalam penentuan lokasi

industri personal watercraft. Berdasarkan analisa sebelumnya, diketahui bahwa tingkat kontinuitas bahan baku adalah tidak kontinu, kontinu sedang, dan kontinu tinggi.

Tabel 5.7 Klasifikasi Penilaian Kontinuitas Bahan Baku Tingkat Kontinuitas Nilai Faktor Pertimbangan

Tidak Kontinu 1 Ketersediaan bahan baku yang tidak kontinu, tidak cocok untuk lokasi industri personal watercraft.

Kontinuitas Sedang 2 Ketersediaan bahan baku kontinuitas sedang, masih mendukung untuk lokasi industri personal watercraft.

Kontinuitas Tinggi 3 Ketersediaan bahan baku kontinuitas tinggi, sangat mendukung untuk lokasi industri personal watercraft.

73 Berdasarkan Tabel 5.7 diatas kontinuitas bahan baku sedang dikarenakan ada 5 toko bahan baku serat fiber resin catalist (kimia) serta pendukung diluar produksi utama. Dapat diketahui bahwa ketersediaan bahan baku dengan kontinuitas sedang, masih mendukung proses produksi industri personal watercraft sehingga lokasi tersebut bernilai 2.

 Jarak Bahan Baku

Jarak bahan baku disini merupakan jarak kecamatan dengan kecamatan-kecamatan yang dapat digunakan sebagai penghasil bahan baku. Semakin dekat dengan kecamatan tersebut, maka akan mudah memperoleh bahan baku. Adapun klasifikasi kesesuaian lokasi industri wahana olahraga laut berkecepatan tinggi berdasarkan jarak bahan baku adalah sebagai berikut:

Tabel 5.8 Klasifikasi Penilaian Jarak Bahan baku ke Lokasi 1 Jarak Bahan Baku Nilai Faktor Pertimbangan Kecamatan tersebut tidak

berbatasan langsung dengan kecamatan penghasil bahan baku

1 Daerah tersebut tidak berbatasan langsung dengan

kecamatan penghasil bahan baku, maka dapat diartikan jaraknya cukupjauh dengan bahan baku

Kecamatan tersebut berbatasan langsung dengan kecamatan penghasil bahan baku

2 Daerah tersebut berbatasan langsung dengan

kecamatan prnghasil bahan baku, maka dapat diartikan jaraknya cukup dekat dengan bahan baku

Kecamatan tersebut merupakan kecamatan penghasil bahan baku

3 Daerah tersebut merupakan penghasil bahan baku,

maka dapat diartikan jaraknya dekat dengan bahan baku.

Berdasarkan Tabel 5.8 kecamatan tersebut berbatasan langsung dengan kecamatan penghasil bahan baku, maka dapat diartikan jaraknya cukup dekat dengan bahan baku. Jadi dapat dilihat bahwa lokasi tersebut bernilai 2.

d. Pemasaran

 Permintaan Pasar Industri wahana olahraga laut berkecepatan tinggi

Permintaan pasar dalam hal ini merupakan besaran pasar bagi industri wahana olahraga laut berkecepatan tinggi. Adapun besaran permintaan pasar sesuai dengan jarak dari klien lokasi. Dalam hal ini klien tersebut adalah perusahaan pengelola wahana wisata olahraga laut. Selain itu faktor yang berpengaruh adalah keberadaan pesaing industri personal watercraft pada daerah tersebut. Berikut adalah daftar perusahaan pengelola wahana wisata olahraga laut yang berada di daerah Nusa Dua:

74

Tabel 5.9 Data Kostumer di Sekitar Lokasi

No Nama Alamat

1 Zooka Dive and Watersport Jl. Segara Lor No.19, Tj. Benoa, Kuta Sel.,

Kabupaten Badung, Bali 80363

2 Tanjung Benoa Watersport Jl. By Pass Ngurah Rai, Jimbaran, Kuta Sel.,

Kabupaten Badung, Bali 80361

3 Tanjung Benoa Bali Watersport Jalan Pratama, Tanjung Benoa, Benoa, South Kuta,

Badung Regency, Bali 80361

4 Bali Watersport (Tanjung Benoa Wisata

Bahari )

Jl. By Pass Ngurah Rai, Jimbaran, Kuta Sel., Kabupaten Badung, Bali 80361

5 BMR Dive & Water Sport Jl. Pratama, Benoa, Kuta Sel., Kabupaten Badung,

Bali 80361

6 NBC Dive & Watersport Jalan Segara Windu No.112, Benoa, Kuta Sel.,

Kabupaten Badung, Bali 80361

7 Basuka Watersport Jl. Pratama, Benoa, Kuta Sel., Kabupaten Badung,

Bali 80361

8 Bali Dolphin Water Sport & Adventure Jalan Segara Lor No. 20, Tanjung Benoa Nuda Dua,

Kuta Selatan, Benoa, Kuta Sel., Kabupaten Badung, Bali 80361

9 Pandawa watersport Jl. Pratama No.106, Benoa, Kuta Sel., Kabupaten

Badung, Bali 80361

10 Bali Apollo Dive & Water Sports Jl. Pratama No. 70, Tanjung Benoa, Benoa, Nusa

Dua, Kabupaten Badung, Bali 80361

11 Benoa Tirta Harum Dive & Watersport Jl. Pratama, Benoa, Kuta Sel., Kabupaten Badung,

Bali 80361

12 Pandan Sari Watersport Jl. Pratama 174, Benoa, Kuta Sel., Kabupaten

Badung, Bali 80361

13 Mawar kuning Dive & Watersport Jl. Nusa Dua, Benoa, Kuta Sel., Kabupaten Badung,

Bali 80361

14 PT Segaramas Watersport Jl. Pratama No.69, Benoa, Kuta Sel., Kabupaten

Badung, Bali 80361

15 PT.Mekarsari Jl. Pratama No.82, Benoa, Kuta Sel., Kabupaten

Badung, Bali 80361

Berdasarkan Tabel 5.9 terdapat banyak perusahaan pengelola wahana olahraga laut berkecepatan tinggi yang ada di sekitar Nusa Dua, Kuta Selatan, Bali. Hal tersebut dapat dijadikan segmentasi pasar untuk industri personal watercraft jika dibangun di daerah Nusa Dua, Bali. Adapun klasifikasi kesesuaian lokasi berdasarkan permintaan pasar adalah sebagai berikut:

Tabel 5.10 Klasifikasi Penilaian Keberadaan Pesaing dan Kostumer Permintaan Pasar Nilai Faktor Pertimbangan Tidak adanya pengelola wahana

olahraga laut dan tidak adanya pesaing pada daerah tersebut

1 Tidak adanya pengelola wahana olahraga laut disekitar

lokasi, sehingga permintaan pasar untuk industri personal watercraft semakin sedikit

Adanya pengelola wahana olahraga laut dan adanya pesaing pada daerah tersebut

2 Adanya beberapa pengelola wahana olahraga laut

disekitar lokasi dan adanya pesaing, sehingga permintaan pasar untuk industri personal watercraft

Adanya pengelola wahana olahraga laut dan tidak adanya pesaing pada daerah tersebut

3 Adanya beberapa pengelola wahana olahraga laut

disekitar lokasi dan tidak adanya pesaing, sehingga permintaan pasar untuk industri personal watercraft

75 Berdasarkan Tabel 5.10 terdapat beberapa pengelola wahana olahraga laut di daerah Nusa Dua. Selain itu di daerah Nusa Dua dan sekitarnya juga terdapat banyak pengelola wahana olahraga laut dengan beberapa pesaing dari brand-brand besar yang membuka cabang di Tanjung Benoa, Nusa Dua. Jadi permintaan pasar untuk lokasi 1 bernilai 2.

e. Kecukupan Infrastruktur

Infrastruktur penunjang pada penelitian ini adalah listrik, air bersih, telepon, dan jaringan jalan. Keberadaan infrastruktur dapat mendukung industri personal watercraft. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing infrastruktur:

 Kecukupan Listrik dan Telepon

Untuk mengoperasionalkan industri wahana olahraga laut berkecepatan tinggi dibutuhkan kecukupan listrik untuk mengoperasionalkan peralatan dan mesin produksi, serta penerangan. Selain itu jaringan telepon sangat penting untuk komunikasi jarak jauh. Oleh karena itu, dibutuhkan analisa terkait kecukupan listrik dan telepon. Berikut adalah data terpasang, produksi, dan distribusi listrik di Bali Selatan tahun 2006-2013:

Tabel 5.11 Tabel Suplai dan Pemakaian Daya Listrik Di Beberapa Kawasan di Bali

Uraian Pelayanan tegangan rendah

Area: Bali Selatan Area Prima

kVA Tersambung 1.430.035 482.773

Banyaknya kWh Terjual Menurut Jenis dan Klasifikasi Pelanggan (Juta kWh) Sosial 40.781 33.373 Rumah Tangga 1.247.786 1 Bisnis 855.164 909.605 Industri 35.723 98.871 Publik 73.323 22.291 Layanan Khusus 22.082 6.309 Jumlah kWh Terjual 2.274.859 1.070.540 Sumber : BPS Indonesia

Berdasarkan Tabel 5.11 diketahui bahwa lokasi tersebut sudah teraliri oleh aliran listrik. Hal tersebut merupakan salah satu faktor penting untuk pembangunan industri personal watercraft. Adapun klasifikasi kesesuaian lokasi berdasarkan kecukupan listrik dan telepon adalah sebagai berikut:

76

Tabel 5.12 Klasifikasi Penilaian Kecukupan Listrik Dan Jaringan Telepon Kecukupan listrik dan telepon Nilai Faktor Pertimbangan

Tidak Terlayani 1 Tidak terlayani nya kecukupan listrik dan telepon untuk menunjang industri personal watercraft.

Terlayani 3 Terlayani nya kecukupan listrik dan telepon untuk menunjang industri personal watercraft.

Berdasarkan Tabel 5.12 diketahui bahwa kecukupan listrik dan telepon terlayani dengan baik. Jadi dapat dilihat bahwa lokasi tersebut bernilai 3.

 Kecukupan Air Bersih

Untuk mengoperasionalkan industri personal watercraft dibutuhkan kecukupan air bersih. Air bersih ditinjau dari ketersediaan PDAM maupun air tanah pada daerah tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan analisa terkait kecukupan air bersih. Adapun klasifikasi penilaian kecukupan layanan air bersih adalah seperti pada Tabel 5.13:

Tabel 5.13 Klasifikasi Penilaian Kecukupan Layanan Air bersih Kecukupan air bersih Nilai Faktor Pertimbangan

Tidak Terlayani 1 Tidak terlayani nya kecukupan air bersih untuk

menunjang industri personal watercraft

Terlayani 3 Terlayani nya kecukupan air bersih untuk menunjang

industri personal watercraft

Berdasarkan Tabel 5.13 diketahui bahwa kecukupan air bersih terlayani dengan baik. Jadi dapat dilihat bahwa lokasi tersebut bernilai 3.

 Kecukupan Jaringan Jalan

Keberadaan jaringan jalan yang baik dapat mendukung proses produksi industri personal

watercraft. Delivery melalui jalur darat maupun pengiriman material utama dan penunjang menjadi

lebih mudah dan cepat. Berikut adalah data kecukupan jaringan jalan: Tabel 5.14 Data Jaringan Jalan Raya Bali Selatan

Status jalan Kondisi jalan Bali Selatan Jumlah

Baik Sedang Rusak Rusak Berat

Jalan Nasional 460,94 156,25 11,8 0,4 629,39

Jalan Provinsi 363,81 250,56 128,97 0 743,34

Jumlah 824,75 406,21 140,77 0,4 1.372,73

77 Berdasarkan Tabel 5.14 diketahui bahwa pada lokasi 1 sudah terhubungkan dengan jalan raya yang memadai. Hal tersebut merupakan salah satu faktor penting untuk pembangunan industri personal watercraft. Adapun klasifikasi kesesuaian lokasi berdasarkan ketersediaan jalan raya adalah sebagai berikut:

Tabel 5.15 Kriteria Peniliaian Kecukupan jaringan Jalan Raya Kecukupan Jaringan jalan Nilai Faktor Pertimbangan

Tidak Terlayani 1 Tidak terlayani nya kecukupan jaringan jalan raya untuk

menunjang industri personal watercraft

Terlayani 3 Terlayani nya kecukupan jaringan jalan raya untuk

menunjang industri personal watercraft

Berdasarkan Tabel 5.15 dapat disimpulkan bahwa kecukupan jaringan jalan memadai. Jadi dapat dilihat bahwa permintaan pasar untuk daerah ini bernilai 3.

f. Modal

Dalam hal ini modal yang dimaksud adalah harga tanah per meter persegi (m2) pada lokasi tersebut. Adapun klasifikasi kesesuaian lokasi berdasarkan modal adalah sebagai berikut:

Tabel 5.16 Kriteria Penilaian Modal

Harga tanah Nilai Faktor Pertimbangan

Harga > Rp. 5 Juta/m2 1 Harga tanah pada lokasi tersebut lebih dari 5 juta rupiah

per meter persegi (m2)

Harga Rp. 2-5 Juta/m2 2 Harga tanah pada lokasi tersebut antara 2-5 juta rupiah per

meter persegi (m2)

Harga < Rp. 2 Juta/m2 3 Harga tanah pada lokasi tersebut kurang dari 2 juta rupiah

per meter persegi (m2)

Berdasarkan hasil peninjauan langsung ke lokasi, didapatkan bahwa harga tanah per m2 di Jl. Gang Taman Kepiting, Jalan By-Pass Ngurah Rai, Benoa, Nusa Dua, Badung Regency, Bali 80363 adalah sekitar 5,5 juta/ m2. Mengacu pada Tabel 5.16, diketahui bahwa penilaian modal untuk lokasi 1 bernilai 2.

2. Lokasi Kedua

Lokasi kedua terletak di Jalan Raya Trosobo No 26, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur yang mana merupakan kawasan industri dengan banyak sumber bahan baku tersedia dan akses yang mudah untuk delivery maupun pembelian bahan mentah.

78

Gambar 5.4 Pemakaian Lahan untuk Industri Sumber: Google.com

Gambar 5.4 adalah gambaran lokasi yang direncanakan. Gambar ini adalah tampak atas dari lokasi pilihan (jalan trosobo no.26 Sidoarjo, Jawa Timur). Dapat terlihat industri memiliki lahan yang lebih dari cukup dengan akses jalan besar di depanya. Untuk pertimbangan dalam perhitungan pembobotan lokasi dua, berikut akan dijabarkan lebih lanjut:

a. Kondisi Lahan

Kondisi-kondisi lahan dalam penentuan lokasi industri personal watercraft terdiri atas kemampuan lahan dan penggunaan lahan seperti yang telah dilakukan pada lokasi 1 sebelumnya.

 Kemampuan Lahan

Berdasarkan hasil survei di lokasi, mengacu pada Tabel 5.1 (pada pembahasan lokasi 1), didapatkan bahwa kemampuan lahan untuk lokasi kedua masuk ke dalam kelas yang baik dengan kemiringan antara 0%-5% dengan nilai 3, dengan penjelasan daya dukung lahan sangat baik ditinjau dari topografi yang landai, jenis tanah dengan tekstur sedang, dan bukan merupakan daerah rawan terjadi bencana.

79 Gambar 5.5 Kondisi Lahan di Lokasi Kedua

Gambar 5.5 memeperlihatkan topografi tanah yang landai dan memiliki teksttur sedang yang mudah untuk dilakukan pembangunan. Daerah ini juga cukup aman dari bencana alam.

 Penggunaan Lahan

Berdasarkan hasil survei di lokasi kedua (Jalan trosobo no.26 Sidoarjo, Jawa Timur) dan mengacu pada Tabel 5.2 (pada pembahasan lokasi 1), pada pembahasan lokasi pertama didapatkan bahwa kemampuan lahan untuk lokasi kedua masuk ke dalam kawasan industri, maka nilainya adalah 2, dengan penjelasan bahwa lahan diperuntukkan cukup baik untuk industri personal

watercraft meskipun jarak menuju pelabuhan tidak cukup dekat. Berikut adalah dokumentasi dari

lokasi kedua:

Gambar 5.6 Kondisi Jalan di Lokasi Kedua j jalan trosobo no.26 Sidoarjo, Jawa Timur Gambar 5.6 adalah kondisi jalan di lokasi kedua yang cukup lebar untuk dilewati kendaraan besar. Disekitar lokasi terdapat pula beberapa industri-industri lain dikarenan memang merupakan kawasan industri.

80

b. Ketersediaan Tenaga Kerja

Berikut ini merupakan data ketersediaan tenaga kerja di wilayah Kabupaten Sidoarjo tahun 2015.

Gambar 5.7 Kondisi Jalan di Lokasi Kedua j jalan trosobo no.26 Sidoarjo, Jawa Timur Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015

Gambar 5.7 merupakan kondisi ketersediaan tenaga kerja di Kabupaten Sidoarjo, Berdasarkan data teresebut, prosentase terbanyak didominasi oleh SLTA dengan 30% menyusul SD dengan nilai 21 % dan SMP 16 %. dengan mengacu pada Tabel 5.4 (pada pembahasan lokasi 1), maka didapatkan bahwa kemampuan lahan untuk lokasi kedua masuk ke dalam kategori ketersediaan tenaga kerja terbatas atau bernilai 2.

c. Ketersediaan Bahan Baku  Kuantitas Bahan Baku

Lokasi dua yang terletak dijalan Trosobo no.26 Sidoarjo, Jawa Timur memiliki cukup banyak perusahaan/ toko yang dapat menyuplai kebutuhan utama industri personal watercraft khususnya dalam proses laminasi maupun pendukung lainnya.

Tabel 5.17 Daftar Perusahaan Suplier Material Utama

No Nama Alamat

1 PT.BioSeven Fiberglass Indonesia Jl. Sutorejo Sel. VIII No.42, Dukuh Sutorejo, Mulyorejo,

Kota SBY, Jawa Timur

2 Gallery Fiberglass Jl. Bangsri, Sidoarjo, Jawa Timur

3 Justus Kimiaraya. PT JL. Pasar Besar Wetan 28 VIII-IX, Alun-alun Contong,

Bubutan, Surabaya, jawa Timur

4 UD. Rizki FIber Glass Panjunan RT 3 RW 1 Desa Sukodono, Sidoarjo

Jawa Timur , Indonesia

5 CV Tolisindo Persada Perumahan Pondok Jati Blok CB No.16, Jati, Jati, Kec. Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

6 CV. Yupi Fiberglass Jl. Raya Taman Tengah II No.12, Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

7 ECO Fiberglass Jl. Ki Suryo Jati No.84, Kedungturi, Taman, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

81 Tabel 5.17memaparkan beberapa perusahaan/ toko penyuplai kebutuhan utama dari proses produksi personal watercraft. Terdapat 7 nama perusahaan sebagai penyuplai yang nantinya akan sangat membantu mempermudah ketersediaan bahan baku.

Mengacu pada Tabel 5.6 (pada pembahasan lokasi pertama), maka didapatkan jumlah bahan baku pada daerah lokasi kedua masuk dalam kategori jumlah bahan baku berlimpah atau bernilai 3. Lokasi terletak dekat dengan areal industri Gedangan, Buduran dan areal Rungkut Industri, Surabaya.

 Kontinuitas Bahan Baku

Banyaknya jumlah penyuplai bahan baku juga memengaruhi tingginya kontinuitas bahan baku untuk terus dapat tersedia bagi kebutuhan industri. Mengacu pada Tabel 5.7 (pada pembahasan lokasi pertama), maka didapatkan kontinuitas bahan baku pada lokasi kedua, masuk kategori tinggi, atau bernilai 3.

Dokumen terkait