• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

B. Penanaman Nilai-Nilai Akhlak Mulia

3. Penanaman nilai-nilai akhlak Mulia

Mengingat bahwa penanaman sikap dan nilai-nilai hidup merupakan proses maka hal ini dapat diberikan melalui pendidikan formal yang direncanakan dan dirancang secara matang. Direncanakan dan dirancang tentang nilai-nilai apa saja yang akan diperkenalkan, metode dan kegiatan yang dilakukan untuk menawarkan dan menanamkan nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai yang akan ditanamkan kepada siswa harus dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan perkembangan kejiwaan anak.49

Secara rinci uraian akhlak mengenai nilai-nilai akhlak mulia adalah sebagai berikut ;

a. Ikhlas

Ikhlas berarti bermaksud menjadikan Allah Swt sebagai satu-satunya Tuhan.

Sikap taat dimaksudkan adalah taqarrub kepada Allah Swt, mengesampingkan dari

47 Muhammad Abdurrahman, op.cit. h.134

48 Ibid, h.207

49 Nurul Zuriah, pendidikan Moral dan budi Pekerti Perspektif perubahan menggagas platform pendidikan budi pekerti secara kontekstual dan futuristic, ( Jakarta : Bumi Aksara, 2011), Cet ke III, h.38

makhluk, apakah itu memperoleh tujuan ataupun penghormatan dari manusia ataupun konotasi kehendak selain taqarrub kepada Allah Swt semata. Dapat dikatakan keikhlasan berarti menyucikan amal-amal perbuatan dari campur tangan makhluk. Dikatakan juga keikhlasan berarti melindungi diri sendiri dari urusan individu-individu manusia.

b. Sabar

Perkataan sabar berasal dari bahasa arab shabr, yang berarti habs (menahan) dan tiap-tiap orang yang menahan sesuatu. Maka ia sungguh telah bersabar. Berarti pula, naqid jaza kekusahan atau bersedih hati atau “habs nafs ’ind al-jiza”(menahan jiwa jika mengalami kegelisan/ kerisauhan). Sabar berarti pula tunduk sepatuhnya dengan tanpa syarat tentang kehendak Allah Swt, dengan menerima apa setiap waktu tak terbagi. Sabar adalah kebaikan utama karena memerlukan ketundukan total dan sadar.

c. Tawakkal

Tawakkal berarti menyerahkan keputusan segala perkara ikhtiar dan usaha kepada Tuhan semesta alam. Dia yang kuat dan kuasa kita lemah dan tak berdaya.

Tawakkal berarti pula yakin terhadap ketentuan yang telah diputuskan dan tidak tergantung pada putusan manusia. Menyerahkan segala urusan setelah melalui proses usaha maksimal kepada Allah Swt dan ridha dari semua bagian yang telah diberikan Allah Swt sehingga merasa tenang dan tentram.

d. Istikamah

Istikamah adalah keteguhan yaitu keutuhan spiritual dihadapan seluruh peristiwa baik manifestasi keindahan ilahi atau keagunan ilahi. Istiqamah adalah

berkumpulnya antara melaksanakan ketaatan kepada Allah swt dan upaya menjauhi maksiat. Lawan dari istiqomah adalah bengkok/tidak lurus yaitu melewatinya seorang hamba dalam menempuh jalan ibadah dengan petunjuk syara’ dan aqal.

Dalam tafsir misbah M Quraish shihab memberikan imformasi sebagai berikut istikamah adalah lurus.

e. Ridha.

Ridha dari segi bahasa arab adalah yuridha-yardharida yang berarti puas.

Disinilah sikap ridha diartikan dengan menerima suatu perkara dengan lapang dada tanpa merasa kecewa atau tertekan. Ridha diartikan sebagai keridhaan dan kepuasaan serta penerimaan tulus atas ketentuan Ilahi.

f. Amanah

Amanah adalah lawannya adalah khianah ialah membenarkan terhadap apa yang yang didengarkannya dan tidak mendustakannya sesuatu melalui ketaatan beribadah menjagah titipan dan kepercayaan. Amanah juga merupakan niat yang diyakini manusia melalui ucapan lisan sebagai pembenaran iman dan melaksanakan semua yang diwajibkannya. Amanah yaitu sifat yang dapat dipercaya, jujur dan terhindar dari khianah.

g. Syukur

Kata syukur terambil dari kata syakara yang maknanya berkisar antara pujian atau kebaikan. Syukur manusia kepada allah swt dimulai dengan menyadari dari lubuk hatinya yang terdalam betapa besar nikmat dan anugerah-Nya disertai dengan ketundukan dan kekaguman yang melahirkan rasa cinta kepada-Nya dan

dorongan untuk memuji-Nya dengan ucapan sambil melaksanakan yang dikehendaki-Nya dari penganugerahan itu. As-syukr bearti pengetahuan tentang kebajikan dan berusaha untuk menumbuhkannya. Syukur merupakan bagian dari sifat Allah Swt dan nama-Nya mempunyai arti bahwa Allah swt membersihkan terhadap amal pada hambanya yang melakukan amal sedikit dengan melipat gandakan sebagai balasan terhadap mereka.

h. Takwah

Dalam istilah bahasa indonesia takwah berarti terpeliharanya sifat untuk tetap taat melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Dalam tafsir Al-Azhar Hamkah memberikan penjelasan mengenai takwah ini sebagai berikut: kalimat takwah di ambil dari rumpun kata wikayah artinya memelihara. Memelihara hubungan baik dengan tuhan.

i. Tolong-menolong

Kalimat ta’awun pada ayat diatas terambil dari pokok kata (masdar) mu’awanah yang berarti bertolong-tolong, bantu membantu diperintahkan hidup bertolong-tolongan dalam membina al-birru yaitu segala macam ragam maksud yang berfaedah yang didasarkan kepada menegakkan takwah; yaitu memperat hubungan dengan tuhan.

j. Tobat

At-taubah dari segi bahasa bearti “ar-ruju ‘an adzdzamb atau kembali dari perbuatan dosa” sedangkan menurut pengertian syara’ at-taubata dalahar’ruju ‘an

al-af’al al-madzmumahila al-manduha atau kembali melakukan perbuatan tercela menuju perbuatan terpuji.50

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menyimpulkan uraian akhlak merupakan semua contoh perilaku akhlak mulia yang mencerminkan cara berperilaku sesuai dengan tuntunan Allah Swt kepada setiap manusia untuk berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi diri dan manusia lainnya.

4. Tujuan penanaman nilai-nilai Akhlak Mulia

Tujuan pertama dalam mempelajari akhlak karena Akhlaklah Nabi Muhammad Saw diutus. Shalat dapat memperbaiki akhlak sedekah dapat memperbaiki akhlak anda, puasa juga dapat merenovasi akhlak anda dan puncak tertinggi akhlak adalah ibadah haji. Akhlak terlupakan dalam lini kehidupan manusia, dan inilah yang dapat membedakan antara manusia dengan makhluk lain seperti binatang. Akhlak diperlukan oleh manusia karena mereka memiliki akal pikiran, naluri atau insting untuk berbuat sesuatu dan mengembangkan diri.

Generasi muda sekarang sudah terlalu jauh terlibat dalam pergaulan bebas, mereka kebanyakan tidak tahu itu tidak melanggar tata karma islam generasi muda sekarang banyak yang sudah kecanduan narkotik obat terlarang ganja, sabu-sabu, putau dan sejenisnya bahkan tidak sedikit menjadi pengedar barang tersebut. Tetapi masih banyak orang di antara mereka jika ditanya menjawab jika menkomusumsi narkoba tidak haram karena dulu orangtua mereka sering menggunakannya. Orang-orang sekarang sukar sekali diketahui yang mana Orang-orang yang terlibat dalam korupsi, sebab kebanyakan mereka belum pernah secara mendetail menerima pelajaran atau

50 Otong surasman, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta :Erlangga, 2016),h. 91-107

bimbingan apa korupsi itu semua orang tidak tahu bahwa semua tindakan itu adalah melanggar akhlak.51

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa tujuan penanaman akhlak mulia ini untuk menjadikan manusia yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari dengan membedakan akhlak mulia dan akhlak tercela.

5. Pentingnya Akhlak Mulia

Rasulullah Saw selalu bergembira dan berakhlak mulia. Lemah lembut dan tutur katanya tidak kasar dan idak keras suaranya tidak berkata keji tidak mencela bukan seorang pemuji selalu mengabaikan hal-hal yang tidak beliau sukai, dan beliau tidak pernah putus asa. Beliau telah meninggalkan untuk dirinya sendiri tiga perkara: meninggalkan riya, meninggalkan sikap berlebih-lebihan, dan meninggalkan sesuatu yang tidak bemanfaat baginya. Dan telah meninggalkan untuk orang lain perkara tidak mencela seseorang dan tidak menghinanya, tidak membuka aibnya, dan tidak berbicara kecuali dengan perkara-perkara yang diharapkan pahalanya.52

Akhlak lebih utama dari sholat, puasa, do’a, dzikir, haji dan lain-lain karena tujuan utama setiap ibadah adalah memperbaiki akhlak. Jika tidak maka seluruh aktivitas ibadah hanyalah sia-sia karena tidak memiliki mekanisme yang benar.

Setiap ibadah itu mempunyai tata kramanya sendiri. Islam sebuah agama yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia secara komperensif, dan bahkan akhlaklah sebagai identitas bangsa yang paling penting terutama bermuamalah

51 Muhammad Abdurrahman Op.cit, h.20-21

52 Syaik Syafiyyurahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah perjalanan hidup Rasullah Saw : dari kelahiran hingga detik-detik terakhir, ( Jakarta Darusallam, 2001), h.726.

dengan seluruh manusia dijagat raya ini. Jika seorang berakhlak mulia sudah pasti shalatnya bagus dan diterimah Allah jika akhlaknya baik maka ia akan menjaga puasanya, kalau seseorang berakhlak mulia maka doanya akan diterima karena dia mempunyai akhlak bagaimana berdoa atau menghambakan diri kepada allah Swt.

Kemudian kalau sesorang sesorang memiliki akhlak mulia maka dia akan diterimah dzikirnya dan ibadah hajinya karena dia akan melakukannya sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul bagaimana akhlak dalam berzikir dan juga akhlak dalam menjalankan ibadah haji.53

Shalat itu dapat memperbaiki akhlak seseorang dan dapat menjadi benteng agar tidak terjerumus dalam lembah kehinaan dan kekejian. Sebagaimana dalam QS. Al-Ankabut (29) : 45

َة َلََّصلا ِمِقَأَو ِباَتِكْلا َنِم َكْيَلِإ َيِحوُأ اَم ُلْتا َشْحَفْلا ِنَع ىَهْ نَ ت َة َلََّصلا َّنِإ

ِرَكنُمْلاَو ا

﴿ َنوُعَ نْصَت اَم ُمَلْعَ ي ُهَّللاَو ُرَ بْكَأ ِهَّللا ُرْكِذَلَو ٥٤

Terjemahnya ;

Bacalah kitab Al-Qur’an yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat. Sesungguhnya Shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah lain), Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.54

Bukankah ini menjadi pertanda bahwa dengan mendirikan shalat kita dapat menjaga akhlak sehingga kita sebagai pelaku shalat, maka kita terbentengi dari pekerjaan tercela dan amoral.55Untuk mengantisipasi kerusakan Akhlak dan tersebarnya maksiat di seluruh penjuru negeri maka keseriusan penguasa sangat

53 Muhammad Abdurrahman, Op.cit., h. 15

54 Kementrian Agama RI, Op.Cit. h.29

55 Muhammad Abdurrahman, Op.Cit.,h.16

diperlukan.56Setiap pendidikan Islam harus bersifat berbasis akhlak karena masyarakat islam dan pendidikan merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan antara keduanya.57

Pendidikan Akhlak dapat mencegah degradasi moral, serta kemerosotan hati dan akal pikiran. Akhlak dapat menuntun manusia kepada nilai-nilai murni dan kedamaian, dan saling menghargai satu sama lain. Manusia disanjung dan dipuji disebabkan karena memiliki akhlak mulia. Orang yang berakhlak mulia akan senantiasa tali silaturahmi antara sesama muslim. Inilah perlu diajarkan pendidikan Akhlak sejak dari sekolah dasar kesekolah yang lebih tinggi (universitas).58

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menyimpulkan pentingnya nilai-nilai akhlak mulia merupakan suatu upaya yang dapat membantu seseorang untuk memperbaiki pribadinya dalam kehidupan sehari-hari karena dengan adanya akhlak mulia yang dimilikih mampu membentengi dirinya dari perilaku yang tidak baik atau tercelah.

6. Faktor Pendukung penanaman nilai-nilai Akhlak Mulia a. Keluarga

Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, Karena dari mereka anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga. Keluarga

56Muhammad AR. Bunga Rampai Budaya, sosial dan keislaman (Yogyakarta :Arruz Media, 2010 ) h.126

57 Muhammad AR, Pendidikan Di alaf Baru, (Yogyakarta :Arruzz Media, 2010 )h. 43

58Muhammad AR, Pendidikan Akhlak untuk memelihara Moral bangsa pencerahan, Jurnal Pendidikan ,Naggroe Aceh Darussalam, vol 4, no.1 januari-maret 2006, .h.90

merupakan suatu kesatuan hidup ( system sosial), dan keluarga menyediakan situasi belajar. Ikatan kekeluargaan membantu anak mengembangkan sikap persahabatan, cinta kasih, hubungan antar priadi, kerjasama, disiplin, tingkah laku yang mulia, serta pengakuan akan kewibawaan.59

b. Guru

Guru adalah pendidik profesional, karena secara Implisit telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab yang terpikul di pundak para orang tua. Orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarang guru di sekolah karena tidak semua orang menjabat sebagai guru.60

Tidak hanya kompoten dalam ilmu pendidikan saja. Guru juga dituntut untuk berakhlak mulia, karena hal itu sangat penting dalam pendidikan watak murid.

Guru harus menjadi suri tauladan karena anak-anak bersifat suka meniru, diantara tujuan pendidikan adalah membentuk akhlak mulia pada anak dan ini hanya mungkin terjadi jika guru berakhlak mulia pula.61

c. Masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan banyak orang dengan berbagai kualitas diri di mulai dari yang tidak berpendidikan sampai dengan yang berpendidikan tinggi.

Sementara jika dilihat dari segi lingkungan pendidikan, masyarakat disebut sebagai

59 Hasbullah, Dasar-Dasar Pendidikan, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 87

60 Zakiah Drajat, ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta : Bumi Aksara, 2011 ) h .39

61 Ibid, h. 42-43

lembaga pendidikan non-Formal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggota keluarga.62

Masyarakat memilikih pengaruh yang besar dalam memberi arah terhadap pendidikan anak, terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada didalamnya. Pemimpin masyarakat muslim tentu saja menghendaki agar setiap anak di didik menjadi anggota yang taat dan patuh menjalankan agamanya, baik dalam lingkungan keluarga, anggota sepermainan, kelompok kelas, dan sekolahnya.63

7. Faktor Penghambat penanaman nilai-nilai Akhlak Mulia a. Disorientasi fungsi keluarga.

Fungsi keluarga yang sering dikenal sebagai tempat pendidikan yang utama dan pertama, tampaknya sudah berubah seiring dengan era globalisasi dalam setiap lini kehidupan. Ibu yang sering disebut sebagai madrasatul ula saat ini sudah banyak yang bekerja atau berprofesi diluar rumah sehingga pada giliran anggota keluarga, terutama anak-anak sering menjadi korban, kurang diperhatikan, terutama dalam kebutuhan psikologisnya, tingkat kedekatan dan kasih sayangnya. Akhirnya mereka banyak melampiaskan kegiatan di luar rumah, dan terjerumus dalam jurang kenistaan dan kehinaaan.64

62 Hasbullah, Op.cit , h. 96

63 Zakiah Drajat, Op.cit, h. 45

64 Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014), h.27

b. Lemahnya Learning Society

Seiring dengan era Globalisasi, sikap induvidualitas semakin menguat dan daya gaya interaksi antara individu tersebut sangat fungsioanal. Hal tesebut berakibat pada lemahnya peran serta masyarakat dalam pembelajaran dilingkungan keluarga. Learning Society secara praktik sudah dilakukan oleh masyarakat Indonesia meskipun belum secara maksimal, secara konsep masih meraba-raba.

Dalam batasan ini adapun yang dimaksud dengan Learning Society adalah pemberdayaan peran masyarakat dalam bidang pendidikan, termasuk pendidikan agama, selama ini peran pendidikan formal, dalam arti sekolah, yang baru mendapat perhatian. Sedangkan pendidikan non formal dan informal di Indonesia belum mendapat perhatian, hanya dalam porsi sedikit.65

c. Tayanan televisi

Tanpa disadari banyak orang yang terjebak dalam dunia hiburan yang dibawah oleh televise. Meskipun beberapa acara televise menyajikan acara-acara positif berupa berita-berita dan imformasi-imformasi penting, tapi di sisi lain televisi juga membawah dampak yang buruk bagi masyarakat, tidak terkecuali anak-anak yang masih dalam usia sekolah. 66

65 Ibid, h. 27

66 Azyumardi Azra, Esei-Esei Intelektual Muslim,( Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1998 ) h.173-174

Dokumen terkait