PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
C. Perlakuan Produk Sampingan
Perlakuan produk sampingan UD. Rahmatullah Makassar menggunakan Metode tanpa harga pokok yang dimana produk sampingan dapat langsung dijual pada saat titik pisah (split-of point) atau pengakuan terhadap pendapatan kotor.
Hasil penjualan produk sampingan pada UD. Rahmatullah Makassar diakui sebagai tambahan penjalan produk utama. Semua biaya produksi dikurangkan dari pendapatan penjualan semua produk (baik utama maupun sampingan) untuk mendapatkan laba bruto. Dalam metode ini tidak ada alokasi biaya bersama. Maka laporan laba-rugi menggunakan metode ini akan tampak sebagai berikut:
Laporan Laba Rugi UD. Rahmatullah Makassar
Per 28 Ferbruari 2014
Penjualan Produk Utama (Tahu) (14.000 bak x Rp 15.000) Rp 210.000.000 Penjualan Produk Sampingan (Ampas Tahu) (476 Karung x Rp. 10.000) Rp. 4.760.000 Jumlah Penjualan Rp.214.760.000 Harga pokok penjualan (14.000 bak x Rp 10.646,6) (Rp 149.052.400) Laba kotor Rp. 65.707.600 Biaya pemasaran (14.000 bak x Rp 100) (Rp 1.400.000) Laba bersih Rp 64.307.600
Laporan Laba Rugi UD. Rahmatullah Makassar
Per 31 Maret 2014
Penjualan Produk Utama (Tahu) (15.500 bak x Rp 15.000) Rp 232.500.000 Penjualan Produk Sampingan (Ampas Tahu) (527 Karung x Rp. 10.000) Rp. 5.270.000 Jumlah Penjualan Rp.237.770.000 Harga pokok penjualan (15.500 bak x Rp 10.646,6) (Rp 165.022.300) Laba kotor Rp. 72.747.700 Biaya pemasaran (15.500 bak x Rp 100) (Rp 1.550.000) Laba bersih Rp 71.197.700
Laporan Laba Rugi UD. Rahmatullah Makassar
Per 30 April 2014
Penjualan Produk Utama (Tahu) (15.000 bak x Rp 15.000) Rp 225.000.000 Penjualan Produk Sampingan (Ampas Tahu) (540 Karung x Rp. 10.000) Rp. 5.400.000 Jumlah Penjualan Rp.230.400.000 Harga pokok penjualan (15.000 bak x Rp 10.646,6) (Rp 159.699.000) Laba kotor Rp. 70.701.000 Biaya pemasaran (15.000 bak x Rp 100) (Rp 1.500.000) Laba bersih Rp 69.201.000
Dari laporan laba rugi diatas penjualan produk sampingan UD.
Rahmatullah Makassar mengakui penjualan produk sampingan sebagai tambahan atas penjualan produk utama. Yang dimana pada bulan februari penjualan produk sampingan sebesar Rp.4.760.000 dan penjualannya Rp.
210.000.000 dengan total penjualan sebesar Rp. 214.760.000, bulan maret panjualan produk sampingan Rp.5.270.000 dan penjualan Rp.232.500.000 dengan total penjualan Rp.237.770.000, dan bulan april penjualan produk sampingan sebesar Rp.5.400.000 dan penjualan sebesar Rp.225.000.000 dengan total penjualan Rp.230.400.000
D. Perhitungan Harga Pokok Produksi 1. Unsur Biaya
a) Biaya Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk membuat tahu adalah kedelai yang cukup tersedia untuk diperoleh dalam memproduksi 30 masakan, Untuk mengetahui bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa kalkulasi pemakaian bahan baku tahu sebesar Rp 2.800.000 perhari, sedangkan pemakaian bahan baku dalam 1 bulan adalah 30 hari x Rp2.800.000 = Rp 84.000.000 sebulan, jadi untuk biaya bahan baku selama 3 bulan adalah Rp 84.000.000 x 3 bulan = Rp. 252.000.000 b) Biaya Bahan Penolong
Biaya bahan penolong yang digunakan untuk membuat tahu adalah cuka dalam memproduksi 30 masakan, biaya tersebut diperinci sebagai berikut :
Tabel 5.6 Biaya Bahan Penolong
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa kalkulasi pemakaian bahan penolong tahu sebesar Rp 7.500 perhari, sedangkan pemakaian bahan penolong dalam 1 bulan adalah 30 hari x Rp 7.500 = Rp 225.000sebulan, jadi untuk biaya bahan penolong selama 3 bulan adalah Rp 225.000 x 3 bulan = Rp. 675.000
c) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung, yakni upah semua tenaga kerja yang dapat diidentifikasi secara ekonomis dan terlibat langsung dalam proses produksi tahu, dan diperincikan sebagai berikut :
Tabel 5.7 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa kalkulasi biaya tenaga kerja langsung pada pabrik tahu tersebut sebesar Rp. 420.000 perhari, sedangkan biaya tenaga kerja langsung dalam 1 bulan adalah 30 hari x Rp. 420.000 = Rp. 12.600.000
sebulan, jadi untuk biaya tenaga kerja langsung selama 3 bulan adalah 3 x Rp. 12.600.000 = Rp. 37.800.000
d) Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung . biaya overhead pabrik sering diartikan sebagai biaya tidak langsung oleh perusahaan. Penetapan biaya overhead pabrik ini adalah biaya-biaya yang hanya mempunyai hubungan langsung dengan proses produksi.
Dalam proses kalkulasi biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap karena perusahaan menggunakan kalkulasi biaya produksi Full costing.
Tabel 5.8 Pemakaian biaya overhead pabrik variabel
No Item biaya Total Biaya (Rp)
1. Kayu Bakar Rp 450.000
2. Bahan Bakar (Solar) Rp. 1.250.000
3. Biaya listik Rp 300.000
Total Rp 2.000.000
Sumber: Data telah diolah
Berdasakan data pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kalkulasi biaya overhead pabrik Variabel yang terdiri dari biaya Kayu bakar sebesar Rp 450.000, biaya bahan bakar (solar) sebesar Rp. 1.250.000 dan biaya listrik sebesar Rp 300.000 berarti total biaya overhead
pabrik Variabel sebesar Rp 2.000.000, jadi total biaya overhead pabrik Variabel dalam 3 bulan 2.000.000 x 3 bulan = Rp.6.000.000
Tabel 5.9 Kalkulasi pemakaian biaya overhead pabrik Tetap
No Jenis Peralatan Umur Harga
1 Mesin Penggiling 5 Rp 2.000.000
2 Ketel UAP 5 Rp 18.000.000
3 Panci 5 Rp. 4.500.000
4 Penyaring 1 Rp. 500.000
5 Pencetak 5 Rp. 500.000
Total Rp 25.500.000
Sumber: Data telah diolah
Berdasarkan perhitungan diatas maka biaya overhead pabrik tetap diperinci sebagai berikut :
1) Mesin Penggiling : : Rp 400.000 per tahun
Perbulan : : Rp. 33.333,33 per bulan
Jadi, biaya penyusutan mesin penggiling perbulan Rp. 33.333,33 sedangkan dalam 3 bulan adalah 3 bulan x Rp 33.333,33 Rp.
100.000
2) Ketel UAP : : Rp. 3.600.000 Per tahun
Perbulan : : Rp. 300.000 Perbulan
Jadi, biaya penyusutan kertel UAP adalah Rp. 300.000 per bulan, sedangkan dalam 3 bulan adalah 3 x Rp 300.000 : Rp. 900.000
3) Panci : : Rp.900.000 per tahun
Perbulan : : Rp. 75.000 perbulan
Jadi, biaya panci adalah Rp. 75.000 perbulan, sedangkan dalam 3 bulan adalah 3 x Rp. 75.000 : Rp. 225.000
4) Penyaring : : Rp. 41.666,67 per bulan
Jadi, biaya penyusutan penyaring adalah Rp. 41.666,67 perbulan, sedangkan dalam 3 bulan adalah 3 x Rp. 41.666.67 : Rp. 124.000 5) Pencetak : : Rp. 100.000 per tahun
Perbulan : : Rp. 8.333.333,33 perbulan
Jadi, biaya penyusutan pencetak adalah Rp. 8.333.333,33 perbulan, sedangkan dalam 3 bulan adalah 3 x Rp 8.333.333,33 : Rp 25.000 2. Unsur Penjualan dan penentuan harga pokok produksi
a) Penjualan Produk Utama
Penjualan produk utama UD. Rahmatullah Makassar adalah tahu yang dimana UD. Rahmatullah Makassar meproduksi tahu sebanyak 5 kali masakan setiap harinya. Untuk mengetahui harga pokok produksinya di perinci sebagai berikut :
1) Bahan Baku kedelai
Jumlah bahan baku kedelai = Rp. 2.800.000 perhari Jumlah produksi = 5 kali @ 20 kotak
1 kotak = 5 bak
Jadi 100 x 5 = 500 bak
Biaya bahan baku kedelai per bak adalah = Rp 2.800.000/500 = Rp 5.600
Biaya pengiriman Rp 50.000/500 = Rp 100 2) Bahan Penolong Cuka
Jumlah Bahan Penolong Cuka = Rp. 7.500 per hari
Biaya bahan penolong cuka adalah = Rp. 7.500/500 = Rp. 15 3) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Jumlah Biaya Tenga Kerja Langsung adalah = Rp. 420.000/500 = Rp. 840
4) Biaya Overhead Pabrik
(a) Biaya Overhead Pabrik Variable
Jumlah Biaya Overhead Variable adalah : Rp. 2.000.000 perhari
Biaya Overhead Variable Rp. 2.000.000/500 = Rp. 4.000 (b) Biaya Overhead pabrik Tetap
Jumlah Overhead Pabrik tetap = Rp. 1.374.000
Biaya Overhead tetap Rp. 1.374.000/15000 = Rp. 91,6
Penentuan harga pokok produksi
Metode full costing
Table. 5.10 kalkulasi harga pokok produksi tahu dengan metode full costing
No Jenis biaya produksi Biaya perpotong
1
Harga pokok produksi perbak Rp 10.646,6
Laporan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing