• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMOHON TELAH MENGAJUKAN GUGATAN PRA PERADILAN DALAM MENGUJI KEABSAHAN PENGHENTIAN PENYIDIKAN

PERKARA TINDAK PIDANA PEMILU ATAS NAMA DRA. Hj.ENI KHAERANI,M.Si.

Bahwa atas alasan menuntut keadilan, persamaan di depan hukum dan proses Demokrasi yang menjunjung supremasi hukum, Pemohon telah mengajukan gugatan Pra Peradilan atas Surat Penetapan Penghentian Penyidikan (SP3) yang dikeluarkan oleh Penyidik Polres Bengkulu Utara ke Pengadilan Negeri Argamakmur sebagaimana dalam register perkara Reg.Nomor 01/Pid.Pra/2014/PN.AM tanggal 09 Mei 2014.

Bahwa penyidikan perkara tindak pidana yang dilakukan oleh Penyidik Reskrim Polres Bengkulu Utara atas nama tersangka Dra.Hj.ENI KHAERANI,M.Si telah dihentikan dengan Surat Penetapan Penghentian Penyidikan (SP3) yang dikeluarkan oleh Kapolres Bengkulu Utara atas nama Penyidik.

Bahwa penghentian penyidikan tersebut hanya beralasan keterbatasan waktu yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu yakni selama 14 hari yang diakui juga oleh Penyidik Polres Bengkulu Utara dalam jawaban Termohon pra peradilan pada halaman 5 dan halaman 6 poin 2 Pembahasan angka 2 yang menyatakan dalam UU Nomor 8 Tahun 2012 memang tidak secara

tegas mengatur mengenai daluwarsa penyidikan tindak pidana pemilu, hingga Penyidik mengartikulasikan dan atau menafsirkan sendiri mengenai daluwarsa yang tidak dapat dilanjutkan kepada Penuntut Umum.

Bahwa Pemohon sependapat dengan Mahkamah dalam peneguhan negara yang demokratis melalui proses Pemilu yang bersih, jujur, transparan dan menjunjung tinggi supremasi hukum. Oleh karenanya, sebagai wujud penegakan tersebut Kiranya Mahkamah yang Mulia sebagai Benteng Penegakan Hukum dan Demokrasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat menerima petitum Pemohon di bawah ini.

PETITUM

Berdasarkan dalil yang disampaikan sebagaimana tersebut di atas, Pemohon memohon kepada Mahkamah Konstitusi untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut:

- Mengabulkan permohonan Pemohon untuk seluruhnya;

- Membatalkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 411/Kpts/KPU Tahun 2014 tentang Penetapan Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Tahun 2014, bertanggal 9 Mei 2014;

- Memerintahkan kepada Termohon (Komisi Pemilihan Umum) untuk membatalkan/mendiskualifikasi calon anggota Dewan Perwakilan Daerah Terpilih atas nama Hj. Eni Khairani Msi calon anggota DPD RI Nomor Urut 8 sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Terpilih. - Membatalkan dan atau mendiskualifikasi Dra.Hj.ENI KHAERANI,M.Si karena

telah batal persyaratan atau tidak memenuhi persyaratan calon perseorangan Peserta Pemilu 2014 sebagaimana diatur dalam Pasal 12 huruf f UU Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum DPR, DPD dan DPRD dan Pasal 12 huruf f PKPU Nomor 8 Tahun 2013 tentang Persyaratan Calon Dewan Perwakilan Daerah karena telah melanggar dan tidak taat hukum kesetiaan pada Pancasila dan Pasal 27 ayat (1) UUD 1945;

- Menetapkan hasil perolehan suara yang benar untuk Pemohon dalam rekapitulasi perolehan hasil suara untuk anggota DPD dan berpengaruh pada terpilihnya perseorangan calon anggota DPD peserta Pemilu di Provinsi

Bengkulu adalah sebesar 64.460 (enam puluh empat ribu empat ratus enam puluh) suara dan menetapkan peringkat perolehan suara sah terbanyak ke-4. - Memerintahkan kepada Termohon (Komisi Pemilihan Umum) untuk

menetapkan jumlah perolehan suara sah dan peringkat suara sah sebagaimana di dalam Lampiran Formulir E.1 DPD Daerah Pemilihan: Bengkulu yang benar menurut Pemohon yakni:

No. NAMA CALON TERMOHON PEMOHON PERINGKAT

1 Ir.AHMAD HAMIM WICAKSONO, M.Sc 38.912 38.912 7 2 H.AHMAD KANEDI, S.H, M.H 150.074 150.011 1 3 Ir.BABULHAIRIEN A.B 26.120 26.120 12 4 Dipl-Ing.H.BAMBANG SOEROSO 63.561 63.561 5 5 CUPLI RISMAN, S.Sos 23,938 23,938 13

6 DINMAR, S.Sos 64.460 64.460 4

7 DJATMIKO 16.968 16.968 17

8 Dra.Hj.ENI KHAERANI, M.Si 108.521 0 (Dibatalkan) 0

9 ERI YANTO 19.364 19.364 14

10 IQBAL BASTARI, S.Pd 42.904 42.904 6 11 H. MOHAMMAD SALEH, S.E 74.275 74.275 3 12 MUHAMMAD KOSIM 18.666 18.666 16

13 MUSPANI, SH 37.319 37.319 8

14 RADIANTO STARM S.T 5.676 5.676 18 15 DR.RAHIMULLAH, S.H, M.Si 18.919 18.919 15 16 RIRI DAMAYANTI 87.541 87.541 2 17 Dr.Ir.H.RUSLAN WIJAYA, S.E, M.A.P 30.960 30.960 10 18 Drs. SALAMUN HARIS M, M.Si 29.479 29.479 11 19 H. SYAIFUL ANWAR BACHSIN 3.508 3.508 19 20 YUAN RASUGI SANG, S.Sos, M.H 34.443 34.443 9

- Atau setidak-tidaknya menetapkan untuk menunda Penetapan Termohon a quo khususnya Penetapan Perolehan Suara Peserta Pemilu perseorangan

Dewan Perwakilan Daerah Pemilihan Provinsi Bengkulu hingga adanya Keputusan Gugatan Pra Peradilan atas Surat Penetapan Penghentian Penyidikan (SP3) atas Perkara Tindak Pidana Tersangka Dra.Hj.ENI KHAERANI,M.Si oleh Penyidik Polres Bengkulu Utara sebagaimana surat Nomor S.Tap/13.b/IV/2014/Reskrim;

- Memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum untuk melaksanakan putusan ini.

Atau

Apabila Mahkamah Konstitusi berpendapat lain, mohon putusan seadil-adilnya (ex aequo et bono).

[2.2] Menimbang bahwa untuk membuktikan dalilnya, Pemohon mengajukan

alat bukti surat/tulisan dan alat bukti lainnya yang diberi tanda P-1 sampai dengan P-42 dan disahkan dalam persidangan tanggal 26 Mei 2014 dan bukti tambahan diberi tanda P-43 sampai dengan P-49 yang diserahkan di Persidangan tanggal 10 Juni 2014 dan disahkan di persidangan tanggal 10 Juni 2014 sebagai berikut;

1. Bukti P-1 : Fotokopi Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 679/Kpts/KPU/Tahun /2013, tentang Penetapan Daftar Calon Tetap Anggota Dewan Perwakilan Daerah Pemilihan Umum Tahun 2014, tanggal 28 Agustus 2013, beserta lampirannya; 2. Bukti P-2 : Fotokopi Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor

411/Kpts/KPU/Tahun 2014 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota Secara Nasional Dalam Pemilihan Umum Tahun 2014, tanggal 9 Mei 2014, beserta lampirannya;

3. Bukti P-3 : Fotokopi Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik Dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, serta Calon Anggota DPD Di Tingkat Provinsi Dalam Pemilu Tahun 2014, tanggal 23 April 2014 sampai dengan 25 April 2014, Model DC, beserta lampirannya;

4. Bukti P-4 : Fotokopi Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik Dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, serta Calon Anggota DPD Di Tingkat Kabupaten/Kota Dalam Pemilu Tahun 2014, tanggal 24 April 2014, Model DB, beserta lampirannya;

5. Bukti P-5 : Fotokopi Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Partai Politik Dan Calon Anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota, serta Calon Anggota DPD Di Tingkat Desa/Kelurahan Dalam Pemilu Tahun 2014, tanggal 10 April 2014, Model D, beserta lampirannya;

6. Bukti P-6 : Fotokopi Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara Di Tempat Pemungutan Suara Untuk Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Tahun 2014, tanggal 9 April 2014, Model C, beserta lampirannya TPS 1 Desa Pagar Banyu; 7. Bukti P-7 : Fotokopi Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara

Di Tempat Pemungutan Suara Untuk Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Tahun 2014, tanggal 9 April 2014, Model C, beserta lampirannya TPS 2 Desa Pagar Banyu;

8. Bukti P-8 : Fotokopi Putusan Pengadilan Negeri Arga Makmur Nomor02/Pid.S/2014/PN.AM, tanggal 23 April 2014;

9. Bukti P-9 : Fotokopi Surat Pemberitahun Penghentian Penyidikan Nomor SPPP/13.a/IV/2014/Reskrim, tanggal 28 April 2014;

10. Bukti P-10 : Fotokopi Surat Tim Kampanye Pemohon Kepada Bawaslu Provinsi Bengkulu Nomor 02/DPD-RI/No.6/Pemilu Legislatif/2014, tanggal 24 April 2014, perihal Pelanggaran Pidana Pemilu Oleh Calon Anggota Legislatif DPD RI Dapil Provinsi Bengkulu, Dra. Hj. Eni Khaerani, M.Si dan Pembatalan Dra. Hj. Eni Khaerani, M.Si sebagai Anggota DPD RI Periode 2014-2019 dan dinyatakan Tidak Memenuhi Syarat (TMS);

11. Bukti P-11 : Fotokopi Artikel Dari Harian Radar Utara Dengan Judul “Kades Pagar Banyu dan 6 Warga Diperiksa, tanggal 3 April 2014;

12. Bukti P-12 : Fotokopi Artikel Dari Harian Rakyat Bengkulu Dengan Judul “Kades Terancam 1 Tahun Penjara”, tanggal 3 April 2014; 13. Bukti P-13 : Fotokopi Artikel Dari Harian Rakyat Bengkulu Dengan Judul

“Calon DPD Direkomendasi Gakumdu Tersangka Pemilu”, tanggal 4 April 2014;

14. Bukti P-14 : Fotokopi Artikel Dari Harian Radar Utara Dengan Judul “Kades dan Anggota DPD RI Tersangka”, tanggal 4 April 2014;

15. Bukti P-15 : Fotokopi Artikel Dari Harian Radar Utara Dengan Judul “Hari Ini, Eni Khairani Diperiksa Polisi”, tanggal 7 April 2014;

16, Bukti P-16 : Fotokopi Artikel Dari Harian Radar Utara Dengan Judul “SPDP Kades dan Calon DPD RI Resmi ke Jaksa”, tanggal 8 April 2014;

17. Bukti P-17 : Fotokopi Artikel Dari Harian Rakyat Bengkulu Dengan Judul “Calon DPD Jadi Tersangka”, tanggal 8 April 2014;

18. Bukti P-18 : Fotokopi Artikel Dari Harian Rakyat Bengkulu Dengan Judul “Tersangka, Calon DPD Tidak Dicoret”, tanggal 9 April 2014; 19 Bukti P-19 : Fotokopi Artikel Dari Harian Radar Utara Dengan Judul

“Dugaan TPP Calon DPD Terancam Kadaluwarsa”, tanggal 11 April 2014;

20. Bukti P-20 : Fotokopi Artikel Dari Harian Rakyat Bengkulu Dengan Judul “KPU Pasti Batalkan Caleg Terpilih Divonis Hakim Bersalah”, tanggal 13 April 2014;

21. Bukti P-21 : Fotokopi Artikel Dari Harian Rakyat Bengkulu Dengan Judul “EK Belum Beri Keterangan”, tanggal 15 April 2014;

22. Bukti P-22 : Fotokopi Artikel Dari Harian Rakyat Bengkulu Dengan Judul “Eni Terancam Dianulir”, tanggal 16 April 2014;

23. Bukti P-23 : Fotokopi Artikel Dari Harian Rakyat Bengkulu Dengan Judul “Calon DPD Diburu Polisi”, tanggal 17 April 2014;

24. Bukti P-24 : Fotokopi Artikel Dari Harian Radar Utara Dengan Judul “Kades Pagar Banyu Diserahkan ke Jaksa”, tanggal 17 April 2014;

25. Bukti P-25 : Fotokopi Artikel Dari Harian Bengkulu Ekspress Dengan Judul “BP Kades Pagar Banyu Diserahkan ke Jaksa”, tanggal 17 April 2014;

26. Bukti P-26 : Fotokopi Artikel Dari Harian Rakyat Bengkulu Dengan Judul “Gagal Ditangkap di Jakarta, Kasus Calon DPD Ditutup”, tanggal 20 April 2014;

27. Bukti P-27 : Fotokopi Artikel Dari Harian Radar Utara Dengan Judul “Penyidik Kejar Eni Khairani ke Jakarta”, tanggal 21 April 2014;

28. Bukti P-28 : Fotokopi Artikel Dari Harian Rakyat Bengkulu Dengan Judul “Kadaluwarsa, Calon DPD Bisa Bebas”, tanggal 22 April 2014;

29. Bukti P-29 : Fotokopi Artikel Dari Harian Radar Utara Dengan Judul “Gagal Diperiksa, Berkas Eni Dikembalikan ke Panwas”, tanggal 22 April 2014;

30. Bukti P-30 : Fotokopi Artikel Dari Harian Rakyat Bengkulu Dengan Judul “Hanya Siapkan Rumah Bantah Ikut Kampanye”, tanggal 23 April 2014;

31. Bukti P-31 : Fotokopi Artikel Dari Harian Rakyat Bengkulu Dengan Judul “EK Tetap Berpeluang Dilantik”, tanggal 23 April 2014;

32. Bukti P-32 : Fotokopi Artikel Dari Harian Radar Utara Dengan Judul “Hari Ini Gelar Perkara Berkas Eni Khairani”, tanggal 24 April 2014; 33. Bukti P-33 : Fotokopi Artikel Dari Harian Rakyat Bengkulu Dengan Judul

“Kades Divonis Percobaan”, tanggal 24 April 2014;

34. Bukti P-34 : Fotokopi Artikel Dari Harian Radar Utara Dengan Judul “Kades Pagar Banyu Divonis 3 Bulan, Denda Rp 1 Juta”, tanggal 24 April 2014;

35. Bukti P-35 : Fotokopi Artikel Dari Harian Rakyat Bengkulu Dengan Judul “Polres SP3 Kasus TPP, Eni Lolos ke Senayan”, tanggal 25 April 2014;

36. Bukti P-36 : Fotokopi Artikel Radar Utara.com Dengan Judul “Kades dan Calon DPD Dilaporkan ke Polres”, tanggal 24 April 2014; 37. Bukti P-37 : Fotokopi Artikel Radar Utara.com Dengan Judul “Kades dan

Anggota DPD RI Resmi Ditetapkan Tersangka”, tanggal 24 April 2014;

38. Bukti P-38 : Fotokopi Artikel Radar Utara.com Dengan Judul “Berkas Awal Kades dan DPD Segera ke Jaksa”, tanggal 24 April 2014; 39. Bukti P-39 : Fotokopi Artikel Radar Utara.com Dengan Judul “Hari Ini,

Giliran Eni Khairani Diperiksa Polisi”, tanggal 24 April 2014; 40. Bukti P-40 : Fotokopi Artikel Radar Utara.com Dengan Judul “Kades

41. Bukti P-41 : Fotokopi Artikel Radar Utara.com Dengan Judul “Kapolres Keluarkan Sprint Jemput Paksa Eni Khairani”, tanggal 24 April 2014;

42. Bukti P-42 : Fotokopi Artikel Radar Utara.com Dengan Judul “Penyidik Kejar Eni Khairani ke Jakarta”, tanggal 24 April 2014;

43. Bukti P-43 : Fotokopi Jawaban termohon (Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Bengkulu) dalam perkara Pra Peradilan, dengan Nomor Perkara 01/Pid.Pra/2014/PAN.AM, tanggal 13 Mei 2014;

44. Bukti P-44 : Fotokopi Model C dan C-1 beserta lampirannya, TPS 3 Rama Agung Arga Makmur, Bengkulu Utara;

45. Bukti P-45 : Fotokopi Model F12 DPD daftar riwayat hidup bakal calon Anggota DPD atas nama Dra.Hj.Eni Khairani,M.Si;

46. Bukti P-46 : Fotokopi Model DD Kajian Laporan Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Bengkulu Utara atas laporan Nomor 01/LP/PILEG/III/2014, tanggal 1 April 2014;

47. Bukti P-47 : Fotokopi Formulir SG-3 Berita Acara Pembahasan Sentra Gakkumdu Kabupaten Nomor 01/LPPILEG/III/2014 tanggal 1 April 2014 dan Laporan Temuan Nomor 01/LP/PILEG/III/2014 yang ditandatangani oleh Pengawas Pemilu;

48. Bukti P-48 : Fotokopi Surat Jawaban BAWASLU Provinsi Bengkulu, Nomor 192/Bawaslu-Bkl/V/2014, tanggal 20 Mei 2014 yang di tujukan kepada Tim Kampanye Calon Anggota DPD RI Dapil Bengkulu DINMAR,S.Kom;

49. Bukti P-49 : Fotokopi Sekretaris Jenderal DPD RI tentang Salah Satu Anggota Termohon yang pernah bekerja dengan pihak terkait;

Selain itu, Pemohon juga mengajukan 4 orang saksi dan/atau seorang ahli yang telah memberikan keterangan di bawah sumpah dalam persidangan tanggal 10 Juni 2014 yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

1. Wabila

• Ada pertemuan Eni Khairani di rumah kepala desa, di tempat Asdi Dahlan; • Setelah sampai di situ rombongan Eni Khairani mempersiapkan alat untuk

pengeras suara agak kecil dan infocus;

• Eni Khairani langsung menerangkan status dia sebagai anggota DPD dan menerangkan pekerjaan selama jadi DPD dan membagikan kartu namanya;

• Ada kurang lebih 100 orang yang saksi ketahui datang dan di Eni Khairani memperagakan contoh surat suara;

2. Alfiansyah

• Saksi sebagai saksi pelapor pelanggaran tindak pidana pemilu yang dilakukan oleh Kepala Desa Pagar Banyu bersama dengan Eni Khairani di Panwas Kabupaten Bengkulu Utara;

• Kepala desa memfasilitasi kampanye untuk caleg Eni Khairani dan telah mendapat hukuman tiga (3) bulan kurungan dan hukuman percobaan enam (6) bulan sedangkan calegnya Eni Khairani belum diadili;

3. Ansar Elain Sinaga

• Saksi sebagai saksi Pleno rekap provinsi dan KPU untuk calon DPD Nomor Urut 6 (Dinmar);

• Perolehan suara untuk Calon DPD Nomor Urut 6 sebanyak 62.773 suara; • Pada saat rapat pleno, Kepala Desa (Asdi Dahlan) sudah dihukum,

sedangkan untuk caleg Eni Khairani, saksi tidak menyampaikan di pleno tetapi saksi membuat nota keberatan yang disampaikan langsung kepada KPU provinsi dan Bawaslu tentang pelanggaran yang sudah terjadi;

• Surat Nota keberatannya yang dibuat saksi mengenai permintaan untuk membatalkan yang bersangkutan (Eni Khairani) sebagai calon anggota DPD;

4. Hendra Kusuma

• Saksi sebagai saksi di Pleno KPU Kabupaten Bengkulu Utara, dan ada keluhan yang di sampaikan oleh seluruh partai politik ketika mengikuti rekepitulasi di Bengkulu Utara;

• Ada ketidaksinkronannya sertifikat rekapitulasi, antara jumlah suara sah dan tidak sah di semua tingkatan di DPR-RI, DPD, DPRD Kabupaten, DPRD Provinsi;

• Fokus KPU di Bengkulu Utara hanya merekap suara sah, dan suara tidak sah;

• Setelah berhari-hari melakukan rekapitulasi dan penghitungan suara ulang di Kota Argamakmur di 83 TPS ternyata hasil daripada rekapitulasi dan penghitungan ulang itu di DPRD Kabupaten Dapil I, ternyata setelah disinkronkan dengan sertifikat suara sah dan tidak sah dan yang pengguna hak pilih ini jomplangnya terlampau tinggi untuk di kabupaten;

• Saksi mengajukan keberatan kepada KPU Bengkulu Utara dengan permintaan karena tidak sinkronnya antara suara sah dan tidak sah di

semua tingkatan ini dengan mengajukan untuk pemungutan suara ulang di lima (5) kecamatan yaitu di Kecamatan Napal Putih, Kecamatan Ketahun, Kecamatan Putri Hijau, Kecamatan Air Napal, dan Kecamatan Kota Argamakmur tetapi tidak ada tanggapannya dari KPU;

• Saksi membuat keberatan secara tertulis kepada KPU; Ahli Dr. Maruarar Siahaan,S.H.

• Pemilihan umum ini adalah sarana atau alat untuk merekrut calon pemimpin dan wakil rakyat atau wakil daerah yang jujur yang mengelola kekuasaan perwakilan yang diberikan berdasarkan kepercayaan atau trust yang dilimpahkan untuk mewujudkan cita-cita dan aspirasi daerah yang diemban; • Pemilihan dilakukan berdasarkan proses yang jujur dan adil sebagai prinsip

konstitusi yang meletakan dasar demokrasi yang senantiasa harus dikawal oleh hukum;

• Prinsip konstitusi yang menyatakan Indonesia merupakan negara hukum mengandung doktrin supremasi hukum yang mewajibkan warga negara maupun penyelenggara negara termasuk calon wakil rakyat atau wakil daerah tunduk pada hukum yang berlaku;

• Prinsip tersebut diperlakukan kepada semua orang tanpa memandang bulu dan tidak membolehkan rekayasa dilakukan sedemikian rupa dengan menghindari kewajibannya seolah-olah pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan dapat dipermainkan

• Putusan Pengadilan Negeri Argamakmur yang sudah berkekuatan hukum tetap Nomor 02/Pid.S/2014/PN.AM, tanggal 23 April 2014 telah menyatakan terdakwa Asdi Dahlan bin Dahlan yang sudah jadi almarhum telah terbukti secara meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana ikut serta sebagai pelaksana kampanye Pemilu dan menjatuhkan pidana kurungan selama 3 bulan dan denda Rp1.000.000,00.;

• Dakwaan yang disusun adalah berdasarkan Pasal 86 ayat (2) dan ayat (3) juncto Pasal 286 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012, diketahui terdakwa Asdi Dahlan sebagai kepala desa diikutsertakan oleh pelaksana kampanye dalam kegiatan kampanye pemilu dan sebagai pelaksana Pemilu;

• Dari dakwaan dan fakta dalam Putusan Pengadilan Argamakmur tersebut, dapat diketahui Asdi Dahlan sebagai madedader (turut serta) menunjukkan ada pelaku lain yang turut menjadi terdakwa yaitu Pihak Terkait yang bernama

Dra. Hj. Eni Khairani yang meski dapat mengelakkan penyidik dan penuntut umum untuk membawa yang bersangkutan di depan pengadilan, tetapi tidak dapat mengelakkan pelaku utama adalah Dra Hj. Eni Khairani tersebut yang sekaligus sebagai peserta Pemilu DPD;

• Meskipun dapat dielakkan penyidikan dan penuntutan terhadapnya, akan tetapi fakta-fakta dalam Putusan Pengadilan Negeri Argamakmur yang telah berkekuatan hukum tetap, telah menjadi hukum yang konkret tindak pidana tersebut telah dilakukan;

• Doktrin hukum pidana bahwa dader itu terdiri bukan hanya orang yang turut serta, yaitu madedader melainkan juga yang menyuruh melakukan dan lain sebagainya. Putusan Pengadilan Negeri Argamakmur yang telah berkekuatan hukum tetap merupakan bukti yang sempurna tentang keterlibatan Dra. Eni Khairani dalam memenangkan dirinya melalui cara-cara yang melawan hukum; • Pasal 265 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan

Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang berbunyi bahwa “ putusan pengadilan terhadap kasus tindak pidana pemilu yang menurut undang-undang ini dapat mempengaruhi perolehan suara peserta pemilu harus sudah selesai paling lambat 5 hari sebelum KPU menetapkan hasil pemilu secara nasional ” adalah untuk memperoleh alat bukti melakukan koreksi yang dilakukan KPU sebelum menetapkan hasil pemilu secara nasional;

• Tenggang waktu 5 hari bukan merupakan tenggat untuk mengukur varjaring (kedaluwarsa) suatu tindak pidana pemilu yang dilakukan. Ketentuan tentang kedaluwarsa tetap merujuk pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;

• Kekeliruan tentang norma dalam Pasal 265 Undang-Undang 12 Tahun 2000, telah dipergunakan untuk mengelakkan penyidikan yang dilakukan Gakkumdu, i.c. Kepolisian dengan menghindari panggilan sampai dicapainya tenggang waktu 5 hari sebelum pengumuman hasil secara nasional oleh KPU dan menganggap kemudian penuntutan telah kadaluarsa;

• Pandangan yang keliru juga telah dianut penyidik Polri dengan mengeluarkan surat perintah penghentian penyidikan atau SP-3 sehingga peserta Pemilu DPD dan KPU menganggap tuntutan tindak pidana pemilu yang dilakukan telah dianggap selesai;

• Keadilan substantif sebagai landasaan yurisprudensi Mahkamah Konstitusi sendiri berdasarkan kasus-kasus yang dihadapi telah membentuk norma yang diikuti secara tetap bahwa karena sifatnya sebagai peradilan konstitusi, Mahkamah tidak memperbolehkan aturan-aturan keadilan prosedural (procedural justice) memasung dan mengesampingkan keadilan substantif, (substantive justice), jikalau fakta-fakta hukum yang terjadi telah nyata merupakan pelanggaran konstitusi khususnya Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 yang mengharuskan pemilihan kepala daerah dilakukan secara demokratis dan melanggar asas-asas pemilihan umum yang bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 22E ayat (1) UUD 1945;

• Oleh karena kegagalan procuderal yang dilakukan di tingkat penyidik untuk membawa peserta Pemilu untuk dituntut dan diadili dalam tindak pidana Pemilu yang dilakukannya, tidaklah menyebabkan keadilan dan kebenaran secara substantif akan dibiarkan lolos;

• Tindak pidana yang dilakukan Asdi Dahlan sebagai pelaku turut serta (madedader), meskipun berhasil dihindari dengan memanfaatkan tafsir yang keliru dari Pasal 265 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, tidak boleh dibiarkan lolos sehingga menyebabkan wakil daerah di DPD RI di tolerir adanya orang yang tidak jujur akan mengelola dan menyelenggarakan kekuasaan negara.

• Saatnya secara menyeluruh diseluruh tingkatan pemerintahan, kekuasaan negara hanya boleh diberikan melalui proses Pemilu yang jujur dan adil kepada orang-orang yang diharapkan akan bersikap jujur;

• Mahkamah Konstitusi sebagai benteng terakhir adalah sebagai pengawal konstitusi yang diharapkan secara optimal dapat melakukan peran untuk menegakkan hukum konstitusi melalui perannya menyelesaikan perselisihan hasil pemilihan umum secara konstitusional;

• Parameter konstitusi yang digunakan sebagai instrumen penyelesaian sengketa tidak lagi membiarkan ketidakadilan yang timbul karena keberhasilan orang-orang tertentu memperdayai implementasi norma, sehingga penegakkan hukum dan keadilan menjadi lumpuh;

• Mahkamah Konstitusi sebagai benteng keadilan seyogianya dapat menerapkan yurispudensi yang dihasilkan secara konsisten. Sehingga juga

pemimpin-pemimpin yang tidak jujur tidak duduk di kursi kekuasaan yang pada gilirannya tentu akan mengambil kembali cost yang dikeluarkan dalam pemilu yang tidak jujur, dengan cara-cara yang dapat diperkiran akan tidak jujur pula;

• Mahkamah Konstitusi memiliki peran yang sangat strategis untuk mangawal transisi demokrasi menuju cita-cita kemakmuran seluruh Bangsa Indonesia; • Dari alat bukti yang sempurna dalam Putusan Pengadilan Negeri Argamakmur

Nomor 02/Pid.S/2014/PN.AM, yang menyatakan Terdakwa Asdi Dahlan bersalah ikut serta sebagai pelaksana kampanye Pemilu, merujuk pada fakta ada juga pihak lain sebagai pelaksana kampanye Pemilu, yaitu peserta Pemilu DPD atas nama Dra. Eni Khairani;

• Dilewatinya tenggat waktu 5 hari sebelum KPU menetapkan hasil pemilu secara nasional untuk memutus tindak pidana yang dilakukannya, tidak menyebabkan penuntutan tindak pidana yang dilakukan kadaluwarsa;

• Demi prinsip konstitusi tentang Pemilu, yang Luber-Jurdil, serta untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN, Mahkamah Konstitusi seyogianya menyatakan peserta pemilu DPD dari Daerah Pemilihan Provinsi Bengkulu atas nama Dra. Eni Khairani tersebut dengan Nomor Urut 8, seharusnya didiskualifikasi dan tidak berhak untuk duduk sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah atau DPD RI;

[2.3] Menimbang bahwa terhadap permohonan Pemohon tersebut, Termohon

memberikan jawaban bertanggal 22 Mei 2014 yang diterima di Kepaniteraan Mahkamah pada hari Kamis tanggal 22 Mei 2014, sebagaimana diperbaiki dengan Jawaban Termohon bertanggal 26 Mei 2014 pada pokoknya