Laba merupakan selisih antara pendapatan dengan beban, sehingga laba dapat mengukur masukan (dalam bentuk beban yang diukur dengan biaya) dan keluaran (dalam bentuk pendapatan yang diperoleh). Hal ini
seperti pernyataan bahwa “Laba yang dicapai merupakan pengukur penting efisien dan efektivitas organisasi” (R.A Supriyono, 2000:330).
Pencapaian laba kotor yang maksimal dapat tercapaibila penjualan bersih tinggi dari pada harga pokok penjualan.
Pencapaian laba kotor adalah tercapainya target laba kotor yang maksimal dengan menunjukkan adanya penjualan yang lebih tinggi daripada harga pokok penjualan (Iyan Rohaeni 2004:15).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa biaya atau masukan atau input akan menunjukkan ukuran pencapaian laba kotor apabila setelah jumlah penjualan diketahui sebagai salah satu faktor yang menentukan nilai laba kotor suatu perusahaan.
7. Pengukuran Ramalan laba
Ukuran laba secara efektif menghubungkan laba masa lalu, laba saat ini dan laba masa depan dengan total investasi modal (John J. Wild 2005:36).
Digunakannya ramalan ini pada analisis dan laba menambah tingkat pemahaman dan realisme. Harapan atau taksiran yang diharapkan dari ramalan laba ini ditentukan oleh
a. Sejarah pertumbuhan tingkat pengembalian b. Perubahan perusahaan
c. Kondisi usaha yang diperkirakan d. Taksiran pengembalian proyek baru
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa laba dapat diramalkan dari jumlah masa lalu, laba saat ini dan laba dimasa yang akan datang sebagai bahan dalam melakukan analisa, selain pengembalian atas investasi modal termasuk juga kedalam unsur atau sarana utama dan pelengkap dalam peramalan laba.
8. Analisis Laba Dua Tahap
Menurut (John J. Wild 2005:110) dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan menjelaskan bahwa analisis laba berikut komponen-komponennya dilakukan melalui dua tahap sebagai berikut :
a. Analisis Akuntansi dan Pengukurannya
Analisis ini memerlukan pemahaman atas akuntansi pendapatan dan beban. Analisis ini juga memerlukan pemahaman akuntansi aktiva dan kewajiban karena banyak aktiva yang merupakan beban yang ditangguhkan dan kewajiban yang merupakan penghasilan yang ditangguhkan. Implikasi tiap jenis akuntasi dibandingkan jenis lainnya harus dipahami, serta nilai dampaknya pada pengukuran laba dan analisa komperatif.
b. Menerapkan Alat Analisis Pada Laba dan Komponen-komponennya serta Mengiterprestasikan Hasil Analisis Tersebut
Penerapan alat analisis ini bertujuan untuk mencapai tujuan terkait dengan pengguna laba. Tujuan ini meliputi peramalan laba, penilaian daya tahan dan pengguna laba, serta estimasi kekuatan laba.
9. Mengukur Laba (Margin) Kotor
(John J.Wild 2005:222) Laba kotor (gross profit) atau margin kotor (gross margin) adalah pendapatan yang dikurangi dengan harga pokok penjualan, misalnya :
Penjualan xxx Harga Pokok Penjualan (xxx) Laba Kotor xxx 10. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu gambaran mengenai posisi keuangan yang telah dicapai oleh suatu perusahaan pada tertentu dengan melihat catatan dan laporan yang menyangkut tentang keadaan keuangan pada perusahaan yang bersangkutan dan dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
11. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi keuangan yang pada dasarnya berisi laporan mengenai posisi keuangan dan hasil-hasil yang diperoleh perusahaan secara keseluruhan.
Menurut Agnes Sawir (2001:5), tentang laporan keuangan
“Laporan keuangan adalah media yang dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, ikhtisar laba ditahan, dan laporan posisi keuangan”.
Sedangkan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan keuangan yang disusun oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), (2002:7) disebutkan bahwa :
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi : neraca, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya : penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan). Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya ; informasi keuangan sektor industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan pada umumnya terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi dan laporan perubahan modal yang sifatnya mempunyai kejelasan lebih lanjut, misalnya laporan perubahan modal kerja, laporan arus kas, perhitungan harga pokok maupun daftar-daftar lampiran yang lain.
12. Komponen-komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan menurut IAI (2002:2) terdiri dari komponen-komponen berikut ini:
a. Neraca
b. Laporan laba rugi
c. Laporan perubahan ekuitas d. Laporan arus kas
e. Catatan atas laporan keuangan
Komponen-komponen dari laporan keuangan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Neraca
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menunjukan unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca minimal mencakup pos-pos berikut :
1) Aktiva berwujud 2) Aktiva tidak berwujud 3) Aktiva keuangan
4) Investasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas 5) Persediaan
6) Piutang usaha dan piutang lainnya 7) Kas dan setara kas
8) Hutang usaha dan hutang lainnya 9) Kewajiban yang diestimasi
10) Kewajiban berbunga jangka panjang 11) Hak minoritas
12) Modal saham dan pos ekuitas lainnya
Pos, judul dan sub-jumlah lainnya disajikan dalam laporan laba rugi apabila diwajibkan oleh pernyataan Standar Akuntansi keuangan atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja keuangan secara wajar.
b. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyaji secara wajar selama suatu periode tertentu. Laporan keuangan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berkut :
1) Pendapatan
2) Rugi laba perusahaan 3) Beban pinjaman
4) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas
5) Beban pajak
6) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan 7) Pos luar biasa
8) Hak minoritas
9) Rugi atau laba bersih untuk periode berjalan
Pos, judul dan sub-jumlah lainnya disajikan dalam laporan laba rugi apabila diwajibkan oleh pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau
apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja keuangan secara wajar.
c. Laporan ekuitas
Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukan :
1) Rugi atau laba bersih periode yang bersangkutan
2) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang didasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas.
3) Pengaruh komulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait.
4) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.
5) Saldo akumulasi rugi dan laba pada awal dan akhir periode serta perubahannya.
6) Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis model saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahannya.
d. Laporan arus kas
Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam pernyataan ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisah (integral) dari laporan
keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan terdiri dari tiga bagian :
1) Arus kas dari aktivitas operasi 2) Arus kas dari aktivitas investasi 3) Arus kas dari aktivitas keuangan e. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan :
1) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
2) Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan dineraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
3) Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
f. Laporan Laba Rugi
S. Munawir dalam bukunya yang berjudul “Analisis laporan keuangan” edisi ke-empat (2007 : 26). Mengemukakan bahwa laporan rugi laba merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan
selama periode tertentu. Walaupun belum ada keseragaman tentang susunan laporan rugi laba bagi tiap-tiap perusahaan, namun yang prinsip-prinsip umumnya diterapkan adalah sebagai berikut :
a. Bagian pertama menunjukan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagangan / memberikan service) diikuti dengan harga pokok dari barang atau service yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.
b. Bagian kedua menunjukan biaya-biaya operasi yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum atau administrasi (operating expense).
c. Bagian ketiga menunjukan harga hasil yang diperoleh diluar operasi pokok perusahaan yang diikuti dengan biaya diluar usaha pokok perusahaan.
d. Bagian keempat menunjukan laba rugi yang insidentil (extra ordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
g. Bentuk-Bentuk Laporan Laba Rugi
a. Bentuk single step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok dan semua biaya dalam satu kelompok, sehingga untuk menghitung laba rugi bersih hanya memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total penghasilan.
Contoh :
PT. X
Laporan Laba Rugi
31 Desember 200x
Penghasilan Pokok (Operating Revenue) xxx
Penghasilan Non Operasional xxx
Penghasilan Insidentil xxx +
Total Penghasilan xxx
Harga Pokok Yang Jual xxx
Biaya Operasional xxx
Biaya Non Operasional xxx
Kerugian Yang Insidentil xxx +
Total Biaya xxx -
PENDAPATAN BERSIH XXX
b. Bentuk multiple step, yaitu dalam bentuk ini dilakukan pengelompokkan yang lebih teliti sesuai dengan yang digunakan secara umum.
Contoh :
PT . X
Laporan Laba Rugi
31 Desember 200x
Penjualan Bruto xxx
Potongan / Return Penjualan xxx -
Penjualan Netto xxx
Harga Pokok Penjualan xxx -
Laba Penjualan xxx
Biaya – Biaya Operasi
Biaya – Biaya Penjualan xxx
Biaya – Biaya Umum dan Administrasi xxx -
Laba Bersih Operasional xxx
Penghasilan Dana Non Operasional
Penghasilan xxx
Biaya xxx-
Penghasilan Non Operasional xxx
Rugi Laba Insidentil xxx +
Pendapatan Netto Sebelum Pajak xxx