• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMUCATAN (BLEACHING)

Pada proses pemucatan, persen transmisi adalah parameter kritis untuk menilai berhasil atau tidaknya proses pemucatan. Proses pemucatan dilakukan pada kadar air berkisar antara 0.1-0.3 persen. Kadar air minyak harus sedikit agar proses penyerapan pengotor oleh adsorben optimal.

1. Kejernihan

Minyak A dengan basa 20 oBe memiliki nilai kejernihan sebelum netralisasi sekitar 88.4 persen transmisi. Setelah mengalami proses pemucatan, terjadi peningkatan persen transmisi yang berkisar antara 93 ±

2 persen transmisi sampai 97 ± 1 persen tramisi. Perlakuan terbaik terdapat pada minyak A dengan perlakuan basa 20 oBe dan menggunakan bleaching earth sebagai adsorben dengan konsentrasi 0.6 persen. Melalui analisis ragam (Lampiran 10) pada pengukuran persen transmisi terhadap proses pemucatan tidak memiliki perbedaan yang nyata. Hal ini disebabkan oleh warna minyak A sebelum pemucatan dan sesudah pemucatan hampir sama yaitu merah terang. Selain itu pengotor pada minyak A terdapat dalam jumlah yang sedikit. Histogram hasil pemucatan minyak A dapat dilihat pada Gambar 5.

82 84 86 88 90 92 94 96 98 100

Arang Aktif Bleaching Earth

% T ra n sm is i 0.2 % 0.6 % 1 %

Gambar 5. Histogram Persen Transmisi Minyak A 20 oBe

Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa bleaching earth menghasilkan tingkat kejernihan yang cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan arang aktif. Berdasarkan penampakan fisik, minyak A kasar memiliki warna merah keruh dan tembus pandang. Setelah mengalami proses pemucatan warna minyak A menjadi merah sampai kuning pucat dan tembus pandang.

Tingkat kejernihan minyak B sebelum pemucatan adalah 70.8 persen transmisi, setelah mengalami pemucatan, tingkat kejernihan minyak B meningkat menjadi 85 ± 0 hingga 90 ± 3 persen transmisi . Hal ini disebabkan banyak jumlah zat warna pada minyak yang terserap ke dalam adsorben. Histogram hasil pemucatan minyak B dapat dilihat pada Gambar 6. Persen transmisi tertinggi berada pada penggunaan bleaching earth

dengan konsentrasi 0.2 dan 1 persen yaitu sebesar 90 ± 3 dan 88 ± 0 persen transmisi. Melalui analisis ragam (Lampiran 11) dapat dilihat interaksi antara jenis adsorben dan konsentrasi adsorben untuk pemucatan tidak memiliki pengaruh yang nyata. Minyak B memiliki warna awal yang hitam keruh, setelah mengalami pemucatan warna minyak B menjadi merah tua terang, tembus pandang dan mengkilap.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Arang Aktif Bleaching Earth

% T ra n s m is i 0.2 % 0.6 % 1 %

Gambar 6. Histogram Persen Transmisi Minyak B 10 oBe

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Arang Aktif Bleaching Earth

% T ransm isi 0.2 % 0.6 % 1 %

Gambar 7. Histogram Persen Transmisi Minyak C 20 oBe

Pada pengukuran kejernihan minyak C kasar didapati tingkat kejernihan minyak C sebesar 54.4 persen transmisi, setelah dilakukan

pemurnian didapati tingkat kejernihan minyak C meningkat antara 57 ± 6 sampai 81 ± 1 persen transmisi. Melalui analisis ragam (Lampiran 12) antara dapat dilihat interaksi antara jenis adsorben dan konsentrasi adsorben untuk pemucatan memiliki pengaruh yang tidak berbeda nyata. Dari ketiga jenis minyak, minyak C adalah minyak yang memiliki kualitas yang paling rendah. Minyak C kasar memiliki warna yang hitam pekat dan tidak mengkilap. Setelah mengalami proses pemurnian minyak C memiliki warna merah tua dan tembus pandang.

Dari keseluruhan uji kejernihan setelah tahap pemucatan dapat disimpulkan penggunaan kedua jenis adsorben tidak memberikan pengaruh yang nyata pada proses pemucatan. Seharusnya proses pemucatan dengan arang aktif memiliki tingkat kejernihan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bleaching earth karena arang aktif memiliki kelebihan dalam menyerap warna pada minyak dikarenakan oleh banyaknya pori-pori yang terdapat pada permukaan arang aktif. Hal ini disebabkan karena nilai persen transmisi pemucatan yang menggunakan arang aktif dan bleaching earth memiliki efektivitas penyerapan warna yang hampir sama sehingga dihasilkan nilai yang tidak jauh berbeda. 2. Rendemen 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Arang Aktif Bleaching Earth

R en d emen ( % ) 0.2 % 0.6 % 1 %

Gambar 8. Histogram Hubungan Antara Jenis Bahan Pemucat, Konsentrasi Bahan Pemucat dan Rendemen Pada Minyak A

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Arang Aktif Bleaching Earth

R e nde m e n 0.2 % 0.6 % 1 %

Hasil pengukuran rendemen minyak setelah pemucatan dapat dilihat pada Gambar 8. Pada minyak A rendemen berkisar antara 56.98 persen hingga 72.12 persen. Rendemen terendah pada minyak A berada

pada perlakuan yang menggunakan arang aktif sebanyak satu persen. Perlakuan yang dipilih pada proses pemucatan minyak A adalah minyak dengan penambahan bleaching earth sebagai pemucat pada konsentrasi 0.2 persen karena menghasilkan rendemen yang cukup banyak dengan pemakaian bleaching earth yang sedikit.

Gambar 9. Histogram Hubungan Antara Jenis Bahan Pemucat, Konsentrasi Bahan Pemucat dan Rendemen Pada Minyak B Berdasarkan Gambar 9, dari segi rendemen untuk minyak B, rendemen yang paling besar berada pada pemucatan yang menggunakan bleaching earth 0.6 persen yaitu sebesar 76.00 persen sedangkan yang terendah berada pada pemucatan yang menggunakan 1 persen yaitu sebesar 58.72 persen.

Pada pemucatan minyak C, rendemen yang diperoleh pada penggunaan bleaching earth lebih besar dibandingkan arang aktif. Hal ini disebabkan banyak minyak C yang ikut terserap bersama zat warna dan pengotor ke dalam arang aktif sehingga ikut terbuang pada saat penyaringan untuk memisahkan adsorben dari minyak. Gambar 10 menunjukkan rendemen terbesar pada minyak C berada pada pemucatan

yang menggunakan bleaching earth 0.6 persen yaitu sebesar 72.88 persen sedangkan rendemen terendah didapati pada penggunaan arang aktif dengan konsentrasi 1 persen sebesar 50.12 persen. Pada pemucatan minyak C rendemen yang diperoleh pada bleaching earth juga lebih besar dibandingkan arang aktif.

Gambar 10. Histogram Hubungan Antara Jenis Bahan Pemucat, Konsentrasi Bahan Pemucat dan Rendemen Pada Minyak C

Berdasarkan data rendemen keseluruhan, rendemen terendah berada minyak yang menggunakan arang aktif sebagai pemucat. Sedangkan rendemen tertinggi berada pada minyak yang menggunakan bleaching earth sebagai bahan pemucat. Kadar arang aktif yang tinggi akan mengurangi jumlah rendemen karena arang aktif memiliki pori-pori yang besar dibandingkan dengan bleaching earth yang berbentuk bubuk. Pori-pori ini menyerap warna cukup banyak tetapi akan menyebabkan minyak banyak tertinggal di dalam pori-pori tersebut dan ikut terbuang bersama arang aktif sehingga hasil pengukuran pada minyak yang menggunakan arang aktif akan memiliki rendemen yang rendah dibandingkan dengan penggunaan bleaching earth.

Dokumen terkait