• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penanaman Modal Daerah

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Halaman 124-130)

2009 2010 2011 2012 2013 1 Persentase keterlibatan

16. Penanaman Modal Daerah

Berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten/kota dalam PP Nomor 38 tahun 2007, Pemerintah Kota Tegal harus melaksanakan kewenangan penanaman modal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kewenangan yang diberikan kepada Pemerintah Kota Tegal sama dengan kewenangan yang diberikan kepada kabupaten/kota lainnya. Kewenangan tersebut antara lain penyelenggaraan kebijakan pengembangan penanaman modal; koordinasi, penetapan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang penanaman modal; melaksanakan promosi dan kerjasama penanaman modal; pelaksanaan pelayanan penanaman modal meliputi pemberian izin usaha kegiatan penanaman modal dan non perizinan yang menjadi kewenangan kota; melaksanakan pelayanan

125 terpadu satu pintu berdasarkan pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan nonperizinan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota; Mengkaji, merumuskan, dan menyusun kebijakan teknis pengendalian pelaksanaan penanaman modal di kabupaten/kota.

Potensi dan peluang penanaman modal di Kota Tegal cukup terbuka khususnya di bidang usaha mikro dan jasa. Potensi dan peluang penanaman modal di bidang industri relatif tertutup untuk industri besar karena keterbatasan lahan. Potensi dan peluang penanaman modal di Kota Tegal wajib dijaga karena meningkatnya penanaman modal akan memberikan pengaruh positif bagi pengurangan pengangguran. Realisasi investasi di Kota Tegal menunjukkan kecenderungan meningkat. Total Investasi di Kota Tegal tahun 2013 sebesar Rp. 1,265,26 trilliun meningkat 31% dibandingkan tahun 2012. Total Investasi tahun 2012 sebesar Rp.967,29 milyar. Jumlah investor dan nilai investasi di Kota Tegal hanya investor skala lokal dan nasional, di Kota Tegal tidak terdapat investor asing atau Penanaman Modal Asing (PMA). Dengan demikian jumlah investor dan nilai investasi hanya merupakan investor dan nilai investasi skala lokal dan nasional.

Capaian indikator penanaman modal di Kota Tegal selama kurun waktu 2009 – 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.64.

Tabel 2.64

Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal di Kota Tegal Tahun 2009 – 2013

No Indikator Satuan Capaian

2009 2010 2011 2012 2013

1. Terselenggaranya fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan Kali 1 1 1 1 1 2. Terselenggaranya promosi peluang penanaman modal kabupaten/kota Kegiatan 3 2 2 2 2

3. Jumlah investor berskala nasional

Investor 490 419 652 618 520 4. Jumlah nilai investasi

berskala nasional (Rp. Milyar)

Rp.

Milyar 408,62 416,20 643,93 967,29 1.265,26 5. Jumlah tenaga kerja yang

terserap. Orang 1.715 1.467 2.282 2.163 1.820 6. Terselenggaranya

pelayanan perizinan dan

126

No Indikator Satuan Capaian

2009 2010 2011 2012 2013

nonperIzinan bidang penanaman modal melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Bidang Penanaman Modal: Pendaftapran

Penanamanan Modal Dalam Negeri, Izin prinsip Penanamanan Modal Dalam Negeri, Izin Usaha Penanamanan Modal Dalam Negeri, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Izin Usaha

Perdagangan (SIUP), Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) yang bekerja lebih di 1 (satu) kabupaten/kota sesuai kewenangan pemerintah kabupaten/kota 7. Terselenggaranya bimbingan pelaksanaan Kegiatan Penanaman Modal kepada masyarakat dunia usaha

Kali - - 1 1 1

8. Terimplementasikannya Sistem Pelayanan

Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) % - - 75% 75% 75% 9. Terselenggaranya sosialisasi kebijakan penanaman modal kepada masyarakat dunia usaha.

Kali 1 1 1 1 1 10. Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah % 0 2% 55% 50% 31% 11. Tersedianya informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan Bid. Usaha Unggulan 3 3 3 3 3

Sumber: Profil BP2T Kota Tegal, 2013

Tabel di atas menunjukkan bahwa pelaksanaan urusan penanaman modal sudah dilaksanakan dengan baik, dengan capaian indikator yang relatif baik. Capaian indikator Standar Pelayanan

127 Minimal (SPM) bidang penanaman modal menunjukkan kinerja yang cukup baik. Sebenarnya dengan kondisi yang ada di Kota Tegal, Pemerintah Kota Tegal mampu melaksanakan atau mencapai target lebih tinggi daripada yang ditetapkan dalam SPM bidang penanaman modal.

Penyelenggaraan pelayanan perizinan dilaksanakan melalui penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan satu pintu. Pelayanan perizinan dan non perizinan satu pintu dilaksanakan oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu atau BP2T. Kinerja BP2T dalam memberikan pelayanan perizinan selama kurun waktu 2009 – 2013 terlihat pada Tabel 2.65.

Tabel 2.65

Realisasi Penerbitan Izin pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Tegal Tahun 2009 – 2013

No Jenis Layanan perizinan 2009 2010 2011 2012 2013 Jumlah Izin yang diterbitkan 1. Izin Mendirikan

Bangunan 681 730 828 798 1.169

2. Izin Gangguan (HO) 591 703 842 713 682 3. Izin Usaha Perdagangan

(SIUP) 701 413 742 718 610

4. Tanda Daftar

Perusahaan (TDP) dan 490 419 652 618 520 5. Tanda Daftar Industri

(TDI) dan Izin Usaha Industri (IUI)

49 34 34 22 24

6. Izin Pemakaman Dan

Perabuan Jenazah 227 189 164 231 268 7. Izin Pemakaian Tanah

Penguasaan Pemkot Tegal

353 308 337 332 334

8. Izin Pemakaian Kios 18 9 43 56 12

9. Izin Reklame 74 107 18 209 120

10. Izin Usaha Penggilingan Padi, Huller, Dan

Penyosohan Beras

14 4 1 0 8

11. Izin Usaha Pariwisata 64 78 42 39 26 12. Izin Usaha Jasa

Kontruksi 37 71 26 32 55

13. Izin Lembaga Pelatihan Kerja dan Izin Bursa Kerja Khusus

0 0 6 7 10

14. Izin Tenaga Kesehatan 150 129 142 3 11 15. Izin Perdagangan Eceran 7 1 1 3 3

128 No Jenis Layanan

perizinan Jumlah Izin yang diterbitkan Obat/Toko Obat/Apotik

16. Izin Sarana Kesehatan 120 106 140 98 109 17. Izin / Rekomendasi

Prinsip 22 22 12 12 24

18. Izin Trayek/ Operasi

Angkutan Umum 97 32 30 28 64

19. Izin Insidental Angkutan umum

194 163 120 61 36 Layanan Non Perizinan

20. Sertifikat Laik Sehat 120 106 140 98 109 21. Rekomendasi Pemakaian

Alun-Alun 6 11 24 8 15

22. Rekomendasi

Keramaian/Tontonan 8 17 18 9 21

Jumlah 3.932 3.573 4.386 4.032 4.179 Sumber: Profil BP2T Kota Tegal, 2013.

Tabel di atas menunjukkan bahwa dinamika usaha masyarakat di Kota Tegal cukup baik. Hal ini dibuktikan bahwa banyak masyarakat Kota Tegal yang mendirikan perusahaan setiap tahunnya. Demikian juga yang berusaha di bidang sarana kesehatan menunjukkan peningkatan. Dinamika seperti ini harus dipertahankan dengan selalu berusaha menciptakan iklim berusaha yang nyaman dan aman.

17. Kebudayaan

Pelestarian cagar budaya merupakan sebuah usaha dinamis yang bertujuan untuk memelihara dan mempertahankan nilai serta keberadaan cagar budaya melalui cara pemanfaatan, pengembangan dan perlindungan terhadap cagar budaya tersebut. Pelestarian cagar budaya bertujuan untuk melestarikan warisan budaya bangsa dan warisan umat manusia; meningkatkan harkat dan martabat bangsa melalui Cagar Budaya; memperkuat kepribadian bangsa; meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan mempromosikan warisan budaya kepada masyarakat Internasional.

Perhatian pemerintah dalam rangka pelestarian cagar budaya di Kota Tegal semakin meningkat. Kondisi ini terlihat dari meningkatnya jumlah benda, situs maupun kawasan yang telah ditetapkan sebagai BCB di Kota Tegal. Cagar budaya yang terdapat di Kota Tegal sebagian besar berbentuk bangunan dengan gaya arsitektur Belanda. Beberapa bangunan yang masih terpelihara hingga saat ini antara lain: Stasiun Kereta Api Tegal, Gedung DPRD, Pendopo dan Rumah Dinas Walikota, Kantor Pos Besar Tegal, Mako

129 Lanal, Pasar Pagi, Gedung Birao, Gereja Katolik Paroki Hati Kudus, Menara Air Pancasila, Klenteng Tek Hay Kiong, Masjid Agung Tegal, dan sebagian rumah tinggal yang terletak di Jalan Veteran A. Yani dan Jalan Sudirman beserta beberapa kawasan lainnya.

Kota Tegal memiliki jenis kebudayaan yang sangat beragam. Keberadaan beberapa etnis yang tinggal di Kota Tegal menjadi penyebab berkembangnya kebudayaan tersebut. Terdapat tiga etnis besar yang tinggal di Kota Tegal yaitu etnis Pribumi, Tionghoa serta etnis Arab. Masing-masing etnis memiliki beberapa bentuk kesenian dan tradisi yang hingga saat ini masih banyak digelar dan dilaksanakan pada pegelaran maupun event tertentu. Etnis pribumi memiliki beberapa jenis kebudayaan, antara lain seni tari topeng yaitu topeng endel, seni tarik suara yaitu balo-balo, dan seni mistis sintren serta jaran kepang. Adapun kebudayaan etnis Tionghoa dan Arab lebih banyak berbentuk tradisi, seperti Gotong Toa Pe Kong, Haul Habaib, dan Pawai Rolasan. Berkembangnya kesenian di Kota Tegal tidak terlepas dari keberadaan kelompok kesenian yang ada. Hingga tahun 2013, jumlah kelompok kesenian di Kota Tegal mencapai 144 kelompok seni terdiri dari 14 kelompok seni tradisi, 28 grup band, 12 grup dangdut, 7 kelompok keroncong, 7 kelompok karawitan, 1 kelompok tari jaipong, 2 kelompok ketoprak, 6 kelompok teater, 51 kelompok kasidah/ samrah, 9 sanggar tari, 7 kelompok pedalangan.

Pemerintah Kota Tegal memiliki perhatian yang cukup tinggi dalam pengembangan kebudayaan. Hal ini terlihat dari kondisi penunjang pengembangan kebudayaan itu sendiri yang sudah banyak tersedia di Kota Tegal, baik dari SDM, sarana prasarana, maupun lembaga penanung pegiat kebudayaan. Kreativitas dan kepedulian masyarakat terhadap pengembangan kesenian sangatlah tinggi terlihat dari banyaknya jumlah kelompok kesenian yang terbentuk di Kota Tegal dan jumlah pagelaran seni yang digelar setiap tahunnya. Kondisi ini menunjukkan. Animo masyarakat yang tinggi terhadap kesenian dan kebudayaan mendapatkan ditangkap pemerintah dengan pembangunan sarana prasarana kesenian yang hingga tahun 2013 berjumlah 6 unit.

Diperbandingkan dengan target SPM, capaian pembangunan urusan kebudayaan di Kota Tegal sudah cukup baik. Terlihat dari 7 indikator SPM, sebanyak 5 sudah tercapai dan 2 indikator masih belum tercapai. Kedua indikator SPM yang belum tercapai adalah cakupan kajian seni dan cakupan fasilitasi seni. Misi kesenian yang dilakukan oleh Dinas Pemuda, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata antara lain pengiriman duta wisata Kota Tegal,

130 pengiriman duta seni dalam kegiatan pementasan di TMII, dan pengiriman duta seni dalam kegiatan pementasan seni dalam kegiatan karnaval di Jawa Tengah. Sarana dan prasarana yang telah dibangun oleh pemerintah Kota Tegal dalam rangka fasilitasi akses kesenian adalah Gedung Kesenian Daerah dan Taman Budaya Kota Tegal yang digunakan sebagai tempat pelakanaan beberapa event kebudayaan dan kesenian di Kota Tegal. Perkembangan kinerja urusan kebudayaan dapat dilihat pada Tabel 2.66.

Tabel 2.66

Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan Kota Tegal Tahun 2009-2013

No Indikator 2009 2010 2011 2012 2013

1. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan N NA NA N18 2 18 2 37 3 2. Penyelenggaraan festival seni dan budaya 5 11 9 8 10 3. Misi Kesenian NA NA 100 100 100 4. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya 3 3 4 4 6 5. Jumlah grup kesenian NA 105 104 144 144

6. Cakupan Kajian Seni NA NA 6,67 6,67 13,33 7. Cakupan Fasilitasi Seni NA NA 15 15 30 8. Cakupan Sumber Daya Manusia Kesenian NA NA 50 50 50 9. Cakupan Organisasi seni NA NA 34 34 34 10. Cakupan Tempat umum NA NA 100 100 100

11. Cakupan Gelar Seni NA NA 100 100 100 Sumber: Dinporabudpar Kota Tegal, Tahun 2013

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Halaman 124-130)