• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG PELAKSANAAN PENAGIHAN

B. Penagihan Pajak

Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, Surat Keputusan Keberatan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, Surat Keputusan Banding yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar.

c. Penagihan Pajak Aktif adalah merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya penagihan ini fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim surat tagihan atau surat ketetapan pajak, tetapi akan diikuti dengan tindakan sita dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang.

d. Biaya Penagihan adalah biaya pelaksanaan Surat Paksa, Surat Printah melaksanakan Penyitaan, Pengumuman Lelang, Pembatalan Lelang Jasa Penilai, dan biaya lainnya sehubungan dengan penagihan pajak.

e. Penanggung pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenui kewajiban wajib pajak menurut ketentuan peraturan undang-undang perpajakan.

f. Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda.

g. Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN), atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.

h. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, besarnya sanksi administrasi , dan jumlah yang masih harus dibayar.

i. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.

j. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

k. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

l. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.

m.Jurusita Pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, Penyitaan, dan Penyanderaan. Jurusita Pajak diangkat dan diberhentikan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk penagihan Pajak Pusat, dan untuk penagihan Pajak Daerah ditunjuk oleh pejabat Gubernur atau Bupati/Walikota.

D.RUANG LINGKUP PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Dalam hal ini penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, Adapun ruang lingkup praktik kerja lapangan mandiri:

a. Prosedur Pelaksanaan Penagihan Utang Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

b. Kendala yang dihadapi pegawai pajak dalam Penagihan Utang Wajib Pajak Orang Pribadi serta upaya yang ditempuh oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

c. Kontribusi Penagihan yang telah dilaksanakan terhadap perkembangan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

E.METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Metode PKLM yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Hal ini berkaitan dengan persiapan yang dibutuhkan mahasiswa mulai dari peninjauan objek dan lokasi, mencari bahan untuk pembuatan proposal, permohonan surat jalan/surat permohonan dari fakultas, dan lain sebagainya.

2. Studi Literatur

Hal ini berkaitan dengan pengumpulan buku-buku yang berkaitan dengan judul PKLM, artikel ilmiah serta sumber-sumber lain yang mendukung penulisan laporan ini.

3. Observasi Lapangan

Penulis melakukan pengamatan secara langsung tentang kondisi serta keadaan dari kantor tempat dimana penulis melakukan kegiatan praktik kerja lapangan mandiri.

4. Pengumpulan Data

Penulis melakukan pegumpulan data untuk menunjang keberhasilan dari topik yang dibahas, dalam hal ini data-data bersumber dari KPP Pratama Medan Timur.

a. Data Primer adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak yang mengetahui tentang objek kajian Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari refrensi ilmiah, seperti buku perpajakan, Undang-Undang Perpajakan yang bertujuan untuk pengumpulan laporan PKLM.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Setelah memperoleh data yang dibutuhkan penulis akan menganalisa dan mengevaluasi data dan mengelompokkan data tersebut yang kemudian akan di interpretasikan secara objektif, jelas, dan sistematis sehingga lebih mudah untuk menarik kesimpulan dari data tersebut.

F. METODE PENGUMPULAN DATA

1. Daftar Wawancara

Yaitu dengan melakukan pengajuan pertanyaan-pertanyaan baik yang tertulis maupun tidak tertulis kepada pegawai perusahaan, yang dapat memberikan informasi yang bermanfaat untuk membantu proses penyusunan laporan.

2. Daftar Observasi

Pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung ataupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan mengamati, mendengar, dan bila perlu membantu mengerjakan tugas yang diberikan pihak kantor dengan pemberian arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku pada KPP Pratama tersebut.

3. Daftar Dokumentasi

Pengumpulan data dengan mengumpulkan daftar dokumentasi yang di perlukan seperti Undang-undang Perpajakan, lampiran formulir-formulir, data mengenai pendaftaran dan pencabutan pengukuhan PKP, data mengenai kepegawaian dan data-data lain yang berhubungan dengan PKLM.

G. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN PKLM

Adapun sistematika dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan menganai latar belakang yang menjadi dasar pemikiran dalam menyusun laporan, tujuan dan manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode penelitian serta sistematika penulisan. Pada bab ini dijelaskan hal-hal yang

melatarbelakangi masalah-masalah yang dikemukakan penulis tentang pelaksanaan penagihan utang wajib pajak orang pribadi.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi PKL, struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta gambaran mengenai pegawai atau karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG PELAKSANAAN PENAGIHAN UTANG WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan penagihan pajak, antara lain penjelasan tentang kewajiban perpajakan, tata cara pelaksanan dan penagihan pajak oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang di peroleh dan kemudian mengadakan evaluasi serta memberikan interpretasi untuk menjawab perumusan masalah yang diajukan.

Pada bab ini penulis akan mengemukakan rangkuman dari objek yang telah di teliti serta saran-saran yang membangun berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh. Yaitu, Penagihan Utang Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Medan Timur kemudian penulis akan berusaha memberikan saran yang penulis anggap dapat memberikan masukan pengawasan dan penelitian atas laporan Pelaksanaan Penagihan Hutang Wajib Pajak Orang Pribadi.

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK / LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

1. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Di zaman penjajahan Belanda, Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dinamakan Kantor Belasting dan kemudian berubah menjadi Kantor Inspeksi Keuangan (setelah merdeka) yang kemudian berubah menjadi Kantor Inspeksi Pajak (KIP) dengan induk organisasinya pada saat Direktur Jenderal Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia. Selanjutnya, pada tahun 1976 di Sumatera Utara didirikan tiga Kantor Inspeksi Pajak yaitu:

1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan, 2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara, dan 3. Kantor Inspeksi Pajak Pematang Siantar.

Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin cepat maka dirasakan perlu adanya tambahan kantor untuk melayani masyarakat di dalam membayar pajak. Oleh karena itu, didirikan Kantor Inspeksi Pajak Medan Timur (sekarang KPP Pratama Medan Timur dan KPP Medan Kota).

Selanjutnya, untuk lebih memantapkan nilai pelayanannya kepada masyarakat, maka berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 267/KMK.01/1989 telah diadakan perubahan yang menyuluruh pada Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup reorganisasi Kantor Inspeksi Pajak (KIP) diganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) serta dibentuk pula Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan.

Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur didirikan pada tanggal 1 April 1994 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep-758/KMK.01/1993 tanggal 3 Agustus 1993. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur merupakan pemekaran dari tiga Kantor Pelayanan Pajak, yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat, 2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara, dan 3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan.

Terhitung mulai tanggal 1 April 1994 Kantor Pelayanan Pajak berubah menjadi empat wilayah kerja yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, 2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Utara, 3. Kantor Pealayanan Pajak Pratama Medan Barat, dan 4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai.

Secara bertahap sejak tahun 2002 Kantor Pelayanan Pajak telah mengalami modrenisasi sistem dan struktur organisasi menjadi instansi yang berorientasi pada fungsi, bukan lagi pada jenis pajak. Kantor Pelayanan Pajak modrenisasi juga merupakan penggabungan dari Kantor Pelayanan Pajak konvensional dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak.

Pada tahun 2002 tersebut dibentuk dua KPP Wajib Pajak Besar atau Large Tax

Office (LTO). KPP ini menangani 300 Wajib Pajak Besar Indonesia dan hanya

mengadministrasikan dua jenis pihak, yaitu: Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Pada tahun 2003 dibentuk 10 Kantor Pelayanan Pajak khusus yaitu:

1. Kantor Pelayanan Pajak Badan Usaha Milik Negara (KPP BUMN), 2. Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Modal Asing (KPP PMA), 3. Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Badan dan Orang Asing, dan 4. Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa.

Kemudian, pada tahun 2004 dibentuk pula KPP Madya atau Medium Tax Office (MTO). Sedangkan KPP modren yang menangani Wajib Pajak terbanyak adalah KPP Pratama dan Small Tax Office (STO).

KPP Pratama baru dibentuk pada tahun 2006 s.d 2008. Perbedaan utama antara STO dengan LTO maupun MTO antara lain adalah dengan adanya Seksi Ekstensifikasi pada STO sehingga dapat dikatakan pula STO merupakan ujung tombak bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk menambah rasio perpajakan di

Saat ini Kantor Pelayanan Pajak modren terbagi dari tiga jenis yaitu: 1. Kantor Pelayanan Pajak Besar,

2. Kantor Pelayanan Pajak Madya, dan 3. Kantor Pelayanan Pajak Pratama.

Dengan dibentuknya KPP Pratama maka Kantor Pelayanan Pajak di kota Madya Medan menjadi tujuh KPP yaitu:

a. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan, dengan ruang lingkup meliputi daerah:

1) Kecamatan Medan Deli 2) Kecamatan Medan Labuhan 3) Kecamatan Medan Belawan 4) Kecamatan Medan Marelan

b. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, dengan ruang lingkup meliputi daerah:

1) Kecamatan Medan Tembung 2) Kecamatan Medan Kota 3) Kecamatan Medan Perjuangan

c. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota, dengan ruang lingkup meliputi daerah:

1) Kecamatan Medan Kota 2) Kecamatan Medan Amplas 3) Kecamatan Medan Area

4) Kecamatan Medan Denai

d. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia, dengan ruang lingkup meliputi daerah:

1) Kecamatan Medan Maimun 2) Kecamatan Medan Baru 3) Kecamatan Medan Selayang 4) Kecamatan Medan Tuntungan 5) Kecamatan Medan Polonia 6) Kecamatan Medan Johor

e. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat, dengan ruang lingkup meliputi dari:

1) Kecamatan Medan Helvetia 2) Kecamatan Medan Sunggal 3) Kecamatan Medan Petisah

f. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Binjai, dengan ruang lingkup meliputi daerah:

1) Kota Binjai

2) Kabupaten Langkat

g. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Lubuk Pakam, dengan ruang lingkup meliputi daerah:

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia diputuskan bahwa Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur dimekarkan menjadi dua Kantor Pelayanan Pajak, yaitu Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota dan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur.

2. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan tugas- tugas, fungsi, dan wewenang serta tanggung jawab masing- masing dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur tersebut juga untuk membina keharmonisan kerja agar dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk mencapai tujuan secara maksimal.

Adapun struktur organisasi yang digunakan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur adalah struktur organisasi linier dan staff yang berada di bawah seseorang koordinasi Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I, dimana seluruh pegawainya adalah Pegawai Negeri Sipil di bawah naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Kantor Pelayanan Pajak dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu tipe A dan tipe B. Kantor Pelayanan Pajak tipe A merupakan Kantor Pelayanan Pajak yang tergolong dalam skala besar dan biasanya berada di ibukota provinsi, sedangkan Kantor Pelayanan Pajak tipe B merupakan Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya tidak melebihi dari wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak tipe A dan biasanya berada di kota madya dan kabupaten. Sehingga, berdasarkan penggolongan

tersebut maka KPP Pratama Medan Timur dapat digolongkan sebagai KPP tipe A karena wilayahnya berkedudukan di wilayah ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Namun, berdasarkan SK Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 162/KMK.01/1997 tanggal 10 April 1997 tentang peningkatan KPP tipe B menjadi tipe A, maka KPP tipe B tidak ada di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Sumatera Utara I.

Berdasarkan SK Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994 tentang susunan organisasi Departemen Keuangan, maka tipe A terdiri dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur membawahi satu sub bagian, delapan seksi, satu kantor penyuluhan ditambah kelompok tenaga fungsional (yang berada diluar struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak) yakni terdiri dari:

1. Sub Bagian Tata Usaha (TU)

2. Seksi Tata Usaha dan Perpajakan (TUP) 3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 4. Seksi Pajak Penghasilan Orang Pribadi 5. Seksi Pajak Penghasilan Badan

6. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan

7. Seksi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Tidak Langsung Lainnya 8. Seksi Penagihan

Namun, setelah adanya modrenisasi perpajakan pada tahun 2006, KPP Pratama yang berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak, maka KPP Pratama terbagi menjadi beberapa seksi, antara lain:

1. Sub Bagian Umum

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi 3. Seksi Pelayanan

4. Seksi Penagihan

5. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I s.d IV 8. Seksi Jabatan Fungsional

B. Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak tidak langsung lainnya, selain PBB Pedesaan dan Perkotaan (P2) dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya, KPP Pratama Medan Timur menyelenggarakan fungsi:

1. Pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, pengamatan proposal potensi perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan

2. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan

3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan serta penerimaan surat lainnya

4. Penyuluhan Perpajakan

5. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak 6. Pelaksanaan Ekstensifikasi

7. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak 8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak

9. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak 10. Pelaksanaan konsultasi perpajakan

11. Pelaksanaan instensifikasi 12. Pembetulan ketetapan pajak

13. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) selain PBB Pedesaan dan Perkotaan

C. Deskripsi dan Aktivitas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur terletak di Jalan Suka Mulya Nomor 17 A Medan. KPP Pratama Medan Timur dipegang oleh seorang kepala kantor yang mempunyai tugas koordinasikan penyusunan rencana kerja KPP, mengkoordinasikan penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi yang ada dan mengkoordinasikan segala hal yang bersangkutan dengan rencana kerja yang telah ditargetkan oleh Kantor Wilayah yang bersangkutan. Kepala kantor tersebut membawahi sepuluh seksi dan satu kelompok jabatan fungsional. Gambaran dari tugas masing-maing bagian kerja tersebut adalah:

1. Sub. Bagian Umum

Sub. Bagian Umum mempunyai tugas umum sebagai berikut: a. Penerimaan dokumen di KPP

b. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk

c. Pelaksanaan pelantikan, sumpah, dan serah terima jabatan serta pengambilan sumpah Pegawai Negeri Sipil (PNS)

d. Pelaksanaan pembayaran tagihan melalui mekanisme langsung kepada rekanan

e. Pemusnahan dokumen, penyusunan laporan berkala KPP dan pembuatan laporan tahunan

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)

Seksi Pengolahan Data dan Informasi mempunyai tugas umum sebagai berikut:

a. Penyusunan rencana penerimaan pajak berdasarkan potensi pajak, perkembangan ekonomi, dan keuangan

b. Penatausahaan penerimaan PBB non- elektronik

c. Pemprosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi PDI

d. Pembuatan dan penyampaian Surat Perhitungan dikirim ke Kantor Pelayanan Pajak lain

e. Pembentukan dan pemanfaatan Bank Data dan lain-lain

3. Seksi Pelayanan

Seksi Pelayanan mempunyai tugas umum sebagai berikut:

a. Penatausahaan surat, dokumen, dan laporan Wajib Pajak pada Tempat Pelayanan Terpadu (TPT)

b. Penyelesaian pemindahan Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) lama dan baru

c. Penyelesaian permohonan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) d. Pendaftaran dan pencabutan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

e. Penyelesaian permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh

f. Penerbitan Surat Teguran penyampaiannya SPT Masa dan SPT Tahunan PPh

g. Pelaksanaan pemenuhan permintaan konfirmasi dan klarifikasi dan lain- lain.

4. Seksi Penagihan

Seksi Penagihan mempunyai tugas umum sebagai berikut :

a. Pemrosesan dan penatausahaan dokumen masuk di Seksi Penagihan

b. Penatausahaan Surat Ketetapan Pajak (SKP) dan Surat Tagihan Pajak (STP) beserta bukti pembayarannya

c. Penerbitan STP Bunga Penagihan, Surat Teguran Penagihan, Surat Paksa, dan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) serta Surat Keputusan Pencabutan Sita

d. Penyelesaian Usulan Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak

e. Pembuatan Usulan Pencegahan dan Penyenderaan terhadap Wajib Pajak tertentu dan lain-lain

5. Seksi Pemeriksaan

Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas umum sebagai berikut: a. Penyelesaian SPT Tahunan PPh Lebih Bayar

c. Pengamatan KPP, pemeriksaan kantor, pemeriksaan lapangan, dan penyelesaian Usulan Pemeriksaan dan lain- lain

d. Penatausahaan Laporan Pemeriksaan Pajak dan Nota Penghitungan

6. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan

Seksi Ekstensifikasi Perpajakan mempunyai tugas umum sebagai berikut: a. Pendaftaran objek pajak baru dengan penelitian kantor maupun lapangan b. Penerbitan Surat Himbauan untuk ber- NPWP

c. Pencarian data potensi perpajakan dalam rangka pembuatan Monografi Fiskal

d. Penyelesaian permohonan penundaan pengembalian SPOP (Surat Pemberitahuan Objek Pajak) dan mutasi sebagian atau seluruhnya objek dan subjek PBB

e. Penerbitan daftar nominatif untuk usulan SP2 (Surat Perintah Pemeriksaan) Ekstensifikasi dan lain- lain

7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon)

Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon) yang biasanya terdiri atas empat bagian mempunyai tugas umum sebagai berikut:

a. Penyelesaian permohonan penggunaan nilai buku dalam rangka penggabungan usaha, pengambilalihan usaha atau pemekaran usaha

b. Penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Pajak (SPMKP) dan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB)

c. Penyelesaian Permohonan Pembetulan Ketetapan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah di KPP d. Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan

PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan

e. Penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan serta Diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang diterima atau diporoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan

f. Pembuatan Surat Pemberitahuan perubahan besarnya angsuran PPh Pasal 25 (Dinamisasi) dan lain-lain

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing- masing berdasarkan perundang- undangan yang berlaku. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Setiap kelompok dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Wilayah dan Kepala KPP Pratama yang bersangkutan.

D. Gambaran Jumlah Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Saat ini di KPP Pratama Medan Timur tercacat ada sekitar 83 orang pegawai yang terdaftar. Di bawah ini terdapat rincian mengenai jumlah pegawai di setiap unit pada KPP Pratama Medan Timur.

Tabel 2.1

Jumlah Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

o. Unit

Jumlah Pegawai (orang)

1 epala Kantor 1

2 b Bagian Umum 6

3 ksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 9

4 ksi Penagihan 4

5 ksi Pelayanan 16

4 ksi Pemeriksaan 15

6 ksi Ekstensifikasi 4

7 ksi Pengawasan dan Konsultasi I 8

8 ksi Pengawasasn dan Konsultasi II 6 9 ksi Pengawasan dan Konsultasi III 7

10 ksi Pengawasan dan Konsultasi IV 7

Jumlah 83

Bagan 2.1

STRUKTUR ORGANISASI

KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR

Sumber: Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur 2013 KEPALA KANTOR KASUBBAG SEKSI PENAGIHAN SEKSI PEMERIKSAAN DAN KEPATUHAN SEKSI PELAYANAN SEKSI PDI SEKSI EKSTENSIFIKASI PERPAJAKAN SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KASUBBAG SEKSI PEMERIKSAAN DAN KEPATUHAN SEKSI PENAGIHAN KASUBBAG SEKSI PEMERIKSAAN DAN KEPATUHAN SEKSI PELAYANAN SEKSI PENAGIHAN KASUBBAG SEKSI PEMERIKSAAN DAN KEPATUHAN

SEKSI PDI SEKSI

PELAYANAN SEKSI PENAGIHAN KASUBBAG UMUM SEKSI PEMERIKSAAN DAN KEPATUHAN INTERNAL

E. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

Keberhasilan program modrenisasi di lingkungan DJP, tidak hanya dapat membawa perubahan paradigma dan perubahan perilaku pegawai DJP. Tetapi lebih jauh juga dapat memberikan dampak positif terhadap percepatan penerapan praktik- praktik “good governance” pada institusi pemerintah secara keseluruhan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Direktorat Jenderal Pajak telah mencanangkan visi dan misi sebagai pedoman dalam melakukan setiap kegiatan. Adapun visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Visi : Menjadi instansi pemerintah yang menyelenggarakan sistem

administrasi perpajakan modren yang efektif, efisien, dan dipercaya

Dokumen terkait