• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 : Meningkatnya Ketersediaan Produk

BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA

3.2. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 : Meningkatnya Ketersediaan Produk

Peningkatan ketersediaan produk tidak hanya dilihat dari segi volume saja, namun juga perlu ada jaminan terhadap mutu/kualitas produk dan keamanan pangan (food safety), sehingga secara langsung akan memberikan nilai tambah dan daya saing bagi produk perikanan yang dihasilkan. Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Ditjen Perikanan Budidaya mengidentifikasi 2 (dua) Indikator Kinerja Utama dengan capaian sampai dengan triwulan III tahun 2014 sebagaimana pada tabel 7.

Tabel 7. Capaian Sasaran Strategis 2 “Meningkatnya Ketersediaan Produk Kelautan dan Perikanan Yang Bernilai Tambah” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014

SASARAN

3 Jumlah produksi perikanan

Ket: * : Angka sementara sampai dengan triwulan III tahun 2014. validasi data dilakukan secara tahunan pada bulan April tahun berikutnya

A. Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton)

Perkembangan volume produksi perikanan budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2014 menunjukan trend yang positif, di mana volume produksi sampai dengan triwulan III mencapai 9,69 juta ton atau meningkat sebesar 57,31% dari volume produksi pada triwulan II sebesar 6,16 juta ton. Sedangkan jika dilihat dari kinerja capaian produksi terhadap target menunjukan bahwa capaian produksi perikanan budidaya pada triwulan III mampu mencapai sebesar 99,42% dari target sampai dengan triwulan III sebesar 9,75 juta ton atau 72,04%

dari target tahun 2014 sebagaimana terinci pada tabel 8.

Tabel 8. Capaian IKU 3 “Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014

IKU 2010 2011 2012 2013 2014*** Keterangan

Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta ton)

Non Kumulatif, dihitung triwulanan.

Capaian sampai dengan triwulan II adalah 6,16 dari target tahunan 13,97 (44,06%).

Pada triwulan III terdapat perubahan target tahunan pada bulan Oktober menjadi 13,45.

- Target Tahunan 5,38 6,85 9,42 11,63 13,45

- Realisasi Tahunan 6,28 7,93 9,68 13,70 -

- Persentase 116,77 115,79 102,76 117,81 -

- Target s/d TW I * * * 2,66 2,86

- Realisasi s/d TW I ** ** ** 2,25 2,92 Data pada Laporan triwulan I

sebesar 3,44 juta ton karena dihitung berdasarkan angka perkiraan. Angka 2,92 juta ton berdasarkan angka/data yang masuk dari Provinsi

- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I

- - - 84,47 101,91

- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan

- - - 17,27 20,85 Penghitungan terhadap target 13,97

- Target s/d TW II * * * 5,93 6,37

- Realisasi s/d TW II ** ** ** 5,35 6,16 ***

- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II

- - - 90,16 96,66

- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan

- - - 41,08 44,06 Penghitungan terhadap target 13,97

- Target s/d TW III (Revisi) * * * 9,43 9,75 Pada triwulan III terdapat

perubahan target tahunan pada bulan Oktober menjadi 13,45 karena adanya penghematan anggaran, sehingga target triwulanan berubah dari 10,12 menjadi 9,75.

- Realisasi s/d TW III ** ** ** 9,29 9,69

- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III

- - - 98,49 99,42

- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan

- - - 71,34 72,04

Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran ***: Data sementara

Perbandingan target dan realisasi produksi perikanan budidaya triwulan III tahun 2013 – 2014 berdasarkan jenis budidaya seperti pada tabel 9 – 11.

Tabel 9. Perbandingan Target dan Realisasi Produksi Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2013 – 2014 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton)

Indikator Kinerja

Ket: * : Angka sementara sampai dengan triwulan III tahun 2014. Validasi data dilakukan secara tahunan pada bulan April tahun berikutnya

Jika dibandingkan capaian triwulan III tahun 2014 dan capaian triwulan II tahun 2013 maka dapat dilihat bahwa ada peningkatan ketercapaian 1,07 % walaupun hanya sekitar 1 persen tapi hal ini berarti bahwa upaya yang dilakukan DJPB dalam mencapai target produksi sudah semakin baik dari tahun sebelumnya, program-program yang dilaksanakan bisa secara nyata meningkatkan pencapaian produksi walaupun masih belum mencapai 100%. Namun demikian, jika dilihat dari persentase capaian budidaya air payau capaian 2014 lebih rendah dibanding dengan capaian tahun 2013 hal ini kemungkinan disebabkan musim kemarau pada tahun ini lebih ekstrim dibanding tahun 2013 sehingga pencapaiannya lebih rendah dibanding tahun 2013.

Tabel 10. Perbandingan Target dan Realisasi Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton)

Indikator

3.064.854 3.660.631 119,44 6.139.180 6.170.701 100,51 8.372.813 73,70

Ket: * : Angka sementara sampai dengan triwulan III tahun 2014. Validasi data dilakukan secara tahunan pada bulan April tahun berikutnya

Realisasi capaian produksi perikanan budidaya berdasarkan subsistem budidaya sampai dengan triwulan III dibandingkan dengan target produksi triwulan III untuk budidaya air laut tercapai sebesar 100,51%, budidaya air payau tercapai sebesar 96,48% dan budidaya air tawar tercapai sebesar 98,66%. Sedangkan jika dilihat dari kontribusi jenis budidaya terhadap capaian produksi perikanan budidaya masing-masing budidaya air laut memberikan kontribusi paling besar yaitu 63,69%, disusul budidaya air tawar sebesar 18,05%, dan budidaya air payau sebesar 18,26%. Budidaya air laut memberikan kontribusi paling tinggi karena banyak dipengaruhi oleh budidaya rumput laut yang terus berkembang.

Produksi triwulanan memperlihatkan trend positif dengan kenaikan rata-rata per triwulan mencapai 30%, yang didukung oleh upaya yang konkrit dan berkelanjutan, oleh karenanya capaian IKU ini diprediksi akan tercapai pada akhir tahun 2014. Adapun capaian produksi perikanan budidaya per jenis komoditas sampai dengan triwulan III tahun 2014 sebagaimana pada tabel 11 berikut.

Tabel 11. Target dan Capaian Volume Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 Menurut Jenis Komoditas utama

KOMODITAS

Tahun 2014 Capaian

Kumulatif s/d TW III terhadap

Total Target Tahun 2014 (%) Target Kumulatif

s/d TW III (Ton)

Realisasi Kumulatif s/d TW III (Ton)*

Capaian Kumulatif terhadap Target s/d TW III

(%)

Target Tahun 2014

(REVISI)

JUMLAH/TOTAL 9.745.133 9.688.460 99,42 13,449,206 72.04

Udang 416.193 418.728 100,61 713.000 58,73

- Udang Windu 116.425 95.764 82,25 188.000 50,94

- Udang Vaname 243.518 284.551 116,85 450.000 63,23

- Udang Lainnya 56.250 38.413 68,29 75.000 51,22

Rumput Laut 6.644.205 6.701.521 100,86 8.777.600 76,35

Nila 640.804 644.167 100,52 1.100.000 58,56

Patin 302.184 291.954 96,61 500.000 58,39

Lele 463.020 463.221 100,04 639.206 72,47

Mas 289.747 285.204 98,43 400.000 71,30

Gurame 86.924 82.774 95,23 120.000 68,98

Kakap 6.085 4.435 72,88 8.400 52,80

Kerapu 14.487 13.672 94,37 20.000 68,36

Bandeng 520.275 475.290 91,35 750.000 63,37

Lainnya 361.209 307.494 85,13 421.000 73,04

Ket : *) angka sementara

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa komoditas yang mengalami capaian di atas seratus persen antara lain, komoditas rumput laut sebesar 100,86%. Kenaikan komoditas rumput laut tersebut tersebut dipicu oleh proses percepatan pengembangan kawasan budidaya di daerah-daerah potensial yang berjalan optimal terutama di sentra-sentra penghasil rumput laut seperti provinsi sulsel, sultra, NTT, NTB, Sulteng, Jatim dan provinsi lainnya. Selain itu, dukungan melalui pengembangan demfarm budidaya laut rumput laut (Cottonii sp) di kawasan minapolitan dan industrialisasi telah berpengaruh terhadap perkembangan aktivitas

budidaya laut. Disamping, mulai membaiknya harga rumput laut di tingkat pembudiya secara langsung mampu mendorong minat masyarakat untuk melakukan usaha budidaya rumput laut yang memerlukan masa pemeliharaan yang singkat.

Sedangkan beberapa komoditas utama yang juga telah mencapai target pada triwulan III adalah udang (100,61%), nila (100,52%), lele (100,04%), dan komoditas yang belum mencapai target yaitu : mas (98,43%), diikuti patin (96,61%), gurame (95,63%), kerapu (94,37%), ikan bandeng (91,35%), lainnya (85,13%) dan kakap (72,88). Tidak tercapainya realisasi produksi pada triwulan III untuk beberapa komoditas tersebut disebabkan oleh dampak kemarau panjang yang terjadi pada bulan Juli s/d September sehingga di beberapa daerah banyak yang mengalami kekeringan. Musim kemarau juga menyebabkan naiknya salinitas air tambak secara drastis sehingga memaksa pembudidaya untuk memanen udang atau ikan lebih cepat sehingga hasilnya tidak maksimal. Namun demikian, dengan inovasi teknologi yang dikembangkan di beberapa daerah seperti teknologi tambak super intensif dan teknologi bioflok mampu mendorong peningkatan produksi untuk udang dan lele sehingga dapat mencapai target kumulatif triwulan III, termasuk nila yang merupakan ikan yang memiliki daya tahan cukup baik dan mampu beradaptasi dengan cukup baik.

Musim kemarau juga menyebabkan fluktuasi suhu pada siang dan malam hari cukup tinggi yang akan mengurangi produktivitas induk sehingga secara langsung berpengaruh terhadap produksi benih. Kondisi seperti ini mengakibatkan banyak pembudidaya yang memundurkan masa tebarnya. Sementara itu, pada beberapa sentral produksi aktivitas sampai dengan akhir triwulan III masih terfokus pada persiapan proses produksi dan penebaran, sehingga data hasil produksi baru bisa tercatat pada triwulan IV.

Khusus untuk produksi ikan kakap dengan capaian produksi yang cukup rendah, fenomena tingginya investasi dan cash flow produksi yang lama serta ketersediaan benih yang masih belum optimal menyebabkan kedua usaha tersebut belum berkembang di masyarakat dan hanya terfokus pada perusahaan/pengusaha yang bermodal besar. Selain itu, adanya kendala non teknis terkait data laporan yang dikirim dari Provinsi ke Pusat mengalami keterlambatan waktu, mempengaruhi data capaian volume produksi sampai dengan triwulan III tahun 2014 belum terekap secara maksimal.

Komoditas budidaya yang masuk dalam produksi budidaya air tawar adalah ikan nila, patin, lele, mas, dan gurame. Komoditas budidaya yang masuk dalam produksi budidaya air payau adalah udang, rumput laut, nila, dan bandeng. Sedangkan komoditas budidaya yang masuk dalam produksi air laut adalah rumput laut, kakap, kerapu, dan bandeng. Komoditas yang termasuk dalam ikan lainnya antara lain gabus, toman, jelawat, betutu, mujair, sepat siam dan sebagainya. Penjelasan pencapaian produksi berdasarkan jenis budidaya sebagaimana berikut :

1. Produksi Budidaya Air Tawar

Realisasi capaian produksi untuk budidaya air tawar sampai dengan triwulan III sebesar 1.749.027 ton atau masih dibawah target yaitu baru mencapai 98,66% dari target triwulan III sebesar 1.772.780 ton. Jika dibandingkan dengan target pada tahun 2014, maka capaian produksi budidaya air tawar baru mencapai 69,39% dari target sebesar 2.520.395 ton.

Produksi air tawar didominasi oleh nila dengan kontribusi sebesar 33,15% terhadap total produksi budidaya air tawar, disusul patin yang memberikan kontribusi sebesar 16,69%, lele sebesar 26,48%, ikan mas sebesar 16,31%, gurame sebesar 2,64% dan komoditas lainnya memberikan kontribusi sebesar 2,52%.

Beberapa faktor yang menyebabkan belum tercapainya realisasi produksi budidaya air tawar pada triwulan III, yaitu : (i) Dampak musim kemarau pada bulan Juli s/d September berpengaruh terutama pada terlambatnya proses produksi (musim tanam), di mana pada beberapa sentral produksi seperti Kabupaten Sleman, DIY dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat mengalami penurunan debit air pada musim kemarau tahun ini, sehingga aktivitas sampai dengan triwulan III masih terfokus pada persiapan proses produksi dan penebaran, sehingga data hasil produksi secara umum belum bisa tercatat pada triwulan III; dan (ii) data produksi yang dilaporkan dari Provinsi mengalami keterlambatan pengiriman ke Pusat.

Dalam upaya untuk mendorong realisasi capaian produksi budidaya air tawar, Ditjen Perikanan Budidaya akan terus melakukan langkah strategis dan konkrit yaitu melalui : (i) pengembangan demfarm budidaya air tawar melalui Tugas Pembantuan di kawasan minapolitan dan industrialisasi; (ii) pengembangan gerakan minapadi; (iii) bantuan benih; (iv) peningkatan sistem pelaporan produksi; (v) pengembangan budidaya nila melalui intensifikasi dengan bioflok dan running water; dan (vi) ekstensifikasi melalui kegiatan PUMP-PB.

2. Produksi Budidaya Air Payau

Realisasi capaian produksi untuk budidaya air payau sampai dengan triwulan III sebesar 1.768.732 ton atau masih dibawah target yaitu baru mencapai 96,48% dari target triwulan III sebesar 1.833.173 ton. Jika dibandingkan dengan target pada tahun 2014, maka capaian produksi budidaya air payau baru mencapai 69,20% dari target sebesar 2.556.000 ton.

Produksi air payau didominasi oleh rumput laut Gracilaria memberikan kontribusi sebesar 38,05% terhadap total produksi budidaya air payau; disusul masing-masing bandeng memberikan kontribusi 24,29%; udang sebesar 23,34%; nila sebesar 3,66%; kerapu sebesar 0,16%, kakap sebesar 0,03% dan komoditas lainnya yang memberikan kontribusi sebesar 12,23%.

Belum tercapainya realisasi produksi budidaya air payau disebabkan oleh dampak musim kemarau pada bulan Juli s/d September terutama udang dan bandeng, di mana kondisi ini sangat berpengaruh terhadap perubahan kadar garam (salinitas). Pengecualian pada budidaya udang vaname, dengan ditemukannya teknologi tambak super intensif dan

improvisasi teknologi lainnya seperti resirkulasi tertutup dengan meminimalkan penggantian air pada tambak pembesaran ternyata mampu mendorong produksi udang sehingga dapat mencapai target pada triwulan III. Pada beberapa sentral produksi aktivitas sampai dengan triwulan III masih terfokus pada persiapan proses produksi dan penebaran. Disamping itu, hasil pengamatan di lapangan pada beberapa lokasi terutama di Kabupaten Serang, banyak pembudidaya memanen udang atau ikannya dengan melihat perubahan kadar garam yang drastis.

Ditjen Perikanan Budidaya terus mendorong upaya implementasi kebijakan melalui dukungan yang secara langsung berpengaruh terhadap pengembangan kawasan dan peningkatan produksi budidaya air payau yaitu melalui : (i) dukungan penguatan usaha melalui penyediaan benih dan input produksi lainnya; (ii) pengembangan demfarm budidaya air payau melalui TP di kawasan minapolitan dan industrialisasi; (iii) pengembangan industrialisasi (udang, bandeng, dan rumput laut) yang telah dilakukan sejak tahun 2012; (iv) pengembangan sistim produksi yang berbasis pada teknologi anjuran dan ramah lingkungan; (v) membangun kerjasama dengan stakeholders terkait, baik Pemerintah Daerah, lintas sektoral dan swasta dalam upaya fasilitasi pengembangan dan penguatan kapasitas usaha budidaya air payau yang diarahkan terhadap dukungan sarana dan prasarana budidaya, akses permodalan, penyebaran informasi dan teknologi budidaya, dan akses pasar; dan (vi) menyiapkan regulasi bagi pengembangan budidaya air payau (khususnya komoditas udang).

3. Produksi Budidaya Air Laut

Realisasi capaian produksi budidaya laut menunjukkan kinerja yang positif, di mana capaian produksi untuk budidaya laut sampai dengan triwulan III sebesar 6.170.701 ton atau mencapai 100,51% dari target triwulan III sebesar 6.139.180 ton. Jika dibandingkan dengan target pada tahun 2014, maka capaian produksi budidaya laut baru mencapai 73,70% dari target sebesar 8.372.813 ton. Volume produksi tersebut didominasi oleh capaian produksi rumput laut yang memberikan kontribusi sebesar 97,62% terhadap total produksi budidaya laut, disusul masing-masing ikan bandeng yang memberikan kontribusi sebesar 0,77%, kerapu memberikan kontribusi 0,18%; kakap memberikan kontribusi sebesar sebesar 0,06% dan komoditas lainnya yang memberikan kontribusi sebesar 1,36%.

Realisasi capaian produksi budidaya rumput laut dipicu oleh mulai membaiknya harga rumput laut di tingkat pembudidaya (rata-rata Rp. 10.000 per kg rumput laut kering), kondisi ini secara langsung mendorong minat masyarakat untuk membudidayakan rumput laut, sehingga berpengaruh nyata terhadap percepatan pengembangan kawasan dan aktivitas budidaya rumput laut di berbagai daerah. Disamping itu, upaya Pemerintah dalam mendorong pengembangan budidaya laut pada sentra-sentra produksi melalui demfarm budidaya laut telah secara nyata mampu mendorong realisasi capaian produksi budidaya laut pada komoditas fin fish (kerapu) dan rumput laut. Khusus untuk komoditas kakap belum mampu mencapai target disebabkan aktivitas usaha budidaya masih belum memasyarakat namun

masih terfokus dilakukan oleh para pengusaha/pemilik modal dan ketersediaan benih ikan kakap saat ini masih belum optimal hanya tersentral pada panti benih milik Pemerintah yang kapasitasnya masih terbatas.

Kegiatan yang dilakukan sampai dengan triwulan III untuk mendukung IKU tersebut adalah : (i) Supervisi, pembinaan, monitoring dan evaluasi percontohan BAT; (ii) Identifikasi pembinaan dan monev model pengembangan Ugadi; (iii) Supervisi, pembinaan, monitoring dan evaluasi percontohan budidaya air payau dan laut di kawasan potensial budidaya air payau dan laut; (iv) Monev percontohan dan kawasan budidaya air payau dan laut; (v) Pembinaan, monitoring dan evaluasi budidaya ikan hias; (vi) Forum sertifikasi auditor CBIB;

(vii) Sinkronisasi database SIMSTAT PB Tahun 2013; (viii) Apresiasi budidaya ikan hias; (ix) Pembinaan petugas pengumpul data statistik; dan (x) Supervisi data.

Rencana aksi yang akan dilakukan pada periode selanjutnya adalah : (i) Percontohan budidaya ikan hias; dan (ii) Percontohan Ugadi (iii) Temu lapang (iv) FGD Demfarm (v) Peluncuran Aplikasi Pengolah data secara online (SIMSTAT Online); dan (vi) Pembuatan aquacard.

B. Nilai Produksi Perikanan Budidaya

Perkembangan nilai produksi perikanan budidaya sampai dengan triwulan III menunjukkan trend yang positif, di mana nilai produksi sampai dengan triwulan III mencapai Rp 82.426 miliar,- atau meningkat sebesar 59% dari nilai produksi pada triwulan II sebesar Rp 51.126 miliar,-. Sedangkan jika dilihat dari kinerja capaian nilai produksi terhadap target menunjukkan bahwa capaian nilai produksi perikanan budidaya pada triwulan III mampu mencapai sebesar 93,06% dari target sampai dengan triwulan III sebesar Rp 88.573 miliar sebagaimana pada tabel 12 berikut.

Tabel 12. Capaian IKU 4 “Nilai Produksi Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah)” sampai dengan Triwulan III Tahun 2014

IKU 2010 2011 2012 2013 2014 Keterangan

Nilai Produksi Perikanan Budidaya (miliar rupiah)

Non Kumulatif, dihitung triwulanan.

Capaian sampai dengan triwulan II adalah 51.126,37 dari target tahunan 124.300 (41,13%).

Pada triwulan III terdapat perubahan target tahunan pada bulan Oktober menjadi 121.758.

- Target Tahunan * * * 96.778 124.300

- Realisasi Tahunan 63.418 66.543 75.923 145.292 -

- Persentase - - - 150,13 -

- Target s/d TW I * * * * 25.925,54

- Realisasi s/d TW I ** ** ** ** 22.619,72 Data pada laporan triwulan I

sebesar Rp 27.238,89 miliar karena dihitung berdasarkan data capaian produksi pada laporan triwulan I yang

IKU 2010 2011 2012 2013 2014 Keterangan mencapai 3,44 juta ton.

Namun setelah adanya verifikasi data bahwa data capaian produksi triwulan I sebesar 2,92 juta ton sehingga nilai produksi pada triwulan I menjadi turun menjadi 22.619,72 miliar - Persentase Realisasi s/d TW I

terhadap Target s/d TW I

- - - - 87,25

- Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan

- - - - 18,20

- Target s/d TW II * * * * 57.143,55

- Realisasi s/d TW II ** ** ** ** 51.126,38

- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II

- - - - 89,47

- Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan

- - - - 41,13

- Target s/d TW III (Revisi) * * * * 88.573 Pada triwulan III terdapat

perubahan target tahunan pada bulan Oktober menjadi 121.758 karena adanya

- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III

- - - - 93,06

- Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan

- - - - 67,70

Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran

Adapun target dan capaian nilai produksi perikanan budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2014 menurut jenis komoditas utama adalah seperti pada tabel 13 berikut.

Tabel 13. Target dan Capaian Nilai Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 Menurut Jenis Komoditas utama

No Komoditas

No Komoditas

Dilihat dari realisasi capaian nilai produksi terdapat komoditas yang mampu mencapai target

≥ 100% masing-masing komoditas kerapu (142,37%); rumput laut (140,32%); gurame (132,93%); ikan patin (104,71%); lele (104,12%), dan bandeng (103,61%). Capaian nilai produksi pada komoditas di atas sangat dipengaruhi oleh trend harga (nilai jual) hasil produksi yang semakin baik serta akses pasar yang semakin luas.

Sedangkan realisasi nilai produksi yang mencapai ≤ 100% yaitu masing-masing komoditas mas (98,43%); bandeng (98,27); nila (90,29%); kakap (80,42%); dan udang (74,2%). Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh nilai margin keuntungan pada komoditas tersebut yang cenderung tidak terlalu tinggi di banding komoditas lainnya. Margin keuntungan tersebut sangat dipengaruhi oleh harga/nilai jual yang belum optimal dan tidak diimbangi oleh efesiensi biaya produksi (cost produksi yang masih tinggi). Disamping itu akses pasar yang kurang stabil khususnya ditingkat pembudidaya juga mempengaruhi nilai produksi, hal ini terjadi misalnya pada komoditas patin. Khusus pada komoditas udang, nilai produksi sangat dipengaruhi oleh penurunan harga udang yang terjadi mulai bulan Mei dengan penurunan harga mencapai 30%.

Dalam upaya mendorong peningkatan nilai produksi, maka langkah tindak lanjut yang akan didorong antara lain : (i) meningkatkan efesiensi pemanfaatan pakan melalui penerapan teknologi nutrisi; (ii) membuka akses pasar yang lebih luas melalui pengembangan kemitraan usaha (hulu dengan hilir); (iii) konsistensi penerapan standar dan CBIB dalam proses produksi sebagai upaya meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan.

Kegiatan yang dilakukan hingga Triwulan III untuk mendukung IKU tersebut adalah : (i) Supervisi, pembinaan, monitoring dan evaluasi percontohan BAT; (ii) Identifikasi, pembinaan dan monev model pengembangan Ugadi; (iii) Supervisi, pembinaan, monitoring dan evaluasi percontohan budidaya air payau dan laut di kawasan potensial budidaya air payau dan laut;

(iv) Monev percontohan dan kawasan budidaya air payau dan laut; (v) Pembinaan, monitoring dan evaluasi budidaya ikan hias; (vi) Forum sertifikasi auditor CBIB; (vii) Sinkronisasi database SIMSTAT PB tahun 2013; (viii) Apresiasi budidaya ikan hias; (ix) Pembinaan petugas pengumpul data statistik; (Forum koordinasi statistik perikanan budidaya); dan (xii) Supervisi data.

Rencana aksi yang akan dilakukan pada periode selanjutnya adalah : (i) Konsolidasi budidaya air payau/laut; (ii) Validasi data statistik perikanan budidaya; (iii) Forum pakan nasional; (iv) Temu koordinasi pengelolaan budidaya Arwana Super Red; (v) Forum ikan hias; (vi) Forum budidaya air tawar; (vii) Percontohan budidaya ikan hias; dan (viii) Percontohan Ugadi.

3.3. PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 3 : Meluasnya Kesiapan Masyarakat Untuk