• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemodelan Sistem Pengendalian Pencemaran Perairan Pantai Kota 1 Identifikasi Sistem

KAPASITAS ASIMILASI BOD

C. Partisipasi Masyarakat Pantai dalam Pengendalian Pencemaran Pantai Kota Makassar

4.5. Pemodelan Sistem Pengendalian Pencemaran Perairan Pantai Kota 1 Identifikasi Sistem

Pemodelan sistem merupakan penyederhanaan dari sebuah objek atau situasi. Keterkaitan antara sub-sub model dalam upaya pengendalian pencemaran perairan pantai Kota Makassar dimodelkan untuk mendapatkan suatu kecenderungan sebuah sistem yang lebih luas. Pencemaran perairan pantai merupakan fungsi limbah domestik, limbah industri dan kemampuan instalasi pengolahan limbah kota.

Melalui pendekatan sistem perancangan model disusun berdasarkan empat empat submodel yang terkait erat dengan sistem pengendalian pencemaran perairan pantai kota yaitu: submodel penduduk, submodel hotel, submodel industri dan submodel IPAL yang saling berinteraksi membentuk sebuah sistem pengendalian (Gambar 31 ).

- Submodel Penduduk

Penduduk merupakan elemen penting dalam sistem pengendalian pencemaran perairan pantai kota, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penduduk difokuskan pada kelurahan atau kecamatan yang berada di daerah aliran sungai atau kanal. Penduduk pada ketiga tipologi aliran beban limbah di wilayah Kota Makassar tersebut memberikan beban pencemaran ke perairan pantai.

- Submodel Hotel

Hotel merupakan elemen dari kegiatan wisata yang berpengaruh terhadap upaya pengendalian pencemaran perairan pantai kota, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hotel difokuskan pada kelurahan atau kecamatan yang berada di daerah aliran sungai atau kanal.

- Submodel Industri

Submodel industri dibangun berdasarkan keterkaitan antara luas areal Kawasan Industri Makassar (KIMA) yang dimiliki kota Makassar dengan pertumbuhan industri. Luas kawasan ini kurang lebih 200 hektar yang khusus diperuntukkan untuk pembangunan industri. KIMA terletak dekat aliran Sungai Tallo yang memberikan beban limbah terhadap sungai tersebut.

- Submodel Pengolahan Limbah Cair

Submodel pengolah limbah cair berupa instalasi pengolahan limbah cair kota yang mampu mengolah cair kota hingga memenuhi baku mutu. Beban pencemaran berasal dari berbagai kegiatan di darat seperti pemukiman, hotel dan industri pengolahan. Pada submodel pengolah limbah cair berinteraksi dengan submodel penduduk, submodel hotel dan sub model industri melalui prediksi limbah yang mencemari lingkungan perairan pantai kota.

4.5.2. Validasi Kinerja Model

Validasi merupakan tahap akhir dalam pengembangan pemodelan untuk memeriksa model dengan kesesuaian output model dengan sistem. Validasi terhadap perilaku dilakukan untuk menjawab apakah model konsisten terhadap realitas yang digambarkan dan konsisten dengan tujuan kegunaan dan hal yang dipermasalahkan.

Pengujian validasi perilaku model difokuskan pada uji prediksi model di masa depan. Pengujian dilakukan untuk melihat kecenderungan peningkatan jumlah penduduk yang berpengaruh terhadap limbah domestik yang dihasilkan. Validasi kualitatif terhadap perilaku hasil simulasi terhadap submodel penduduk memperlihatkan kemiripan dengan kondisi sebenarnya (Gambar 32). Berdasarkan hasil uji kalman filter (Tabel 8), data hasil simulasi cukup akurat karena mempunyai tingkat kecocokan yang tinggi yaitu sebesar 0.497

Jml_Kmr Pert_Htl Pert_Pddk Part_Masy Lcp Fkj Sedia_Lhn Lhn_Terp Pemb_Lhn Tutup_I Fki Lch Flch Keb_Lhn Lhn_per_Ind Fkem Jml_Kj Peng_Pddk Rkm Jml_Htl Urb Jml_Pddk FPlimb Fkel Jml_Ind Jml_limb_direduk Jml_Limb Bangun_I FLcp Lci Perm_Lhn BL BM NP Fnp Kap_IPAL Limb_Ind LcI_IPAL Flci IPAL_Ind Fpi

Gambar 31. Model sistem pengendalian pencemaran perairan pantai Kota Makassar

Keterangan:

Bangun I = Pembangunan industri

BL = Beban limbah

BM = Baku mutu

FCOD = Fraksi limbah COD per kapita per tahun Fkel = Fraksi laju kelahiran penduduk per tahun Fkem = Fraksi laju kematian penduduk per tahun Fki = Fraksi pengurangan industri

Fkj = Fraksi kunjungan hotel per tahun Flch = Fraksi limbah cair hotel

Flci = Fraksi limbah cair industri

FPlimb = Fraksi penduduk membuang limbah cair Fpi = Fraksi pertambahan industri per tahun

Fnp = Fraksi non point limbah cair IPAL ind = Kapasitas IPAL industri Jml Ind = Jumlah industri

Jml Limb = Jumlah Iimbah cair keseluruhan

Jml limb direduk = Jumlah limbah cair direduksi oleh IPAL Jml Kj = Jumlah kunjungan hotel per tahun Jml Kmr = Jumlah kamar per hotel

Jml Pddk = Jumlah penduduk di daerah aliran beban limbah Kap IPAL = Kemampuan Instalasi pengolah limbah cair per tahun Koe Lhn = Koefisien pertambahan industri berdasarkan luas lahan Lch = Jumlah limbah cair yang berasal dari hotel

Lci = Jumlah limbah cair yang berasal dari industri Lci IPAL = Jumlah cair industri yang diolah di IPAL

Lcp = Jumlah limbah cair yang berasal dari penduduk Lhn = Kebutuhan lahan industri

Lhn per ind = Kebutuhan lahan per industri Lhn Terp = Luas lahan industri yang terpakai

Limb Ind = Limbah industri diolah atau tanpa pengolahan Pemb Lhn = Pembukaan lahan industri

Peng pddk = Pengurangan penduduk oleh kematian Perm Lhn = Permintaan lahan industri

Pert htl = Pertambahan jumlah hotel oleh pembangunan per tahun Pert Ind = Pertambahan jumlah industri oleh pembangunan per tahun

Pert pddk = Pertambahan jumlah penduduk dari kelahiran dan urbanisasi

Rkm = Rata-rata jumlah kamar per hotel

Sedia Lhn = Luas lahan yang tersedia untuk industri

Tutup I = Penutupan industri

Urb = Urbanisasi Aktual y = 15995x + 1E+06 R2 = 0.9738 1020000 1040000 1060000 1080000 1100000 1120000 1140000 1160000 1180000 1200000 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

Simulasi y = 16129x + 1E+06 R2 = 0.9999 1120000 1140000 1160000 1180000 1200000 1220000 1240000 1260000 1280000 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Tabel 8. Uji Statistik kalman filter pada submodel penduduk

Keterangan Nilai

Va = varian nilai aktual 1225984820

Vs=varian nilai simulasi 1214226442

KF = Vs/(Vs+Va) 0.497

Setelah model dinyatakan valid, maka selanjutnya disimulasikan pada tiga tipologi aliran beban limbah Kota Makassar.

Asumsi-asumsi model

Dalam mengeksekusi model untuk melihat gambaran pola perubahan dimasa depan bebera asumsi yang digunakan yaitu:

a. Periode simulasi dibatasi sampai 10 tahun yaitu periode jangka menengah pelaksanaan suatu kebijakan.

b. Daerah yang dihitung dalam simulasi hanya daerah yang berada dalam wilayah Kota Makassar.

c. Migrasi penduduk ke daerah lain tidak diperhitungkan dan dianggap nol d. Pertumbuhan penduduk mengikuti pola laju pertumbuhan pada setiap

tipologi aliran beban limbah.

e. Limbah yang berasal dari run off atau non point source dianggap stabil, besarnya sesuai tipologi aliran beban limbah.

f. Parameter limbah yang digunakan adalah COD dengan nilai baku mutu sebesar 80 mg/L.

4.6. Implementasi Model Sistem Pengendalian Pencemaran Perairan Pantai