• Tidak ada hasil yang ditemukan

No Nama Golongan Pendidikan Jabatan

1. Rosmahasa, AMKeb III/d DIII/AMKeb Karu

2. Kristina Ginting, AMK III/d DIII/AMK Katim II

3. T. Sy. Amelia, AMK III/c DIII/AMK Katim I

4. Sri Ulina, AMKeb III/c DIII/AMKeb PP I

5. Pulung III/c DI/Bidan PP II

6. Nahemia III/b DI/Bidan PP I

7. Purnama, AMKeb III/b DIII/AMKeb Tata Usaha

8. Ikut Muli III/b DI/Bidan PP I

9. Ritha Panjaitan III/b DI/Bidan PP I

10. Nursahjan Hrp, AMKeb III/b DIII/AMKeb PP I

11. Arihta Ginting III/b DI/Bidan PP II

12. Sumi Ariani, SST III/a DIV/SST CI

13. Sabarati Karo-Karo III/a DI/Bidan PP II

14. Resliana, AMKeb III/a DIII/AMKeb PP II

15. Rotua Ida Simamora II/d DI/Bidan PP 1

16. Itona L. Manik, SST II/d DIV/SST PP II

17. Eni Syahputri, AMKeb II/d DIII/AMKeb PP II

18. Ameria A, AMKeb II/d DIII/AMKeb PP II

19. Lasmaria, AMKeb II/d DIII/AMKeb PP II

20. Hartanta, AMKeb II/d DIII/AMKeb PP I

21. Arie Siswana, AMKeb II/c DIII/AMKeb PP I

22. Nurleli DIII/AMK PP I

23. Tumpak Meha II/b SMA Tata Usaha

Berdasarkan wawancara dengan Karu RB 1 Obgyn, tenaga bidan/perawat di ruangan RB1 memiliki lama masa kerja yang berbeda-beda yaitu 17 orang telah memiliki lama masa kerja > 15 tahun dan 6 orang dengan lama masa kerja < 15 tahun. Perawat/Bidan diberikan izin dan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan formal dengan biaya sendiri dan pendidikan non formal atau pelatihan. Adapun pelatihan yang pernah diikuti oleh perawat/bidan di Ruangan RB 1 Obgyn yaitu pelatihan EKG, WSD, RJP, K3RS, Infeksi

Nosokomial, Kebutuhan Dasar, Kemoterapi, IMD. Sedangkan, pelatihan yang pernah diikuti oleh Kepala Ruangan RB1 diantaranya pelatihan PONEK, perinatologi, audit keperawatan RS, manajemen bangsal, kode etik keperawatan dan kebidanan, PPGD dan KB.

Berdasarkan hasil dari wawancara dengan Karu, didapatkan hasil bahwa di ruangan RB 1 Obgyn tidak pernah merencanakan pertemuan khusus dengan perawat Saat ini Karu dan perawat jarang melaksanakan konferensi sebelum melayani pasien disebabkan oleh beban tugas yang diberikan kepada Karu. Perawat hanya berkumpul di pagi hari untuk pembagian tugas yang dipimpin oleh Katim, jika Katim tidak ada maka pembagian tugas dilakukan oleh perawat yang lebih senior. Karu selalu menegur pegawainya yang tidak datang tepat waktu.

2.1.1.3 Pengadaan tenaga perawat

Perekrutan pegawai di ruangan RB 1 Obgyn dilakukan secara sentral melalui seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang dilakukan Kemenkes dan Ujian dari Rumah Sakit untuk tenaga honorer. Kepala Ruangan RB 1 Obgyn memberitahukan kepada Kapokja Lantai I Instalasi Rindu B mengenai kekurangan tenaga kerja di ruangan RB 1 Obgyn kemudian Kapokja melaporkan kepada Waka Instalasi dan ditindaklanjutkan kepada kepala instalasi dan diteruskan kepada bidang keperawatan.

Tenaga keperawatan yang lulus seleksi akan mengikuti orientasi di semua ruangan selama 3 bulan. Untuk tenaga keperawatan baru di Instalasi Rindu B dilakukan training dengan mengikuti pelatihan kompetensi, dan mengikuti jadwal

dinas seperti biasa dengan didampingi oleh perawat senior. Orientasi yang diberikan meliputi Struktur organisasi Instalasi Rindu B, Prosedur Kerja, Disiplin dan Peraturan Kerja, Sistem penugasan dan jadwal dinas, Sarana dan prasarana yang ada, Penjelasan mengenai kebijakan dan prosedur kerja rumah sakit dan bidang keperawatan.

Adapun kriteria pegawai yang ditempatkan di Ruangan RB 1 Obgyn adalah minimal pendidikan D3 Keperawatan atau D3 Kebidanan, sudah mendapat orientasi selama 3 bulan dan orientasi berbasis kompetensi dasar keperawatan atau kebidanan.

2. Organizing

Adapun gambaran struktur organisasi di ruangan RB1 yang etrdiri dari 1 orang Kepala Ruangan, 2 orang Kepala Group, 1 orang CI, 2 orang tata usaha, dan 17 orang perawat/bidan pelaksana.

Kepala Ruangan ( Rosmahasa, AMKeb )

CI RB 1

( Sumi Ariani, SST)

Nursahjan Hrp, AMKeb Resliana, AMKeb Sri Ulina, AMKeb Ameria , AMKeb Hartanta, AMKeb Eny Syahputri, AMKeb Arie Siswana, AMKeb Itona, SST

Ritha Panjaitan Lasmaria, AMKeb Nahemia Sabarati Karo-Karo Ikut Muli Pulung

Rotua Ida Simamora Arihta Ginting Nurleli, AMK

Skema 1. Struktur Organisasi Ruangan Rindu B1 Obgyn RSUP H. Adam Malik Medan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan bahwa metode penugasan yang digunakan di ruangan RB1 adalah metode tim dengan 2 tim yang dipimpin oleh masing-masing Kepala Group atau Kepala Tim dengan latar belakang pendidikan DIII Keperawatan. Namun dalam pelaksanaannya menurut

Tata Usaha (Purnama Am,Keb) (Tumpak Meha) Ka. Group I VK/Obstetri/Ginekologi (T. Sy Amelia, AMK)

Ka. Group II Onkologi Kristina Ginting, AMK

hasil observasi, masih dilakukan dengan metode fungsional, disebabkan kekurangan tenaga dalam pelaksanaannya.

Deskripsi kerja masing-masing pegawai di ruangan RB1 sudah jelas, tetapi dalam pelaksanaannya karena kekurangan tenaga kerja dan beban kerja tinggi, sehingga kinerja dari perawat/bidan sulit dinilai karena adanya tugas yang merangkap. Pendelegasian tugas dilakukan dengan jelas, apabila Kepala Ruangan tidak hadir, pendelegasian dilakukan kepada salah satu Kepala Group dan apabila Kepala Group yang tidak hadir, pendelegasian dilakukan kepada perawat/bidan yang paling senior.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan pasien tentang pelaksanaan pendidikan kesehatan kepada pasien di ruangan Onkologi hanya dilakukan di awal saat pasien baru masuk mengenai cara mencuci tangan dengan benar, namun saat pasien pulang pendidikan kesehatan tidak pernah diberikan kepada pasien. Dan berdasarkan hasil kuesioner kepuasan pasien diperoleh data bahwa kontak antara antara pasien dengan perawat/bidan sangat kurang dan tidak tepat waktu.

3. Actiating/ Directing

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan di ruangan RB 1 Obgyn mengatakan bahwa Kepala Ruangan merencanakan mengadakan pertemuan khusus dengan staff di saat senggang jadwal visite dokter tidak ada yaitu 2 kali 1 minggu (hari senin dan kamis) tetapi pertemuan tersebut sudah

jarang dilakukan kecuali jika ada keperluan. Untuk meningkatkan SDM pegawai di ruangan RB1, maka Kepala Ruangan melakukan penilaian meliputi penilaian terhadap kinerja para pegawai, penilaian terhadap kehadiran pegawai dan terhadap etika para pegawai dimana penilaian ini dilakukan sekali dalam satu bulan oleh Kepala Ruangan.

4. Controlling

Ruangan RB1 memiliki penilaian terhadap kinerja perawat meliputi penilaian cara bekerja perawat di ruangan tersebut dan apabila perawat tersebut melakukan kesalahan dalam bekerja, maka perawat tersebut akan diberi teguran dan membuat perjanjian atas kesalahan yang telah dilakukan. Selain itu, dilakukan juga penilaian terhadap kehadiran dan etika para pegawai. Penilaian terhadap kinerja perawat ini dilakukan satu kali dalam sebulan dan yang memberikan penilaian adalah Kepala Ruangan.

Berdasarkan hasil observasi mahasiswa, Kepala Ruangan setiap hari melakukan supervisi. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengontrolan dari Kepala Ruangan terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai, adanya operan bed to bed dengan beberapa pegawai serta adanya pengontrolan terhadap alat keperawatan yang ada di ruangan RB1. Monitoring pendokumentasian asuhan keperawatan/kebidanan dilakukan oleh Kepala Group, namun karena beban kerja yang tinggi dan kurangnya tenaga kerja kadang pendokumentasian tidak dilakukan.

5. Methode

2.1.5.1 Tujuan Pelayanan

Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi di Ruangan RB 1 Obgyn pada tanggal 11 – 16 Juni 2012, Ruangan RB 1 memiliki visi, misi, falsafah dan motto keperawatan yang dijadikan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kesehatan yang diadopsi dengan visi, misi, falsafah dan motto Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, yakni :

Visi Keperawatan : Menjadi unggulan pelayanan dan asuhan keperawatan untuk tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang optimal tahun 2015.

Misi Keperawatan :

i. Memberi pelayanan dan asuhan keperawatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.

ii. Melaksanakan bimbingan pelaksanaan pelayanan dan asuhan keperawatan uantuk mengahsilkan SDM keperawatan yang profesional dengan penggunaan logistik keperawatan secara efisien dan efektif.

Falsafah Pelayanan Keperawatan : Memberi bantuan paripurna dan efektif untuk memenuhi kebutuhan biopsikososial dan kultural yang komprehensif dengan mengutamakan kepentingan pasien melalui pendekatan proses keperawatan oleh tenaga keperawatan.

Motto Pelayanan Keperawatan

Dalam melaksanakan pelayanan dan asuhan kepaerawatan harus bersikap : i. Senyum yang manis

iii. Sentuh dengan kasih sayang

2.1.5.2Metode Penugasan

Sistem pendelegasian tugas keperawatan di Ruangan RB 1 Obgyn dilaksanakan dengan metode Tim dimana pendelegasian dilakukan dari Kepala Ruangan kepada Ketua Tim yang bertugas dan apabila ada perawat pelaksana yang tidak hadir maka Kepala Ruangan akan menunjuk perawat lain yang tidak bertugas pada hari tersebut.

2.1.5.3Dokumentasi Keperawatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan bahwa ruangan RB1 tidak memiliki Standar Asuhan Keperawatan (SAK) tetapi memiliki Standar Asuhan Kebidanan sehingga asuhan keperawatan tidak terlaksana. Setiap tindakan yang akan dilakukan kepada pasien memiliki Standar Operasional Keperawatan (SOP) yang jelas. Berdasarkan hasil observasi bahwa para perawat di ruangan RB1 dalam melakukan tindakan keperawatan kepada pasien belum melakukan cara cuci tangan dengan benar, dimana perawat/bidan hanya melakukan cuci tangan setelah selesai melakukan tindakan, seharusnya perawat/bidan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan agar tidak terjadi infeksi nosokomial atau memperkecil terjadinya angka infeksi nosokomial.

2.2 Material

Berdasarkan informasi yang diperoleh dan observasi yang dilakukan ditemukan bahwa pengadaan inventaris alat dilakukan oleh pihak Rumah Sakit

dengan standart minimal vital sign, alat GV ada pada setiap ruangan poli ditambah lagi dengan adanya peralatan dari PPDS, co-ass dan mahasiswa. Pengawasan inventaris dilakukan langsung oleh kepala poliklinik dan bila ada kekurangan akan dilaporkan ke bagian instalasi rawat jalan.

Kepala Ruangan juga melakukan supervisi terhadap keadaan logistik di ruangan RB1. Dari hasil pengamatan, tindakan ganti perban setiap hari dilakukan kepada pasien sementara peralatan ganti perban di ruangan hanya dua yang tersedia, hal ini juga menimbulkan pemberian asuhan dan pengoabatan menjadi terganggu. Pada dasarnya, pengklasifikasian ruangan dengan penyakit pasien sudah disesuaikan, namun karena kondisi jumlah pasien yang melebihi kapasitas tempat tidur, pengklasifikasian tidak sesuai.

2.3Money

Sistem budgeting di Ruangan RB 1 Obgyn dikelola langsung oleh direktorat Rumah Sakit. Bagian direktorat rumah sakit bertugas dalam mengelola gaji pegawai dan tunjangan uang makan. Sedangkan pembayaran tunjangan jasa pelayanan pegawai dan biaya pasien yang dirawat di Ruangan RB 1 Obgyn dikelola oleh bagian keuangan Kasir Instalasi terpadu. Besarnya pemberian gaji berdasarkan lamanya masa kerja dan golongan pegawai tersebut sedangkan besarnya pemberian jasa pelayanan sudah ditentukan oleh pihak rumah sakit.

Dalam penyediaan alat-alat di Instalasi Rindu B, pihak Instalasi Rindu B hanya mengajukan daftar kebutuhan alat-alat yang dibutuhkan, bukan mengajukan jumlah dana yang dibutuhkan.

Analisa Situasi yang didapat di Ruangan Rindu B1 Obgyn RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012 sebagai berikut: a. Man

Tabel 2.6 Analisa SWOT di Instalasi RB1 RSUP HAM Medan 2012

Strenght (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Opportunity (Kesempatan) Threatened (Ancaman) a. Perawat diberi izin oleh pihak RS

untuk belajar dan melanjutkan pendidikan lebih tinggi serta mengikuti pelatihan-pelatihan. b. Karu melakukan operan bed to

bed dengan perawat pada pasien saat shift pagi dan Kepala Group melakukan pertemuan dengan perawat/bidan pelaksana setiap pagi sekitar 15 menit sebelum operan bed to bed, membacakan rawatan pada pagi hari dan tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.

c. Pegawai mendampingi pasien pada saat visite dokter

a. Tenaga perawat/bidan di RB1 kurang dengan hasil perhitungan menurut Depkes dibutuhkan 28 orang,

menurut Douglas 27 orang, sehingga kekurangan tenaga 4-5 orang.

b. Hasil kuesioner kepuasan pasien terhadap pelayanan di ruangan Onkologi khusunya mengatakan bahwa kontak pasien dengan perawat/bidan di ruangan sangat kurang dan tidak tepat waktu.

a. Adanya mahasiswa Fakultas Kedokteran, Fakultas

Keperawatan, Stikes, Akbid dan Akper yang praktek di ruangan. b.Terbukanya kesempatan untuk

mengikuti pelatihan-pelatihan keterampilan keperawatan.

a.Anggapan masyarakat bahwa RSUP HAM Medan

merupakan rumah sakit pendidikan, yang menjadikan pasien sebagai lahan praktek. b.Adanya asumsi masyarakat

bahwa rumah sakit swasta jauh lebih baik bila

dibandingkan dengan rumah sakit pemerintah

Strenght (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Opportunity (Kesempatan) Threatened (ancaman) a. Ruangan memiliki struktur organisasi

yang jelas

b. Ruangan memiliki alur pendelegasian tugas dengan metode tim.

c. Ruangan memiliki batasan jam kerja dalam setiap shift dan ada penanggung jawab dalam setiap shift.

d. Karu melakukan supervisi terhadap pegawai dan pasien setiap hari

e. Adanya supervisi bidang keperawatan yang dilakukan setiap hari ke ruangan oleh pihak instalasi atau kapokja dalam pemberian pelayanan keperawatan f. Adanya kolaborasi dan koordinasi yang

baik dengan tim kesehatan lain.

a. Belum ada pemberian

pendidikan kesehatan secara terjadwal terutama untuk persiapan pasien pulang.

b. Pelaksanaan metode

penugasan tim belum murni

dilaksanakan, karena kurangnya tenaga sehingga

beberapa perawat/bidan ahli dalam bidang tertentu, sehingga batasan deskripsi kerja masing-masing pegawai tidak jelas.

a. Adanya kesempatan untuk mendapatkan pendelegasian tugas

b. Adanya mahasiswa

yang praktek sehingga pemberian asuhan dapat berjalan lancar.

Adanya tuntutan akan pelayanan keperawatan yang lebih baik dan profesional.

Strenght (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Opportunity (Kesempatan) Threatened (ancaman) a. Ruangan V memiliki sistem budgeting

yang diatur langsung oleh rumah sakit baik untuk pelayanan maupun untuk penggajian pegawai ruangan.

b. Adanya jasa pelayanan di luar gaji yang dikeluarkan oleh pihak rumah sakit setiap bulan dan diberikan kepada perawat

- Adanya bantuan/jaminan pembayaran

bagi masyarakat miskin melalui JAMKESMAS (jaminan kesehatan msyarakat), bantuan dari PEMPROVSU dan ASKES sosial.

-

d. Material

Strenght (Kekuatan) Weakness(Kelemahan) Opportunity (Kesempatan) Threatened (Ancaman) a. KeKeppaallaa ruruaannggaann memennggaaddaakkaann susuppeerrvviissii t teerrhhaaddaapp kkeeaaddaaaann llooggiissttiikk ddii rruuaannggaann b. RuRuaannggaann ssuuddaahh mememmiilliikkii pepemmbbuuaannggaann s saammppaahh mmeeddiiss ddaann nnoonn mmeeddiiss.. a. Kurangnya persediaan alat untuk ganti perban

b. Pengklasifikasian ruangan tidak sesuai dengan penyakitnya.

2.Adanya kebutuhan dana/ anggaran dari pemerintah bekerjasama dengan perusahaan dari luar yang memasok dan mensubsidi peralatan di rumah sakit.

3.Rumah sakit RSUP HAM Medan memiliki fasilitas pemeriksaan yang lengkap dan canggih

Adanya persaingan mutu pelayanan antar rumah sakit terkait dengan kelengkapan logistik

3. Rumusan Masalah

Dari hasil pengkajian yang diperoleh oleh praktikan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya tenaga perawat/bidan di ruangan Rindu B 1 Obgyn 2. Kurangnya persediaan alat untuk ganti perban

3. Pemberian Pendidikan kesehatan tentang penyakit kepada pasien dan keluarga pasien belum optimal

4. Rencana Penyelesaian masalah

Berdasarkan perumusan masalah yang diperoleh, maka intervensi yang dapat dibuat untuk mengatasi masalah tersebut di atas adalah :

a. Kurangnya tenaga perawat/bidan di ruangan RB1,

Jumlah tenaga perawat termasuk kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana yang tersedia ada sebanyak 23 orang. Sedangkan dari hasil perhitungan jumlah tenaga perawat menurut Douglas adalah 27 orang dan menurut Depkes sebanyak 28 orang. Sehingga RB1 kekurangan 4-5 orang pegawai. Segala urusan administrasi pasien sebaiknya bukan diselesaikan oleh tenaga medis (perawat/bidan) melainkan ada khusus pegawai lulusan ekonomi atau perpustakaan sehingga perawat/bidan dapat lebih fokus dalam pemberian asuhan kepada pasien.

b. Kurangnya persediaan alat untuk ganti perban,

Alat ganti perban yang tersedia hanya 2 set dan tidak sebanding dengan jumlah pasien yang akan dilakukan tindakan ganti perban, kerena waktu untuk mensterilkan 1 set memerlukan waktu ± 45-60 menit.

c. Pemberian Pendidikan kesehatan tentang penyakit kepada pasien dan keluarga pasien belum optimal

Pemberian pendidikan kesehatan tentang penyakit atau tindakan terapi belum optimal, pemberian pendidikan kesehatan hanya diberikan pada saat klien dan keluarga baru masuk untuk rawat inap dan pendidikan yang diberikan oleh perawat/bidan hanya cara cuci tangan. Hal ini terjadi karena beban kerja perawat/bidan yang cukup tinggi terutama saat pasien akan dilakukan pemeriksaan atau tindakan terapi serta saat pasien ingin pulang.

Planning Of Action

Tabel 2.7 Rencana Penyelesaian Masalah Berdasarkan Masalah yang Ditemukan di Ruangan RB1 RUMUSAN MASALAH RENCANA

Dokumen terkait