• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kurangnya tenaga perawat/bidan di ruangan RB1

- Mengusulkan kepada KaRu agar mengajukan kepada Kapokja untuk penambahan pegawai di ruangan Rindu B1 Obgyn dengan jumlah tenaga sesuai dengan perhitungan BOR. Jum’at, 22 Juni 2012 Kebutuhan perawat/bidan diajukan ke Kapokja Lantai 1 Instalasi Rindu B

- Mei Sinaga, S.Kep - Meli Puspita, S.Kep

Kurangnya persediaan alat untuk ganti perban

- Mengusulkan kepada KaRu untuk mengamprah penambahan jumlah alat ganti perban ke Kapokja Lantai 1 Instalasi Rindu B

Sabtu, 23 Juni 2012

Adanya penambahan alat ganti perban di ruangan RB1 minimal 1 set.

- Mei Sinaga, S.Kep - Meli Puspita, S.Kep

Pendidikan kesehatan belum terlaksana oleh perawat ruangan karena beban kerja yang cukup tinggi

- Memberikan Pendidikan kesehatan tentang Kanker serviks dan Kemoterapi - Memberikan leaflet Kanker

Serviks dan Kemoterapi

Sabtu, 23 Juni 2012 Jumat, 22 Juni 2012

- Adanya leaflet yang

disediakan oleh mahasiswa PBLK sebanyak 15 lembar

- Mei Sinaga S.Kep - Meli Puspita S.Kep

- Mengusulkan kepada KaRu dan CI untuk membuat

kebijakan kepada mahasiswa-mahasiswa yang

dinas di ruangan RB1 untuk melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang dirawat diruangan.

Jumat, 22 Juni 2012

- Adanya kebijakan yang dibuat KaRu dalam bentuk tertulis mengenai: pelaksanaan pendidikan

kesehatan oleh mahasiswa-mahasiswa

yang dinas di ruangan RB1

- Mei Sinaga S.Kep - Meli Puspita, S.Kep

5. Implementasi

Berdasarkan rencana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang ditemukan di ruang RB1, maka mahasiswa melakukan :

a. Mengusulkan kepada KaRu agar mengajukan kepada Kapokja untuk penambahan pegawai di ruangan Rindu B1 Obgyn dengan jumlah tenaga sesuai dengan perhitungan BOR. Hal ini diharapkan agar nantinya jika dipenuhi penambahan tenaga, jobdesc dan pendidikan kesehatan dapat terlaksana dengan optimal dan caring kepada pasien lebih meningkat.

b. Mengusulkan kepada KaRu dan CI untuk penambahan alat ganti perban di ruangan Rindu B1 Obgyn karena tidak sesuainya perbandingan jumlah set ganti perban dengan jumlah pasien yang akan dilakukan tindakan ganti perban.

c. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang Kemoterapi pada tanggal 22 Juni. Materi penyuluhan disampaikan oleh Meli Puspita S.Kep dan penyuluhan diikuti oleh 10 orang pasien dengan Ca serviks dan Ca Ovarium berbagai stadium beserta dengan keluarga.

d. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang Ca serviks pada tanggal 23 Juni 2012. Materi penyuluhan disamaikan oleh Mei Sinaga S.Kep dan penyuluhan diikuti oleh 10 orang pasien dengan Ca serviks bersama dengan keluarga. e. Mengusulkan kepada KaRu dan CI untuk membuat kebijakan kepada

mahasiswa-mahasiswa yang dinas di ruangan RB1 untuk melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang dirawat diruangan. KaRu dan CI menerima baik usulan yang diberikan dan mulai tanggal 25 Juni 2012, setiap

mahasiswa yang dinas di ruangan RB1 diberi tugas memberikan pendidikan kesehatan kepada satu orang pasien.

6. Evaluasi

Setiap kegiatan yang direncanakan oleh praktikan dapat berjalan dengan baik. Kegiatan penyuluhan berlangsung dengan lancar. Peserta penyuluhan tampak antusias dengan materi penyuluhan yang disampaikan dan 80% peserta penyuluhan memahami materi penyuluhan yang disampaikan. Hal ini tampak dengan peserta penyuluhan mampu menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh praktikan pada akhir penyuluhan. Pasien dan keluarga pasien juga sangat kooperatif dan tidak segan-segan untuk bertanya tentang apa yang mereka belum ketahui. Pasien dan keluarga pasien mengatakan sangat senang dan setuju dengan adanya penyuluhan tentang Kanker serviks dan kemoterapi sehingga keluarga mampu memiliki pengetahuan tentang bahaya kanker serviks dan pengobatannya serta cara mengatasi efek dari kemoterapi yang dijalani oleh pasien.

Kepala ruangan dan CI mengatakan setuju dengan jadwal dan materi penyuluhan yang telah dibuat praktikan dan akan menerapkannya di ruangan agar penyuluhan kesehatan berlangsung dengan optimal di ruangan.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan oleh praktikan di ruangan RB1 RSUP HAM Medan pada tanggal 11 Juni – 15 Juni 2012 ada beberapa masalah yang dijumpai diantaranya: (1) Kurangnya tenaga

perawat/bidan di ruangan Rindu B 1 Obgyn, (2) Kurangnya persediaan alat untuk ganti perban, (3) Pemberian Pendidikan kesehatan tentang penyakit kepada pasien dan keluarga pasien belum optimal. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, praktikan menyusun rencana tindakan yang disesuaikan dengan kemampuan praktikan. Rencana tindakan tersebut telah dilaksanakan dan dievaluasi dan kemudian dibandingkan dengan teori yang ada.

1. Kurangnya tenaga perawat/bidan di ruangan Rindu B 1 Obgyn

Perawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia (Lokakarya keperawatan Nasional 1986).

Praktik keperawatan berarti membantu individu atau kelompok dalam mempertahankan atau meningkatkan kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan dengan mengkaji status, menentukan diagnose, merencanakan dan mengimplementasikan strategi keperawatan untuk mencapai tujuan, serta mengevaluasi respon terhadap perawatan dan pengobatan (National Council of State Board of Nursing). Perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan melindungi, yang merawat orang sakit, luka dan usia lanjut usia (Ellis, Harley, 1980).

Peran perawat adalah menjaga pasien mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap masalah kesehatan yang menimpa dirinya (Florence Nightingale dalam

What it is not ). Pelayanan kesehatan yang bermutu akan tercapai kepada pasien bila perawat memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan perkembangan ilmu keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan harus berlandaskan ilmu pengetahuan, dan teori keperawatan.

Jumlah dan jenis staff keperawatan yang diperlukan dipengaruhi oleh derajat dimana departemen lain memberikan pelayanan pendukung dan jumlah pasien yang memerlukan perawatan penuh dari perawat, juga dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi staff medis dan pelayanan medis yang diberikan. Kebutuhan khusus individu, dokter, waktu dan lamanya ronde, jumlah pemeriksaan, obat-obatan dan pengobatan, jumlah dan jenis pembedahan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas personel perawat yang diperlukan dan mempengaruhi penempatan mereka (Muninjaya, 2004).

2. Pemberian Pendidikan kesehatan tentang penyakit kepada pasien dan keluarga pasien belum optimal

Pendidikan kesehatan adalah salah satu bentuk implementasi keperawatan yang mutlak dilakukan baik untuk diagnosa kurang pengetahuan maupun untuk diagnosa keperawatan lainnya dan untuk semua tindakan keperawatan, diagnostik, terapi medis, hak dan kewajiban pasien/ keluarga maupun peraturan ruangan atau Rumah Sakit (Notoatmodjo, 2001). Pendidikan kesehatan di RB1 Obgyn sudah dilakukan secara lisan sewaktu pasien baru masuk tetapi yang di berikan pendkes hanya sebatas tentang cara cuci tangan dsecara lisan, tetapi belum diberikan secara terstruktur dengan menggunakan media, karena keterbatasan waktu, tingginya beban kerja dan kurangnya jumlah tenaga perawat. Pendidikan

kesehatan yang ditujukan bagi pasien dan keluarga merupakan promosi kesehatan yang dikembangkan di Rumah Sakit dalam rangka membantu pasien dan keluarganya agar mereka dapat mengatasi masalah kesehatannya, khususnya mempercepat kesembuhan dari penyakitnya (Notoatmodjo, 2005). Oleh karena itu Pendkes sangat penting untuk mendukung pengobatan pasien, dimana dengan memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga.

Implementasi yang telah dilakukan praktikan terhadap masalah ini adalah membuat penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga, tentang kanker serviks dan kemoterapi serta cara mengatasi efek dari kemoterapi dan menyediakan media pendidikan kesehatan berupa leaflet. Hal ini mendapat sambutan yang baik dari keluarga pasien. Berdasarkan pernyataan pasien dan keluarga bahwa pendidikan kesehatan yang telah diberikan membantu mereka memahami penyakit yang diderita dan bagaimana mengatasi efek dari kemoterapi. Dari hasil evaluasi penyuluhan yang telah dilakukan peserta penyuluhan tampak antusias, kooperatif, aktif bertanya terkait materi yang disampaikan dan tentang penyakit yang dialaminya.

Dokumen terkait